Anda di halaman 1dari 24

Rancangan Revisi

Perpres Koordinasi
Lintas Sektor Pelayanan
Kepemudaan
Drs. Wisler Manalu, MM
Asisten Deputi Kemitraan dan
Penghargaan Pemuda
Jakarta, 1 April 2021
Dasar Hukum

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UndangUndang Dasar
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Tahun 2020 Nomor 10)
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) strategi penguatan kapasitas kelembagaan
dan system koordinasi strategis lintas
pemangku kepentingan
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2020-2024 BIDANG PEMUDA

Prioritas Nasional (PN) Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas (PN1)

Program Prioritas (PP) Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi (PP2)

Kegiatan Prioritas (KP) Peningkatan Penciptaan Start-up dan Peluang Usaha(KP1)

Arah Kebijakan dan Pelaksanaan strategi penciptaan peluang usaha dan start-up
Strategi dilaksanakan melalui:
1. Inkubasi usaha;
2. Penguatan kapasitas layanan usaha;
3. Pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM);
4.Pelatihan kewirausahaan (ProP 4) bagi
wirausaha pemula termasuk bagi generasi muda, perempuan, termasuk
korban kekerasandan tindak pidana perdagangan orang, santri, dan
penyandang disabilitas; dan
5. Penyediaan insentif fiskal

Sumber : RPJMN 2020-2024

6
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2020-2024 BIDANG PEMUDA
Prioritas Nasional (PN) Pembangunan Manusia Berkualias dan Berdaya Saing (PN3)

Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda (PP5)


Program Prioritas (PP)

Kegiatan Prioritas (KP) Peningkatan Kualitas Pemuda (KP3)

Arah Kebijakan dan Peningkatan Kualitas Pemuda,


Strategi mencakup:
1. Penguatan kapasitas kelembagaan (ProP 1), sistem koordinasi lintas pemangku
kepentingan, serta pengembangan peran swasta dan masyarakat dalam
menyelenggarakan pelayanan kepemudaan yang terintegrasi (melalui implementasi
RAN Pembangunan Kepemudaan);
2. Pencegahan perilaku berisiko pada pemuda (ProP 2), termasuk pencegahan atas
bahaya kekerasan, perundungan, penyalahgunaan napza, minuman keras,
penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual.
3. Peningkatan partisipasi aktif sosial dan politik pemuda (ProP3), diantaranya
melalui peran pemuda di forum internasional, pertukaran pemuda, dan
keikutsertaan dalam pelestarian lingkungan; serta

Sumber : RPJMN 2020-2024

7
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2020-2024 BIDANG PEMUDA
Prioritas Nasional (PN) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan (PN4)

Program Prioritas (PP) Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila (PP1)

Kegiatan Prioritas (KP) Revolusi Mental dalam Sistem Pendidikan(KP3)

Arah Kebijakan dan Revolusi Mental dalam Sistem Pendidikan,


Strategi mencakup:
1. Pengembangan budaya belajar dan lingkungan sekolah yang
menyenangkan dan bebas dari kekerasan (bullying free school
environment);
2. Penguatan pendidikan agama, nilai toleransi beragama, dan budi pekerti
dalam sistem pendidikan; dan
3. Peningkatan kepeloporan dan kesukarelawanan pemuda, serta
pengembangan pendidikan kepramukaan (ProP 3).

Sumber : RPJMN 2020-2024

8
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2020-2024 BIDANG PEMUDA

Prioritas Nasional (PN) Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik (PN7)

Program Prioritas (PP) Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional (PP5)

Kegiatan Prioritas (KP) Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (KP4)

Arah Kebijakan dan Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat diwujudkan


Strategi melalui:
1. Penanganan kasus TPPO, serta kejahatan terhadap perempuan, anak, dan
kelompok rentan lainnya;
2. Peningkatan pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap,
penyalahgunaan narkotika dan rehabilitasi penyalahgunaan narkotika
(ProP 2);
3. Peningkatan layanan kepolisian yang profesional, modern, dan terpercaya;
dan
4. Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan anggota Polri;

Sumber : RPJMN 2020-2024

9
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
PERPRES KOORDINASI LINTAS SEKTOR PELAYANAN KEPEMUDAAN

Latar Belakang
kepemudaan mempunyai peran yang Tujuan Pasal 2

1 penting dan strategis dalam mewujudkan


sumber daya manusia yang maju, 1. efektivitas pelayanan Kepemudaan;
berkualitas, dan berdaya saing 2. sinkronisasi dan harmonisasi program dan kegiatan
Kepemudaan; dan
3. kajian penyelenggaraan pelayanan Kepemudaan
penyelenggaraan pembangunan kepemudaan
melibatkan berbagai kementerian dan lembaga
2 sehingga diperlukan sinergi dan koordinasi lintas
sektor

Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017


tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor
Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan
3 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan kebutuhan pembangunan kepemudaan
sehingga perlu diganti
BATANG TUBUH RANCANGAN PERPRES (revisi)

 Terdiri atas: 8 Bab, 25 Pasal (sebelumnya 7 Bab, 26 Pasal)


BAB PASAL
Bab I: Pasal 1:
Ketentuan Umum Definisi-definisi terkait: pemuda, kepemudaan, koordinasi lintas sektor, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Menteri, Tim Koordinasi Nasional, Rencana Aksi Nasional, Rencana Aksi Daerah
Pasal 2:
Tujuan Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan
Bab II: Pasal 3:
Ruang Lingkup Ruang lingkup yakni program sinergis antarsektor, kajian dan penelitian bersama, dan kegiatan mengatasi
dekadensi moral, pengangguran, kemiskinan, kekerasan, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
Pasal 4:
Rincian program sinergis antarsektor
Pasal 5:
Rincian kajian dan penelitian kepemudaan
Pasal 6:
Rincian kegiatan mengatasi dekadensi moral, pengangguran, kemiskinan, dan tindak kekerasan, serta
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Bab III: Pasal 7:
Strategi dan Pelaksanaan Strategi koordinasi lintas sektor pelayanan kepemudaan
Pasal 8:
Penyusunan RAN di tingkat Pusat dan RAD di tingkat daerah untuk mendukung pelaksanaan koordinasi lintas
sektor pelayanan kepemudaan
BATANG TUBUH RANCANGAN PERPRES
(revisi)
BAB PASAL
Bab IV: Pasal 9:
Tim Koordinasi TKN dibentuk untuk mendukung kelancaran pelaksanaan koordinasi lintas sektor, dan dipimpin oleh Presiden
Penyelenggaraan Pasal 10:
Pelayanan Kepemudaan Susunan keanggotaan TKN
Pasal 11:
Tugas-tugas TKN
Pasal 12:
Pembentukan Pokja untuk membantu pelaksanaan tugas TKN
Pasal 13:
Sekretariat untuk memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Tim Koordinasi
Pasal 14:
Tim Koordinasi Provinsi yang dibentuk Gubernur
Pasal 15:
Tim Koordinasi Kabupaten/Kota yang dibentuk Bupati/Walikota
Bab V: Pasal 16:
Mekanisme Kerja Hubungan kerja TKN, TKP, dan TKK bersifat koordinatif dan konsultatif
Pasal 17:
Laporan pelaksanaan tugas TKN kepada Presiden
Pasal 18:
Gubernur melaporkan pelaksanaan tugas TKP kepada Ketua TKN
Pasal 19:
Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan tugas TKK kepada Gubernur
BATANG TUBUH RANCANGAN PERPRES
(revisi)
BAB PASAL
Bab VI: Pasal 20:
Pemantauan dan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAN
Evaluasi Pasal 21:
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD
Pasal 22:
Mekanisme pemantauan dan evaluasi diatur oleh Ketua Harian
Bab VII: Pasal 23:
Pendanaan Pendanaan berasal dari APBN atau APBD, dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat
Bab VIII: Pasal 24:
Ketentuan Penutup Pencabutan Perpres 66/2017 apabila Perpres revisi ini berlaku
Pasal 25:
Perpres ini berlaku pada tanggal diundangkan
Ketentuan Umum Pasal 1

Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan
1 yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun

Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas,
aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda
2
Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan adalah koordinasi penyelenggaraan
3 pelayanan Kepemudaan yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga sesuai dengan kewenangannya

Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri 4
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
5 pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom

Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan adalah tim yang dibentuk untuk memimpin, memantau,
dan mengevaluasi pelaksanaan Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan 6
Ketentuan Umum Pasal 1
Tim Koordinasi Provinsi Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan adalah tim yang dibentuk untuk memimpin, memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan di tingkat daerah provinsi
7
Tim Koordinasi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan adalah tim yang dibentuk untuk memimpin, memantau,
dan mengevaluasi pelaksanaan Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan di tingkat daerah
8
kabupaten/kota

Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kepemudaan yang selanjutnya disebut RAN Pelayanan Kepemudaan adalah rencana aksi tingkat
9 nasional berisi program serta kegiatan di bidang Kepemudaan guna mewujudkan sumber daya Pemuda yang maju, berkualitas, dan
berdaya saing

Rencana Aksi Daerah Pelayanan Kepemudaan yang selanjutnya disebut RAD Pelayanan Kepemudaan adalah rencana aksi tingkat
provinsi dan/atau kabupaten/kota berisi program serta kegiatan di bidang Kepemudaan guna mewujudkan sumber daya Pemuda 10
yang maju, berkualitas, dan berdaya saing

11 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


Kepemudaan
PASAL-PASAL PERUBAHAN
 Pasal 9 tentang Tim Koordinasi

1. Pasal 9 langsung mengatur pembentukan


Tim Koordinasi Nasional (TKN) yang
dipimpin oleh Presiden. Pasal 9
menggabungkan substansi 2 pasal
sekaligus (Psl 9 dan 10 pada Perpres
66/2017)
2. Pada Perpres 66/2017 (Psl 9) hanya
disebutkan pembentukan Tim Koordinasi,
dan perihal Tim Koordinasi dipimpin
Presiden diatur dalam pasal tersendiri (Psl
10)
PASAL-PASAL PERUBAHAN

 Pasal 10: Susunan Keanggotan Tim Koordinasi


Nasional

1. Pada Perpres 66/2017, struktur Tim Koordinasi dibagi atas 2 susunan besar
yakni Pengarah dan Pelaksana. Pengarah terdiri atas Pembina, Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris merangkap anggota, dan anggota.
2. Untuk memotong jalur birokrasi yang panjang tersebut maka pada Perpres
revisi, susunan keanggotaannya disederhanakan menjadi : Pembina, Ketua,
Wakil Ketua, Ketua Harian, dan Anggota.
3. Posisi Menpora pada Perpres 66/2017 sebagai Sekretaris merangkap anggota,
sedangkan pada Perpres revisi sebagai Ketua Harian merangkap anggota.
4. Pada Perpres 66/2017 jumlah anggota Tim Koordinasi sebanyak 13 Menteri,
sementara Perpres revisi melibatkan 21 Menteri dan 6 Kepala Badan (Lembaga)
terkait.
5. Menteri yang disebutkan dalam Perpres revisi adalah Menteri yang membidangi
urusan tertentu yang menunjuk pada nomenklatur institusional (kementerian
dan lembaga), bukan pada individual Menteri.
Susunan Keanggotaan Pembina
Presiden

Pasal 10
Ketua
Wakil Presiden

Susunan keanggotaan Tim Wakil Ketua


menteri yang membidangi koordinasi urusan
Koordinasi Nasional pembangunan manusia dan
kebudayaan
Penyelenggaraan Pelayanan
Kepemudaan Ketua Harian merangkap anggota : Menteri
menteri yang membidangi koordinasi urusan
pembangunan manusia dan
kebudayaan

Anggota : Terdapat 21
Kementerian dan 6 Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian
PASAL-PASAL PERUBAHAN
 Pasal 11: Tugas TKN
1. Pada Perpres revisi langsung diuraikan tugas
TKN, yakni melakukan koordinasi pelaksanaan
lintas sektor, pemantauan, evaluasi, pelaporan,
koordinasi kebijakan, melakukan sinergi,
harmonisasi dan integrasi program pelayanan
kepemudaan
2. Terkait tugas pengarah dan pelaksana dihapus
karena dinilai terlalu birokratis dan tidak
efisien serta efektif dalam implementasinya.
PASAL-PASAL PERUBAHAN
 Pasal 12 tentang Kelompok Kerja (Pokja)
Pasal 12
1. Pokja perlu dibentuk untuk membantu (1) Untuk membantu pelaksanaan tugas Tim Koordinasi
pelaksanaan tugas TKN.
Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan
2. Tidak disebutkan berapa banyak Pokja
yang dibentuk, tentunya disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dapat dibentuk
dengan kebutuhan pelaksanaan koordinasi. kelompok kerja.
3. Pokja terdiri dari unsur Pemerintah, (2) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
organisasi kepemudaan, akademisi,
merupakan perwakilan dari unsur Pemerintah organisasi
praktisi, dan kalangan dunia usaha.
4. Keanggotaan, tugas dan tata kerja Pokja kepemudaan, akademisi bidang kepemudaan, praktisi
ditetapkan oleh Menteri (Menpora) bidang Kepemudaan, dan dunia usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan, tugas, dan
tata kerja kelompok kerja ditetapkan oleh Menteri.
Tugas
Pasal 13
(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11, Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan
dibantu sekretariat yang secara ex-officio dilaksanakan oleh unit kerja yang
membidangi kemitraan Kepemudaan di lingkungan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kepemudaan.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada Tim Koordinasi Nasional
Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
(3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan ketua harian.
PASAL-PASAL PERUBAHAN

 Bab V (Mekanisme Kerja), terdiri atas 4 Pasal (16-


19)

1. Ke-4 Pasal tersebut merupakan penyederhanaan dari


pengaturan sebelumnya pada Perpres 66/2017.
2. Pasal 16 mengatur hubungan kerja TKN, TKP, dan TKK.
3. Pasal 17 mengatur laporan pelaksanaan tugas TKN
kepada Presiden
4. Pasal 18 mengatur laporan pelaksanan tugas TKP oleh
Gubernur kepada Ketua TKN
5. Pasal 19 mengatur laporan pelaksanaan tugas TKK
kepada Gubernur
Pelaksanaan Koordinasi Strategis Daerah
Pasal 14 Pasal 15
Ayat (1) Ayat (1)
Untuk mendukung kelancaran Pelaksanaan Untuk mendukung kelancaran Pelaksanaan
Koordinasi Strategis Lintas Sektor Koordinasi Strategis Lintas Sektor
Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan di Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan di
tingkat daerah provinsi, dibentuk Tim tingkat daerah kabupaten/kota, dibentuk Tim
Koordinasi Provinsi Penyelenggaraan Koordinasi Kabupaten/Kota
Pelayanan Kepemudaan. Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan

Ayat (2) Ayat (2)


Tim Koordinasi Provinsi Penyelenggaraan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan
Pelayanan Kepemudaan sebagaimana dimaksud Pelayanan Kepemudaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibentuk oleh gubernur. pada ayat (1) dibentuk oleh bupati/wali kota

Ayat (3) Ayat (3)


Tugas dan fungsi, susunan organisasi, personalia, Tugas dan fungsi, susunan organisasi, personalia,
dan mekanisme kerja Tim Koordinasi Provinsi dan mekanisme kerja Tim Koordinasi
Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan Kabupaten/Kota Penyelenggaraan Pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat
ditetapkan oleh gubernur. (1) ditetapkan oleh bupati/wali kota.
PASAL-PASAL PERUBAHAN
Pasal 20
(1) Menteri melakukan Pemantauan dan Evaluasi
pelaksanaan rencana aksi nasional Pelayanan
Kepemudaan.
(2) Pemantauan pelaksanaan rencana aksi nasional
 Pasal 20 s.d. 22 merupakan Pelayanan Kepemudaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan paling sedikit 6 (enam) bulan sekali
pasal-pasal tambahan terkait atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
pemantauan dan evaluasi. (3) Evaluasi pelaksanaan rencana aksi nasional Pelayanan
Kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pada Perpres 66/2017 tidak dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
ada pengaturan tentang
Pasal 21
pemantauan dan evaluasi Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi daerah
ini. Pelayanan Kepemudaan tingkat provinsi dan kabupaten/kota
dilakukan oleh Gubernur, Bupati dan/atau Walikota sesuai
kewenangan masing-masing.

Pasal 22
Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemantauan dan
evaluasi diatur lebih lanjut oleh Ketua Harian.
Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 20 Pasal 21
Menteri selaku ketua harian Tim Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan tingkat daerah
Pelayanan Kepemudaan melakukan provinsi dan daerah kabupaten/kota
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dilakukan oleh gubernur, bupati dan/atau
RAN Pelayanan Kepemudaan. wali kota sesuai dengan kewenangannya

Pasal 22
Mekanisme pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
dan Pasal 21 ditetapkan dengan Keputusan
Menteri selaku ketua harian Tim Koordinasi
Nasional Penyelenggaraan Pelayanan
Kepemudaan
Indikator
Meningkatnya gerakan pemuda dalam aspek ideologi, politik, hukum,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan dalam
01
Keberhasilan Strategis
memahami dan menyikapi perubahan lingkungan strategis, baik
domestik maupun global serta mencegah dan menangani risiko

Meningkatnya potensi dan kualitas jasmani, mental


02 spiritual, pengetahuan, serta keterampilan diri dan
organisasi menuju kemandirian pemuda

Berkembangnya potensi keteladanan, keberpengaruhan, serta


penggerakan pemuda melalui wadah organisasi dan jejaring 03
kepemudaan yang ada
Berkembangnya potensi keterampilan dan
04 kemandirian berusaha bagi para pemuda

Meningkatnya kreativitas, inovasi, keberanian pemuda


dalam melakukan terobosan, dan kecepatan mengambil 05
keputusan sesuai dengan arah pembangunan nasional

Tersedianya hasil kajian tentang kepemudaan untuk


06 menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam bidang
pembangunan kepemudaan
Berkurangnya tindakan dan perilaku negatif pemuda,
diantaranya: tindak kekerasan, penyalahgunaan
NAPZA, perilaku seks berisiko, dan lain sebagainya 07
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai