Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM FISIKA INTI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

Absorber Aluminium Absorber Flexi Glass


N Tebal Rata – N Tebal Rata -
2
Cpm Cpm
O (mg/cm ) Rata O (mg/cm ) 2
Rata
1 0 16505 16350 16420 16425 1 0 5699 5704 5710 5704,3
2 0,75 6150 6075 6120 6115 2 0,1 2080 2015 2010 2035
3 1,75 2151 2195 2140 2162 3 0,2 1025 4010 1060 2031,67
4 2,75 560 575 550 561,67 4 0,3 530 510 575 538,33
5 3,75 175 174 175 174,67 5 0,4 120 118 123 120,33
6 4,8 36 38 35 36,3 6 0,4 93 95 91 93
7 7,4 13 12 14 29,67 7
8 10 11 13 11 11,67 8
9 13 10 9 8 9 9

Absorber Kertas Karton


Tebal
NO Cpm Rata – Rata
(mg/cm2)
1 0,0078 1969 1964 1959 1964
2 0,0153 2000 1995 1990 1995
3 0,0307 1904 1899 1894 1899
4 0,0461 1916 1956 1951 1941
5 0,0629 1886 1887 1876 1883
6 0,0791 1888 1883 1878 1883
7 0,0957 1523 1518 1513 1518
8 0,1126 1481 1481 1476 1479
9 0,1296 1431 1431 1426 1429
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Sumber Radioaktif : Sr-90


Aktivitas 9 μCi pada Juli 1975

Cacah background:
7 cpm
8 cpm
9 cpm

Tegangan operasi tabung G-M:


450 Volt
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Medan, 11 Mei 2021


Asisten, Praktikan,

(Dewi Feronika Tinambunan) (Rahel M Baringbing)


4.2 Analisa Data

1. Dari data yang diperoleh, Range beta (R) dari unsur radioaktif yaitu : R (mg/cm2) =
530 x E – 106 ; E = 5,4 MeV
R (mg/cm2) = 530 x 5,4 – 106
R = 2756 (mg/cm2) R = 2,756 (gr/cm2)
2. Membuat grafik Cpm-Vs-ketebalan untuk masing absorber (Terlampir)
3. Menentukan koefisien dari masing-masing absorber yang digunakan.
(gr )
R
µ= (cm2)
ρ
a. Untuk absorber Aluminium ρ Al = 2,7 (gr/cm3)
µ = 2,756 (gr/cm2) / 2,7 (gr/cm3)
= 1,0207 cm-1
b. Untuk absorber flexiglass ρ flexiglass = 1,18 (gr/cm3)
µ = 2,756 (gr/cm2) / 1,18 (gr/cm3)
= 2,336 cm-1
c. Untuk absorber kertas karton
ρ kertas karton = 0,0087 (gr/cm3)
µ = 2,756 (gr/cm2) / 0,0087 (gr/cm3)
= 316,78 cm-1

4. Tuliskan pengertioa, sifat-sifat dan fungsi dari Sr-90


Strontium adalah logam keperakan divalen dengan warna kuning pucat yang sifat
sebagian besar peralihan antara dan mirip dengan kalsium tetangga kelompok dan
barium. Hal ini lebih lembut dari kalsium dan lebih sulit daripada barium.
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Sifat-sifat Sr-90
 Titik leleh (777 °C) dan titik didih (1655 °C) poin lebih rendah daripada
kalsium (842 °C dan 1757 °C masing-masing); barium terus tren ini penurunan
titik leleh (727 °C), tapi tidak di titik didih (2170 °C).
 Kepadatan strontium (2,64 g / cm3) adalah sama antara antara kalsium (1,54
g / cm3) dan barium (3,594 g / cm3). Tiga alotrop strontium logam ada,
dengan titik transisi pada 235 dan 540 °C.
 Potensial elektrode standar untuk Sr2 + / pasangan Sr adalah -2,89 V, sekitar
tengah-tengah antara orang-orang dari Ca2 + / Ca (-2,84 V) dan Ba2 + / Ba (-
2,92 V) pasangan, dan dekat dengan orang-orang dari logam alkali tetangga.
 Strontium adalah penengah antara kalsium dan barium reaktivitas ke arah air,
dengan yang bereaksi pada kontak untuk menghasilkan strontium hidroksida
dan gas hidrogen. Strontium logam terbakar di udara untuk menghasilkan baik
oksida strontium dan strontium nitrida, tetapi karena tidak bereaksi dengan
nitrogen di bawah 380 °C, pada suhu kamar, membentuk hanya oksida secara
spontan.
 Selain SrO oksida sederhana, SrO2 peroksida dapat dibuat dengan oksidasi
langsung dari logam strontium di bawah tekanan tinggi oksigen, dan ada
beberapa bukti untuk Sr superoksida kuning (O2) 2. [10] Strontium hidroksida,
Sr (OH) 2, merupakan dasar yang kuat, meskipun tidak sekuat hidroksida
barium atau logam alkali.
 Karena reaktivitas ekstrim dengan oksigen dan air, unsur ini terjadi secara
alami hanya dalam senyawa dengan unsur-unsur lain, seperti di strontianite
mineral dan Celestine. Hal ini disimpan di bawah hidrokarbon cair seperti
minyak mineral atau minyak tanah untuk mencegah oksidasi; baru terkena
logam strontium cepat berubah warna kekuningan dengan pembentukan
oksida. Halus logam strontium bubuk adalah piroforik, yang berarti bahwa itu
akan menyala secara spontan di udara pada suhu kamar. garam strontium
Volatile memberi warna merah terang untuk api, dan garam-garam ini
digunakan dalam kembang api dan dalam produksi flare.
 Seperti kalsium dan barium, strontium logam larut langsung di amonia cair
untuk memberikan solusi biru gelap.
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

fungsi dari Sr-90 sebagai sumber radiasi β yang dipakai dalam percobaan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan data yang diperoleh, hubungan laju pencacahan dengan yang timbul dari
sinar beta terhadap ketebalan adalah berbanding terbalik. Semakin besar laju
pencacahan maka nilai ketebalan akan semakin kecil, dan sebaliknya jika laju
pencacahan kecil maka nilai ketebalan akan semakin besar.
2. Koefisien dari masing-masing absorber yaitu :
a. Untuk absorber Aluminium ρAl = 2,7 (gr/cm3)
gr

μ=
(
2,756
cm ) 2
=1,0207 c m
−1

gr
2,7
(cm ) 3

b. Untuk absorber flexiglass ρflexiglass = 1,18 (gr/cm3)


gr

μ=
(
2,756
cm )
2
=2,336 c m −1

gr
1,18
(cm ) 3

c. Untuk absorber kertas karton ρkertas karton = 0,0087 (gr/cm3)


gr

μ=
(
2,756
cm ) 2
=2,756 c m
−1

gr
0,0087
(cm ) 3
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

3. Dalam Proses peluruhan β merupakan peluruhan radioaktif yang memancarkan


partikel beta (elektron atau positron). Peluruhan beta terjadi karena konversi sebuah
quark bawah menjadi sebuah quark atas oleh pemancaran sebuah boson W Pada kasus
pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini disebut sebagai peluruhan beta negative
sementara pada pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta positif (β+).
Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (electron
atau positron).Pada kasus pemancaran sebuah electron , peluruhan ini disebut sebagai
peluruhan beta minus (β-). Pada peluruhan (β-), interaksi lemah mengubah sebuah
netron menjadi sebuah proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti neutrino
dipancarkan, maka dapat dituliskan:
(β-) 1𝑛 → 1𝑝 + 0𝑒 + 𝑣̅

0 1 −1

Sementara pada pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta plus (β+) . Dalam
peluruhan (β+), sebuah proton dikonversi menjadi sebuah netron, sebuah positron dan
sebuah neutrino, maka dapat dituliskan:
(β+) p → 𝑛 + 0𝑒 + v

4. Sifat-sifat dari radiasi beta adalah sebagai berikut :


a. Bermuatan listrik negatif
b. Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif
c. Massanya sangat kecil sehingga di abaikan
d. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali partikel alfa
e. Jarak tembusnya hanya berapa cm di udara
f. Kecepatan partikelnya hanya 1/100 – 99/100 kecepatan cahaya
g. Partikelnya mudah dibelokkan jika melewati medium karena massanya yang
sangat kecil.
h. Sinar beta dihasilkan oleh pancaran partikel-partikel beta
i. Sinar beta tidak lain adalah elektron bermuatan tinggi dengan muatan -1 e
j. Jejak partikel beta dalam bahan berbelok – belok
k. Daya tembus sinar beta lebih besar dari sinar alfa tetapi lebih kecil dari sinar
gamma.
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

5.2. Saran

1. Sebaiknya praktikan selanjutnya memahami cara kerja tabung G-M


2. Sebaiknya praktikan selanjutnya menggunakan masker dan sarung tangan pada
saat melakukan percobaan
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya tidak terlalu lama membuka kotak Sr-90 agar
radiasinya tidak menyebar terlalu besar.

DAFTAR PUSTAKA

Johnston,Brian. 1987. Physics for GCSE. London: Heineman Education Books


Pages : 169 - 170
Sentiani. 2011. Nuklir Fisika Inti dan Politik Energi Niklir. Malang : Inti Media
Halaman : 23,33-37
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Medan, 11 Mei 2021


Asisten, Praktikan,

(Dewi Feronika Tinambunan) (Rahel M Baringbing)


LAMPIRAN

1. VisioTanpa Menggunakan Absorber

2. Visio Menggunakan Absorber Kertas


LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

2. Visio Menggunakan Absorber Flexi Glass

4. Visio Menggunakan Absorber Aluminium


LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

1. Grafik CPM-vs-Ketebalan untuk Absorber Aluminium

Grafik Hubungan CPM-Vs-Ketebalan Absorber


18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
024681012 14
Ketebalan Absorber
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

2. Grafik CPM-Vs-Ketebalan untuk Absorber Flexiglass

Grafik Hubungan CPM-Vs-Ketebalan Absorber


6000

5000
CPM

4000

3000

2000

1000

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Ketebalan
Absorber

3. Grafik CPM-Vs-Ketebalan untuk Absorber Kertas Karton


2500

Grafik Hubungan
PM-Vs-Ketebalan C
Absorber

2000

1500

1000

500

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Ketebalan Absorber
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Anda mungkin juga menyukai