Anda di halaman 1dari 9

ACC

21/04/2021
LAPORAN
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
MODUL I : KONFIGURASI FIBER TO THE HOME (FTTH)
DAN TEKNOLOGI SERAT OPTIK

DISUSUN OLEH :
Gusti Surya Mahardika
18101192
Tanggal Praktikum : 16 April 2021
Asisten Praktikum :
1. Elvara Putri F (18101189)
2. Suci Ramadhani (19201015)
Dosen Praktikum : Fauza Khair, S.T.,M.Eng.

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN
ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128
PURWOKERTO 2021
Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

MODUL I
KONFIGURASI FIBER TO THE HOME (FTTH) DAN
TEKNOLOGI SERAT OPTIK

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui Pengenalan sistem SKSO
2. Mampu mengetahui arsitektur dan topologi FTTX dan FTTH
3. Mampu Mengetahui apa saja elemen dan Network FTTH
4. Mampu menghitung struktur dan warna serat optik

II. DASAR TEORI


Fiber optik merupakan media transmisi atau pandu
gelombang cahaya yang berbentuk silinder, yang dikembangkan di
akhir tahun 1960-an sebagai jawaban atas perkembangan sistem
komunikasi yang semakin lama membutuhkan bandwidth yang
besar dengan laju transmisi yang tinggi. Fiber optik terbuat dari
bahan dielektrik berbentuk seperti kaca. Di dalam fiber inilah energi
cahaya yang dibangkitkan oleh sumber cahaya disalurkan sehingga
dapat diterima di ujung unit penerima (receiver) [1]. Fiber optik
(FO) adalah kabel berbahan serat optik yang menggunakan cahaya
sebagai media transmisinya untuk mengirim data. FO terkenal akan
kecepatannya dalam mentransmisikan Data, selain itu FO memiliki
bandwidth yang besar dan redaman yang kecil. Untuk struktur kabel
FO pada umumnya terdiri dari bagian paling luar adalah jaket
pelindung (coating), kelongsong (cladding/tube), dan inti (core) di
bagian dalam.
A. Jenis-Jenis Kabel FO
a. Single Mode
Kabel ini memiliki core yang lebih kecil dan multi mode
sekitar 9 micron menggunakan wavelength 1300 atau 1550 nm.
Disebut single mode karena penggunaan kabel FO ini hanya

IT Telkom Purwokerto 1 18101192 – Gusti Surya Mahardika


memungkinkan terjadinya satu modus cahaya saja yang dapat
tersebar melalui inti pada suatu waktu.
b. Multi Mode
Kabel ini memiliki core sekitar 50 sampai 100 micron,
menggunakan wavelength 850 atau 1300 nm. Disebut multi
mode karena FO jenis ini memungkinkan ratusan modus
cahaya tersebar melalui serat secara bersamaan.

Gambar 2.1 Multimode dan Single-mode [2].

c. Fiber To The Home (FTTH)


Fiber To The Home (FTTH) merupakan suatu arsitektur
JARLOKAF yang memungkinkan penarikan kabel optik
sangat dekat dengan pelanggan. Perkembangan teknologi ini
mulai terjadi ketika keinginan masyarakat akan layanan akses
yang berkualitas. Peningkatan akan layanan Triple Play
menjadi pemicu utama teknologi ini semakin berkembang.
Jarak maksimum antara sentral dengan pelanggan berkisar 20
km. Arstektur ini menggunakan panjang gelombang 1490 nm
untuk downstream dan sinyal optik dengan panjang gelombang
1310 nm untuk upstream digunakan untuk mengirim data dan
suara. Perkembangan FTTH yang begitu pesat dikarenakan
FTTH memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
a. Menyediakan range yang lebar untuk layanan hiburan
b. Menawarkan layanan suara, video, dan data [3].
III. HASIL DATA
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Warna
NO Core Warna Tube Warna Core
1. 45 4 (Coklat) 9 (Kuning)
2. 53 5 (Abu-abu) 5 (abu-abu)
3. 67 6 (Putih) 7 (Merah)
4. 79 7 (Merah) 7 (Merah)
5. 108 9 (Kuning) 0 (Toska)
6. 70 6 (Putih) 10 (Ungu)
7. 92+13=105 9 (Kuning) 9 (Kuning)
8. 92+16=108 9 (Kuning) 0 (Toska)
9. 92+21=113 10 (Ungu) 5 (Abu-abu)
10. 92+29=121 11 (Ping) 1 (Biru)

Perhitungan :

1. 45/4T = 12 core/tube
12
√45 = 3 sisa 9
3+1 = 4 (tube ke 4 = coklat) , (core ke 9 = kuning)
2. 53/6T = 12 core/tube
12
√53 = 4 sisa 5
4+1 = 5 (tube ke 5 = abu-abu), (core ke 5 = abu-abu)
3. 67/6T = 12 core/tube
√67 = 5 sisa 7
12

5+1 = 6 (tube ke 6 = putih), (core ke 7 = merah)


4. 79/8T = 12 core/tube
12
√79 = 6 sisa 7
6+1 = 7 (tube ke 7 = merah), (core ke 7 = merah)
5. 108/12T = 12 core/tube
12
√108 = 9 sisa 0
(tube ke 9 = kuning), (core ke 0 = toska)
6. 70/6T = 12 core/tube
12
√70 = 5 sisa 10
5+1 = 6 (tube ke 6 = putih), (core ke 10 = ungu)
7. 105/12T = 12 core/tube
12
√105 = 8 sisa 9
8+1 = 9 (tube ke 9 = kuning), (core ke 9 = kuning)
8. 108/12T = 12 core/tube
12
√108 = 9 sisa 0
(tube ke 9 = kuning), (core ke 0 = toska)
9. 113/12T = 12 core/tube

12
√113 = 9 sisa 5
9+1 = 10 (tube ke 10 = ungu), ( core ke 5 = abu-abu)
10. 121/12T = 12 core/tube
12
√121 = 10 sisa 1
10+1 = 11 (tube ke 11 = ping), (core ke 1 = biru)
IV. ANALISA
Pada praktikum modul satu kali ini tentang Konfigurasi Fiber To
The Home (FTTH) Dan Teknologi Serat Optik. Praktikan mempelajari
materi dasar tentang Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) serta
membahas tentang terdapat perbedaan antara kabel fiber optik dan kabel
tembaga, yaitu pada kabel fiber optik memiliki kapasitas bandwidth yang
sangat besar,akan tetapi berbeda dengan kabel tembaga yang memiliki
kapasitas cenderung kecil. Kabel fiber optik cenderung memiliki koneksi
yang lebih stabil dibandingkan dengen kabel tembaga, karena pada kabel
fiber optik tidak mudah terpengaruh oleh gelombang ataupun dalam
kondisi cuaca berbeda dengan kabel tembaga sangat mudah terpengaruh.
Akibatnya koneksi akan mengalami gangguan. Sumber optik yang
berfungsi sebagai pengubah besaran sinyal listrik menjadi sinyal cahaya.
Kondisi saat pengiriman dan penerimaan sinyal berupa cahaya, panjang
cahaya yang dapat digunakan adalah 850nm, 1310nm, dan 1550nm.

Pengiriman dan penerima sinyal cahaya menggunakann teknologi


konfigurasi dasar Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) terdiri dari
tahap sumber optik (light source), media transmisi (fiber optic), detektor
(photo detector), dan repeater. Prosesnya yaitu, sinyal cahaya dirikimkan
dari sumber optik (light source) yang memiliki panjang cahaya 850nm,
1310nm, dan 1550nm. Selanjutnya detektor(Photo detector) akan
menerima sinyal cahaya yang dikirimkan oleh media transmisi lalu akan
ditangkap oleh sinyal intensitas. Detektor akan mentransformasikan sinyal
intensitas cahaya ke besaran listrik dan besaran listrik tadi akan dikuatkan
oleh repeater.

Pada serat optik ada tiga jenis pengiriman cahaya berdasarkan


mode step inde multi mode dimana pengiriman cahaya digunakan untuk
jarak pendek karena memiliki core yang sangat besar dan mudah terjadi
dispersi penyebaran pulsa). Kedua, grand index multi mode dimana
pengiriman cahaya akan merambat karena difraksi pada core (pengiriman
cahaya sejajar dengan serat optik), dimana pada core dan indeks bias akan
berangsur-angsur turun sampai ke batas core hingga cladding dan
memiliki
dispersi sangat sedikit (minimum). Ketiga, step index mode dimana
pengiriman cahaya akan merambat sejajar dengan sumbu serat optik,
sangat cocok digunakan untuk jarak jauh karena bisa digunakan sebagai
transmisi data dengan bit rate tinggi.

Konfigurasi FTTH merupakan jaringan yang dapat mendukung


perkembangan komunikasi dan jaringan di masa mendatanag karena
sudah mendukung layanan video, suara dan data. Konfigurasi FTTH
terbagi menjadi empat segment yaitu segment A, segment B, segment C,
segment
D. Jadi, pada konfigurasinya optical line bekerja sebagai antarmuka
sentral dengan jaringan yang dihubungkan ke satu atau lebih jaringan
distribusi optik. Selanjutnya, dari OLT akan dihubungkan ke optical
distribution frame (ODF). Jadi ODF akan menterminasi awal kabel serat
optik dan untuk menghubungkan OLT dengan ODF maka digunakan
patchcord. FTTH biasanya terletak di rumah pelanggan artinya di rumah
pelanggan terdapat perangkat roset, path cord, ONT/ONU. Jaringan
internet yang digunakan disini, akan dikirimkan mulai dari sentral (pusat)
berupa cahaya yang dikirim melalui berbagai pengiriman (Daerah Akses
Fiber).

Pada konfigurasi FTTH ini dalam fiber optik terdapat 12 kode warna
yang mulai dari biru, orange, cokelat, abu-abu, putih, merah, kuning,
ungu, pink, dan juga toska. Pemberian kode warna tube dan warna core
digunakan agar mudah dalam melakukan identifikasi apabila terjadi
problem atau masalah. Praktikan disarankan memahami warna-warna
tersebut guna mempermudah dalam mempelajari modul terutama dalam
serat optic, di dalam modul satu ini juga praktikan diharuskan mencoba
untuk mencari tube dan core dengan perhitungan manual dan ditentukan
berdasarkan warna-warna tadi. Butuh ketelitian untuk menghitung tube
dan core tersebut karena ada salah satu peraturan seperti bila hasil
pengurangan dari nilai yang dikalikan 12 menghasilkan 0 maka core akan
bernilai otomatis 12 yaitu tosca, ini membuat praaktikan harus
mengingat-ngingat hal tersebut karena salah membagi atau salah dalam
penulisan angka akan mempengaruhi hasil dari warna tube dan core
tersebut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Fiber optik memiliki keunggulan lebih banyak dibanding kabel
tembaga tetapi dalam segi harga dan instalasi tembaga lebih
murah.
2. Setiap angka yang dihasilkan dari perhitungan manual untuk
mencari tube dan core memiliki warna yang berbeda.
3. Pengiriman cahaya dari sentral ke pelanggan mengalami gain dan
loss, akibat gain dan loss saat pengiriman cahaya yang sudah
diubah ke sumber listrik dakan dikuatkan oleh repeater.
B. SARAN
1. Praktikan disarankan mencoba menghitung pencarian core secara
mandiri agar cepat mengerti.
2. Praktikan di harapkan aktif bertanya bila ada yang kurang dipahami.
3. Memahami video praktikum akan membantu membuat analisis
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonymous, “BAB II KAJIAN PUSTAKA,”


[Online].Available:http://eprints.uny.ac.id/29181/3/BAB%20II.pdf.
[Diakses 13 April 2021].
[2] D. A. Irfan Hanif, “Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik
Akses Dengan Kabel Fiber Optik Backbone Pada Indosat Area
Jabodetabek,” Konsentrasi Teknik Komputer dan Jaringan Teknik
Informatika dan Komputer , vol. III, no. 2, pp. 12-13, 2017.
[3] D. A. C. K. F. Fahmi Pahlawan, “Perancangan Jaringan Akses Fiber
To The
Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical
Network (GPON): Studi Kasus Perumahan Graha Permai Ciputat,”
Seminar Nasional TEKNOKA, vol. II, p. 48, 2017.

Anda mungkin juga menyukai