Anda di halaman 1dari 30

APL maksimum12x – 0,2x2

12 (30) – 0,2 (30)2


180
MPL maksimum 24x – 0,6x2
24 (30) – 0,6 (30)2
180

Jadi terbukti APL akan memotongMPL

5.1.1. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah

Teori Produksi dengan dua faktor berubah, yaitu:


1. Pendekatan isoquant
Iso = sama, quant = quantity. Isoquant menunjukkan kombinasi 2
macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama. Kurva
isoquant biasa disebut kurva produksi yang sama yang menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang menghasilkan satu tingkat
produksi tertentu. Prinsip dasar kurva isoquant serupa dengan kurva
indiferent, kecuali tujuan penggunaannya yang berbeda
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 5.3. Slop Isoquan

Slope isoquant dikenal sebagai Marginal Rate Of Technical Substitution


(MRTS)menunjukkan secara teknis berapa K dan L dapat saling diubah untuk
menghasilkan output yang sama.

Produk Pekerti – AA
91
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Ciri-ciri isoquant
a. Mempunyai kemiringan negatif
b. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah
output
c. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya
d. Isoquant cembung ke titik origin.

2. Pendekatan isocost
Menunjukkan semua kombinasi 2 macam input yang dibeli perusahaan
dengan pengeluaran total dan harga faktor produksi tertentu.Iso= sama, cost =
biaya. Isocost disebut Garis Biaya sama. Tujuannya untuk menghemat biaya dan
memaksimumkan keuntungan. Untuk membuatnya diperlukan faktor produksi
yang digunakan dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor produksi
tersebut. The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 5.3. Kurva Isocost

Harga Input :
Harga input K = r (rate, biaya modal)
Harga input L = w (wage, upah TK)

Ongkos Produksi (C) :


C = wL + rK
Kurva Ongkos Produksi :
Makin kekanan makin besar
C1 < C2 < C3

Produk Pekerti – AA
92
5.2. Keseimbangan Produsen

Keseimbangan produsen (kondisi optimal)  tingkat output maksimal yang


dapat dihasilkan dnegan sejumlah biaya tertentu atau jumlah dana tertentu.
Perusahaan dapat meminimumkan biaya produksi untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu dengan memilih kombinasi input  SLOP ISOQUANT =
ISOCOST. The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 5.4. Keseimbangan Produsen

Output Maksimum :
Isoquant = Isocost
MRTS = w/r
MPL= w
MPK r
MPL= MPK
w r
MRST = Marginal Rate Of Technical Substitution

Perusahaan dapat menghemat biaya produksi selama persamaan tersebut terpenuhi


Misalnya : MPL>MPK
wr
maka : biaya produksi dapat diturunkan jika penggunaan tenaga kerja diperbanyak
atau penggunaan kapital dikurangi

Daftar Pustaka

Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Sukirno S. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Produk Pekerti – AA
93
MATERI 6 : BIAYA PRODUKSI

1.1.BIAYA PRODUKSI

Dalam kegiatan produksi, yang menjadi bahan pertimbangan bukan saja input
yang digunakan, akan tetapi juga mempertimbangkan harga dari input (biaya
produksi (biaya produksi dari output). Proses produksi dapat dilihat pada Gambar
6.1. The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 6.1 Proses Produksi

Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh


perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksi. Biaya ini tercermin dari opportunity cost mencakup
semua hal lain yang harus dikorbankan untuk memperoleh hal tertentu.
Jenis Opportunity Cost
1. Biaya Eksplisit (explicit cost)  biaya yang dikeluarkan dari kas perusahaan
yang biasanya dicatat secara akuntansi untuk membeli input dari pemasok,
untuk membayar listrik, untuk membayar bunga, asuransi, dll)
2. Biaya Implisit (implicit cost) biaya produksi yang tidak terlihat dalam
laporan keuangan  merefleksikan bahwa suatu input dapat digunakan
ditempat lain atau untuk memproduksi output yang lain

1.1.1. Analisis Biaya Produksi

Analisis biaya produksi dibawah ini merujuk Pada Fungsi Produksi, yaitu:
1. Jangka pendek
 Dalam proses produksinya, perusahaan dapat menambah salah satu faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi dan sebagian masih
menggunakan input tetap
2. Jangka panjang
Semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya
dapat ditambah apabila memang diperlukan

Produk Pekerti – AA
94
1.1.2. Sumber Biaya Produksi

1. Fixed Resources
Yaitu: input yang jumlahnya tetap walaupun output yang dihasilkan bertambah
atau berkurang. Contoh: tanah, bangunan, mesin
2. Variable Resources
yaitu : input yang jumlahnya senantiasa berubah sesuai dengan perubahan output
yang dihasilkan
Contoh : bahan baku, tenaga kerja

1.1.3. Produksi dan Biaya

Biaya = f (Q) dimana Q = Output


Output = f(X) dimana X = Input
a. Biaya produksi ditentukan oleh bagaimana fungsi produksi perusahaan
tersebut, yang menunjukkan kombinasi input yang diperlukan untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu, beserta harga yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan input tersebut
b. Dalam jangka pendek fungsi produksi menghubungkan output dengan jumlah
input variabel saja, karena input tetap tidak berubah

1.2.Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek (Short-run Costs)

1. Total Fixed Cost (TFC) = FC


Total fixed cost adalah biaya yang tidak tergantung pada berapa banyak output
yang dihasilkan. Misal, biaya sewa gedung

2. Total Variable Cost (TVC) = VC


Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada banyaknya jumlah output yang
diproduksi. Variable cost berbanding lurus dengan jumlah output.
Misal :biaya bahan baku

3. Total Cost (TC)


Total Cost berubah-ubah seiring dengan perubahanjumlah output yang
dihasilkan. Pada saat tidak ada output yang dihasilkan (nol) adalah sama dengan
biaya tetap

TC= TFC + TVC atau TC = FC + VC

Produk Pekerti – AA
95
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 6.2. Kurva Biaya Total (Kurva TC, TFC, TVC)

4. Marginal Cost (MC)      


Marginal cost adalah perubahan total cost sebagai akibat berubahnya
outputsebanyak satu unit
MC = (∆TC/∆Q)

5. Average Fixed Cost (AFC)


AFC = TFC/Q

6. Average Variable Cost (AVC)


AVC= TVC/Q

7. Average Cost (AC)


TC TFC  TVC
AC    AFC  AVC
Q Q
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 6.3. Kurva MC, AC, AVC, AFC

Produk Pekerti – AA
96
1.2.1. Hubungan MC dengan AVC dan AC

KurvaAVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing
– masing kurva tersebut
1. Apabila MC < AVC ,maka nilai AVC menurun ( berarti kalau kurva MC
di bawah kurva AVC,maka kurva AVC sedang menurun )
2. Apabila MC > AVC ,maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau
kurva MC di atas kurva AVC,maka kurva AVC sedang menaik )

Contoh 1
Output Total Fixed Total Total Average Average Average Total Marginal
Quantity Costs Var. Costs Fixed Cost Var. Costs Costs Costs
(Q) (TFC) Costs (TC) (AFC) (AVC) (ATC) TC/Q (MC)
(TVC) TFC/Q TVC/Q atau (∆TC/∆Q)
AFC+AVC
0 60 0 60 ~ ~ ~ 0
1 60 20 80 60 20 80 20
2 60 30 90 30 15 45 10
3 60 45 105 20 15 35 15
4 60 80 140 15 20 35 35
5 60 135 195 12 27 39 55

Contoh 2
Diketahui fungsi biaya sbb:
TC = 0,08Q3 – 0,8 Q2 + 10Q + 10
Tentukanlah :
a. Turunkan fungsi AC, AVC, AFC dan MC
b. Tentukan tingkat produksi pada saat AVC minimum dan saat MC
minimum
c. Buktikan bahwa pada saat AVC minimum,nilai AVC = MC

Penyelesaian:
a. AC = TC/Q
AC = 0,08Q2 – 0,8Q +10/Q

AVC = TVC/Q
AVC = 0,08Q2 – 0,8Q + 10

AFC = 10/Q

MC = 0,24Q2 – 1,6Q + 10

b. AVC minimum  AVC’ = 0


AVC = 0,08Q2 – 0,8Q + 10
AVC’ = 0,6Q – 0,8
0,6Q – 0,8 = 0
0,6Q = 0,8
Q=5

Produk Pekerti – AA
97
MC minimum  MC’ = 0
MC = 0,24Q2 – 16Q + 10
MC’ = 0,48Q – 16
0,48Q – 16 = 0
0,48Q = 16
Q = 3,33

c. Saat AVC minimum, nilai AVC = MC


AVC minimum saat Q = 5
AVC = 0,08Q2 – 0,8Q + 10
AVC = 8

MC = 0,24Q2 – 16Q + 10
MC = 8

Terbukti bahwa AVC = MC saat AVC minimum

1.3.Biaya Jangka Panjang

Pada analisis jangka panjang proses produksi sudah tidakmenggunakan input


tetap, seluruh biayaproduksi adalah variable. Perilaku biaya produksi jangka
panjang adalah keputusan penggunaan input variabel olehperusahaan dalam jangka
pendek.Biaya-biaya produksi yang terkait dengan biaya produksi jangka panjang
adalah:
1. Biaya total jangka panjang (LTC), adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memproduksi produknya dan sifatnya biayanya adalah
variabel. LTC = LVC
2. Biaya marjinal jangka panjang (LMC), adalah biaya yang timbul
dikarenakan perusahaan menambah kapasitas produksinya.
3. Biaya rata-rata jangka panjang (LAC), adalah biaya total jangka panjang
dibagi jumlah output yang diproduksi.

Cara meminimumkan Biaya Jangka Panjang


Untuk meminimumkan biaya dalam jangka panjang tergantung kepada 2faktor :
1. Tingkat produksi yang ingin dicapai
2. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 6.4. Cara meminimumkan biaya jangka panjang

Produk Pekerti – AA
98
Karena dalam Jangka panjang perusahaan dapat memperluas produksi, maka
perusahaan harus menentukan kapasitas produksi yang meminimumkan biaya.
Kapasitas produksi ini digambarkan oleh AC

6.3.2. Kurva LRAC (Long Run Average Cost)

Kurva LRAC menunjukkan biaya rata-rata yang paling minimum untuk


berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas
memproduksinya
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 6.5. Kurva LRAC

Kurva LRAC terbentuk oleh kurva AC yang tidak terhingga banyaknyaKurva


LRAC bentuknya lengkung seperti U. Kurva LRAC  kurva yang
menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik persinggungan AC dan
LRAC merupakan biaya yang paling minimun.

6.4. Skala Ekonomis

Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala


ekonomis (economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan
biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah.
Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas
produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi
bertambah efisien yang dicerminkan oleh biaya produksi yang semakin rendah.
Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva LRAC yang semakin
menurun apabila produksi bertambah.

Produk Pekerti – AA
99
6.4.1. Faktor Penting Menimbulkan Skala Ekonomis

• Spesialisasi faktor-faktor produksi


Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja
diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah
keterampilan mereka. Produktifitas mereka bertambah tinggi dan akan
menurunkan biaya per unit.
• Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan
produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan
menjadi semakin murah.
• Memungkinkan produk sampingan (By/products) diproduksi
Di dalam perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang
(waste). Tetapi kalau perusahaan memiliki barang residu yang cukup
banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi
secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit
dari keseluruha operasi perusahaan.
• Mendorong perkembangan usaha lain
Jika suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang
cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiayan di bidang usaha lain yang
menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhakan perusahaan
besar tersebut. Di samping itu perusahaan –perusahaan yang menyediakan
jasa-jasa kepada persusahaan tersebut akan berkembang. Berbagai
perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.
 
6.5. Posisi Laba Maksimal

Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh LABA MAKSIMAL. Laba


ditentukan oleh Total Penerimaan (Total Revenue = TR) dan Total Biaya
(Total Cost = TC)
π = TR - TC
Perubahan laba yang diperoleh perusahaan tergantung pada perubahan
penerimaan (Marginal Revenue = MR) dan perubahan biaya (Marginal Cost =
MC). Jika MR > MC  laba (π) meningkat, dan sebaliknya. π maksimal, jika MR
–MC = 0 atau MC =MR

Daftar Pustaka
Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Sukirno S. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Produk Pekerti – AA
100
BAB 7.STRUKTUR PASAR

7.1.Market Structure

Struktur pasar membahas mengenai bagaimana produsen dan konsumen


berperilaku dipasar dan seluruh karakteristik yang ada didalam pasar yang
mempengaruhi keputusan pelaku-pelaku pasar.

4 Faktor Dalam Identifikasi Market Structure


 Banyaknya perusahaan dalam industri
 Ciri-ciri barang yang dihasilkan
 Hambatan masuk atau keluar pasar
 Besarnya kekuasaan perusahaan (firma) di dalam pasar

7.2.Pasar Persaingan Sempurna

Karakteristik :
 Jumlah penjual dan pembeli banyak serta pangsa pasar masing-masingnya
sangat kecil jika dibandingkan pasar, sehingga masing-masing pelaku
tidak bisa mempengaruhi harga pasar (price taker)
 Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain (homogen)
 Tidak ada hambatan untuk masuk atau keluar pasar
 Perfect information, informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah
serta sempurna

Terbentuknya Harga di Pasar Persaingan Sempurna


Setiap perusahaan hanya bertindak sbg pengambil harga (price taker) bukan
penentu harga (price maker). Harga ditetapkan berdasarkan interaksi kekuatan
penawaran (supply) dan permintaan (demand)di dalam pasar.

Permintaan Pasar dan Perusahaan


The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 7.1. Kurva Permintaan Pasar dan Perusahaan

Produk Pekerti – AA
101
Demand yang dihadapi perusahaan sama dengan harga (elastisitasnya tak
hingga), hal ini bisa terjadi karena produk yang dihasilkan adalah produk homogen.
Perusahaan bisa menjual berapapun dengan harga P. Jika perusahaan menetapkan
harga diatas pasar maka D = 0 dan produsen tidak ada inisiatif dibawah P*.

Pendapatan Pada Pasar Persaingan Sempurna


Pada pasar persaingan sempurna, total pendapatan
untuk perusahaan adalah harga jual (P) dikalikan kuantitas (Q) yang terjual. Hal ini
bisa digambarkan dalam persamaan seperti dibawah ini.

TR = (P  Q)

Total pendapatan sebanding denganjumlah output.Pendapatan rata-


rata adalah berapa banyak pendapatan perusahaan untuk unit yang
dijual.Pendapatan rata-rata adalah total pendapatan dibagi dengankuantitas
penjualan.

AR = TR/Q

Pendapatan marjinal adalah perubahan jumlah pendapatan dari unit


tambahan dijual.

MR =TR/ Q

Untuk perusahaan kompetitif, pendapatan marjinal sama denganharga barang.

7.3.Pasar Monopoli

Karakteristik :
 Dlm industri hanya terdapat satu perusahaan/penjual
 Produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti yang sempurna(no
substitutes)
 Perusahaan baru sulit memasuki industri karena adanya hambatan yang
bersifat legal , undang2, teknologi, keuangan, dsb
 Perusahaan memiliki kemampuan menentukan harga (price maker)
 Promosi iklan kurang diperlukan karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan dalam industri

Pemaksimuman keuntungan Pada Pasar Monopoli


Dalam pasar monopoli hanya tedapat satu perusahaan dalam pasar. Sehingga
Permintaan dalam industri adala juga permintaan keatas produksi
perusahaan tersebut.

Produk Pekerti – AA
102
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 7.2. Kurva Permintaan Monopoli

Harga jual semakin tinggi bila jumlah produksi semakin sedikit, begitu juga
sebaliknya. Sifat permintaan pada pasar monopoli menyebabkan hubungan antara
P lebih tinggi dari pada MR pada pasar monopoli, kecuali pada unit penjualan
pertama.

Maksimalisasi Keuntungan
a. Pendekatan total (total approach), dicapai jika selisih penjualan total (TR) dg
biaya total (TC) memiliki nilai positif terbesar
b. Pendekatan marjinal (marginal approach), dicapai jika MR = MC atau MR –
MC menghasilkan angka positif minimum dan MC sedang meningkat

7.4.Pasar Monopolistik

Karakteristik :
 Terdapat cukup banyak pengusaha (penjual)
 Produk terdiferensiasi
 Relatif bebas masuk dan keluar pasar
 Perusahaan memiliki beberapa kontrol terhadap harga
 Persaingan promosi penjualan sangat aktif

Perusahaan Memperoleh Keuntungan


The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Produk Pekerti – AA
103
Gambar 7.3. Perusahaan Memperoleh Keuntungan
Perusahaan memperoleh keuntungan maksimum pada tingkat produksi dan
penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena pada keadaan ini terpenuhi
dalil keuntungan (MR = MC). Luas PABC menunjukkan jumlah keuntungan
maksimum yang diperoleh.

Perusahaan Memperoleh Kerugian


The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 7.4 Perusahaan Memperoleh Kerugian

Kerugian pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q1 dan tingkat harga
P1. Kerugian sebesar P1ABC1.

7.5.Pasar Oligopoli

Karakteristik :
• Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
Pada umumnya dalam pasar oligipoli terdapat beberapa perusahaan
raksasa yang memiliki pangsa pasar 70 sampai 80 persen dan disamping
itu pula beberapa perusahaan denganpangsa kecil
• Produk Homogen atau Terdiferensial (Homogem or
DifferentiatedProduct)
• Pengambilan Keputusan yang Saling Mempengaruhi(Interdependence
Decision)Keputusan harga yang diambil oleh satu perusahaan harus di
pertimbangkan oleh perusahaan yang lain dalam industri
• Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)

Penentuan Harga Tanpa Kesepakatan


Walaupun tidak terdapat persepakatan, setiap perusahaan dalam pasar
oligopoli terkait pada perusahaan-perusahaan lainnya dan juga mampu
mempengaruhi perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan karena jumlah perusahaan
yang beroperasi di pasar sangat sedikit.

Produk Pekerti – AA
104
Hubungan Antar Perusahaan

Sebagai akibat dari hubungan saling mempengaruhi yang sangat erat tersebut,
pengusaha di pasar oligopoli harus membuat perhitungan yang cermat terhadap
reaksi dari perusahaan lain bila berniat menaikkan atau menurunkan harga
komoditasnya.Dalam pasar oligopli, penurunan harga dari suatu perusahaan
cenderung menyebabkan perusahaan-perusahaan lain melakukan penurunan harga
juga agar mereka tidak kehilangan pelanggan.
Sebaliknya bila suatu perusahaan menaikkan harga, produksi perusahaan-
perusahaan lain menjadi relatif lebih murah. Sebagai akibat perusahaan yang
menaikkan harga akan berkurang pelanggannnya karena sebagian atau seluruh
pelanggan mereka membeli komoditas yang dihasilkan perusahaan lain, sedangkan
perusahaan lain yang tidak menaikkan harga akan bertambah banyak pelanggannya.

74.1. Teori Oligopoli


- Kinked Demand Curve
- Cartel
- Price Leadership
- Non Price competition
- Game Theory
a. Kinked Demand Curve
Kinked Demand Curve menjelaskan fenomena mengapa dipasar oligopoli
tidak mudah berubah. Paul Swezy, econom prancis (1929) menjelaskan kenapa
fenomena tersebut terjadi. Dipasar oligopoli, bila suatu perusahaan meningkatkan
harga, maka perusahaan lain tdk meniru tindakan tersebut, tapi apabila perusahaan
menurunkan harga, maka perusahaan lain/pesaing akan meniru perusahaan tsb
untuk menurunkan harga. The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 7.5. Kurva Kinked Demand Curve

D1 menggambarkan permintaan perusahan oligopoli bila dimisalkan


perusahaan lain tidak melakukan perubahan harga walaupun perusahaan yang

Produk Pekerti – AA
105
pertama melakukannya. D2 adalah permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
oligopolis bila dimisalkan perubahan harga yang dilakukannya diikuti oleh
perusahaan lain.
Dimisalkan permulaan harga yang berlaku dipasar adalah P0 dan kuantitas
permintaan adalah Q0. Jika perusahaan menurunkan harga ke P1 maka permintaan
akan bertambah ke tingkat C1. Bila perusahaan lain dalam pasar oligopoli tsb turut
menurunkan harga, maka permintaan hanya bertambah sebesar C
Apabila perusahaan oligopoli merubah harga jual, reaksi2 perusahaan lain
adalah :
- Mereka turut menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan harga
agar tidak kehilangan pelanggan
- Mereka tidak ikut menaikkan harga apabila perusahaan lain menaikkan
harga, karena apabila harga tidak berubah mereka akan mendapatkan
pelanggan

b. Cartel
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan kartel:
– Masing-masing perusahaan memiliki dorongan yang kuat untuk melanggar
kesepakatan kartel
– Anggota kartel biasanya berselisih pendapat mengenai kesepakatan kartel yang
diinginkan terutama mengenai jumlah output, harga, pembagian pangsa pasar
dan pembagian keuntungan
– Ancaman dari pemain-pemain baru karena keuntungan yang diperoleh oleh
anggota kartel
Contoh dari kartel adalah OPEC, yaitu organisasi pengeskspor minyak yang
didirikan pada tahun 1960

c. Game Theory
Game Theory mengandaikan ada 2 pihak, masing-masing pihak
melaksanakan pergerakan mengambil keputusan dengan asumsi seperti: kolusi
kartel/perjanjian dan ada juga yang tidak melakukan perjanjian sama sekali
sehingga masing-masing pihak menghitung pergerakan dan strategi dengan hasil
akhir yang berbeda seperti bisa dipastikan/ tidak bisa dipastikan atau optimal atau
tidak optimal
Kepentingan-kepentingan yang bersaing dalam permintaan disebut pemain
(players). Anggapan yang digunakan adalah bahwa setiap pemain mempunyai
kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan rasional.

Daftar Pustaka
Sukirno, S. 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Produk Pekerti – AA
106
Sugiarto. dkk. 2010. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta:
Gramedia
BAB 8. PENGANTAR EKONOMI MAKRO dan PENDAPATAN
NASIONAL

2.4. RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI


2.4.1. Perbedaan Makroekonomi dengan Mikroekonomi

Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar
lainnya adalah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganlisis kegiatan suatu
perekonomian dengan melihat bagian-bagin kecil dari keseluruhan kegiatan
ekonomi, manakala makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan
memperhatikan gambaran kegiatan ekonomi secara menyeluruh.
Mikroekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah
membuat pilihan untuk :
 Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (resources).
 Mencapai kepuasaan yang maksimum.
Sedangkan analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang :
 Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan
dalam perekonomian.
 Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
 Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah
ekonomi yang dihadapi.

2.4.2. Kelemahan Analisis Mazhab Klasik

Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik (classical


economists), yaitu ahli ekonomi yang hidup diatara zamannya Adam Smith (1776)
dan zamannya Keynes (1936), tidak banyak membuat analisis mengenai masalah
pengangguran, inflasi, ketidakstabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Kekurangan perhatian tersebut disebabkan karena menurut keyakinan
mereka sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang
efisien dalam jangka panjang. Penggunaan tenaga kerja penuh (kesempatan kerja
penuh) akan selalu tercapai dan perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang
teguh. Ahli-ahli ekonomi Klasik menyadari bahwa ketidakstabilan dalam
perekonomian, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lambat atau
kemunduran ekonomi dan pengangguran, dapat berlaku dalam setiap
perekonomian, akan tetapimenurut mereka masalah-masalah tersebut hanya
sementara saja berlakunya. Sistem pasar bebas akan membuat penyesuaian-
penyesuaian yang menyebabkan masalah-masalah tersebut akan lenyap dengan
sendirinya dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan berlangsung kembali.

Produk Pekerti – AA
107
2.4.3. Pandangan Teori Keynes Terhadap Kelemahan Analisis
Makroekonomi VersiMazhab Klasik

Menurut pandangan keynes dapat dibedakan 2 aspek : di satu pihak


mengemukakan beberapa kritik ke atas pandangan ahli-ahli ekonomi klasik
mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan sesuatu perekonomian.
Kritik-kritik tersebut menunjukan kelemahan-kelemahan dari pandangan yang
menjadilandasan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penggunaan
tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai. Dan
dipahak lain keynes mengemukakan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi sesuatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran
agregat, yaitu perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama
yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sesuatu negara.
Seterusnya keynes berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebas penggunaan
tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan kebijakan
pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh.

2.4.4. Isu-isu utama dalam makroekonomi

Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi sesuatu


perekonomian. Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaaan-
pertanyaan yang dikemukakan yaitu : faktor-faktor apakah yang menentukan
tingkat kegiatan suatu perekonomian? Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu
teguh.Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil?Mengapa
pengangguran dan kenaikan harga-harga selalu berlaku?
Disamping menerangkan faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan
ekonomi negara dan keadaan-keadaan yang menciptakan berbagai masalah,analisis
makroekonomi menerangkan pula langkah-langkah yang dapat digunakan
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Tiga analisis penentuan tingkat kegiatan perekonomian suatu negara dalam


jangka pendek.
a. Analisis penentuan kegaitan perekonomian yang memisalkan bahwa harga
tetap dan suku bunga tetap. Dalam menunjukan penentuan kegiatan
perekonomian berdasarkan kepada dua permisalan tersebut, analisis dibuat
secara bertahap yaitu bermula dari menerangkan keseimbangan dalam
perekonomian dua sektor, kepada keseimbangan dalam perekonomian yang
terdiri dari empat sektor.

Produk Pekerti – AA
108
b. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga
mengalami perubahan. Perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan
dalam tingkat kegiatan perekonomian.
c. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan
suku bungamengalami perubahan. Melalui analisa ini dapatlah diterangkan
bagaimana perubahan-perubahan penawaran uang dan suku bunga
mempengaruhi keseimbangan kegaiatn perekonomian.

2.4.5. Masalah-masalah utama dalam perekonomian


a. Pertumbuhan Ekonomi
Adalah perekembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah.
b. Kurva Kemungkinan Produksi
Adalah batas maksimum produksi yang dapat diciptakan sesuatu negara
pada suatu waktu tertentu. Dalam negara yang kurva batas produksinya adalah
AB, kemakmuran masyarakat mencapai paling maksimum apabila kombinasi
barang industri dan barang pertanian adalah seperti ditunjukan oleh salah satu
titik pada kurva AB – misalnya di titik P. Berati untuk memaksimumkan
kemakmuran masyarakat, negara itu harus menghasilkan X0 barang industri
dan barang industri dan Y0 barang pertanian. Dalam kenyataannya misalkan
tingkat produksi yang dicapai negara tersebut hanyalah seperti ditunjukan oleh
titik M, yaitu menghasilkan X1 barang industri dan Y1 barang pertanian.
Tingkat kegiatan ekonomi di bawah potensi ini menyebabkan sebagian faktor-
faktor produksi mengganggur termasuk tenaga kerja, dan ini terutama
disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.

Y0

Y1

Barang Industri

Produk Pekerti – AA
109
Gambar 8.1. Pertumbuhan potensial dan pertumbuhan sebenarnya

Pada periode berikutnya, pertambahan berikutnya, pertambahan faktor-


faktor produksi dan perkembangan teknologi memungkinkan negara itu
memproduksi lebih banyak dan ini digambarkan oleh perubahan kurva
kemungkinan produksi dari AB ke CD. Perubahan itu menyebabkan
masyarakat dapat memproduksi kombinasi barang industri dan pertanian
seperti yang ditunjukan oleh titik-titik pada kurva CD dan titik R
menggambarkan suatu kombinasi yang dapat dicapai. Dengan demikian,
secara potensial negara tersebut dapat menaikkan produksi dalam
perekonomian dari kombinasi yang ditunjukan oleh titik P kepada kombinasi
yangditunjukan oleh titik R. Akan tetapi kegiatan ekonomi yang sebenarnya
hanya berkembang dari M ke N, berarti pertumbuhan sebenarnya lebih lambat
dari yang secara potensial dapat berlaku.
c. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Nasional Sebenarnya (rill)
Perbedaan di antara pertumbuhan ekonomi potensial dan pertumbuhan
ekonomi sebenarnya dapat pula ditunjukan oleh grafik yang menggambarkan
potensi perkembangan pendapatan nasional dalam jangka panjang dan
perkembangan sebenarnya pendapatn nasional. (gambar 1.2).
Grafik (a) menggambarkan pendapatn nasional potensial, yaitu tingkat
pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerjasepenuhnya digunakan.
Grafik (b) menggambarkan pendapatn nasional yang sebenarnya terwujud dari
tahun-ketahun.

160

140 Pendapatan nasional potensial (a)

120 (b)

100 Jurang PNB

80 Pendapatan nasional sebenarnya

60

40

20

1975 1985 1995 1999 2003


Periode

Gambar 8.2. Pertumbuhan potensial dan pertumbuhan sebenarnya

Produk Pekerti – AA
110
Perbedaan diantara pendapatan nasional potensial dengan pendapatan
nasional sebenarnya dinamakan jurang produk nasional bruto (jurang PNB).
Apabila jurang tersebut wujud, pengangguran akan berlaku ; semakin besar jurang
PNB, semakin besar pula tingkat pengangguran dalam perekonomian. Disamping
keburukan ini, jurang PNB menyebabkan masyarakat tidak menikmati
kemakmuran potensial yang dapat dicapai.
d. Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Seseorang tang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari
pekerjaan tidakltergolong sebagai pengangguran. Sebagai contoh, ibu rumah
tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin memgurus keluarganya tidak
tergolong sebagai pengangguran. Seseorng anak keluarga kaya yang tidak mau
bekerja krena gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya juga tidak tergolong
sebagai pengangguran. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan
pengangguran sukarela.

2.4.6. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam


sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi (peresentasi pertambahan kenaikan harga)
berbeda dari periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara ke
negara lain. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu 2-3 %. Tingkat inflasi
yang moderat mencapi diantara 4-10 %. Inflasi yang sanagat serius dapat mencapai
tingkat beberapa puluhan atau beberapa ratus persen dalam setahun.
Faktor-aktor penyebab inflasi :
a) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-
perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa.
b) Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaiakn upah.
Kedua faktor diatas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah
mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.

Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari :


a) Kenaikan harga-harga barang impor
b) Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang.
c) Kekacauanpolitik dalam ekonomi sebagai akibat permintaan yang kurang
bertanggung jawab.

Akibat buruk inflasi :

Produk Pekerti – AA
111
Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyarakat
dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Salah satu akibat penting dari
inflasi adalah ia cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar
masyarakat. Sebagaian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari pekerja-
pekerja yang bergaji tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upah
para pekerja. Oleh sebab itu upah rill para pekerja akan merosot disebabkan oleh
inflasi dan keadaan ini berarti tingkat kemakmuran segolongan besar masyarakat
mengalami kemerosotan.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin
memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan
menjadi bertambah cepat apabila tidak diatasi, inflasi yang bertambah serius
tersebut cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor
dan manaikkan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan
ekonomi.

2.4.7. Neraca Pembayaran

Adalah suatu tingkatan pembukuan yang menunjukan aliran pembayaran


yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negari, dan dari dalam negeri ke
negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.
Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi :
a) Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa
b) Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal
ke luar negeri.
c) Aliran ke luar aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan
uang di luar negeri).

Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi


penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan masalah
ini adlah impor melebihi ekspor. Pengaliran modal yang terlalu banyak ke luar
negeri adalah faktor lain yang menimbulkan defisit.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa efek buruk
terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor
yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam kegiatan ekonomi dalam
negari karena konsumen menggantikan barang dalam negari dengan barang impor.
Harga valuta asing akan menigkat dan menyebabkan harga-harag barang impor
bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi
kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan
membangun kegiatan usaha yang baru.

Produk Pekerti – AA
112
2.5. Pendapatan Nasional
8.2.1 Konsep dasar penentuan pendapatan nasional

Terdapat beberapa konsep dasar dalam penentuan pendapatan nasional,


yaitu:
1. Gross domestic product(GDP), yaitu seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
seluruh warga masyarakat pada suatu wilayah negara (termasuk WNA yang
ada di negara tersebut)
2. Gross National Product(GNP), yaitu seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
seluruh warga negara yang bersangkutan (yang berada di dalam negeri dan
luar negeri, tidak termasuk WNA)
3. Net National Product (NNP) = GNP – (Penyusutan + Barang pengganti
modal)
4. Net National Income (NNI) = NNP – Pajak tidak langsung
5. Personal Income (PI), yaituJumlah seluruh penerimaan yang diperoleh
perseorangan sebagai balas jasa dalam produksi
PI = (NNI + Transfer Payment) – (iuran Jaminan sosial + iuran asuransi +
laba ditahan + pajak perseorangan)
6. Disposible Income (DI), yaitu pendapatan yang diterima seseorang yang
sudah siap untuk dibelanjakan
DI = PI – Pajak Langsung

Pendekatan dalam Perhitungan Pendapatan Nasional


1. Pendekatan Pendapatan
Dengan menjumlahkan semua pendapatan dari pelaku ekonomi
2. Pendekatan Produksi
 Dihitung berdasarkan jumlah barang dan jasa dikalikan dengan tingkat
harga yang berlaku
3. Pendekatan Pengeluaran
- Metode Produksi
- Metode Pendapatan
- Metode Pengeluaran

8.2.2. Perekonomian Tertutup Sederhana

Perekonomian tertutup sederhana berkaitan dengan hubungan sektor rumah


tangga (konsumsi) dengan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 8.3.

Produk Pekerti – AA
113
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 8.3. Perekonomian tertutup sederhana

Sehingga fungsi pendapatan agregatif sebagai berikut:


Y = C + IAtau Y = C + S
Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
S = Tabungan

8.2.3. Perekonomian Tiga Sektor


The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 8.4. Perekonomian tiga sektor

Sehingga fungsi pendapatan agregatif sebagai berikut:


Y=C+I+G

Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pemerintah

Produk Pekerti – AA
114
8.2.4. Perekonomian Terbuka Empat Sektor
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 8.5. Perekonomian terbuka empat sektor

Sehingga fungsi pendapatan agregatif sebagai berikut:


Y=C+I+G+X-M

Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
S = Tabungan
G = Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

Daftar Pustaka
Prasetyo, PE. 2012. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta; Beta Offset

Menkew, NG, dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat

Produk Pekerti – AA
115
BAB 9. KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI

1.1.Kosep Dasar Konsumsi

Besarnya konsumsi ditentukan oleh pendapatan yang diperoleh. Sehingga:


Fungsi Konsumsi  C = f (YD).
C = a + by atau C = a + MPCY
a = (APC – MPC) Y
b = MPC
Artinya semakin besar pendapatan, semakin besar hasrat untuk menggunakan
pendapatan untuk konsumsi.
Contoh
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1000 miliar, besar konsumsi per
tahun Rp950 miliar, dan pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1200 miliar,
besar konsumsi per tahun Rp1100 miliar. Tentukan nilai APC dan MPC, dan fungsi
konsumsinya!
Penyelesaian:
Diketahui : Y1 = Rp1000
Y2 = Rp1200
C1 = Rp950
C2 = Rp1100
Ditanya : Fungsi Konsumsi?
Jawab:
=>APC = C/Y a = (APC - MPC) Y
=> APC = 950/1000 => a = (0.95 - 0.75) 1000
=> APC = 0.95 => a = 200
b = MPC
=>MPC = ∆C/∆Y b = 0,75
=> MPC = 150/200 Maka fungsi konsumsinya:
=> MPC = 0.75 => C = a + by
=>C = 200 + 0.75Y

1.1.1. Teori Konsumsi Keynes

Keynes menyatakan bahwa:


“Peningkatan konsumsi akan meningkat ketika pendapatan meningkat,
namun peningkatan konsumsinya tidak sebanyak peningkatan pendapatannya,
bahkan lebih kecil dari kenaikan pendapatan”.

Hipotesis Keynes tentang teori konsumsi:


1. MPC merupakan kenaikan konsumsi dari setiap unit pendapatan, di
mana nilai MPC adalah antara 0 dan 1.
2. APC turun ketika pendapatan naik

Produk Pekerti – AA
116
3. Pendapatan merupakan determinan konsumsi, sedangkan tingkat
tabungan tidak memiliki peran penting.
 

1.2. Konsep Dasar Tabungan dan Investasi

TABUNGAN adalah simpanan masyarakat di Bank yang diperoleh dari


pendapatan yang mereka miliki setelah dikurangi untuk konsumsi.  yang
kemudian digunakan oleh pihak ketiga sebagai SUMBER INVESTASI..
INVESTASI merupakan pembelian modal atau barang-barang yang tidak
dikonsumsi, tetapi barang-barang yang digunakan untuk produksi di masa datang.
Interaksi Tabungan, Investasi dan Tingkat Bunga
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 9.1. Interaksi Tabungan investasi dan tingkat bunga

Beberapa jenis investasi


1. Investasi tanah
2. Investasi perumahan
3. Investasi pendidikan
4. Investasi saham, reksana dana, obligasi dll.

Fungsi tabungan dan investasi


Y 𝐶 𝑆
Y 𝐶 𝐼
Jika:
Y 𝐶 𝑆
S 𝑌 𝐶
S 𝑌 𝑎 𝑀𝑃𝐶𝑌 karena MPC + MPS = 1
Maka;
S 𝒂 𝑴𝑷𝑺𝒀 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑺 𝒂 𝟏 𝒃 𝒀

Contoh Soal
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1000 miliar, besar konsumsi per
tahun Rp950 miliar, dan pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1200 miliar,
besar konsumsi per tahun Rp1100 miliar.

Produk Pekerti – AA
117
=>APC = 0.95
=> MPC = 0.75
 a = 200
 b = 0,75
 C = 200 + 0.75Y
Maka;
S = -a + (1 – b)Y
S = -200 + (1 – 0,75)Y
S = -200 + 0,25Y  FUNGSI TABUNGAN
The image part w ith relationship ID rId8 w as not found in the file.

Gambar 9.2. Grafik fungsi konsumsi, investasi dan tabungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tabungan dan Investasi


1. Tingkat bunga
2. Marginal efficiency of capital (MEC)
3. Peningkatan aktivitas perekonomian
4. Kestabilan politik suatu negara
5. Tingkat keuntungan investasi
6. Faktor-faktor lain, ex: teknologi

Daftar Pustaka
Prasetyo, PE. 2012. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta; Beta Offset

Menkew, NG, dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat

Produk Pekerti – AA
118
BAB 10. UANG, TINGKAT SUKU BUNGA dan BANK

9.1. UANG

Uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk melancarkan


kegiatan tukar-menukar dan perdagangan. Uang adalah benda-benda yang disetujui
oleh masyarakat sebagai perantara untuk mengadakan tukar-menukar/perdagangan.
Yang dimaksud denga kata ’disetujui’ disini adalah terdapat kata sepakat diantara
anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai
alat perantara dalam kegiatan tukar menukar. Agar masyarakat menyetujui
penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat
berikut :
a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
b. Mudah dibawa-bawa
c. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
d. Tahan lama
e. Jumlahnyaterbats (tidak berlebih-lebihan)
f. Bendanya mempunyai mutu yang sama

10.1.1 Fungsi Uang


 Uang Sebagai Perantara Tukar-Menukar
Dengan adanya uang, kegiatan tukar-menukar akan jauh lebih mudah
dijalankan kalau dibandingkan dengan di dalam kegiatan perdagangan secara
barter. Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi
kebtuhannya, akan dapat dengan mudah memperolehnya apabila ia memilki uang
yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut. Uang dapat dengan mudah
ditukarkan dengan barang-barang yang diinginkan. Dengan adanya uang seseorang
yang menginginkan sesuatu barang tidak perlu bersusah payah mencari orang yang
dimilikinya barang tersebut dan selanjutnya memperoleh barang tersebut dengan
menggunakan uang. Uang dapat digunakan dalam kegiatan tukar-menukar, maka
waktu untuk melaukan kegiatan dapat dipersingkatan, tenaga dapat dihemat, dan
kegiatan tukar-menukar menjadi lebih sederhana. Berarti uang telah dapat
melancarkan jalannya kegiatan perdagangan.
 Uang Sebagai Satuan Nilai
Yang dimaksud dengan satuan nilai adalah satuan ukuran yang menentukan
besarnya nilai dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang, niali sesuatu
barang barang dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan menunjukan jumlah
uang yang diperlukan untuk memperoleh barang tersebut. Disamping itu, dengan
membandingkan nilai berbagai jenis barang, akan dapat ditentukan besarnya nilai
barang-barang lain. Tanpa uang nilai sesuatu barang haruslah dinyatakan dalam
bentuk membandingkan kurs pertukaran di antara sesuatu barang dengan berbagai
jenis barang lainnya. Penggunaan uang sebagai satuan nilai menyebabkan

Produk Pekerti – AA
119
masyarakat tidak perlu bersusah payah untuk menentukan nilai sesuatu barang
dengan cara menentukan nilai tukar barang tersebut dengan berbagai jenis barang
lainnya.
 Uang Sebagai Alat Bayaran Tertunda
Transaksi-transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang banyak
sekali dilakukan dengan pembayaran yang ditunda, atau penjulan secara kredit.
Para pembeli memperoleh barangnya terlebih dahulu dan membayarnya pada masa
yang akan datang, penggunaan uang sebagai alat perantara dalam tukar menukar
dapat mendorong perkembangan perdagangan yang bersifat demikian karena para
penjual akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran yang ditunda itu adalah sesuai
denga yang diharapkannya. Mutu benda yang akan diperolehnya di masa yang akan
datang sebagai pembayaran penjualannya, yaitu uang, akan sesuai dengan yang
diharapkannya pada waktu menjual barangnya.
Satu syarat penting agar fungsi uang sebagai alat bayaran yang tertunda
dapat dijalankan dengan abaik adalah bahwa niali uang yang digunakan harus tetap
stabil. Niali uang dikatakan stabil apabila sejumlah uang yang dibelanjakan akan
tetap memperoleh barang-barang yang sama dan sama mutunya dari waktu ke
waktu. Apabila syarat ini tidak dipenuhi maka fungsin uang sebagai ukuran untuk
pembayaran tertunda tidak akan dapat dijalankan denagn sempurna.
 Uang Sebagai Alat Penyimpan Nilai
Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam
bentuk uang. Didlam perekonomian yang sudah maju, jenis uang yang terutama
adalah uang bank atau uang giral. Uang jenis ini tidak memerlukan biaya untuk
menyimpannya dan mudah mengurusnya. Ini disebabkan karena kalau seseorang
memeliki uang ini, penyimpanan dan pengurusannya bukan dilakukan oleh
pemiliknya tetapi oleh bank umum yang menyimpannya. Walaupun uang itu tidak
ditangan pemiliknya, ia dapat dengan mudah diambil apabila ingin menggunakan
uang tersebut dengan cara menulis di selembar cek jumlah uang dan diberikan
kepada siapa pembayaran harus dilakukan.
Jenis kedua uang yang sekarang banyak digunakan adalah uang kertas.
Uang ini juga merupakan lata penyimpan nilai yang lebih baik daripada menyipan
nulai dalam bentuk barang. Apabila harga-harga selalu mengalami kenaikan yang
pesat nilai uang akan terus-menerus mengalami kemersosotan. Maka kekayaan
yang berupa uang akan mengalami penurunan nilai kalau dibandingkan dengan
kekayaan yang berbentuk barang. Dalam keadaan demilkian uang bukanlah alat
penyimpanan yang baik.

10.1.2. Perkembangan Penggunaan Uang Kertas dan Uang bank


Pada ketika ini emas dan perak tidak lagi digunakan sebagai uang. Disemua
negara uang terutama dibuat dari kertas atau berbentuk tabungan di bank yang dapat
dikeluarkan dengan menggunakan cek. Uang yang dibuat dari logam (bukan emas

Produk Pekerti – AA
120

Anda mungkin juga menyukai