Anda di halaman 1dari 8

PROJECT

Dosen Pengampu : Dr. KMS. Muhammad Amin Fauzi, M.Pd

Disusun Oleh:

KELOMPOK : 5 (LIMA)

KELAS : MATEMATIKA DIK B 2018

MATA KULIAH : GEOMETRI EUCLID DAN NON EUCLID

NAMA KELOMPOK :

 AYU WANDIRA NASUTION (4182111004)


 MERLIN RISMA LINDA (4192111006)
 M. YUSRIL RAMADHAN LUBIS (4183111082)
 NURUL FAIZAH NASUTION (4182111012)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan kasihNya serta kesehatan kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas “Project” ini. Terimakasih juga kepada dosen pengampu yang telah
membimbing dalam pembuatan tugas Project ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah yaitu “Geometri Euclid Dan Non Euclid”.

Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
kami masih terbatas. Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Semoga tugas Project ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatiannya kami mengucapkan
terimakasih.

Medan, 29 maret 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kualitas sumber daya manusia suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan
bangsa tersebut. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan
wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
dunia pendidikan, terutama pendidikan di sekolah, matematika merupakan salah satu
mata pelajaran yang sangat penting karena matematika merupakan ilmu yang dapat
melatih untuk berpikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Matematika juga memiliki
struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan
peserta didik terampil berpikir rasional. Mengingat hal tersebut, penting untuk
mempelajari matematika tidak hanya sekedar mengetahui tetapi juga berusaha untuk
memahami dan bisa mengaplikasikannya dalam persoalan yang lain.
Berdasarkan hasil tes dan survey yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2015, hasil
untuk matematika siswa Indonesia masih tergolong rendah yaitu pada peringkat 63 dari
69 negara yang di evaluasi. Siswa-siswa Indonesia masih rendah dalam penguasaan
materi dan kesulitan dalam menjawab soal yang membutuhkan penalaran.Kemampuan
untuk memahami materi matematika dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
sehari-haritersebut disebut sebagai kemampuan literasi matematika.Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa literasi matematika siswa di Indonesia berdasarkan studi
internasional masih belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung
belajar menghafalkan rumus tanpa memahami konsepnya. Sehingga saat diberikan
soalsoal yang bervariasi meskipun dengan konsep matematika yang sama siswa
cenderung bingung dan menganggap soal tersebut sulit. Menurut OECD (2014)
kemampuan literasi matematika merupakan kemampuan seseorang untuk merumuskan,
menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan
melakukan penalaran secara matematis danmenggunakan konsep, prosedur, dan fakta
untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan fenomena/kejadian.Siswa
dituntut untuk dapat memanfaatkan pengetahuannya secara optimal agar lebih cerdas dan
kritis dalam menerima dan mengolah informasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
diangkat hanya satu yaitu Kemampuan pemecahan masalah pada soal HOTS dengan
baik.

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari latar belakang masalah yaitu untuk menganalisis kemampuan
pemecahan masalah pada soal HOTS.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Diketahui volume sebuah kubus A adalah 729 cm 3. Jika panjang rusuk kubus B adalah
sepertiga dari panjang rusuk kubus A, berapakah volume kubus B?
2. Sebuah Balok memiliki panjang 200 cm, lebar 100 cm, dan lebar 150 cm. jika setiap
sisinya memiliki ketebalan 10 cm. berapakah volume peti tersebut yang bisa diisi?
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2√ 2 cm. Jika titik P ditengah –
tengah AB dan titik Q ditengah tengah BC, maka jarak titik H dengan garis PQ

JAWABAN

1. Yang pertama tentukan rusuk kubus A


Volume A = rusuk A3
729 cm3 = rA3
rA = √3 729
rA = 9 cm

Yang kedua, tentukan rusuk kubus B


1
rB = rA
3
1
rB = x 9 cm
3
rB = 3 cm

yang ketiga, hitung volume kubus B


rB3 = Volume B
3
(3 cm) = Volume B
Volume B = 27 cm3

Jadi volume kubus adalah 27 cm3

2. Ukuran yang bisa diisi adalah ukuran balik dikurangi ketebalan pada 6 sisi, yaitu
2 Sisi pada panjang = 10 cm kanan dan 10 cm kiri
2 sisi pada lebar = 10 cm depan dan 10 cm belakang
2 sisi pada tinggi = 10 cm atas dan 10 cm bawah
Sehingga:

Panjang = 200 cm – (2 x 10 cm) = 200 cm – 20 cm = 180 cm


Lebar = 100 cm – (2 x 10 cm) = 100 cm – 20 cm = 80 cm
Tinggi = 150 cm – (2 x 10 cm) = 150 cm – 20 cm = 130 cm

Maka volume yang bisa diisi adalah


Volume = panjang x lebar x tinggi
Volume = 180 cm x 80 cm x 130 cm
Volume = 1872000 cm3

Jadi Volume balok yang bisa diisi adalah 1872000 cm3

3. Jika kubus digambarkan, dimana t adalah jarak titik H ke garis PQ

Panjang rusuk (r) = 2√ 2 cm


Panjang AP = PB = √ 2 cm
Panjang BQ = QC = √ 2 cm

Menentukan panjang HP dan HQ

HP=√ H A 2+ AP 2= √ ¿ ¿
HP = HQ = 3 √ 2 cm

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Soal-soal tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan soal-soal yang
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dengan mengerjakan soal-soal
HOTS maka kita akan mencapai level-level pada kemampuan literasi matematika,
dari level yang terendah yaitu mengidentifikasi informasi, kemudian menafsirkan atau
memilah informasi, menerapkan suatu prosedur atau cara untuk menyelesaikan
masalah, menghubungkan antara beberapa konsep yang saling berkaitan,
menggunakan pemikiran dan penalaran untuk memecahkan suatu persoalan yang
kompleks dan sampai pada level terakhir yaitu menggeneralisasikan beberapa
informasi dan menyusun strategi baru untuk memecahkan persoalan. Dapat
disimpulkan bahwa soal-soal tipe HOTS yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi
dapat melatih siswa berpikir dalam level analisis, evaluasi, dan mengkreasi sehingga
soal-soal tersebut harus semakin dikembangkan agar dapat mendukung peningkatan
kemampuan literasi matematika.

B. SARAN

Bagi kita mahasiswa hendaknya kita mampu mengerjakan, megajarkan dan hingga
mampu membuat soal-soal HOTS sehingga di kemudian hari kita bisa membangun
pola pikir yang kritis dan inovatif. Lalu untuk siswa agar lebih berlatih lagi dalam
mengerjakan soal-soal HOTS sehingga terbiasa dan terlatih.

DAFTAR PUSTAKA
Putri, V. N.A. 2019. Analisis High Order Thinking Skill Calon Guru Pada
Permasalahan Turunan dan Penerapannya. Skripsi. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai