Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS

3
Here is where your
presentation begins
ANGGOTA KELOMPOK 3

 Rheina Yesi Octa Delivery 185130101111044


 Florencia Chandrika Halim 185130100111057
 Ain Nur Afifah 185130100111062
 Rosita Ainul Ilmi 185130107111026
 Ghalih Gusty Wahyudi 185130107111017
 Diki Purnama Putra 185130100111017
 Saputra Jaka Prayoga 185130101111025
SINYALEMEN DAN ANAMNESA

Sinyalemen Anamnesa
 Kucing domestik  1 bulan terakhir mengalami penurunan
 BB = 5 kg berat badan (BB terakhir 10 kg)
 T = 38,7oC  Makan dan minum normal
 Urinasi pekat
 Tiba-tiba tadi pagi dilaporkan oleh
asisten rumah tangga diduga memakan
benang dan jarum
 Defekasi abnormal  encer
 Sudah vaksin
 Obat cacing rutin
PEMERIKSAAN FISIK

 EM  lesu
 Palpasi kepala dan leher = TAP, konjungtiva pink pucat
 Pemeriksaan rongga mulut  mukosa mulut pink pucat, kering, CRT >2
detik, gigi banyak mengalami aus (keropos) , mulut berbau menyengat
khas makanan
 Palpasi abdomen  perut tegang dan distensi, rasa sakit di area abdomen
cranio-sinister
 Turgor >2 detik, pulsus normal
 Auskultasi toraks normal, HR dan ritme jantung normal, pernafasan
dangkal
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN DARAH
PEMBAHASAN
EVALUASI KONDISI PASIEN

 Diare  kemungkinan diakibatkan karena koksidiosis (infestasi


koksidia)
 Pasien mengalami obstruksi  ditandai dengan adanya jarum
(radiopaque) pada hasil radiografi
 P-LCR tinggi  karena perdarahan akibat obtruksi benda asing (jarum)
 menyebabkan distensi abdomen
 Membran mukosa pucat karena dehidrasi akibat diare dan perdarahan
akibat obstruksi jarum
 Globulin meningkat  kemungkinan akibat adanya infeksi dari koksidia
DIFFERENSIAL DIAGNOSA

 Obstruksi benda asing


 Ascites
 Koksidiosis
TINDAKAN ANESTESIA

Pertimbangan pemilihan prosedur anestesi


 Menggunakan anestesi umum injeksi yaitu Ketamine sebagai anestesi
utama untuk menimbulkan efek analgesik agar pasien tidak merasakan
sakit saat prosedur pembedahan dilakukan
 Menggunakan kombinasi anestesi inhalasi yaitu Isoflurane untuk
mempertahankan kondisi pasien agar tetap berada dalam kondisi
teranestesi
TINDAKAN ANESTESIA

Premedikasi
 Kombinasi atropin sulfat-xylazin
 Dosis atropin sulfat = 0,04 mg/kg BB secara subkutan
 Dosis Xylazine 2% = 1 mg/kg BB secara subkutan
TINDAKAN ANESTESIA

Anestetika
 Anestesi injeksi menggunakan Ketamine dan anestesi inhalasi
menggunakan Isoflurane USP (untuk mempertahankan kondisi pasien
agar tetap berada dalam kondisi teranestesi)
 Dosis Ketamine 10% = 10 mg/kg BB secara intramuskular
TINDAKAN ANESTESIA

Monitoring pasien selama prosedur pembedahan berlangsung


 Kadar oksigen dan kadar anestesi
o Menggunakan mesin anestesi untuk mengatur dan memantau kadar
oksigen serta kadar anestesi pasien yang masuk dan keluar
 Denyut nadi
o Menggunakan EKG
TINDAKAN ANESTESIA

Monitoring setelah pembedahan


 Dipantau kondisi pasien mencakup denyut jantung, pernapasan, dan
tanda vital lainnya
 Jika kadar anestesi yang digunakan berlebih, maka dapat diberikan
antidot anestesi yang sesuai
 Diberikan terapi cairan
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai