Anda di halaman 1dari 5

Model Kepemimpinan Managerial Grid.

Jika dalam model Ohio, kepemimpinan ditinjau dari sisi


struktur inisiasi dan konsideransinya, maka dalam model manajerial grid yang disampaikan oleh
Blake dan Mouton dalam Robbins (1996) memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari
perhatiannya terhadap tugas dan perhatian pada orang. Kedua sisi tinjauan model kepemimpinan ini
kemudian diformulasikan dalam tingkatan-tingkatan, yaitu antara 0 sampai dengan 9. Dalam
pemikiran model managerial grid adalah seorang pemimpin selain harus lebih memikirkan mengenai
tugas-tugas yang akan dicapainya juga dituntut untuk memiliki orientasi yang baik terhadap
hubungan kerja dengan manusia sebagai bawahannya. Artinya bahwa seorang pemimpin tidak dapat
hanya memikirkan pencapaian tugas saja tanpa memperhitungkan faktor hubungan dengan
bawahannya, sehingga seorang pemimpin dalam mengambil suatu sikap terhadap tugas, kebijakan-
kebijakan yang harus diambil, proses dan prosedur penyelesaian tugas, maka saat itu juga pemimpin
harus memperhatikan pola hubungan dengan staf atau bawahannya secara baik. Menurut Blake dan
Mouton ini, kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi empat kecenderungan yang ekstrim dan
satu kecenderungan yang terletak di tengah-tengah keempat gaya ekstrim tersebut. Gaya
kepemimpinan tersebut adalah :

Impoverished leadership (Model Kepemimpinan yang Tandus), dalam kepemimpinan ini si pemimpin
selalu menghidar dari segala bentuk tanggung jawab dan perhatian terhadap bawahannya.

Team leadership (Model Kepemimpinan Tim), pimpinan menaruh perhatian besar terhadap hasil
maupun hubungan kerja, sehingga mendorong bawahan untuk berfikir dan bekerja (bertugas) serta
terciptanya hubungan yang serasi antara pimpinan dan bawahan.

Country Club leadership (Model Kepemimpinan Perkumpulan), pimpinan lebih mementingkan


hubungan kerja atau kepentingan bawahan, sehingga hasil/tugas kurang diperhatikan.

Task leadership (Model Kepemimpinan Tugas), kepemimpinan ini bersifat otoriter karena sangat
mementingkan tugas/hasil dan bawahan dianggap tidak penting karena sewaktu-waktu dapat
diganti.

Middle of the road (Model Kepemimpinan Jalan Tengah), di mana si pemimpin cukup
memperhatikan dan mempertahankan serta menyeimbangkan antara moral bawahan dengan
keharusan penyelesaian pekerjaan pada tingkat yang memuaskan, di mana hubungan antara
pimpinan dan bawahan bersifat kebapakan.

Berdasakan uraian di atas, pada dasarnya model kepemimpinan manajerial grid ini relatif lebih rinci
dalam menggambarkan kecenderungan kepemimpinan. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri
bahwasanya model ini merupakan pandangan yang berawal dari pemikiran yang relatif sama dengan
model sebelumnya, yaitu seberapa otokratis dan demokratisnya kepemimpinan dari sudut pandang
perhatiannya pada orang dan tugas.
KEPEMIMPINAN MENURUT ROBERT R. BLAKE DAN JANE S. MOUNTON
Kepemimpinan di definisikan oleh blake dan mounton sebagai bagaimana manajer memikirkan
tentang produksi dan hubungan antara pekerjaan dengan manusianya.
Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan sebagai gaya yang
ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengah-tengah gaya ekstrims tersebut.
Gaya kepemimpinan dalam managerial gris itu antara lain sebagai berikut:
1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengan dirinya, dan
produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas manager
dalam gris ini menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkominikasikan informasi dari
atasan lepada bawahan.

2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksinya
maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua usaha-usahanya
dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapat dikatakan sebagai “manager tim” yang riel (the
real team manager). Dia mampu untuk memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan
kebutuhan=kebutuhan orang-orang di organisasinya.

3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai
produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan pemimpin club (the Country club
management), Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias
bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak
ada satu orang pun yangmau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan
organisasi

4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis
(autocratictask managers). Manager semacamini hanya maua memikirkan tentang usah peningkatan
efisiensi pelaksanaan verja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-
orang yang bekerja dalam organisasinya.dan lebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih menonjolkan
otokratisnya.

5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada produksi maupun pada
orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina moral orang-orang yang bekerja
dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau
mencolok. Dia tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati
mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
3. Blake and Mouton Grid (Kisi-kisi Blake dan Mouton)

Robert R. Blake dan Jane S. Mouton tahun 1991 mengembangkan suatu grid (kisi-kisi) kepemimpinan
guna menunjukkan bahwa pemimpin membantu organisasi mencapai tujuannya lewat 2 orientasi
pimpinan, yaitu : (1) Perhatian atas Produksi dan (2) Perhatian atas Orang. Kedua orientasi ini
mencerminkan kembali Perilaku Kerja dan Perilaku Hubungan seperti terjadi di riset Ohio State
University.

Dengan menggunakan grid (kisi-kisi), Blake dan Mouton menciptakan 5 gaya kepemimpinan. Gaya-
gaya tersebut adalah :

1) Gaya Taat Otoritas (Authority-Compliance)

Gaya ini menggambarkan pemimpin yang dikendalikan oleh pencapaian hasil atau target, dengan
sedikit atau bahkan tidak ada perhatian pada manusia kecuali dalam rangka keterlibatan mereka
dalam menyelesaikan pekerjaan. Komunikasi pemimpin dengan pengikutnya terbatas dan diadakan
sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan. Pemimpin-pemimpin ini bercorak pengendali, pengarah,
terlalu kuat, dan penuntut. Mereka bukan kolega kerja yang menyenangkan. Sejumlah penelitian
menunjukkan tingkat keluar-masuk karyawan yang tinggi dengan gaya kepemimpinan semacam ini.

2) Gaya Country-Club

Gaya Country-Club menggambarkan pemimpin dengan perhatian tinggi pada orang dan rendah
perhatiannya pada hasil atau produksi. Pemimpin ini fokus pada pemenuhan kebutuhan orang dan
penciptaan lingkungan yang kondusif dalam pekerjaan. Keluar-masuk karyawan menurun di bawah
pemimpin bergaya ini.

3) Gaya Lemah (Impoverished Management

Gaya Lemah menggambarkan pimpinan yang punya sedikit perhatian baik atas orang ataupun
produksi. Pemimpin bergaya ini berlaku sebagai pemimpin tetapi sesungguhnya terasing dan tidak
melibatkan diri dalam organisasi. Pemimpin ini kerap punya sedikit hubungan dengan pengikut dan
dapat saja dianggap tidak peduli, tidak tegas, pasrah, dan bersikap masa bodoh. Umumnya kita
mengenalnya dengan Laissez Faire.

4) Gaya Middle-of-the-Road (Gaya Jalan Tengah)

Gaya Jalan Tengah menggambarkan pemimpin yang kompromistik, yang punya perhatian menengah
atas pekerjaan dan perhatian tengah atas orang-orang yang melakukan pekerjaan. Pemimpin
menghindari konflik dan menekankan pada tingkat produksi serta hubungan personal yang moderat.
Gaya kepemimpinan ini kerap digambarkan sebagai orang yang bijaksana, lebih suka di tengah,
samar pendirian dalam minat atas kemajuan, dan sulit menyatakan ketidaksetujuannya di hadapan
pekerja.

5) Gaya Tim
Gaya ini memberi tekanan kuat baik pada pekerjaan ataupun hubungan antarpersonal. Gaya ini
mendorong derajat partisipasi dan kerja tim yang tinggi di dalam organisasi dan memuaskan
kebutuhan dasar pekerja agar terlibat dan punya komitmen dalam pekerjaannya. Kata yang dapat
menggambarkan pemimpin bergaya Tim adalah : menstimulir, partisipatif, penentu tindakan,
pembuka isu, penjelas prioritas, pembuat terobosan, bersikap terbuka, dan penikmat pekerjaan.

6) Paternalistik/Maternalistik

Gaya Manajemen Tim mengintegrasikan perhatian tinggi atas pekerja sekaligus dan pekerjaan.
Namun, mungkin pula ada pemimpin yang menerapkan sekaligus perhatian tinggi pada orang dan
perhatian tinggi pada produksi tetapi tidak dengan cara yang integratif. Pemimpin seperti ini
berpindah dari Gaya Taat Otoritas menjadi Gaya Country-Club bergantung pada situasi. Mereka biasa
disebut “diktator yang murah hati”, karena mereka bertindak ramah pada pekerja hanya agar
pekerjaan selesai, untuk kemudian berpindah kembali menjadi “diktator.” Gaya ini disebut
Paternalistik/Maternalistik, dan pemimpin bergaya ini melakukannya karena memandang pekerja
tidak terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. “Orang ya orang, kerjaan ya kerjaan. Beda.”

7) Oportunis

Gaya Oportunis merujuk pada pemimpin yang secara oportunistik menggunakan aneka kombinasi
dari 5 gaya “resmi” (nomor 1 s/d 5) guna meningkatkan karier mereka.

Black dan Mouton menandaskan bahwa pemimpin biasanya punya satu gaya yang dominan dan satu
gaya cadangan. Pemimpin berpindah ke gaya cadangan tatkala gaya dominan tidak efektif dan
mereka tengah berada di bawah tekanan berat.

Anda mungkin juga menyukai