Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BESAR 2

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

DISUSUN OLEH :
NAMA : Rizky Vidya Alviani
NIM : 43218110190
Dosen
Elok Kurniawati, SE, M.Ak
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MODUL 9 (TEORI KONSOLIDASI,AKUNTANSI PUSH DOWN DAN USAHA
PATUNGAN)

Teori induk entitas didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasian adalah
perluasan dari laporan induk entitas dan harus dibuat dari sudut pandang pemegang saham
induk entitas. Dalam teori induk entitas, laporan keuangan konsolidasian dibuat untuk
kepentingan pemegang saham entitas induk, dan pemegang saham hak non pengendalian
tidak diharapkan mengambil manfaat untuk dari laporan tersebut. Laba bersih konsolidasian
dalam teori induk entitas merupakan ukuran laba bagi pemegang saham induk entitas.

PERBANDINGAN TEORI KONSOLIDASI

Perbedaan mendasar antara teori induk entitas, teori entitas dan teori kontemporer, yaitu teori
induk perusahaan mengambil sudut pandang pemegang saham induk entitas dan teori entitas
memfokuskan pada keseluruhan entitas konsolidasi. Sebaliknya, teori kontemporer
memandang pemegang saham dan kreditor induk entitas sebagai pemakai utama laporan
keuangan konsolidasi, namun mengasumsikan tujuan pelaporan posisi keuangan dan hasil
operasi adalah bagi entitas usaha tunggal.

Pelaporan Laba

Laba bersih konsolidasian adalah ukuran laba bagi pemegang saham induk entitas dalam teori
induk perusahaan dan teori entitas. Teori entitas memerlukan perhitungan laba bagi seluruh
pemegang saham, yang disebut sebagai “teori laba bersih konsolidasian”. Total laba bersih
konsolidasian kemudian dialokasikan kepada pemegang saham hak non pengendalian dan
mayoritas, dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laba bersih
konsolidasi dalam praktik yang ada menggambarkan teori induk entitas

Penilaian Aset

Dalam Teori induk entitas, asset anak entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya, ditambah
dengan bagian induk entitas dari kelebihan nilai wajar asset atas nilai bukunya. Dengan kata
lain, aset anak entitas dinilai kembali hanya sebatas pengambilan asset bersih (termasuk
goodwill) oleh induk entitas. Kepemilikan hak non pengendalian dalam asset bersih anak
entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya.
Keuntungan dan Kerugian yang Belum Direalisasi

Dalam teori induk entitas, keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari penjualan
arus-atas dieliminasi sejumlah presentase kepemilikan entitas induk dalam anak entitas.
Bagian dari keuntungan dan kerugian yang tidak dieliminasi berkaitan dengan kepemilikan
hak non pengendalian, dan sudut pandang induk entitas, direalisasi oleh pemegang saham hak
non pengendalian

Keuntungan dan Kerugian Konstruktif

Pola akuntansi untuk keuntungan dan kerugian konstruktif dari akuisisi hutang antar entitas
menurut ketiga teori tersebut sama dengan pola akuntansi untuk keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi

Konsep Kesatuan Ekonomi – Pembelian Goodwill

Dengan metode ini, proses konsolidasi untuk asset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi
dinilai secara konsisten pada nilai wajar pada saat penggabungan usaha dilakukan.
Pendukung pendekatan ini mengakui bahwa induk entitas akan mau membayar sejumlah
premi untuk memperoleh kendali atas entitas lain, dan premi tersebut tidak berhubungan
dengan nilai wajar anak entitas

1. Pengertian Modal Ventura


Venture capital atau modal ventura adalah salah satu jenis investasi yang pendanaannya
berbentuk penyertaan modal pada sebuah perusahaan swasta dalam kurun waktu tertentu.

Wujud investasi dari jenis pendanaan ini adalah uang tunai yang diberikan pada pihak
perusahaan, lalu mereka akan memberikan sekumpulan saham pada individu ataupun
lembaga yang memberikan pendanaan. Risiko yang dihasilkan termasuk tinggi, namun
mempunyai timbal balik atau return yang juga tinggi.

Sebelum memutuskan untuk melakukan pendanaan, umumnya para investor sudah


memahami bahwa perusahaan yang didanai tersebut memiliki risiko yang tinggi dan juga
tidak memenuhi standar perusahaan terbuka untuk bisa memperoleh pinjaman dari pihak
perbankan

2. Pengaturan Modal Ventura


Modal ventura merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang keberadaannya masih
relatif baru. Secara institusional dan formal usaha modal ventura ini baru ada setelah
keluarnya Keppres Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan
Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Pembiayaan. Kedua peraturan ini merupakan tonggak sejarah perkembangan hukum modal
ventura.
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati (2000, hlm. 194) mengelompokkan
sumber hukum modal ventura ke dalam dua klasifikasi, yaitu dari segi hukum perdata dan
dari segi ventura, adapun dari segi public adalah peraturan perundang-undangan sebagai
sumber utama dalam hukum modal ventura.

1. Segi Hukum Perdata


 Asas Kebebasan Berkontrak
 Undang-Undang di Bidang Hukum Perdata
2. Segi Hukum Publik Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa pembiayaan,
modal ventura banyak menyangkut kepentingan public terutama yang bersifat
administratif. Oleh karena itu, perundang-undangan yang bersifat public yang
relevan berlaku pula pada usaha modal ventura
 Undang-Undang di Bidang Hukum Publik
 Peraturan tentang Lembaga Pembiayaan

TUJUAN DAN MANFAAT MODAL VENTURA


Menurut Dahlan Siamat (2001, hlm 337) pembiayaan modal ventura di samping
berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan risiko yang tinggi pula,
juga bertujuan antara lain :
a. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru ;
b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dan dalam
pengembangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal ;
c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun pada
tahap mengalami kemunduran ;
d. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap
dipasarkan ;
e. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri ;
f. Mendorong pengembangan proyek research and development ;
g. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih teknologi
;
h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilihan suatu perusahaan.

A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MODAL VENTURA


1. Keunggulan Modal Ventura
Beberapa keunggulan model pembiayaan modal ventura adalah :
a. Merupakan dana jangka pendek dan menengah yang relatif murah dan dengan
system repayment yang cukup fleksibel.
b. Merupakan sumber dana bagi perusahaan baru yang belum memenuhi syarat
untuk mendapatkan dana dari sumber pembiayaan lainnya ;
c. Bantuan manajemen yang diberikan oleh Perusahaan Modal Ventura terhadap
perusahaan pasangan usaha biasanya ikut menambah majunya perusahaan ;
d. Biasanya perusahaan modal ventura sangat konsern terhadap maju mundurnya
2. Kelemahan Modal Ventura
Adapun beberapa kelemahan dari lembaga pembiayaan modal ventura adalah
sebagai berikut :
a. Apabila dilihat dari segi jangka waktu yang panjang, pembiayaan lewat modal
ventura dapat menjadi sangat mahal karena system bagi hasil yang diterapkannya.
Pengembalian (return) yang diperoleh perusahaan modal ventura dari perusahaan
pasangan usaha sangat besar terutama jika bisnisnya sukses.
b. Bantuan pembiayaan lewat modal ventura hanya dapat diberikan kepada
perusahaan tertentu secara selektif. Perusahaan yang berprospek super bagus saja
yang dapat dilayani. Dalam praktiknya lebih banyak perusahaan yang ditolak
daripada yang diterima proposalnya.
c. Para pendiri perusahaan pasangan usaha yang dibiayai oleh perusahaan modal
ventura dapat kehilangan kontrol dan kepemilikan atas perusahaannya karena
manajemen dan saham yang dipegang oleh perusahaan modal ventura. Apabila
perusahaan menunjukkan gejala kegagalan, perusahan yang bersangkutan
cenderung diambil alih (take over) atau bahkan langsung dilikuidasi.
MODUL 10
(Laporan Keuangan Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Prosedur Umum)

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber
daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari
operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan
keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:

a) indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran;
b) indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.

A. Basis Akuntansi

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan


pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.
Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas
(cash basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).

B. Jenis Laporan Keuangan

Dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD setiap entitas baik pemerintah pusat, kementerian
negara/lembaga, pemerintah daerah, dan satuan kerja di tingkat pemerintah pusat/daerah
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
b) Neraca,
c) Laporan Arus Kas (LAK),
d) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang yakni menyatukan dua transaksi yang
dilakukan dengan menggunaan metode desentralisasi. Laporan keuangan gabungan dan
konsolidasi harus dibuat ketika perusahaan memiliki kemampuan mengendalikan perusahaan
lain.

Kapan laporan keuangan gabungan disusun yang pasti adalah akhir tahun dan
periode cut-off perusahaan. Tujuan laporan keuangan gabungan dan konsolidasi adalah
memberitahu bahwa perusahaan memiliki pengendalian terhadap perusahaan lain baik
dengan pembelian saham atau penggabungan usaha.

Apa kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang bergantung kepada jenis pencatatan
yakni sentralisasi dan desentralisasi. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang adalah kantor
pusat akan membuat laporan keuangan gabungan melalui aktiva yang dimiliki perusahaan.

Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang .


1) Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang. Peristiwa ini
terjadi selama periode akuntansi.
2) Pada saat pelaporan nilai persediaan barang dagangan oleh kantor cabang ke kantor pusat.
Peristiwa ini terjadi pada akhir periode akuntansi, dan kantor cabang mengirimkan pelaporan
laba/rugi bersih.

Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang tak terpisahkan
dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.
CaLK sekurang- kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut:

1). informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian


target Undang-Undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target;
2). ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
3). informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan- kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi- transaksi dan kejadian-
kejadian penting lainnya;
4). pengungkapan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan;
5). pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas;
6). informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
MODUL 11 (Menghitung dan Mencatat Penjualan Angsuran)

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana


pembayarannya dilaksanakan secara bertahap.
1. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, pejual menerima pembayaran
pertama sebagian dari harga penjualan.
2. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.
Untuk menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak
mengalami kerugian, maka biasanya saat membeli ada beberapa perjanjian, antara
lain:
1. Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual.
2. Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas.
Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali,
factor-faktor yang harus diperhatikan penjual :
1. Besarnya pembayaran pertama (down payment).
2. Jangka waktu pembayaran.
3. Besarnya pembayaran angsuran.
PERLAKUAN AKUNTANSI LAINNYA
Perlakuan Akuntansi Penjualan Angsuran yang lain, kecuali masalah
penentuan bunga adalah:
a. Pengakuan Laba Kotor
Dasar pengakuan laba yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran
adalah:
1. Dasar Penjualan (Accrual Basis) -> laba kotor diakui pada saat penjualan angsuran
terjadi tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini
sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa
2. Dasar tunai (Cash Basis) -> Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan
kas. Setiap Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap
Ada 3 metode untuk memperlakukan penerimaan piutang penjualan angsuran, yaitu:
 Harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method)
 Laba kotor kemudian harga pokok
 beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional (metode penjualan
angsuran)
b. Tukar Tambah atau Trade In -> penjualan dimana pembeli menyerahkan
barangnya sebagai uang muka (down payment/DP) kekurangannya dibayar secara
angsuran
C. Pembatalan Penjualan Angsuran - > Dalam penjualan angsuran kadangkala
pembeli tidak dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi pembatalan penjualan
angsuran.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh penjual adalah:
1. Barang yang sudah dijual dimiliki kembali.
2. Piutang penjualan angsuran yang belum dibayar dibatalkan.
3. Mencatat laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
MODUL 12 (Akuntansi Konsinyasi)

1. PENGERTIAN PENJUALAN KONSINYASI

Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain untuk
dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian. Perjanjian konsinyasi
berisi mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak. Pihak-pihak yang terlibat dalam
konsinyasi adalah:
a. Pengamanat (consignor) adalah pihak yang menitipkan barang atau pemilik barang.
Pengamanat akan tetap mencatat barang yang dititipkannya sebagai persediaan selama barang
yang dititipkan belum terjual atau menunggu laporan dari komosioner.
b. Komisioner (consignee) adalah pihak yang menerima titipan barang.
AKUNTANSI PENJUALAN KONSINYASI
Metode pencatatan yang dapat dipakai baik oleh pengamanat (consignor) maupun komisioner
(consignee) ada dua , yaitu:
a. Metode Terpisah
b. Metode Tidak Terpisah
berikut ini dijelaskan Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak.
Pembahasan dimulai dengan penerapan pencatatan dengan metode:
1. Metode Terpisah yang dilakukan oleh pengamanat (consignor) maupun komisioner
(consignee).
2. Metode Tidak Terpisah yang dilakukan oleh pengamanat (consignor) maupun
komisioner (consignee).
Berikut ini merupakan perlakuan akuntansi terhadap consignee dan consignor.
1.Metode Terpisah

a. Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor) -> Setiap transaksi yang berhubungan dengan
penjualan konsinyasi baik menyangkut pendapatan maupun biaya dicatat dalam rekening
barang konsinyasi atau consigment out.
b. Akuntansi oleh Komisioner (Consignee)-> Bagi Consignee setiap transaksi pendapatan
yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi dimasukkan ke dalam rekening barang
komisi atau consignment in.

2. Metode Tidak Terpisah


A. Karena pencatatannya tidak dipisahkan dengan penjualan biasa atau penjualan lainnya
maka tidak ada perbedaan dalam membuat jurnalnya. Dengan demikian pendapatan dan
biaya dari penjualan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang
diperoleh dari penjualan biasa atau penjualan lainnya

b. Akuntansi oleh Komisioner

Seperti halnya pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat, pada buku komisioner bila
penjualan barang komisi tidak dipisahkan dengan penjualan biasa dan penjualan lainnya,
jurnal yang dibuat juga sama caranya sehingga tidak ada keistimewaan

Unsur-unsur dasar Laporan keuangan.


Unsur pembentuk laporan keuangan yaitu,
1. Aktiva
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan
oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
2. Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban
berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian
masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di
masa depan.
3. Ekuitas
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya.
Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
4. Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama
perusahaan.
5. Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas
MODUL 13 (Pelaporan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah)

Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi


keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya

Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber
daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari
operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan
keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:

a) indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran;
b) indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.
A. Basis Akuntansi

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan


pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.
Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas
(cash basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).

B. Jenis Laporan Keuangan

Dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD setiap entitas baik pemerintah pusat,


kementerian negara/lembaga, pemerintah daerah, dan satuan kerja di tingkat pemerintah
pusat/daerah wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan. Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
laporan keuangan pemerintah pokok setidak-tidaknya terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas (LAK),
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

1. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah
pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD dengan menyajikan ikhtisar
sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah dalam satu periode pelaporan

2. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,


kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Mengenai neraca lebih detail dibahas
dalam Bab III modul ini.

3. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan.
4. Catatan atas Laporan Keuangan

C. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang tak terpisahkan dari
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Hubungan antar Komponen Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Anggaran dengan Laporan Arus Kas.
2. Laporan Realisasi Anggaran dengan Neraca
3. Neraca dengan Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan dengan Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas
MODUL 14 (Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba)
(Yayasan,Rumah Sakit dan Universitas)
Pengertian Oragnisasi Nirlaba

Menurut Kurniasari (2011) menyatakan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non
profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal
di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).

Karakteristik Organisasi Nirlaba

Berdasarkan PSAK 45 (revisi 2010) halaman 2 paragraf 01, dimana suatu organisasi
dapat dikelompokan sebagai organisasi nirlaba bila memenuhi, kriteria sebagai berikut:

1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.

2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas
nirlaba tersebut.

3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan
tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat
likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

Tindakan donatur untuk memastikan akuntabilitas organisasi nirlaba penerima dana


antara lain:

1. Memantau aktivitas organisasi nirlaba.


2. Kunjungan donatur ke lokasi kegiatan.
3. Meminta organisasi penerima dana untuk membuat laporan keuangan maupun
laporan kegiatan.
4. Membandingkan anggaran dengan realisasi anggaran untuk mengevaluasi
penggunaan dana.
5. Mewajibkan penerima dana untuk menyerahkan laporan keuangan yang diaudit oleh
akuntan publik.
6. Mengirim auditor untuk mengaudit laporan keuangan penerima dana.

Standar Akuntansi Keuangan

Standar akuntansi keuangan adalah kerangka acuan dalam prosedur yang berkaitan dengan
penyajian laporan keuangan sehingga dapat diperoleh kesamaan prosedur dalam menjelaskan
bagaimana laporan keuangan disusun dan disajikan, terdapat kesatuan bahasa dalam
menganalisa laporan keuangan.

Menurut Uli Sinaga (2010) pada tahun 2012 ditargetkan terdapat 4 pilar Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia, antara lain:
1. SAK UMUM yang terdiri dari PSAK Berbasis IFRS dan PSAK Non IFRS (termasuk
syariah).
2. SAK ETAP
3. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
4. Standar Entitas Nirlaba
Pencatatan Jurnal Standar Pada Organisasi Nirlaba

Beberapa jurnal yang umumnya terdapat di dalam pencatatan transaksi yang dimiliki oleh
sekolah atau yayasan pendidikan. Yayasan pendidikan sebagai bagian atas organisasi nirlaba,
tentunya akan memiliki pendapatan dan beban seperti organisasi nirlaba lainnya. Dimana
pendapatan dan beban umumnya berasal dari kegiatan operasional terkait dengan kegiatan
belajar mengajar maupun kegiatan sejenis yang menjadi penunjang.

Laporan Keuangan Entitas Nirlaba


Terkait dengan pembahasan mengenai laporan keuangan yang dimaksud, akan
dibahas pada segmen di bawah ini:
Berdasarkan PSAK No.45 halaman 4 paragraf 06 menyatakan bahwa tujuan utama
atas laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi
kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

Akun-akun yang umumnya terdapat di dalam laporan posisi keuangan, antara lain:
(a) Kas dan setara kas, dalam kondisi dimana sumbangan dana yang bersifat terikat harus
dipisahkan dari kas tidak terikat.
(b) Piutang hibah, yang disajikan net realizable value, merupakan sumbangan dana yang
akan diberikan oleh pemberi sumbangan, namun secara actual belum terealisasi.
(c) Beban dibayar di muka, merupakan pembayaran yang dilakukan dimuka untuk
memperoleh manfaat di masa depan.
(d) Investasi, dalam hal ini investasi yang dilakukan dalam bentuk saham maupun obligasi
yang disajikan berdasarkan fair market value.
(e) Aset tetap, yang terdiri dari property, plan, and equipment yang disajikan secara net
book value setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Pada dasarnya pola perhitungan atas aset tetap baik perolehan maupun pencatatannya
adalah sama dengan entitas laba. Koleksi, seperti benda-benda seni, benda-benda
bersejarah yang dapat dikapitalisasi maupun dibebankan dan disusutkan.

MODUL 15 (KONTRAK ASURANSI)


Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk umum dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan di Indonesia agar laporan
keuangan dapat dimengerti dan diperbandingkan serta tidak menyesatkan bagi pihak-pihak
yang memakai laporan keuangan tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan memuat konsep dasar, metode dan teknik akuntansi yang
merupakan panduan dalam penyusunan laporan keuangan khususnya yang ditujukan kepada
pihak-pihak luar seperti investor, kreditor, pemerintah, maupun masyarakat. Dalam
akuntansi, prinsip akuntansi yang diterima umum adalah istilah yang digunakan secara luas
pada konsep atau pedoman dan praktek terinci.

Pengertian suatu kontrak sebagai kontrak asuransi atau kontrak investasi, sebagaimana
yang diatur dalam PSAK 62, ditujukan untuk menentukan perlakuan akuntansi yang
diterapkan asuradur dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk tujuan
umum dan tidak dimaksudkan untuk tujuan penentuan definisi jenis kontrak berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Secara umum hal hal yang diatur dalam PSAK 62 adalah sebagai berikut:
1.Ruang lingkup
PSAK 62 mengatur mengenai kontrak asuransi, sehingga entitas yang mempunyai
kontrak asuransi menerapkan PSAK 62 dan entitas tersebut tidak hanya perusahaan asuransi.
Selain itu untuk instrumen keuangan yang mempunyai fitur partisipasi tidak mengikat juga
masuk dalam ruang lingkup PSAK 62.
2. Derivatif melekat
Dalam PSAK 55 :Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan
entitas untuk memisahkan beberapa derivatif melekat dari kontrak utamanya. Namun, jika
derivatif melekat itu adalah kontrak asuransi maka harus menerapkan PSAK 62

3. Pemisahan komponen deposit


Dalam kontrak asuransi mengandung komponen deposit ataupun komponen asuransi,
insurer diisyaratkan untuk memisahkan komponen deposit dan komponen asuransi. Namun,
pemisahan ini tidak diharuskan bagi insurer yang tidak dapat mengukur komponen deposit
secara terpisah sesuai persyaratan PSAK 62.
4. Tes kecukupan liabilitas
Di dalam PSAK 62, insurer di isyaratkan untuk melakukan tes kecukupan liabilitas
atas kontrak asuransi. Insurer menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah liabilitas
asuransi yang diakui telah mencukupi dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa
depan terkait dengan kontrak asuransi. Jika penilaian tersebut menunjukkan bahwa nilai
tercatat liabilitas asuransi (dikurangi dengan biaya akuisisi tangguhan terkait dan aset tak
berwujud terkait) tidak mencukupi dibandingkan dengan estimasi arus kas masa depan, maka
seluruh kekurangan diakui dalam laba rugi.
5. Penurunan nilai aset reasuransi
PSAK 62 mengatur penurunan nilai asset reasuransi pada kontrak asuransi, jika asset
reasuransi cedant turun nilainya, cedant mengurangi nilai tercatat sesuai dengan nilainya dan
mengakui kerugian penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi.
6.Shadow accounting
Penyesuaian terkait atas liabilitas asuransi (atau biaya akuisisi tangguhan dan aset tak
berwujud) diakui dalam pendapatan komprehensif lain jika, dan hanya jika keuntungan atau
kerugian yang belum terealisasi diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Praktek ini
biasanya disebut sebagai shadow accounting.
Dalam PSAK 1 paragraf 9, “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Menurut Kieso and Weygandt (2007:2) bahwa
“Laporan keuangan merupakan sarana untuk mengkomunikasikan informasi keuangan utama
kepada pihak-pihak di luar korporasi”.

Proses Bisnis
Menurut Wikipedia.com, proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan tertata
atau terstruktur yang mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya dan digunakan untuk
menyelesaikan masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan demi meraih
tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Asuransi

Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992


tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :
“Asuransi atau pertanggungan adalah Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan

Kontrak asuransi mempunyai beberapa karakteristik yang membedakannya dengan kontrak


yang lainnya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
 Bertujuan untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian dan identitas sudah
diketahui sebelum kejadian
 Bagi tertanggung diharuskan mempunyai kepentingan keuangan (financial interest)
pada pokok pertanggungan.
 Pengungkapan penuh bagi kedua pihak diharuskan berdasarkan doktrin itikad baik
(utmost good faith)
 Kontrak dapat dikuatkan oleh hukum
 Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi (insurance risk)
 Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko asuransi
dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak
asuransi harus dipisahkan.

Anda mungkin juga menyukai