Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA


(TERM OF REFERENCE)

MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


RUMAH SUSUN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

KONTRAKTUAL

Tahun Anggaran 2021

SATUAN KERJA PENYEDIAAN PERUMAHAN


PROVINSI ACEH
KERANGKA ACUAN KERJA
MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN

RUMAH SUSUN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan
Program : Penyediaan Perumahan
Hasil : Tersusunnya Dokumen Pelaporan Manajemen
Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Universitas
Teuku Umar
Unit Eselon II/Satker : Direktorat Rumah Susun /
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Aceh
Kegiatan : Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun
Universitas Teuku Umar
Indikator Kinerja Kegiatan : Terbangunnya Rumah Susun Tahun Anggaran 2021

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Tersusunnya Dokumen Pelaporan Manajemen


Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Universitas
Teuku Umar sebanyak 1 Dokumen
Volume : 1 (Satu) Tower, 43 Unit

A. PENDAHULUAN
I. Dasar Hukum
1. UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
4. UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
5. UU No.02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
6. PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
7. PP No.36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung;
8. PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
9. PP No. 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
10. PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan kawasan
Permukiman;
11. PP No. 79 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
12. PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan kawasan Permukiman;
13. PP No. 54 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
14. Perpres No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
15. Perpres No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
16. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
17. Permen PU No. 60/PRT/M/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun;
18. Permen PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
19. Permen PU No. 33/PRT/M/2006 tentang Sistem Pengendalian dan Manajemen
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Konsultansi;
20. Permen PU No. 34/PRT/M/2006 tentang Sistem Pengendalian dan Manajemen
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Konstruksi;
21. Permen PU No. 14/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan;
22. Permen PU No. 14/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan
Gedung;
23. Permen PU No. 14/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Pemeriksaan Dalam Rangka
Pengawasan Fungsional Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;
24. Permen PU No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
25. Permen PU No. 6/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Dan
Pelaksanaan Pemeriksaan Konstruksi Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;
26. Permen PU No. 4/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen
Pekerjaan Umum;
27. Permen PU No. 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian
Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
28. Permen PU No. 5/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
29. Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
30. Permen PUPR No. 5/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
31. Permen PUPR No. 6/PRT/M/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung;
32. Perlem LKPP No. 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
33. Perlem LKPP No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Melalui Penyedia;
34. Perlem LKPP No. 17 Tahun 2018 tentang Sanksi Daftar Hitam dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
35. Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
36. Kepmen PUPR No. 897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
37. SE Menteri PUPR No. 10/SE/M/2018, tentang Pemberlakuan Standar Dokumen Pemilihan
Pengadaan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Lelang Dini di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Untuk Tahun Anggaran 2019;
38. SE Menteri PUPR No. 21/SE/M/2019, tentang Standar Susunan Tenaga Ahli untuk
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia Jasa.
39. SE Menteri PUPR No. 22/SE/M/2020, tentang Persyaratan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi.
40. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
II. Standar Nasional Indonesia
SNI yang berlaku:
1. SNI 19-3983-1995, tentang Spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan sedang di
indonesia (revisi 2017 sedang proses di BSN);
2. SNI 03-1735-2000 tentang Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan Gedung;
3. SNI 03-1736-2000 tentang Tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan Gedung;
4. SNI 03-6462-2000 tentang Tata cara pemasangan damper kebakaran;
5. SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengelolaan teknik sampah
perkotaan (revisi 2017 sedang proses di BSN);
6. SNI 3242:2008 Pengelolaan sampah di permukiman;
7. SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non
Gedung;
8. SNI 1727:2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain;
9. SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung;
10. SNI 7973:2013 Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu;
11. SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural;
12. SNI 8153: 2015 Perencanaan Dasar Plumbing dalam Bangunan Gedung
13. SNI 2398:2017, tangki septik dan pengolahan lanjutan;
14. SNI 8455:2017, pengolahan air limbah sistem ABR;
15. SNI tentang Tata cara perencanaan sarana jalan keluar (NFPA 101);
16. SNI tentang pengendalian asap kebakaran (NFPA 92A);
17. SNI tentang manajemen asap kebakaran (NFPA 92B);
18. SNI Deteksi dan Alarm (NFPA 72);
19. SNI Springkler;
20. SNI Pipa Tegak dan Selang Kebakaran;
21. SNI Pompa Kebakaran.

III. Latar belakang


Pembangunan Rumah Susun di daerah perkotaan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi
backlog perumahan sebesar 11,4 juta unit rumah sudah menjadi kepentingan nasional yang
mendesak, mengingat bahwa di sebagian besar daerah perkotaan arus urbanisasi sangat deras dan
tidak dapat dibendung lagi. Arus urbanisasi yang tidak dikendalikan dan dikelola dengan baik akan
menghasilkan kawasan-kawasan kumuh di perkotaan seperti berdirinya rumah- rumah liar di
bantaran sungai atau bawah jembatan, yang tentunya akan menghasilkan suatu kondisi lingkungan
yang tidak sehat dan tercemar yang berdampak kepada potret kota yang kumuh. Oleh sebab itu,
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019
mencanangkan penyediaan rumah susun tidak kurang dari 550.000 unit dalam kurun waktu 5
(lima) tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang layak huni, sehat dan terjangkau bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR), Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat secara reguler mendorong Penyediaan Rumah Susun. Diharapkan dengan
terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal bagi MBR akan mampu untuk meningkatkan kualitas
hidup dan ekonomi mereka yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing
masyarakat di pasar internasional.
Dalam proses pembangunan rumah susun tersebut dibutuhkan Manajemen Konstruksi
Pembangunan Rumah Susun untuk memastikan proses pembangunan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan khususnya dalam aspek biaya, mutu, dan waktu serta didukung
dengan administrasi teknis yang handal. Penyedia jasa manajemen konstruksi adalah perusahaan
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan tugas konsultansi dalam bidang
manajemen konstruksi. Penyedia jasa manajemen konstruksi dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

B. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1. Maksud
Maksud dari Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun adalah untuk
menyediakan jasa manajemen konstruksi terhadap pembangunan rumah susun Tahun Anggaran
2021.

2. Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun adalah untuk
mengawasi dan mengendalikan pembangunan rumah susun Tahun Anggaran 2021 agar dibangun
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, khususnya dalam aspek waktu, biaya, mutu,
pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi.

3. Sasaran
Sasaran dari Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun adalah terbangunnya
Rumah Susun Perguruan Tinggi tipe 24 / 3 Lantai Pendek sebanyak 1 tower (43 Unit Kamar).

C. LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN


Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Universitas Teuku Umar di Kabupaten Aceh
Besar Provinsi Aceh.

D. NAMA DAN ORGANISASI

 Nama Kegiatan :
Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Universitas Teuku Umar
 Organisasi :
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sumatera I
Direktorat Jenderal Perumahan
Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat
 Pejabat Pembuat Komitmen
Nama : FRANDIAN PERDANA, S.T.,M.T
NIP : 19731115 200112 1 001
Jabatan : PPK RUMAH SUSUN DAN RUMAH KHUSUS SATUAN
KERJA PENYEDIAAN PERUMAHAN PROVINSI ACEH
Alamat : Jln. Fatahillah No. 8 Geuceu Iniem Banda Aceh 23239
E. BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI
1. Biaya Manajemen Konstruksi
a) Untuk pelaksanaan Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Universitas
Teuku Umar diperlukan biaya sebesar Rp. 1.083.000.000,- (Satu Milyar Delapan Puluh
Tiga Juta Rupiah) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan yang berlaku yaitu:
1) Besarnya biaya Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan biaya tetap dan pasti;
2) Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan Manajemen
Konstruksi;
b) Pembayaran biaya manajemen konstruksi dilakukan secara bulanan atau tahapan tertentu yang
didasarkan pada prestasi atau kemajuan pelaksanaan konstruksi di lapangan, yang terdiri dari:
1) Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) Sewa kantor;
3) Sewa kenderaan;
4) Sewa peralatan;
5) Komunikasi, listrik dan internet;
6) Materi dan penggandaan laporan;

2. Sumber Biaya
Sumber biaya keseluruhan pekerjaan manajemen konstruksi dibebankan pada DIPA Satuan Kerja
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Aceh, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2021.

F. LINGKUP PEKERJAAN, KRITERIA, PROGRAM KERJA, DAN TANGGUNG JAWAB


1. Lingkup Pekerjaan
a) Tahap Persiapan

- membuat schedule dan jadwal penugasan personel yang disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan konstruksi;

- melakukan mobilisasi personel sesuai dengan jadwal penugasan;

- membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan.


b) Tahap Pelaksanaan Konstruksi

1) mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi, yang meliputi program pencapaian sasaran fisik, penyediaan
dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan
bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance atau Quality Control, dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3);

2) mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program


pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian
sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan
pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan
kerja;

3) melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang


timbul serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;

4) melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi


fisik;
5) melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:

- memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan


dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
- mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
- mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume atau realisasi fisik;
- mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi;
- menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan harian
,laporan mingguan, laporan bulanan dan laporan triwulan pekerjaan manajemen
konstruksi, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian ,laporan
mingguan, laporan bulanan dan laporan triwulan pekerjaan konstruksi fisik yang
dibuat oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi;
- menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi;
- meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi;
- meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built
drawing) sebelum serah terima pekerjaan;
- menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima pekerjaan, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;
- bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan konstruksi menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;
- menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima pekerjaan,
berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima pekerjaan konstruksi, sebagai
kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;
- membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat
Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat.

6) menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi;

7) membantu Pengguna Jasa dalam menyusun kelengkapan dokumen untuk Serah Terima
Aset.
2. Kriteria
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah konsultan manajemen konstruksi harus
memperhatikan persyaratan–persyaratan sebagai berikut:
a) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan manajemen konstruksi harus dilaksanakan secara benar dan tuntas
sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna
Jasa.
b) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan manajemen konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, baik yang
menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang
tinggi sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi.
c) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan dilapangan, dilaksanakan sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
3. Program Kerja
Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program kerja yang meliputi:
a) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci;
b) Alokasi tenaga ahli dan penunjang yang diusulkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
harus mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa;
Setelah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, maka menjadi pedoman penugasan dalam
pelaksanaan tugas pengawasan bagi konsultan Manajemen Konstruksi.

4. Tanggung Jawab
a) Konsultan Manajemen Konstruksi bartanggung jawab secara professional atas jasa
manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik, tata laku profesi
yang berlaku;
b) Secara umum tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi adalah menjaga agar
proyek memiliki kinerja sebagai berikut:
1) Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya anggaran yang
telah di tetapkan;
2) Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia;
3) Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan yang berlaku;
4) Melakukan koordinasi persiapan dengan penyedia terkait Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan meubelair sebelum dilaksanakan kegiatan;
5) Melakukan Pemeriksaan jadwal pabrikasi, pengiriman sampai dengan perakitan;
6) Memonitoring kemajuan Progres Pengadaan Meubelair sampai dengan Serah
Terima Pekerjaan kepada PPK;
7) Team Leader bertanggung jawab penuh mengawasi pekerjaan hingga serah terima
pekerjaan kepada PPK.
c) Penanggung jawab professional manajemen konstruksi adalah tidak hanya konsultan
sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional manajemen
konstruksi yang terlibat.

G. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini, antara lain:
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjan konstruksi yang dilaksanakan oleh Penyedia agar hasil
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ada;
b. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan melakukan
pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan;
c. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu hasil pekerjaannya
sesuai Spesifikasi Teknis;
d. Menjamin bahwa mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dapat
diterima atau ditolak sebagai dasar persetujuan pembayaran pekerjaan yang memenuhi
syarat kontrak;
e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims);
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang
digunakan;
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana;
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terbangun secara bertahap sesuai progress mutual
check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%;
i. Melakukan penjaminan mutu pekerjaan konstruksi Rumah Susun yang dilaksanakan oleh
penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan dapat memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan;
j. Melakukan inspeksi secara berkala terhadap pembangunan Rumah Susun. Inspeksi
informal oleh Konsultan MK dilaksanakan sekurang-kurangnya seminggu dua kali dan
harus dibuat laporan hasil inspeksi informal;
k. Menyiapkan metode monitoring dan pengukuran terhadap keluaran pekerjan konstruksi,
bahwa persyaratan kinerja telah dipenuhi;
l. Menerbitkan laporan ketidaksesuaian apabila diyakini bahwa hasil uji yang dilakukan oleh
penyedia tidak sesuai;
m. Mengevaluasi dokumentasi jaminan mutu dari pengawas pekerjaan yang dilengkapi
dengan Dokumen Penyedia Jasa untuk memastikan bahwa semua pekerja yang telah
selesai memenuhi ketentuan-ketentuan kerja dan semua laporan ketidaksesuaian telah
diselesaikan;
n. Mengawasi tindak lanjut perbaikan pekerjaan yang tidak sesuai;
o. Memberikan rekomendasi terkait potensi konflik terhadap pemahaman kontrak yang dapat
menimbulkan tuntutan klaim;
p. Memberikan rekomendasi tentang tindakan pencegahan dalam upaya meminimalkan
potensi ketidaksesuain mutu pekerjaan dan tindakan korektif yang harus dilakukan;
q. Melaporkan secara berkala kepada PPK terhadap hasil pekerjaan, hasil verifikasi mutu
pekerjaan Pembangunan Rumah Susun.

H. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan Manajemen Konstruksi terhitung 240 (dua ratus empat puluh)
hari kalender sejak terbit SPMK sampai dengan Serah Terima Pekerjaan Fisik T.A. 2021, ditambah
dengan masa pemeliharaan pekerjaan fisik.

I. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Konsultan Manajemen Konstruksi harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi
untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang
bersertifikat dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta
kualifikasinya. Minimal sebagai berikut:

TENAGA AHLI

No TENAGA AHLI JUMLAH KUALIFIKASI

Disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1)


Jurusan Teknik Sipil dengan pengalaman
minimal 8 (Delapan) tahun lulusan perguruan
Tinggi Negeri atau Swasta yang telah disamakan
1 Team Leader 1 org dan pernah memiliki pengalaman sebagai Team
Leader. Team Leader harus mempunyai SKA
Ahli Madya Manajemen Konstruksi.

Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan


Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5
(lima) tahun lulusan perguruan Tinggi Negeri
2 Pengawas Struktur 1 org
atau Swasta yang telah disamakan. Tenaga Ahli
Struktur harus mempunyai SKA Ahli
Muda Teknik Bangunan Gedung.
Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan
Arsitektur dengan pengalaman minimal 5
3 Pengawas Arsitektur 1 org (lima) tahun lulusan perguruan Tinggi
Negeri atau Swasta yang telah disamakan.
Tenaga Ahli Arsitek harus mempunyai
SKA Ahli Muda Arsitek.
Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan
Teknik Elektro dengan pengalaman minimal 5
4 Pengawas Mekanikal 1 org (lima) tahun lulusan perguruan Tinggi Negeri
Elektrikal atau Swasta yang telah disamakan. Tenaga
Ahli Mekanikal harus mempunyai SKA Ahli
Muda Teknik Mekanikal.

Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan


Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3
5 Ahli Quantity Engineer 1 org (tiga) tahun lulusan perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta yang telah disamakan. Harus
mempunyai SKA Ahli Muda Manajemen
Konstruksi.

Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan


Teknik dengan pengalaman minimal 3 (tiga)
6 Ahli K3 Konstruksi 1 org tahun lulusan perguruan Tinggi Negeri atau
Swasta yang telah disamakan. Harus
mempunyai SKA Ahli Muda K3 Konstruksi.

TENAGA PENDUKUNG

No JUMLAH KUALIFIKASI

Pendidikan minimal Diploma III (D3) lulusan


Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang
1 Operator Komputer 1 org disamakan dengan pengalaman di bidangnya
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

2 Pembantu Kantor 1 org Pendidikan minimal Sekolah Menengah Umum/


Sederajat lulusan Sekolah Negeri atau Swasta.

Apabila diperlukan, pemberi tugas berhak untuk menghadirkan tenaga ahli yang dimaksud di atas
untuk dilakukan verifikasi dan klarifikasi (personil, ijazah asli, NPWP asli, SKA asli, SIPTB asli dan
referensi dari Pemberi Tugas asli). SKA yang diakui adalah SKA yang telah diakreditasi oleh LPJKN.
Masing-masing Tenaga Penunjang Teknis melampirkan foto copy ijazah.
Struktur Organisasi Pengawasan Konstruksi Rumah Susun Sesuai dengan SE Menteri PUPR
No. 21/SE/M/2019 tentang Standar Susunan Tanaga Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi Melalui Penyedia Jasa

Team Leader
( Ahli Manajemen Konstruksi/ Manajemen Proyek / Manajemen Mutu )

Inspector Engineer (IE) Quantity Engineer : Health Safety


Quality Engineer : Environment
-Quantity Engineer ( Ahli Teknik Engineer:
-Inspector Engineer ( Ahli teknik Sipil Sipil/ Arsitektur)
/ Arsitektur -HSE ( Ahli K3
Konstruksi )
-Pengawas Struktur ( Ahli Struktur )
-Pengawas Arsitektur ( Ahli
Arsitektur )
-Pengawas ME ( Ahli ME )

Catatan :
- Kualifikasi pendidikan setiap Tenaga Ahli dalam struktur organisasi sesuai dengan
SE Menteri PUPR No. 21/SE/M/2019 tentang Standar Susunan Tenaga Ahli untuk
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia Jasa;
- Jumlah Tenaga Ahli yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan
dan jumlah anggaran yang tersedia;
- Tugas dan Kewajiban Tenaga Ahli yang tidak dilibatkan di dalam kegiatan
akan menjadi tanggung jawab penuh Team Laeader.
TUGAS DAN KEWAJIBAN :
1. Team Leader :
a. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk setiap pelaksanan
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada
PPK sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-keputusan yang diperlukan, termasuk
untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama
serta rekayasa terperinci lainnya;
b. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang dilaksanakan
serta memberi penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya dituntut
dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
c. Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan pelaksana menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai
macam kegiatan pekerjaan;
d. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan dan material;
e. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai Pelaksana pada
lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui;
f. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan pekerjan terlambat
sebagaimana tercantum pada buku Spesifikasi Umum dan hal itu benar-benar berpengaruh
terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka Supervision
Engineer/Site Manager juga membuat rekomendasi secara tertulis sebagaimana caranya
untuk mengejar keterlambatan tersebut;
g. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai
yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
h. Menjamin bahwa sebelum pelaksanan diizinkan untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya,
maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus
sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
i. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang telah
selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran bulanan Pelaksana;
j. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan PPK
pada setiap lokasi pekerjaan;
k. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as built
drawings) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Serah
Terima Pekerjaan oleh PPK;
l. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa/perhitungan
konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana sebelum pelaksanaan;
m. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan
dalam kontrak, membuat laporan kepada PPK terhadap hasil inspeksi lapangan;
n. Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta
pemenuhan tingkat layanan bangunan terkait dengan usulan pembayaran yang diajukan
pelaksana;
o. Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan fisik dan keuangan
proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada PPK serta intansi lain yang
terkait tepat pada waktunya;
p. Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian ,laporan mingguan,
laporan bulanan dan laporan triwulan bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran,
gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, laporan pemenuhan tingkat layanan
bangunan dan lainnya.
q. Monitoring pelaksanaan kegiatan Pengadaan Meubelair sampai dengan Serah Terima
Pekerjaan kepada PPK.

2. Quality Engineer :
a. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan, material dan peralatan
yang ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan gambar dan spesifikasi;
b. Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan penempatan
peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta memantau alat-alat pengujian sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada sudah siap dioperasikan;
c. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan
oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Supervision
Engineer tentang kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian
yang dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
d. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta menyerahkannya kepada
Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis tentang disetujui atau ditolaknya material
dan hasil pekerjaan yang bersangkutan;
e. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana
tidakkurang dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;
f. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek sehingga sebelum
material tersebut digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi;
g. Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan mengenai semua hasil pengujian
yang diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision Engineer
kepada PPK, Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium serta pengujian dilapangan
berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada;
h. Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan
kriteria penerimaan pekerjaan;
i. Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan pemenuhan mutu pekerjaan;
j. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan
telah memenuhi persyaratan teknis
k. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika ada) dan tindak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
l. Memberikan panduan dilapangan bagi personil pelaksana mengenai metodologi pengujian
mutu bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

3. Quantity Engineer :
a. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan dan volume pekerjaan yang
telah dilaksanakan;
b. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di lapangan., serta
selalu memberikan informasi tentang rincian pekerjaan kepada Supervision Engineer;
c. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
d. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Supervision Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium;
e. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi pekerjaan
konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera kepada Supervision
Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/ sesuai Dokumen Kontrak;
f. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Supervision Engineer
pada hari itu juga;
g. Secara terus-menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil pengukuran,
perhitungan kuantitas dan bukti pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap
pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
h. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi,
keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang
digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian-
kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan
Harian) yang harus diserahkan/ dikirim kepada Supervision Engineer dan PPK setiap hari
setelah selesai kerja;
i. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua pekerjaan harian
(day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan
yang digunakan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut;
j. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan evaluasi hasil pekerjaan
(performa pekerjaan) di lapangan;
k. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
l. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer se bagai bahan masukan yang disampaikan kepada PPK;
m. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan, perhitungan bobot
pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap
Pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak; dan
n. Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan dari
bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya memenuhi syarat.

4. Health Safety Environment (HSE) Engineer :


a. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan kerja.
Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan
terjadinya bahaya tersebut (probability);
b. Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi upaya preventif
dan upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya atau
kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan untuk menanggulangi kecelakaan
yang terjadi di lingkungan kerja;
c. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Dokumentasi
yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini
termasuk merancang prosedur baku dan memelihara barang atau catatan terkait kesehatan dan
keselamatan kerja; dan
d. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis akar
masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.

J. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan kerangka acuan kerja ini
adalah:

1. Koordinasi
Koordinasi Pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan Pembangunan Rumah Susun
Universitas Teuku Umar yang dilaksanakan oleh konsultan manajemen konstruksi dan kontraktor
pelaksana yang menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan
kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan
dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik
oleh pemberi tugas.
2. Dokumentasi
Dokumen yang dihasilkan selama pelaksanaan manajemen konstruksi adalah:
a) Program kerja, alokasi tenaga, dan konsepsi pekerjaan manajemen konstruksi;

b) Rencana Mutu Kontrak (RMK), termasuk di dalamnya penyusunan Standard Operational


Procedure (SOP), Instruksi Kerja (IK), dan format-format;
c) Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah, petunjuk penting, dan peringatan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
konsekuensi keuangan, keterlambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis;
d) Notulensi rapat mingguan;
e) Laporan harian ,laporan mingguan, laporan bulanan dan laporan triwulan dari resume
kemajuan pekerjaan, personil inti proyek, tenaga kerja, material dan peralatan utama, dan
laporan cuaca;
f) Pemeriksaan gambar kerja terperinci (shop drawings), bar chart dan s-curve serta
network planning yang dbuat oleh Kontraktor Pelaksana;
g) Pemeriksaan form request dan material approval;
h) Pemeriksaan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing).
i) Berita acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran termin;
j) Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan tambah/
kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan;
k) Laporan rapat di lapangan (site meeting);
l) Laporan akhir pengawasan teknis yang meliputi:
1) Laporan uji mutu;
2) Laporan pengendalian waktu;
3) Laporan pengendalian biaya;
4) Laporan pengendalian pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas); dan
5) Tertib administrasi Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
m) Memastikan, memeriksa, serta mendorong pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi membuat dokumen pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari:
1) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

2) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings);

3) Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau manajemen


konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;

4) Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian ,laporan mingguan,
laporan bulanan dan laporan triwulan, laporan akhir pengawasan teknis termasuk
laporan uji mutu dan laporan akhir pekerjaan perencanaan;

5) Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan, pekerjaan
tambah atau kurang, serah terima pekerjaan dan serah terima akhir (Final Hand Over)
dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi,
pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
konstruksi fisik;

6) Kontrak kerja perencanaan konstruksi;

7) Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test)

8) Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi
fisik;

9) Dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Standar Mutu Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3);

10) Memeriksa sistem proteksi kebakaran;


11) Manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan sistem perpipaan
(plumbing);
12) Garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan
sistem perpipaan (plumbing);
13) Sertifikat Bangunan Gedung Hijau, dalam hal ditetapkan sebagai Bangunan Gedung
Hijau; dan
14) Surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
dan penyedia jasa pengawasan teknis.

Penyedia jasa pengawas konstruksi atau manajemen konstruksi memiliki tanggung jawab
memberikan rekomendasi kelaikan fungsi bangunan gedung yang diawasi sesuai dengan
dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada Pengguna Anggaran.
Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai
dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan kerja yang
berhubungan dengan pekerjaan konsultan Manajemmen konstruksi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.

K. PELAPORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pemberi Tugas:
1. Laporan Pendahuluan
a) Informasi Awal Kegiatan:
1) Survey lokasi
2) Penyusunan RMK (Rencana Mutu Kontrak)
3) Penyusunan Standard Operational Procedure (SOP),
4) Penyusunan format Instruksi Kerja (IK);
5) Penyusunan format-format lainnya yang diperlukan.

b) Pendekatan dan Metodologi Kerja


c) Rencana Kerja
2. Laporan Kajian Desain dan Laporan Hasil Pendampingan Lelang
3. Laporan Mingguan
4. Laporan Bulanan
5. Laporan Triwulan
6. Laporan Akhir
Semua softcopy pelaporan dan dokumentasi diserahkan dalam external hardisk berkapasitas 1(satu)
terabyte sebanyak 1 (satu) buah.

L. PENUTUP
1. Setelah karangka acuan kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan
masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan;

2. Berdasarkan bahan-bahan yang dimaksud poin K.1 tersebut di atas konsultan menyusun program
kerja sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan Pedoman Penugasan;

3. Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang pengarahan penugasan ini dari PPK,
konsultan agar segera membuat usulan teknis dan biaya sesuai dengan pengarahan penugasan
KAK ini, dan disampaikan kepada PPK dengan jadwal dan ketentuan sebagaimana terlampir
dalam KAK ini.

Banda Aceh, Februari 2021

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Rumah Susun dan Rumah Khusus
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan
Provinsi Aceh

Frandian Perdana, S.T.,M.T


NIP. 19731115 200112 1 001

Anda mungkin juga menyukai