Anda di halaman 1dari 3

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

MARTAPURA
2021
________________________________________________________

Nama : Ahmad Zaini


NPM : 19.12.4715
Kelas : IVA Siang
Fakultas / Prodi : Tarbiyah / PAI
Mata Kuliah : Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu : Lutfiatuz Zahro, M.Pd

Resume Makalah Kelompok 3

“SEKOLAH BAGI ANAK BERKEBUTUHAN


KHUSUS”

A. Sekolah bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), sejak tahun 1979
sudah ada sekolah umum yang menerima ABK untuk belajar bersama-sama
dengan anak normal lainnya karena orang tua menghendaki anak mereka
mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah umum, dan bukan di sekolah
luar biasa (SLB).
Anak berkebutuhan khusus memiliki tingkat kekhususan yang berbeda,
oleh karenanya dalam memberikan layanan kepada anak berkebutuhan
khusus juga harus disesuaikan dengan kekhususan yang dimiliki anak
tersebut.
Menurut Suparno (2007: 9) sistem layanan pendidikan segregasiadalah:
Sistem pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Dengan
kata lain anak berkebutuhan khusus diberikan layanan pendidikan pada

1
lembaga pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus, seperti Sekolah
Luar Biasa, dan lain sebagainya.
Menurut Suparno (2007: 10-11) ada empat bentuk penyelenggaraan
pendidikan dengan sistem segregasi, yaitu:
 Sekolah Luar Biasa (SLB)
 Sekolah Luar Biasa Berasrama
 Kelas Jauh/Kelas Kunjung
 Sekolah Dasar Luar Biasa

B. Integrasi Kurikulum Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Istilah integrasi berasal dari bahasa Inggris “integrate”
(mengintegrasikan; menyatupadukan; menggabungkan; mempersatukan).
Berdasarkan pengertian istilah tersebut, maka pendidikan integrasi di
Indonesia dikenal dengan pendidikan terpadu.
Program pendidikan integrasi merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan bagi ABK dimana mereka belajar bersama-sama
dengan anak normal dalam satu kelas, dengan guru, kurikulum dan
pengelolaan yang sama dengan anak-anak pada umumnya di sekolah biasa.
Namun demikian, mereka tetap memerlukan layanan pendidikan khusus
sesuai dengan jenis dan tingkat kelainannya.
Melalui program pendidikan integrasi tersebut, para peserta didik
dimungkinkan untuk:
 Saling menyesuaikan diri
 Saling belajar tentang sikap, perilaku dan keterampilan
 Saling berimitasi dan mengidentifikasi
 Menghilangkan sifat menyendiri
 Menimbulkan sikap saling percaya
 Meningkatkan motivasi untuk belajar
 Meningkatkan harkat dan harga diri

2
C. Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan
dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pendidikan inklusif merupakan suatu bentuk sistem layanan pendidikan
yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama
anak normal (non-ABK) sebayanya di kelas reguler yang terdekat dengan
tempat tinggalnya.
Pendidikan inklusif berarti bahwa sekolah harus menerima dan
mengakomodasi semua anak tanpa kecuali, seperti perbedaaan secara fisik,
intelektual, sosial, emosional, bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak
penyandang cacat dan anak berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak
dari etnis, budaya, bahasa, minoritas dan kelompok anak-anak yang tidak
beruntung dan terpinggirkan.

Anda mungkin juga menyukai