Abstrak
PT Pos Indonesia adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang jasa kurir di
Indonesia. Untuk mencapai keunggulan kompetitif, PT Pos Indonesia tentu tidak dapat
dipisahkan dari efektivitas dan efisiensinya dalam mendistribusikan surat dan paket kepada
pelanggan. Penelitian ini memiliki fokus pada proses distribusi kiriman di PT Pos Indonesia
Regional VI Semarang KP Banjarnegara dimana kebutuhan akan penghematan terhadap proses
distribusi sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan rute distribusi
KP Banjarnegara untuk meminimalkan biaya transportasi. Penelitian ini menggunakan metode
VRP. Dalam penelitian ini, model VRP diperlukan untuk rute distribusi KP Banjarnegara.
Penyelesaian untuk metode ini adalah dengan menggunakan saving matrix, nearest insertion,
nearest neighbor dan mencari pemecahan VRP yang paling efisien di antara metode-metode
tersebut. Berdasarkan perhitungan untuk menyelesaikan VRP, metode saving matrix memiliki
jarak total distribusi sejauh 204.3 km, nearest insertion sejauh 203.9 km, dan nearest neighbor
sejauh 180.6 km dimana rata-rata jarak tempuh proses distribusi pada kondisi saat ini adalah
244.8 km. Hal ini menunjukkan bahwa metode nearest neighbor dianggap lebih efisien dalam
menentukan rute distribusi di KP Banjarnegara. Rekomendasi rute tersebut sebaiknya
dijalankan hanya dengan satu kendaraan dikarenakan memiliki biaya yang paling rendah.
Page | 90
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 09, No.2, November 2019 ISSN: 2086-8561
Belakangan ini seluruh managerial di UPT sehingga wajar bagian PROSAN merupakan
Banjarnegara sedang disibukkan oleh Cost bagian yang paling banyak jumlah
Reduction. Cost reduction sendiri adalah karyawannya. Manajer PROSAN
suatu cara dimana PT Pos Indonesia Banjarnegara memiliki 3 karyawan di sub
melakukan penghematan, sehingga biaya puri, kemudian 18 karyawan di sub bagian
operational dapat ditekan, hal ini dilakukan antaran, dan 2 orang driver.
selayaknya perusahaan lain agar mendapat Proses pendistribusian untuk inbound
keuntungan yang lebih. Biaya operational dilakukan dengan menggunakan mobil Grand
merupakan variabel penyumbang angka HPP Max, saat ini UPT Banjarnegara memiliki 2
terbesar dalam setiap produk. Seluruh mobil Grand Max yang aktif dan 2 driver.
manajer yang menjabat saat ini diminta untuk Mobil ini diperuntukan untuk memenuhi 2
melakukan penghematan atas biaya wilayah pendistribusian yaitu wailayah atas
operasional yang ada di masing- masing dan wilayah barat. Wilayah atas meliputi
bagian. KPC Banjarmangu, KPC karangkobar, KPC
Bagian PROSAN dapat dikatakan merupakan Madukara, KPC Wanayasa, KPC Pejawaran,
jantung dari perusahaan ini karena pada dan KPC Batur dan untuk wilayah barat
bagian ini lah hampir terdapat seluruh meliputi KPC Bawang, KPC Purwonegoro,
kegiatan perusahaan mulai dari collecting, KPC Mandiraja, KPC Wanadadi, KPC Rakit,
processing, transpoting, distibution, dan KPC Kelampok, dan KPC Susukan. Untuk
delivery tak heran uang operasional yang di menempuh semua kpc yang ada jalur barat
dapat dibagian PROSAN pun sangatlah dapat diselesaikan dengan waktu rata 2
besar. Bagian PROSAN memiliki beberapa sampai 2,5 jam dan untuk jalur atas dapat di
sub bagian diantaranya adalah bagian puri tempuh dalam kurun waktu 3, 5 jam sampai
terima dan kirim, antaran, dan distribusi dengan 4 jam.
Page | 91
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 09, No.2, November 2019 ISSN: 2086-8561
Data tahun 2017 mencatat kedua mobil yang telah ditentukan dan berakhir pada
menggunakan anggaran Rp. 65.750.000 depot yang sama. Permasalahan rute ini
untuk BBM, dari bulan Januari 2018 sampai termasuk dalam Vehicle Routing Problem
bulan Mei 2018 telah terpakai uang sebesar (VRP) yaitu permasalahan penentuan rute
Rp. 25.851.200. Dari gambar diatas terlihat kendaraan untuk melayani beberapa
bahwa pemakaian BBM setiap bulannya pelanggan. Bentuk dasar VRP secara umum
selalu berbeda-beda hal ini didasari dari tidak berkaitan dengan masalah penentuan suatu
adanya jalur tetap atas jalur pendistribusian rute kendaraan (Vehicle) yang melayani suatu
yang ada. Seringnya perubahan jalur ini pelanggan yang diasosiasikan dengan node
disebabkan adanya surat dan paket yang dengan demand atau permintaan yang
diantar terlebih dahulu akan tetapi, sering diketahui dan rute yang menghubungkan
juga jalur ini berubah karena permintaan depot dengan pelanggan, dan antar pelanggan
suatu KPC akibat ingin didahulukan dari yang lainnya (Toth & Vigo, 2002).
pada KPC yang lain. Pemakaian BBM
terendah ada pada besaran Rp. 2,34 juta 2. METODE PENELITIAN
untuk satu mobilnya, sedangkan untuk nilai Saving Matrix
tertinggi berada pada nilai Rp. 2,95 juta Disamping dapat memenuhi semua
/bulan. Hal ini harus dipertanyakan pasalnya permintaan dari tiap KPC. Metode ini juga
wilayah jalur pendistribusian selalu tidak akan memberikan solusi rute dengan ongkos
berubah. Hal ini sangat menyita perhatian yang minimum, dikarenakan semakin besar
penulis khususnya, sehingga timbul nilai saving yang didapat dan didahulukan
pertanyaan yang paling mendasar kenapa dalam membuat sebuah rute maka semakin
tidak setiap bulan penggunaan BBM tidak besar pula penghematan yang
selalu stabil. dilakukan.Berikut disajikan algoritma
Permasalahan penentuan jalur distribusi ini penyelesaian (Sarjono, 2014).
banyak terjadi di perusahaan-perusahaan. Metode Clarke and Wright Saving
Permasalahan penentuan rute distribusi ini Algorithm:
sering disebut sebagai Vehicle Routing • Membuat matriks jarak yaitu matriks jarak
Problem. Vehicle Routing Problem (VRP) antara KP Banjarnegara dengan KPC dan
adalah sebuah permasalahan dimana terdapat jarak antara masing- masing KPC.
beberapa rute yang harus dilalui oleh Pengukuran jarak dari titik A ke B dengan
sejumlah kendaraan yang berangkat dari jarak titik B ke A sehingga matriks jarak ini
suatu depot menuju beberapa tempat tujuan termasuk matriks simetris. Bentuk umum
Page | 92
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 09, No.2, November 2019 ISSN: 2086-8561
𝑞𝑖 adalah Permintaan titik ke i dan 𝑞𝑗 adalah dalam matriks penghematan, pada awalnya
Permintaan titik ke j. Nilai-nilai dalam 𝑡𝑖𝑗 tetapkan 𝑡𝑖𝑗 = 2, yang berarti bahwa satu
menentukan apakah kombinasi 𝑃𝑖 dengan 𝑃𝑗 kendaraan dipakai untuk melayani masing-
berada dalam satu rute. Petunjuk ini masing titik. Pada tahap ini proses berulang
mempunyai nilai-nilai berikut jika titik tidak itu digerakkan sampai maing-masing matriks
dihubungkan oleh satu rute kendaraan maka penghematan itu dievaluasi untuk perbaikan
𝑡𝑖𝑗 = 0, jika dua titik dihubungkan pada satu rute lebih lanjut. Prosedur ini adalah untuk
kendaraan maka 𝑡𝑖𝑗 = 1, jika titik dilayani mencari penghematan terbesar dari matriks
ini berdasarkan kondisi yang berikut untuk
tersendiri oleh satu kendaraan maka 𝑡𝑖𝑗 = 2.
setiap set (i, j):
Pemasukan (entries) 𝑡𝑖𝑗 tidak ditunjukkan 1. 𝑡𝑖𝑜 dan 𝑡𝑗𝑜 = 0
Page | 93
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 09, No.2, November 2019 ISSN: 2086-8561
2. 𝑃𝑖 dan 𝑃𝑗 belum dialokasikan pada jalur jarak yang digunakan oleh metode saving
kendaraan yang sama. matrix.
3. Memperbaiki matriks penghematan, Tahap kedua ialah menentukan node
dengan memindahkan kendaraan pertama berdasarkan jarak paling dekat
kendaraan yang dialokasikan pada jalur 𝑞𝑖 dengan depot, misalkan rute 1 memiliki 3
dan 𝑞𝑗 serta menambah sebuah kendaraan node A, B, dan C masing-masing node
untuk menutup jalur 𝑞𝑖 dan 𝑞𝑗 tidaklah berjarak empat kilometer, tiga kilometer, dan
menyebabkan kendaraan-kendaraan yang lima kilometer sehingga terpilihlah node A
tersedia dalam setiap kolom dari matriks sebagai node pertama yang dikunjungi.
penghematan. Tahap ketiga adalah dimana tahap ini
Memilih sebuah jalur dimana 2 rute yang di ulangi sampai semua node sudah
dapat dikombinasikan menjadi satu rute dikunjungi dan mejadi sebuah rute. Pada
tunggal. Sebuah nilai dari 𝑡𝑖𝑗 = 1 tahap ini menggunakan node sebelumnya
menjadi acuan perhitungan (Utomo, Sa, &
ditempatkan dalam jalur itu, dan semua nilai
Alam, 2018).
𝑡𝑖𝑗 ke bawah kolom dimana i = j, adalah
selalu sama dengan 2. Apabila 𝑡𝑖𝑗 = 0, Nearest Neighbor
pasanglah 𝑞𝑗 = 0 dan buatlah 𝑞𝑗 sama Nearest neighbor menggunakan
dengan total jalur pada rute itu untuk semua j matriks jarak sebagai acuan sama seperti
yang lain. metode yg lain. Pada tahap awal node
terdekat menjadi node pertama yang
Nearest Insertion dikunjungi. Kemudian node berikutnya
Merupakan metode yang digunakan dipilih node terdekat dari node terpilih dilihat
untuk menyelesaikan masalah rute. Tidak dari matriks jarak (Elkan, 2014).
jauh berbeda pada tahap awal metode ini
menggunakan matriks jarak sebagai dasar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
perhitungan, matriks jarak ini seperti matriks Berdasarkan perhitungan diatas penulis
merangkumnya sebagai berikut :
Waktu tempuh 8 Jam 5,39 Jam 5,24 Jam 4,71 Jam Nearest Neighbor
Jarak 244,8 204,3 203,9 180,6 Nearest Neighbor
Biaya BBM / tahun 65,750,000 45,198,589 45,110,095 39,955,287 Nearest Neighbor
Total Pemakaian
Metode Km/ L Harga /L Biaya Bbm/ Hr
Jarak Bbm / Hr
Page | 94
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 09, No.2, November 2019 ISSN: 2086-8561
Total Pemakaian
Metode Km/ L Harga /L Biaya Bbm/ Hr
Jarak Bbm / Hr
Penghematan dari keadaan awal saving tempuhnya atau angka yang ada di trip meter
matrix mampu menghemat 31,26 %, nearest dapat mempertahankan harga jual yang
insertion sebesar 31,39%, dan nearest tinggi, akan tetapi makin tinggi angka yang
neighbor sebesar 39,32 %.Ketiga cara tertera pada trip meter maka harga mobilpun
penentuan node telah melebihi dari target dapat berkurang. Mobil yang awalnya
penghematan sebesar 10% dengan rangking dipakai untuk proses pendistribusian dapat
penghematan terbesar dari nearest neighbor, digunakan untuk kegiatan marketing atau pos
kedua yaitu nearest insertion, dan saving keliling, yang diharapkan dengan adanya
matrix. bantuan armada maka dapat menaikan
Dilihat dari segi perawatan mobil pendapatan bagi Kantor Pos Banjarnegara.
sendiri tidak ada yang berubah hal ini di Disisi HR perusahaan mampu
karenakan oli, service, ban, dan perawatan meningkatkan angka produktifitas driver,
untuk mesin seperti suku cadang lain yang teapi Kantor Pos Banjarnegara harus
banyak dipengaruhi oleh jarak tempuh. Akan mempersiapkan cadangan driver hal ini harus
tetapi ada satu hal yang kurang dilakukan guna mengatisipasi keadaan yang
menguntungkan dari segi harga jual mobil, mendesak. Dapat menekan angka gaji
karena harga mobil secondpun biasanya pegawai sebesar Rp. 1,5 juta / bulan atau
dilihat dari segi jarak yang telah di tempuh dapat menerima pegawai untuk bagian yang
oleh mobil tersebut. Makin rendah jarak lain yang masih membutuhkan SDA.
rute diselesaikan satu persatu. Tidak kedua rute dapat dilakukan secara
dapat dilakukan secara bersama. bersama, sehingga proses
4 Skema distribusi
Sehingga memerlukan waktu lebih pendistribusian dapat dilakukan
lama dari pada kondisi awal. dengan cepat
Page | 95
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 09, No.2, November 2019 ISSN: 2086-8561
Kondisi
No Kategori
Satu Kendaraan (Rekomendasi) Dua Kendaraan (Kondisi Awal)
Page | 96
http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index