DISUSUN OLEH :
NAMA : Rizky Vidya Alviani
NIM : 43218110190
Dosen
Elok Kurniawati, SE, M.Ak
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MODUL 9 (TEORI KONSOLIDASI,AKUNTANSI PUSH DOWN DAN USAHA
PATUNGAN)
Teori induk entitas didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasian adalah
perluasan dari laporan induk entitas dan harus dibuat dari sudut pandang pemegang saham
induk entitas. Dalam teori induk entitas, laporan keuangan konsolidasian dibuat untuk
kepentingan pemegang saham entitas induk, dan pemegang saham hak non pengendalian
tidak diharapkan mengambil manfaat untuk dari laporan tersebut. Laba bersih konsolidasian
dalam teori induk entitas merupakan ukuran laba bagi pemegang saham induk entitas.
Perbedaan mendasar antara teori induk entitas, teori entitas dan teori kontemporer, yaitu teori
induk perusahaan mengambil sudut pandang pemegang saham induk entitas dan teori entitas
memfokuskan pada keseluruhan entitas konsolidasi. Sebaliknya, teori kontemporer
memandang pemegang saham dan kreditor induk entitas sebagai pemakai utama laporan
keuangan konsolidasi, namun mengasumsikan tujuan pelaporan posisi keuangan dan hasil
operasi adalah bagi entitas usaha tunggal.
Pelaporan Laba
Laba bersih konsolidasian adalah ukuran laba bagi pemegang saham induk entitas dalam teori
induk perusahaan dan teori entitas. Teori entitas memerlukan perhitungan laba bagi seluruh
pemegang saham, yang disebut sebagai “teori laba bersih konsolidasian”. Total laba bersih
konsolidasian kemudian dialokasikan kepada pemegang saham hak non pengendalian dan
mayoritas, dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laba bersih
konsolidasi dalam praktik yang ada menggambarkan teori induk entitas
Penilaian Aset
Dalam Teori induk entitas, asset anak entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya, ditambah
dengan bagian induk entitas dari kelebihan nilai wajar asset atas nilai bukunya. Dengan kata
lain, aset anak entitas dinilai kembali hanya sebatas pengambilan asset bersih (termasuk
goodwill) oleh induk entitas. Kepemilikan hak non pengendalian dalam asset bersih anak
entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya.
Dalam teori induk entitas, keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari penjualan
arus-atas dieliminasi sejumlah presentase kepemilikan entitas induk dalam anak entitas.
Bagian dari keuntungan dan kerugian yang tidak dieliminasi berkaitan dengan kepemilikan
hak non pengendalian, dan sudut pandang induk entitas, direalisasi oleh pemegang saham hak
non pengendalian
Keuntungan dan Kerugian Konstruktif
Pola akuntansi untuk keuntungan dan kerugian konstruktif dari akuisisi hutang antar entitas
menurut ketiga teori tersebut sama dengan pola akuntansi untuk keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi
Dengan metode ini, proses konsolidasi untuk asset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi
dinilai secara konsisten pada nilai wajar pada saat penggabungan usaha dilakukan.
Pendukung pendekatan ini mengakui bahwa induk entitas akan mau membayar sejumlah
premi untuk memperoleh kendali atas entitas lain, dan premi tersebut tidak berhubungan
dengan nilai wajar anak entitas
Wujud investasi dari jenis pendanaan ini adalah uang tunai yang diberikan pada pihak
perusahaan, lalu mereka akan memberikan sekumpulan saham pada individu ataupun
lembaga yang memberikan pendanaan. Risiko yang dihasilkan termasuk tinggi, namun
mempunyai timbal balik atau return yang juga tinggi.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber
daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari
operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan
keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:
a) indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran;
b) indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.
A. Basis Akuntansi
Dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD setiap entitas baik pemerintah pusat, kementerian
negara/lembaga, pemerintah daerah, dan satuan kerja di tingkat pemerintah pusat/daerah
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
b) Neraca,
c) Laporan Arus Kas (LAK),
d) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang yakni menyatukan dua transaksi yang
dilakukan dengan menggunaan metode desentralisasi. Laporan keuangan gabungan dan
konsolidasi harus dibuat ketika perusahaan memiliki kemampuan mengendalikan perusahaan
lain.
Kapan laporan keuangan gabungan disusun yang pasti adalah akhir tahun dan
periode cut-off perusahaan. Tujuan laporan keuangan gabungan dan konsolidasi adalah
memberitahu bahwa perusahaan memiliki pengendalian terhadap perusahaan lain baik
dengan pembelian saham atau penggabungan usaha.
Apa kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang bergantung kepada jenis pencatatan
yakni sentralisasi dan desentralisasi. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang adalah kantor
pusat akan membuat laporan keuangan gabungan melalui aktiva yang dimiliki perusahaan.
A. Karena pencatatannya tidak dipisahkan dengan penjualan biasa atau penjualan lainnya
maka tidak ada perbedaan dalam membuat jurnalnya. Dengan demikian pendapatan
dan biaya dari penjualan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang
diperoleh dari penjualan biasa atau penjualan lainnya
Seperti halnya pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat, pada buku komisioner bila
penjualan barang komisi tidak dipisahkan dengan penjualan biasa dan penjualan
lainnya, jurnal yang dibuat juga sama caranya sehingga tidak ada keistimewaan
Unsur-unsur dasar Laporan keuangan.
Unsur pembentuk laporan keuangan yaitu,
1. Aktiva
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan
oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
2. Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban
berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian
masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di
masa depan.
3. Ekuitas
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya.
Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
4. Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama
perusahaan.
5. Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas
MODUL 13 (Pelaporan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah)
2. Neraca
Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode
akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
4. Catatan atas Laporan Keuangan