CONTOH
PENGEMBANGAN
CHECKLIST
STANDAR OPERATIONAL
PROSEDUR (SOP)
DOKUMENTASI DAN
PELAPORAN
KOMITMENT UPT/UPTD
1. Ada peraturan terkait kesejahteraan hewan/standar yang berlaku di peternakan
2. Unit usaha peternakan ini berkomitment untuk mempromosikan dan menerapkan prinsip
kesejahteraan hewan.
3. Unit usaha peternakan ini menerapkan kebijakan pemberian sanksi kepada karyawan yang
melakukan tindakan disengaja melakukan penyimpangan kesejahteraan hewan.
4. Tindakan penyimpangan yang disengaja antara lain memukuli ternak, menggunakan alat
kejut listrik, mendorong ternak hingga terjatuh, melukai ternak, menarik ternak hingga
terluka, dll.
5. Setiap karyawan berkewajiban memperlakukan ternak dengan baik, karyawan yang
mengabaikan aspek kesejahteraan hewan dapat/wajib diberhentikan dari pekerjaannya.
6. Apresiasi/pengahargaan kepada karyawan (anak kandang) yang melaksanakan
kesejahteraan hewan dengan baik.
KODE ETIK KARYAWAN
1. Semua karyawan diharapkan untuk menangani ternak dengan cara yang baik sesuai prinsip
kesejahteraan hewan
2. Setiap pekerja berperan dan memiliki tanggungjawab dalam menerapkan kesejahteraan
hewan sesuai tugasnya
3. Selain sebagai karyawan masing-masing pekerja harus pengertian dan memahami syarat
dasar kebutuhan ternak seperti pakan yang memadai, air minum, dan lantai/alas kandang
serta aspek lain yang dianggap penyimpangan kesejahteraan hewan minimal dapat
memberikan informasi kepada penanggung jawab.
4. Semua personil (karyawan) memiliki peranan untuk melaporkan insiden penyimpangan
kesejahteraan hewan dan melengkapi/menyerahkan protokol dokumen insiden
penyimpangan kesejahteraan hewan kepada petugas penanggungjawab kesejahteraan
hewan.
Saya, karyawan yang bertanda tangan di bawah ini, telah membaca dan memahami tanggung
jawab saya di bawah kebijakan unit usaha peternakan …………………………………. dan kode etik
karyawan di atas.
Nama Karyawan : Tanggal :
Saya, yang bertanda tangan dibawah ini, menyaksikan pelanggaran kesejahteraan hewan
diatas.
Nama Pelapor : Tanggal :
Tanda Tangan : Saksi :
CATATAN : Laporan ini ditandatangani oleh pelapor dan saksi, dicopi dan diarsipkan serta agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
2. DOKUMENTASI PERKANTORAN
a. Catatan Produksi
Ada catatan produksi yang komprehensif minimal dalam satu tahun dalam bentuk catatan
elektronik, grafik, table untuk setiap species, catatan performan parameter meliputi:
Data pertukaran (stok masuk dan keluar hewan):
Data jumlah dan umur (anakan, dara, hewan mati (alasan) , hewan dikeluarkan
(alasan)dll)
Jumlah dan umur hewan yang di keluarkan (dengan alasan) dan tanggal:
Jumlah dan umur hewan downer dan tanggal
d. Tindakan Pencegahan
Kebijakan pengendalian penyakit tertentu (khusus misalnya Mastitis, Brucella,
Jembrana, dll)
Disesuaikan tergantung situasi wilayah setempat (Contoh cheklist terlampir)
e. Herd Performance Parameters (HPP)
Penentuan batas kriteria toleransi performan hewan sebagai bibit yang baik;
Dapat mengidentifikasi penyebab morbiditas dan mortalitas secarakelompok dari
aspek kesehatan atau faktor lain
Mengafkir hewan yang dibawah batas kriteria toleransi HPP;
f. Pencahayaan yang cukup
Pencahayaan yang cukup, baik alamiah maupun buatan, fix atau portable harus
tersedia sehingga memungkinkan untuk inspeksi hewan maupun fasilitas, peralatan
sepanjang waktu
4. RENCANA TINDAKAN BIOSEKURITI DAN PEMBERSIHAN
Ada peraturan / prosedur biosecurity untuk karyawan dan pengunjung;
Tersedia fasilitas control biosecurity di plans;
Standar minimum
Ada sertifikat kesehatan terhadap hewan yang baru masuk/keluar (minimum catatan
vaksinasi dan record kesehatan hewan);
Tindakan karantina hewan dan perlakuan yang tepat terhadap hewan yang baru
masuk;
Tindakan biosekuriti sebagai tindakan control pencegahan terhadap personal, hewan,
tempat/peralatan, dan lingkungan terhadap hewan keluar dan masuk;
Tindakan perlakuan control terhadap vector, parasite dan hewan-hewan pengganggu
(rodentia, bat, insect,hewan liar )
Ada lokasi untuk pemusnahan/pembuangan sampah/limbah peternakan yang aman
bagi kesehatan hewan dan manusia. Ex. sampah, limbah medis dan karkas berbahaya.
Stockpersons harus memeriksa semua peralatan dimana ternak berada setiap hari, seperti
tempat air dan fasilitas makan dan apakah peralatan tersebut manual atau otomatis.
Stockpersons juga harus melakukan pemeliharaan secara rutin, terjadwal sebagaimana
didefinisikan dalam SOP. Jika kerusakan ditemukan baik saat inspeksi atau pada waktu lainnya):
Semua pagar harus diperiksa secara teratur dan dipelihara dan bebas dari benda tajam,
tonjolan, dan permukaan lainnya yang dapat menyebabkan cidera pada hewan.
Pagar listrik harus dirancang, dipasang, digunakan, dan dipelihara sehingga kontak
dengan ternak tidak menyebabkan lebih dari ketidaknyamanan sesaat ke
ternak
7. KEBIJAKAN EUTHANASIA
Kebijakan Euthanasia harus ada ketentuan untuk keamanan manusia dan sekitar serta waktu
euthanasia (kapan ternak perlu dieutanasia), kebijakan ini harus termasuk :
Pelaksanakan Euthanasia hanya dilakukan oleh personal yang telah dilatih dengan
benar atau dokter hewan.
Kriteria-kriteria kapan hewan perlu dilakukan euthanasia untuk mencegah penderitaan
yang berlebih, sakit/cedera.
Peralatan Euthanasia yang diperlukan Laporan menunjukan bahwa alat telah dirawat
sesuai petunjuk rekomendasi pabrik dan disimpan pada tempat yang sesuai,
terlindungi dan tetap bersih
Metoda euthanasia yang dipergunakan harus disetujui untuk dilaksanakan pada
kelompok umur dari hewan dan kondisi yang ada sesuai dengan panduan OIE.
Pernyataan bahwa orang yang melaksanakan prosedur euthanasia harus memverifikasi
bahwa setiap hewan telah dieuthanasia telah mati sempurna dengan melihat tanda-
tanda seperti reflek kornea mata, detak jantung, dan hilangnya nafas ritmik
Membuat laporan berisi alasan pelaksanaan euthanasia, tanggal pelaksanaan,
pelaksana yang kompeten melakukan euthanasia , jumlah hewan yang di euthanasia
dan prosedur yang dipakai
Prosedur pembuangan/penanganan bangkai dan limbah sesuai peraturan yang
berlaku.
Anakan ternak (sapi) wajib mendapatkan kolostrum yang cukup minimal 24 jam setelah
lahir.
Ada dokumen catatan pemberian kolostrum baik anakan yang dilahirkan ataupun yang
dibeli.
Suhu lingkungan
Ada fasilitas/tindakan untuk mencegah kejadian thermal shock baik di proses
pengangkutan, pemeliharaan dan kelahiran terhadap anak sapi dan dewasa.
Tindakan apabila terjadi kejadian penyakit
Tindakan yang tepat jika ada resiko tinggi terhadap penyakit menular, perhatian harus
diberikan dengan mengkarantina anakan dalam periode menyusui selama paling sedikit 5
minggu
Perlakuan penyapihan yang baik terhadap pedet
Anakan disapih paling awal 3 bulan, direkomendasikan anak sapi menyusui hingga usia 6
bulan.
Pemisahan pedet dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dini (48 jam) pasaca lahir dan
pemisahan bertahap dengan memperhatikan pertumbuhan dan kesehatannya.
Proses penyapihan harus meminimalis stres akibat penyapihan, misalnya, dengan menyapih
mereka pada lingkungan yang dikenalnya, dengan menggunakan kandang sapi dengan
ambing tiruan, dan / atau dengan mencampur mereka dengan sapi sapi selama proses
penyapihan.
Anakan harus disapih dan divaksinasi tidak lebih cepat dari 30-45 hari sebelum ditransport.
Anakan yang baru disapih tidak boleh dipindahkan - suara dari anakan yang baru disapih
harus tidak pernah didengar di lingkungan transport.
Restrain yang erat diijinkan dalam situasi selama periode pemeriksaan, tes rutin,
pengambilan sapel darah, dan pengobatan oleh dokter hewan, untuk tujuan pemberian
tanda, pembersihan atau penimbangan berat, pada saat inseminasi buatan, selama
pemotongan kuku (hoof trimming), selama menunggu untuk ditransportasikan.
Hewan tidak boleh tidak mendapatkan air tidak lebih dari 2 jam atau kurang dari 2 jam bila
hewan di luar data tau cuaca panas.
Imobilisasi hewan; penggunaan tranqulizer (obat imobilisasi) hanya digunakan saat restrain
mekanik seperti pada hewan yang agresif, dan hanya diberikan oleh dokter hewan dan
hanya atas pertimbangan dokter hewan.
Tranqulizer tidak digunakan pada situasi apapun saat hewan dapat melukai dirinya sendiri
seperti dekat dengan air, lereng yang curam dll.
Hewan harus dimonitor secara dekat sampai hewan pulih kembali dan tidak
membahayakan dirinya sendiri atau dari individu lain.
Imobilisasi listrik tidak diperkenankan untuk digunakan dalam situasi apapun
Penggunaan bantuan hewan untuk handling ternak termasuk anjing pekerja harus terlatih,
tidak menyebabkan cidera atau distress pada hewan, dan harus dipelihara dengan
pengawasan khusus.
3. SOP minimal untuk Perawatan & Penanganan Hewan yang Sakit atau
Terluka (hlm. )
PENANGANAN
Hewan cedera/sakit harus mendapatkan penanganan dan perawatan medis dengan tepat,
bila hewan sakit tidak memungkinkan untuk diobati harus segera dieutanasi secara hewani
Penanganan hewan cedera/sakit dan tidak mampu bergerak harus dilakukan tanpa
menyebabkan rasa sakit/distress.
Hewan dipindahkan dengan diangkat dan tidak boleh diseret. Penggunaan alat seperti ; hip-
lifters untuk memindahkan hewan diperbolehkan dibawah pengawasan khusus.
Setiap hewan yang menderita penyakit atau cidera harus dipisahkan dan dirawat tanpa
penundaan, dan saran dokter hewan harus dimintakan bila diperlukan.
Jika hewan tidak merespon terhadap pengobatan atau menderita sakit yang parah, dan
dokter hewan menentukan bahwa hewan tersebut tidak mungkin untuk dipulihkan, hewan
harus segera eutanasia secara hewani
Jika menggunakan kandang khusus untuk hewan sakit/isolasi harus dijaga dalam kondisi
bersih dan sesuai dengan usia, ukuran, dan jenis hewan.
Hewan yang ditempatkan di kandang khusus untuk hewan sakit/isolasi harus mampu
berdiri, berbalik, berbaring, beristirahat sendiri tanpa halangan
Air dan pakan harus mudah diakses bahkan untuk hewan non-ambulatory (hewan sehat)
Urine dan feses dari kandang untuk hewan sakit dan terluka, harus dibuang tanpa resiko
penyebaran infeksi ke stok yang lain
Prosedur pemeliharaan harus dilaksanakan pada usia sedini mungkin dan tidak boleh
diterapkan pada hewan yang sakit atau cidera.
Semua prosedur harus dilaksanakan oleh orang yang ditunjuk, terlatih dan kompeten atau
dokter hewan dengan menggunakan peralatan yang tepat dan terpelihara dengan baik
untuk meminimalkan penderitan dan mengoptimalkan persembuhan.
Metode cautery paste untuk pengeluaran bakal tanduk diperkenankan hanya pada anakan
berusia kurang dari 7 hari
Metoda besi panas hanya diperkenankan untuk anakan berusia kurang dari 30 hari dan
harus menggunakan anastesi local
Setelah usia 30 hari, bila pemotogan tanduk dinyatakan perlu dilakukan, pelaksanaannya
harus dilakukan oleh dokter hewan degan menggunakan menggunakan anastesi local dan
anakan harus diberikan terapi NSAID untuk pengelolaan rasa sakit setelah pemotongan
tanduk.
Harus diupayakan menghindari pemotongan tanduk pada sapi yang lebih tua kecuali
terbukti bahwa sapi tersebut berbahaya untuk kelompoknya atau manusia pemeliharanya.
Kastrasi
Kastrasi harus dilaksanakan pada usia sedini mungkin. Kastrasi dengan menggunakan karet
gelang untuk mengurangi aliran darah ke skrotum diperkenankan pada sapi berusia 24 jam
– 4 hari.
Apabila waktu tersebut tidak dimungkinkan, setelah 24 jam sampai 2 bulan, kastrasi dapat
dilakukan dengan alat tang Burdizzo, atau dilakukan kastrasi dengan pembedahan oleh
dokter hewan dengan pembiusan.
Setelah usia 2 bulan, kastrasi harus dilaksanakan dengan pembedahan oleh dokter hewan
dengan persyartanan untuk dapat mengontrol perdarahan.
Prosedur pembedahan
Prosedur bedah seperti bedah Cesar harus dilakukan oleh dokter hewan yang berkualifikasi.
Pengambilan putting:
C. Pelaporan
Semua kejadian di farm yang perlu di carikan alternative solusi segera dilaporkan kepada
top manajemen sesuai prosedur yang berlaku di unit usaha peternakan tersebut.
Top manajemen segera mengambil langkah kebijakan yang tepat terkait laporan-laporan
yang diterima
Laporan diterima dan diarsipkan dengan baik sewaktu-waktu diperlukan
D. Dokumentasi
Semua bagian yang merupakan sistem informasi penerapan kesejahteraan hewan di
dokumentasikan dengan baik dan mampu telusur untuk digunakan oleh pengambil
kebijakan farm dan segala kepentingan
Alamat :
DATA FARM UTAMA DATA FARM Ke DUA (Bila DATA FARM Ke Tiga (Bila
a. Jenis Kandang: ada) ada)
(tertutup /range / a. Jenis Kandang: a. Jenis Kandang:
keduanya) b. (tertutup /range / b. (tertutup /range /
b. Ruang bebas :(Hanya jika keduanya) keduanya)
ada) c. Ruang bebas :(Hanya jika c. Ruang bebas :(Hanya jika
c. Luasan lahan untuk ada) ada)
merumput : d. Luasan lahan untuk d. Luasan lahan untuk
(Hanya jika ada) merumput : merumput :
d. Jumlah Sapi Perah: e. (Hanya jika ada) e. (Hanya jika ada)
e. Jumlah Sapi Kering: f. Jumlah Sapi Perah: f. Jumlah Sapi Perah:
f. Jumlah Heifers: g. Jumlah Sapi Kering: g. Jumlah Sapi Kering:
g. Jumlah anak sapi: h. Jumlah Heifers: h. Jumlah Heifers:
h. Total Jumlah Sapi: i. Jumlah anak sapi: i. Jumlah anak sapi:
i. Frekuensi pemerahan: j. Total Jumlah Sapi: j. Total Jumlah Sapi:
j. Waktu pemerahan: k. Frekuensi pemerahan: k. Frekuensi pemerahan:
k. Total susu dihasilkan/ l. Waktu pemerahan: l. Waktu pemerahan:
bulan: m. Total susu dihasilkan/ m. Total susu dihasilkan/
bulan: bulan:
Jaminan Kualitas/mutu:…………..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Personel yang bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap keadaan darurat (dan jika perlu,
"Nomor telepon" untuk memberitahu individu):
Keamanan : __________________________
Lainnya : __________________________
1. Spesifikasi untuk pengaturan pakan telah disesuaikan dengan usia dan jenis ternak untuk
menerapkan standar gizi seimbang. Dalam menjamin nilai gizi ternak dilakukan melalui
pemberian pakan hijauan berkualitas, konsentrat mineral, dll dan harus disediakan sesuai
kebutuhan untuk pemeliharaan kesehatan yang baik.
2. Sapi tidak dipelihara di lingkungan membuat mereka kekurangan nutrisi.
Penanggungjawab pakan harus mengetahui kekurangan mineral apa pun untuk segera
dilakukan perbaikan yang sesuai.
3. Jika terjadi perubahan pakan, jenis dan jumlah pakan harus diperkenalkan secara bertahap
untuk membatasi risiko masalah pencernaan seperti asidosis.
4. Sapi dewasa harus diberi sumber serat tambahan berkualitas yang diperlukan untuk
alasan kesehatan ternak dalam regurgitasi.
Nama :
Alamat :
Telepon :
Komponen utama :
Komponen tambahan :
Nama :
Alamat :
Telepon :
Komponen utama :
Komponen tambahan :
Dokumentasi Pakan
MASTITIS
a. Apakah personel di ruang susu / penanganan susu dilatih untuk mengenali sapi dengan
mastitis? Ya / tidak
b. Apa yang digunakan untuk mengidentifikasi sapi dengan kasus klinis mastitis/sedang
dirawat (seperti gelang kaki)?
c. Apakah sapi-sapi mastitis yang diperah secara terpisah, dan susu mereka ditangani dengan
benar? Ya /tidak
d. Apakah sapi-sapi ini diperah secara terpisah, dan susu mereka dibuang dengan benar?
Ya/tidak (perhatikan susu ini tidak boleh diumpankan ke pada anak sapi)
e. Apakah semua rekam medis dan pengobatan didokumentasikan untuk mastitis, dan yang
tepat waktu penarikan diamati? ("Log Obat / Perawatan") ya/tidak
f. Apakah penanganan ternak dipantau secara rutin dan dicatat sesuai persyaratan kebijakan
pencegahan dan pengandalian penyakit? Ya / Tidak (Lampirkan salinan laporan)
g. Apakah jumlah total plate count (TPC) kuman mastitis melebihi jumlah target rata-rata
……………………… selama Periode 2 bulan?
h. Jika ya, organisme spesifik apa yang menyebabkan mastitis?
i. Menjelaskan program mitigasi yang dikembangkan dalam konsultasi dengan dokter hewan
ternak?
j. Tindakan apa yang dilakukan untuk meminimalkan risiko / kejadian mastitis pada sapi
kering?
Lain-lain :
_____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
“Setiap unit usaha peternakan harus memelihara Rencana Pembuangan Limbah dengan
protokol yang sesuai dengan keamanan lingkungan pembuangan seperti : limbah medis, benda
tajam, karkas, dan limbah lainnya yang dapat mengancam kesehatan hewan dan manusia serta
lingkungannya. ”
1. Bagaimana limbah medis (jarum, pisau bedah, wadah obat, jarum suntik, dll.) dibuang?