Anda di halaman 1dari 32

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi


Dosen Pengampu: Eka Jumarni Fithri, S.E.,M.Si.,Ak.,CA.

Kelompok 7

Disusun Oleh :
Dafina Ramadhani (061940512052)
Destia Dwi Putri (061940512053)
Putri Meilanda (061940512061) (Ketua)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Sistem Akuntansi. Shalawat dan salam saya junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
Penulisan makalah ini merupakan perwujudan dari hasil pemahaman kami berdasarkan
dari beberapa sumber bacaan yang telah kami baca dan kami telah berusaha menyajikan isi
makalah sesuai yang diharapkan oleh dosen pengampu. Makalah ini kami susun dengan judul
“Sistem Akuntansi Aktiva Tetap”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, ini disebabkan
karena terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna dan memberikan banyak
manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika
aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva secara tetap
dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tersebut. Hal ini disebabkan
banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak
bisa tidak harus dilakukan karena berupa committed costs, yang dalam masa
pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen melalui wewenang yang dimilikinya. Karena pengendalian aktiva tetap
dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, system akuntansi aktiva tetap
menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat
pelaksanaan perolehan aktiva tetap. Makalah ini menguraikan system akuntansi aktiva
tetap yang digunakan untuk menghasilkan informasi bagi manajemen dalam
mengelola jenis aktiva tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian aktiva tetap?
2. Apa saja dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang
mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap?
3. Apa catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap
4. Apa saja fungsi ysng terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok
aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap?
5. Apa saja jaringan subsistem yang membentuk system akuntansi aktiva tetap?
6. Apa saja unsur pengendalian intern dalam system akuntansi aktiva tetap?
7. Bagaimana bagan alir dokumen jaringan prosedur yang membentuk system
akuntansi aktiva tetap?

4
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian aktiva tetap.
2. Mengetahui apa saja dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi
yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva
tetap.
3. Mengetahui catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap
4. Mengetahui apa saja fungsi ysng terkait dalam transaksi yang mengubah harga
pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap.
5. Mengetahui apa saja jaringan subsistem yang membentuk system akuntansi
aktiva tetap.
6. Mengetahui apa saja unsur pengendalian intern dalam system akuntansi aktiva
tetap.
7. Mengetahui bagaimana bagan alir dokumen jaringan prosedur yang
membentuk system akuntansi aktiva tetap.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI AKTIVA TETAP


Definisi Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

Karakteristik Transaksi Aktiva Tetap


a. Frekuensi terjadinya transaksi yang mengubah aktiva tetap relative sedikit
dibandingkan dengan transaksi yang mengubah aktiva lancer, namun umumnya
menyangkut jumlah rupiah yang besar.
b. Pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva
tetap.
c. Pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap perlu dibedakan menjadi dua
macam, yaitu : pengeluaran pendapatan dan pengeluara modal.

Penggolongan Aktiva Tetap


Penggolongan aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya :
a. Tanah dan perbaikan tanah
b. Gedung dan perbaikan gedung
c. Mesin dan ekuipmen pabrik
d. Mebel
e. Kendaraan

Transaksi yang Mengubah Aktiva Tetap


a. Jenis transaksi yang mengubah rekening akumulasi depresiasi aktiva tetap, terdiri
dari: transaksi perolehan (pembelian, pembangunan, dan sumbangan),
pengeluaran modal, revaluasi, pertukaran, penghentian pemakaian, dan penjualan.
b. Jenis transaksi yang mengubah akumulasi depresiasi aktiva tetap, terdiri dari:
depresiasi, penghentian pemakaian, penjualan, dan pertukaran.

6
c. Jenis transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap, adalah konsumsi berbagai sumber daya: bahan baku dan suku cadang,
sumber daya manusia, enerji, peralatan, dan sumber daya lain untuk kegiatan
reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
Transaksi Perolehan
Aktiva tetap perusahaan diperoleh melalui berbagai cara: pembelian, pembangunan,
dan sumbangan.
a. Transaksi perolehan aktiva tetap dari pembelian dicatat dalam register bukti kas
keluar dengan jurnal:
Aktiva Tetap xx
Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar xx

b. Jika aktiva tetap diperoleh dengan pembangunan sendiri, pengeluaran modal yang
berupa pengeluaran kas dicatat dalam register bukti kas keluar dengan jurnal:
Aktiva Tetap dalam Konstruksi xx
Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar xx

c. Jika aktiva tetap diperoleh dengan pembangunan sendiri, pengeluaran modal yang
berupa pemakaian persediaan, distribusi gaji dan upah, da pembebanan biaya
overhead pabrik dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal:
Aktiva Tetap dalam Konstruksi xx
Persediaan Suku Cadang xx
Gaji dan Upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx

d. Harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun dicatat dalam jurnal umum
dengan jurnal:
Aktiva Tetap xx
Aktiva Tetap dalam Konstruksi xx

e. Jika aktiva tetap diperoleh dari sumbangan, harga pokok aktiva tetap dicatat dalam
jurnal umum dengan jurnal:
Aktiva Tetap xx
Modal Sumbangan xx
7
Transaksi Pengeluaran Modal
Transaksi pengeluaran modal adalah transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap,
yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Transaksi pengeluaran modal dicatat
dalam register bukti kas keluar dengan jurnal:
Aktiva Tetap xx
Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar xx
(Untuk mencatat pengeluaran modal berupa pengeluaran kas.)
Aktiva Tetap xx
Persediaan Suku Cadang xx
Gaji dan Upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx
(Untuk mencatat pengeluaran modal yang berupa pemakaian persediaan distribusi
biaya tenaga kerja, dan pembebanan biaya overhead pabrik.)

Transaksi Depresiasi Aktiva Tetap


Secara periodik, harga pokok aktiva tetap dialokasikan ke dalam periode akuntansi
yang menikmati jasa yang dihasilkan oleh aktiva tetap. Transaksi depresiasi aktiva
tetap, dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal:
Biaya Overhead Pablik Sesungguhnya xx
Biaya Administrasi dan Umum xx
Biaya Pemasaran xx
Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap xx

Transaksi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap


Penghentian aktiva tetap dicatat dalam rekening aktiva tetap dan rekening akumulasi
depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan. Jika nilai jual aktiva tetap yang dientikan
pemakaiannya berbeda dari nilai buku aktiva tetap pada saat dihentikan
pemakaiannya, penghentian pemakaian aktiva tetap menimbulkan laba atau rugi.
Dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal:
Akumulasi Depresiasi xx
Rugi Peghentian Pemakaian Aktiva Tetap xx
Aktiva Tetap xx
(Untuk mencatat penghentia pemakaian aktiva tetap yang nilai jualnya lebih rendah
dari nilai buku aktiva tetap.)
8
Transaksi Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap
Pengeluaran untuk reparasi aktiva tetap digolongkan ke dalam dua golongan:
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Biaya reparasi yang bermanfaat
hanya dalam tahun terjadinya diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan. Biaya
pemeliharaan aktiva tetap merupakan pengeluaran pendapatan yang diperlakukan
sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dicatat dalam register bukti kas keluar
dengan jurnal:
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan xx
Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar xx
(Untuk mencatat biaya reparasi dan pemeliharaan yang berupa pengeluaran kas)
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan xx
Persediaan Suku Cadang xx
Gaji dan Upah xx
(Untuk mencatat biaya reparasi dan pemeliharaan yang berupa pemakaian persediaan
dan distribusi biaya tenaga kerja)

Manajemen Aktiva Tetap


Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur ekonomisnya.
Dalam fungsi organisasi, fungsi yag bertanggungjawab atas pengelolaan aktiva tetap
berada ditangan Bagian Aktiva Tetap. Wewenang yang dimilikinya:
a. Menempatkan aktiva tetap ditangan fungsi pemakai aktiva tetap.
b. Memberikan otorisasi pemindahan aktiva tetap dari fungsi satu ke fungsi lainnya.
c. Memberikan otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap.
d. Memberikan otorisasi pegiriman aktiva tetap ke pihak luar untuk keperluan
reparasi.

Struktur Kode Aktiva Tetap


Diantara informasi penting yang perlu dicaerminkan dalam kode aktiva tetap adalah :
Golongan Aktiva Tetap
1. Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2. Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin dan equipmen pabrik
4. Mesin dan perbaikan kantor
5. Mebel
9
6. Kendaraan darat
7. Kendaraan air
8. Kendaraan udara
9. Aktiva tetap lain

Jenis Aktiva Tetap


Tiap golongan aktiva tetap dapatdirinci lebih lanjut, masing-masing sampai dengan 99
jenis. Contoh mesin dan equipment kantor dirinci menjadi jenis aktiva tetap berikut:
1 Mesin ketik manual
2 Mesin ketik elektronik
3 Mesin potong kertas
4 Mesin penghancur kertas
5 Mesin fofocopy
6 Mesin cetak komputer
7 Komputer
8 Overhead projector
9 TV monitor
10 Slide projector
11 Movie video dst

Tahun Perolehan
Tahun perolehan aktiva tetap diambil dua angka terakhir dan dicantumkan dalam
kode aktiva tetap. Misalnya: mesin fotokopi diperoleh dalam tahun 1992, pada angka
yang ke-4 dan ke-5 dalam kode aktiva tetap dicantumkan angka 92. Kode tahun
perolehan ini akn dengan cepat memberikan informasi umur aktiva tetap sampai
dengan saat tertentu.

Fungsi
Kode fungsi memudahkan pembebanan biaya depresiasi aktiva tetap ke dalam biaya
produksi, biaya administrasi dan umum, dam biaya pemasaran. Karena dalam
perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, maka fungsi ini disusun sebagi berikut:
1. Produksi
2. Administrasi dan umum
3. Pemasaran
10
Lokasi
Kode lokasi dirinci sebagai berikut:

X X XX XX
Daerah
Gedung
Lantai
Nomor Kamar

Portability
Portability aktiva tetap digolongkan ,enurut mudah dan dapat atau tidaknya aktiva
tetap dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sebagai berikut:
1. Portable (dapat dibawa dengan tangan manusia)
2. Movable (dapat dipindahkan dengan bantuan ekuipmen)
3. Fixtures (melekat pada aktiva tetap lain)

B. DOKUMEN
Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok
aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan adalah:
1. Surat Permintaan Otorisasi Investasi

11
Merupakan Dokumen yang digunakan untuk meminta persetujuan pelaksanaan
investasi dalam aktiva tetap. Dokumen ini diisi oleh fungsi yang mengusulkan
perolehan aktiva tetap dan setelah diotorisasi oleh direktur fungsi yang bersangkutan
dimintakan persetujuan dari Direktur Utama.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Surat Permintaan
Otorisasi Investasi :
NO Prinsip Perancangan Formulir Surat Permintaan Otorisasi
. Investasi
ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana 
dan ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 

2. Surat Permintaan Reparasi

12
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan
pengeluaran modal.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Surat Permintaan
Reparasi :

NO Prinsip Perancangan Formulir Surat Permintaan Reparasi


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 
3. Surat Permintaan Transfer Aktiva Tetap

13
Dokumen ini berfungsi sebagai parmintaan dan pemberian otorisasi transfer aktiva
tetap.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Surat Permintaan
Transfer Aktiva Tetap :

NO Prinsip Perancangan Formulir Surat Permintaan Transfer


. Aktiva Tetap
ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 
4. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap

14
Dokumen ini berfungsi sebagai parmintaan dan pemberian otorisasi penghentian
pemakaian aktiva tetap.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Surat Permintaan
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap :

NO Prinsip Perancangan Formulir Surat Permintaan Penghentian


. Pemakaian Aktiva Tetap
ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana 
dan ringkas.
4. Unsur internal check dalam 
merancang formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 
5. Surat Perintah Kerja

15
Dokumen ini memiliki 2 fungsi: sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu
mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang dipakai untuk mengumpulkan biaya
pembuatan aktiva tetap. Dokumen ini digunakan sebagai perintah kerja pemasangan
aktiva tetap yang dibeli, pembongkaran aktiva tetap yang diberhentikan
pemakaiannya.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Surat Perintah
Kerja :

NO Prinsip Perancangan Formulir Surat Perintah Kerja


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 

16
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 

6. Surat Order Pembelian

Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat untuk memesan
aktiva tetap kepada pemasok.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Surat Order
Pembelian :

NO Prinsip Perancangan Formulir Surat Order Pembelian


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 
7. Laporan Penerimaan Barang

17
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini melakukan
pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap yang diterima dari pemasok.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Laporan
Penerimaan Barang :

NO Prinsip Perancangan Formulir Laporan Penerimaan Barang


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana 
dan ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 

8. Faktur dari Pemasok

18
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aktiva tetap yang dibeli.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Faktur dari
Pemasok :

NO Prinsip Perancangan Formulir Faktur dari Pemasok


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 

9. Bukti Kas Keluar

19
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi akuntasi
setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok diterima dan diperiksa oleh fungsi
tersebut.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Bukti Kas Keluar :

NO Prinsip Perancangan Formulir Bukti Kas Keluar


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 
10. Daftar Depresiasi Aktiva Tetap

20
Daftar ini berisi jumlah biaya depresiasi aktiva tetap yang dibebankan dalam periode
akuntansi tertentu. Dokumen ini merupakan dasar untuk pembuatan bukti memorial
untuk pencatatan biaya depresiasi yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Daftar Depresiasi
Aktiva Tetap :

NO Prinsip Perancangan Formulir Daftar Depresiasi Aktiva


. Tetap
ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 
11. Bukti Memorial

21
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
depresiasi aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun,
pemberhentian pemakaian aktiva tetap, dan pengeluaran modal.
Analisis prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Bukti Memorial :

NO Prinsip Perancangan Formulir Bukti Memorial


. ADA TIDAK ADA
1. Pemanfaatan tembusan atau Copy 
formulir.
2. Penghindaran duplikasi dalam 
pengumpulan data.
3. Rancangan formulir yang sederhana dan 
ringkas.
4. Unsur internal check dalam merancang 
formulir.
5. Nama dan alamat perusahaan pada 
formulir.
6. Nama formulir. 
7. Nomor identitas pada setiap formulir. 
8. Formulir besar. 
9. Pencetakan garis pada formulir. 
10. Pencantuman nomor urut tercetak. 
11. Rancangan formulir. 
12. Formulir ganda. 
13. Pembagian zona. 

C. CATATAN AKUNTANSI

22
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah harga
pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah:
1. Kartu aktiva tetap
Merupakan buku pembantu aktiva tetap yang digunakan untuk mencatat secara
rinci segala data yang bersangkutan dengan aktiva tetap tertentu.
2. Jurnal umum
Digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok aktiva tetap yang telah selesai
dibangun, biaya-biaya untuk pemasangan dan pembongkaran aktiva tetap,
penghentian pemakaian aktiva tetap, dan depresiasi aktiva tetap.
3. Register bukti kas keluar
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian aktiva tetap dan
pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas.

D. FUNGSI YANG TERKAIT


Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan
akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah:
1. Fungsi Pemakaian
Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi ini bertanggung jawab mengajukan
usulan investasi dalam aktiva tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi
investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva tetap seperti yang tercantum
dalam anggaran investasi yang telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham
2. Fungsi Riset dan Pengembangan
Fungsi ini bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap yang
dimanfaatkan oleh lebih dari satu fungsi. Selain itu, fungsi ini bertanggung jawab
melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari berbagai fungsi lain dalam
perusahaan.
3. Direktur yang bersangkutan
Pejabat ini berfungsi memberikan persetujuan terhadap usulan investasi dan surat
permintaan otorisasi reparasi yang dijukan oleh unit organisasi yang ada dibawah
wewenangnya.
4. Direktur utama
Pejabat ini yang memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aktiva tetap.

5. Fungsi Pembelian
23
Fungsi ini bertanggung jawab memilih pemasok dan menerbitkan surat order
pembelian untuk pengadaan aktiva tetap.
6. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab melakukan pemeriksaan terhadap aktiva tetap yang
diterima oleh pemasok. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam laporan
penerimaan barang.
7. Fungsi Aktiva Tetap
Fungsi ini bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap perusahaan. Fungsi ini
memliki wewenang dalam penempatan, pemindahan dan penghentian pemakaian
aktiva tetap.
8. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungj jawab dalam pembuatan dokumen sumber (bukti kas
keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan amutasi aktiva tetap dan
penyelenggaraan buku pembantu aktiva tetap. Selain itu, fungsi ini bertanggung
jawab atas penyelenggaraan jurnal yang bersangkutan dengan aktiva tetap
(register bukti kas keluar dan jurnal umum).

E. JARINGAN SUBSISTEM
Jaringan subsistem yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap adalah:
1. Sistem pembelian Aktiva Tetap
Sistem ini dirancang untuk melaksanakan pencatatan harga pokok aktiva tetap
yang diperoleh dari transaksi pembelian.
2. Sistem Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembangunan Sendiri
Sistem Ini dirancang untuk mencacat harga pokok aktiva tetap yang diperolehan
dari perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan.
3. Sistem Pengeluaran Modal
Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap dengan
adanya pengeluaran modal.
4. Sistem Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat peng urangan harga pokok dan akumulasi
depresiasi aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul
sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.

5. Sistem Transfer Aktiva Tetap


24
Sistem ini dirancang untuk mencatat transfer aktiva tetap dari satu pusat
pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain.
6. Sistem Revaluasi Aktiva Tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva tetap
7. Sistem Pencatatan Depresiasi Aktiva Tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap.

F. UNSUR PENGENDALIAN INTERN


1. Organisasi
a. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap
b. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus
dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja
2. Sistem Otorisasi
a. Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham
b. Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasioleh direktur yang bersangkutan
c. Surat permintaan otorisasi reparasi diotorisasi oleh direktur utama
d. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan
e. Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
f. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan
g. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntan
3. Prosedur Pencatatan
Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti
memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan
dokumen pendukung yang lengkap yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
4. Praktik yang Sehat
a. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tatep dengan kartu aktiva
tetap.
b. Penggunaan Anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam
aktiva tetap
c. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian
d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (Capital
Expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure)

25
G. BAGAN ALIRAN DOKUMEN JARINGAN PROSEDUR YANG
MEMBENTUK SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP
Sistem Pembelian Aktiva Tetap
Karena transaksi perolehan aktiva tetap berkaitan dengan anggaran modal,
maka diperlukan otorisasi dari direksi. Transaksi pembelian aktiva tetap dimulai
dengan permintan otorisasi investasi dari pemakaian aktiva tetap yang diajukan
kepada direksi. Setelah otorisasi investasi diberikan oleh direksi, langkah pembelian
aktiva tetap selanjutnya dilakukan melalui system pembelian. Jika aktiva tetap yang
dibeli memerlukan biaya pemasangan, fungsi aktiva tetap mengeluarkan surat
perintah kerja kepada fungsi bengkel untuk pelaksanaan pemasangan aktiva tetap
tersebut. Oleh fungsi akuntansi, biaya pemasangan aktiva tetap diperlukan sebagai
tambahan harga faktur aktiva tetap untuk menghitung harga pokok aktiva tetap yang
dicantumkan dalam kartu aktiva tetap.
Sistem Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembangunan Sendiri
Melakukan bagan aliran dokumen system perolehan aktiva tetap melalui
pembangunan yang terdiri dari rangkaian prosedur berikut: (1) prosedur permintaan
otorisasi investasi, (2) prosedur perintah kerja, (3) prosedur pelaksanaan
pembangunan aktiva tetap, (4) prosedur penerimaan barang, (5) prosedur penempatan
aktiva tetap, (6) prosedur pencatatan harga pokok aktiva tetap.
Dalam bagian aliran dokumen yang memerlukan aktiva tetap mengajukan
surat permintaan otorisasi investasi kepada Direktur Utama untuk memperoleh
otorisasi dilaksanakannya pembangunan aktiva tetap yang telah dicantumkan dalam
anggaran modal. Berdasarkan surat perintah kerja, bagian reparasi dan pemeliharaan
meminta bahan dan suku cadang dari gudang dan memerintahkan kariyawan untuk
mengerjakan pembagunan aktiva tetap. Dissamping itu, berdasarkan bukti permintaan
dan pengeluaran barang gudang dan rekap daftar gaji dan upah, bagian kartu aktiva
tetap mencatat konsumsi bahan dan suku cadang setra jam tenaga kerja ke dalam surat
perintah kerja. Berdasarkan data jumlah harga pokok aktiva tetap yang dihitung
tersebut. Bagian kartu aktiva tetap membuat bukti memorial. Bukti memorial dikirim
ke bagian jurnal untuk dicatat dalam jurnal umum.

Sistem Pengeluaran Modal


Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap
dengan adanya pengeluaran modal. Setiap pengeluaran modal memerlukan dokumen

26
surat permintaan otorisasi reparasi dari manajemen puncak. Pelaksanan surat
permintaan otoriasasi reparasi dilakukan berdasarkan dokumen surat perintah kerja.
Bagan alir dokumen sistem pengeluaran modal, yang terdiri dari rangkaian prosedur
berikut:
1) Prosedur permintaan otorisasi investasi
2) Prosedur printah kerja
3) Prosedur pelaksanaan pengeluran modal
4) Prosedur penerimaan bahan
5) Prosedur pencatatan harga pokok aktiva tetap

Sistem Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap


Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi
depresiasi aktiva tetap yang dihentikan pemakainanya serta laba rugi yang
ditimbulkan sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut. Dokumen
sumber yang dipakai sebagai dasar pencataatan penghentian pemakaian akiva tetap
adalah bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa surat
permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap yang terdiri dari rangkaian prosedur
berikut: 1. Prosedur permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap, 2. Prosedur
penghentian pemakaian aktiva tetap, 3. Prosedur pencatatan penghentian pemakaian
aktiva tetap.
Dalam bagan alir dokumen tersebut, bagian yang menggunakan aktiva tetap
mengajukan permintaan penghentian aktiva tetap mengajukan permintaan
penghentian aktiva tetap dengan menggunakan surat permintaan penghentian
pemakaian aktiva tetap kepada Direktur Utama.

Sistem Transfer Aktiva Tetap


Sistem ini dirancang untuk mentransfer aktiva tetap dari satu pusat
pertanggungjawaban kepusat pertanggungjawaban yang lainnya. Dokumen sumber
yang dipakai sebagai dasar pencatatanan transfer aktiva tetap adalah surat permintaan
transfer aktiva tetap. Transfer aktiva tetap ini tidak mengubah harga pokok aktiva
tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan, namun hanya dicatat
data lokasi baru aktiva tetap tersebut didalam kartu aktiva tetap dan tidak ada
pencatatan nilai rupiah dalam transfer aktiva tetap. Oleh karena itu, transaksi transfer
tidak menyangkut pencatatan ke dalam jurnal.
27
Sistem Revaluasi Aktiva Tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi revaluasi atau penilaian kembali
aktiva tetap. Dokumen yang dipakain sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.
yang terdiri dari rangkaian prosedur berikut ini:
1) Prosedur permintaan penghentian aktiva tetap
2) Prosedur penghentian pemakaian aktiva tetap
3) Prosedur pencatatan revaluasi aktiva tetap.

Sistem Pencatatan Depresiasi Aktiva Tetap


Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap. Dokumen
sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial. yang terdiri
dari rangkaian prosedur berikut ini:
1) Prosedur pembuatan daftar depresiasi aktiva tetap
2) Prosedur pencatatan depresiasi aktiva tetap

Contoh Sistem Akuntansi Aset Tetap pada saat Pembelian


- Dimulai dari bagian yang Memerlukan Aset tetap, dengan membuat surat Permintaan
Otorisasi Investasi dibuat sebanyak 3 rangkap yang kemudian diserahkan kepada
Direktur utama.
- Dibagian Direktur Utama, Setelah diberikan Otorisasi oleh direktur utama, maka
rangkap 1 diberikan kepada bagian Pembelian, rangkap ke 2 diberikan kepada bagian
yang Memerlukan Aset Tetap, dan rangkap ke 3 diberikan kepada bagian Utang.
- Di bagian Pembelian, Surat Permintaan Otorisasi Investasi tersebut digunakan untuk
membuat Surat Permintaan Penawaran Harga. Surat Permintaan Penawaran Harga
kemudian dikirim ke pemasok dan diterima Surat Penawaran Harga dari pemasok.
Kemudian dilakukan perbandingan harga yang menghasilkan dokumen Perbandingan
Harga. Dokumen perbandingan harga ini digunakan untuk memilih pemasok dan juga
untuk membuat Surat Order Pembelian. Surat order pembelian dibuat 7 rangkap,
rangkap 1 dan 2 dikirim ke pemasok, rangkap ke 3 dikirim kebagian penerimaan,
rangkap ke 4 diberikan kebagian utang, rangkap ke 5 diberikan kepada bagian yang
Memerlukan Aset Tetap, rangkap ke 6 berserta SPP, SPH dan PH disimpan di file
dokumen kertas T, dan rangkap ke 7 disimpan di file dokumen kertas A.
- Lanjut dibagian Penerimaan, ada SOP dan Surat Pengantar dari pemasok yang mana
setelah mereka memeriksa barang yang diterima, mereka juga membuat Laporan
Penerimaan Barang. Laporan Penerimaan Barang ada 3 rangkap bersama SOP dan
SP, rangkap 1 diberikan kepada bagian pembelian, rangkap ke 2 tersebut bersamaan
dengan barang diberikan kepada bagian yang Memerlukan Aset Tetap, sementara
rangkap ke 3 yang juga bersama SOP dan SP disimpan di file dokumen kertas N.

28
- Kembali ke bagian Pembelian, masuk dokumen Laporan Penerimaan Barang dan
selanjutnya dicatat tanggal penerimaan pada SOP lembar 6 dan 7. Kemudian dikirim
ke bagian Utang.
- Lanjut dibagian Utang, terdapat dokumen Surat Permintaan Otorisasi Investasi, Surat
Order Pembelian, Lampiran Penerimaan Barang, dan Faktur dari pemasok. Kemudian
dilakukan perbandingan faktur dan pemasok dengan SPOI, SOP, dan LPB dan
kemudian membuat Bukti Kas Keluar. Mereka memiliki bukti kas keluar sebanyak 4
rangkap, kemudian ada SPOI, SOP, dan LPB dan faktur. Rangkap 1 Bukti Kas Keluar
bersama LPB digunakan untuk Register Bukti Kas Keluar, kemudian Bukti Kas
keluar rangkap 3 bersama SPOI, SOP, LPB dan Faktur disimpan di file dokumen
kertas T yang dijadikan arsip Bukti Kas Keluar yang belum dibayar, sementara
rangkap ke 2 digunakan untuk dikirim ke bagian Aset Tetap.
- Dibagian Aset Tetap, ada Bukti Kas Keluar rangkap ke 2 yang digunakan untuk
membuat Surat Penempatan Aset Tetap. Surat Penempatan Aset Tetap dibuat 3
rangkap dan Bukti Kas Keluar (BKK), Surat Penempatan Aset Tetap rangkap 1
dikirim kebagian yang Memerlukan Aset Tetap, rangkap ke 2 dikirimkan kebagian
Kartu Aset Tetap bersama dengan BKK, dan rangkap ke 3 disimpan di file dokumen
kertas N.
- Kembali ke bagian yang Memerlukan Aset Tetap, disana terdapat Surat Permintaan
Otorisasi Investasi, Surat Order Pembelian rangkap ke 5, Laporan Penerimaan Barang
rangkap ke 2 yang diterima bersama dengan aset tetap, juga terdapat Surat
Penempatan Aset tetap yang kemudian disimpan di file dokumen kertas N.
- Terakhir dibagian Kartu Aset Tetap, ia menerima Bukti Kas Keluar (BKK) dan Surat
Penempatan Aset Tetap yang disimpan di file dokumen kertas N. Lalu Bukti Kas
Keluar (BKK) dicatat di Kartu Aset Tetap dan proses Sistem Pembelian Aktiva Tetap
pun selesai.

29
30
BAB III
PENUTUP

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok
aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan adalah: Surat
Permintaan Otorisasi Investasi, Surat Permintaan Reparasi, Surat Permintaan Transfer Aktiva
Tetap, Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap, Surat Perintah Kerja, Surat
Order Pembelian, Laporan Penerimaan Barang, Faktur dari Pemasok, Bukti Kas Keluar,
Daftar Depresiasi Aktiva Tetap dan Bukti Memorial
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah harga
pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah: Kartu aktiva tetap, Jurnal
umum dan Register bukti kas keluar.
Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan
akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah: Fungsi Pemakaian, Fungsi Riset dan
Pengembangan, Direktur yang bersangkutan, Direktur utama, Fungsi Pembelian, Fungsi
Penerimaan, Fungsi Aktiva Tetap dan Fungsi Akuntansi.
Jaringan subsistem yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap adalah: Sistem
pembelian Aktiva Tetap, Sistem Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembangunan Sendiri,
Sistem Pengeluaran Modal, Sistem Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap, Sistem Transfer
Aktiva Tetap, Sistem Revaluasi Aktiva Tetap, dan Sistem Pencatatan Depresiasi Aktiva
Tetap. Unsur pengendalian intern dalam system akuntansi aktiva tetap terdiri dari Organisasi,
Sistem Otorisasi, Prosedur Pencatatan, dan Praktik yang sehat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

32

Anda mungkin juga menyukai