Makalah Calon Sekda
Makalah Calon Sekda
Oleh :
Drs. Mohamad Hidayat, MSi.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sesuai dengan Pengumuman Panitia Seleksi Pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Secara Terbuka Provinsi Sulawesi
Tengah Nomor 04//PANSEL/V/2017, tanggal 5 Mei 2017, salah satu
persyaratan untuk mengikuti seleksi terbuka tersebut adalah
penulisan makalah. Menurut hemat penulis, penulisan makalah
tersebut adalah sebagai salah satu parameter untuk mengukur
kesiapan serta arah kebijakan yang akan dijalankan oleh para calon
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam membantu
tugas-tugas Gubernur Sulawesi Tengah apabila nantinya terpilih
sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah secara
defininif.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut, penulis sebagai salah
satu peserta seleksi terbuka mencoba menyusun makalah yang
berkaitan dengan peran Sekretaris Daerah dalam mendukung
percepatan perwujudan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tengah. Isu ini sangat krusial dan substansial mengingat bahwa
Sekretaris Daerah merupakan pejabat karier tertinggi di daerah yang
menjadi koordinator dan penggerak bagi seluruh Organisasi
Perangkat Daerah.
Mengapa kata peran dan bukan kewenangan yang sengaja
ditonjolkan, karena menurut hemat penulis bahwa “kewenangan”
sudah secara otomatis melekat pada setiap jabatan, sedangkan
2. Tujuan
Bahwa selain sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti
Seleksi Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Sekretaris
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Secara Terbuka, tulisan ini juga
bertujuan sebagai berikut :
a. Memberikan gambaran tentang peran strategis Sekretaris
Daerah dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang profesional menuju Sulawesi Tengah yang maju, mandiri &
berdaya saing, baik yang berkaitan dengan reformasi birokrasi
yakni : pembentukan tim asistensi reformasi birokrasi, penataan
B. MASALAH
Sejak terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, kedudukan seorang Sekretaris Daerah
Provinsi semakin strategis baik ditinjau dari sisi kewenangan maupun
tugas pokok dan fungsinya. Dengan menelaah kedua Undang-Undang
tersebut, tidak terbantahkan lagi bahwa Sekretaris Daerah Provinsi
bukan lagi hanya terbatas sebagai pembantu Gubernur yang hanya
menunggu perintah untuk menjalankan tugas.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Sekretaris Daerah
diposisikan sebagai Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi
manajemen Aparatur Sipil Negara berdasarkan sistem merit. Presiden
dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan manajemen Aparatur
Sipil Negara kepada Sekretaris Darah sebagaimana diatur dalam Pasal
54 ayat (1). Dengan kedudukan sebagai Pejabat yang Berwenang,
Sekretaris Daerah mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Aparatur Sipil
Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara itu, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014, kedudukan Gubernur dikuatkan dengan mengalihkan
sejumlah kewenangan sektoral dari kabupaten/kota ke provinsi.
Beralihnya “titik tekan” otonomi daerah dari kabupaten/kota ke provinsi
secara otomatis akan menjadikan kedudukan Sekretaris Daerah Provinsi
2. Penataan Kepegawaian
Penataan kepegawaian dilakukan melalui kebijakan
penataan jumlah dan distribusi PNS. Kebijakan penataan
kepegawaian harus dilakukan secara terencana karena salah
satu implikasinya adalah adanya PNS yang dinyatakan tidak
layak lagi untuk dipertahankan statusnya sebagai PNS karena
kualifikasi, kompetensi dan kinerjanya tidak memungkinkan.
Rencana aksi dari kebijakan ini diawali dengan
penyusunan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja
4. Profesionalisasi PNS
Kebijakan ini dapat ditempuh dengan rencana aksi berupa
(1) penetapan standar kompetensi jabatan yang memuat syarat-
syarat jabatan yang dapat diduduki oleh pemangku jabatan, (2)
Mutasi dan rotasi sesuai kompetensi secara periodik, (3)
penerapan e-SKP dan e-kinerja bagi seluruh PNS, dan (4)
penguatan jabatan fungsional.
Keempat rencana aksi ini harus segera diimplementasikan
karena merupakan tuntutan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
3. Belum
Terakreditasinya Pengembangan Survey
Standar Pelayanan Kepuasan Masyarakat
Publik pada setiap Pengembangan Sistem
OPD Pengelolaan Pengaduan
Akreditasi Standar Pelayanan
OPD
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran
seorang Sekretaris Daerah Provinsi sangatlah vital dalam membantu
Gubernur mewujudkan visi dan misinya. Sekretaris Daerah selain
sebagai penggerak dan pendorong jalannya pemerintahan dan
pembangunan di daerah juga harus mampu berperan sebagai
seorang koordinator, regulator, fasilitator, evaluator dan inspirator
sekaligus motivator bagi seluruh jajarannya.
Di tengah bergulirnya reformasi birokrasi serta perubahan
perundang-undangan yang mengatur Pemerintahan Daerah dan
2. Saran
- Membentuk Tim Asistensi Reformasi Birokrasi dengan melibatkan
unsur Perguruan Tinggi untuk mengawal jalannya reformasi
birokrasi di Provinsi Sulawesi Tengah;
- Melaksanakan penataan kepegawaian dengan memetakan
potensi PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah;
- Melaksanakan promosi terbuka untuk seluruh jenjang jabatan;
- Pengangkatan Jabatan Fungsional Perencana untuk ditempatkan
pada unit-unit perencanaan;
- Mengoptimalkan fungsi-fungsi perencanaan dan pengawasan;
- Membentuk Unit Layanan Pengaduan Masyarakat yang
merupakan wujud akuntabilitas dan transparansi pemerintah