Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi

Pemerintah, Efektifitas Pengendalian Internal


Pemerintah, Kecukupan Pengungkapan
dan Kepatuhan Perundang – Undangan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Pada Opini WTP Tahun
2018 dari BPK

Intan Ayu Lestari, Dr.H.Tabrani,M.M


Intanpikok1015@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh, Kesesuaian Standar Akuntansi


Pemerintah (SAP), Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), Kecukupan
Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang – Undangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Tegal pada Opini WTP di tahun 2018 dari BPK (Studi Kasus pada OPD
Kota Tegal).

Penelitian ini dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tegal. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
Observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang
digunakan adalah dengan penyajian data Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Pengujian
Gambaran Umum Pemeriksaan, Pengujian Atribut serta Pengujian Substantif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),


Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), Kecukupan Pengungkapan dan
Kepatuhan Perundang – Undangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kota Tegal. Kelengkapan LKPD menggunakan pengujian atribut dan substantif menghasilkan
bahwa laporan Keuangan tersebut disajikan secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kata Kunci : Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
(SPIP), Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang – Undangan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
A. PENDAHULUAN Pemeriksaan Laporan Keuangan
a) Latar Belakang Masalah Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Anggaran 2018 mendapatkan opini WTP
Tegal merupakan wujud pertanggung setelah 5 tahun penantian mendapatkan
jawaban pemerintah daerah Kota Tegal WDP. Terakhir opini WTP diterima
atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Tegal pada tahun 2012 .
dan Belanja Daerah disetip periode Kepala BPK Perwakilan Jawa Tengah
dalam jangka waktu pertahun. Selain Ayub Amali mengatakan, Kota Tegal
itu, Laporan keuangan disusun untuk termasuk dari empat Pemerintah Daerah
menilai kondisi keuangan, serta menilai di Jawa Tengah yang mengalami
efektivitas, efesiensi pemerintah daerah kenaikan nilai yang dimana di Tahun
sejalan dengan peraturan perundang – Anggaran 2013 hingga 2017 yang harus
undangan. Melihat pentingnya tujuan selalu puas dengan predikat WDP
penyusunan laporan keuangan, maka menjadi WTP di Tahun Anggaran 2018.
laporan keuangan dituntut untuk bisa Menurut Plt, Sekda Kota Tegal, Yuswo
menyajikan informasi yang bermanfaat Waluyo saat ditemui Tribunjateng.com
bagi pengguna laporan dalam menilai pada Senin ( 28/5/2018 ) mengatakan,
akuntabilitas dan transparansi. kendala paling serius saat menghadapi
Fenomena tentang berdasarkan pemeriksaan BPK adalah perihal
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester perhitungan aset daerah. Baik tanah yang
(IHPS) Laporan Hasil Pemeriksaan atas belum di sertifikat, bangunan gedung,
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah jalan, irigasi, aset di Disdikbud, DPU dan
Kota Tegal menunjukan Tahun Anggaran lainnya. Tambahannya, ada banyak aset
2013 hingga 2017 mendapatkan Opini yang tercatat namun barangnya tidak
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) , berwujud. Ada juga yang belum ditelusuri
namun berbeda atas Laporan Keuangan yang nilainya cukup tinggi yakni Ratusan
Pemerintah Kota Tegal Tahun Anggaran Miliar. Aset besar seperti Pasar Pagi Kota
2018 BPK memberikan pendapat opini Tegal dan pembangunan kawasan Tempat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Olahraga (Sport Center) yang belum
ditelusuri nilai asetnya
Pada situs wartabahari.com,
penghargaan dari BPK atas Laporan Hasil
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3.) Kepatuhan terhadap peraturan
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan perundang-undangan, 4.) Efektivitas
Pengelolaan dan tanggungjawab sistem pengendalian intern sehingga
Keuangan Negara dan Undang-Undang mendapatkan Opini WTP dari BPK .
No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Dalam hal ini Laporan Keuangan
pemeriksa Keuangan serta Undang- Pemerintah Kota Tegal Tahun Anggaran
Undang terkait lainnya, BPK telah 2013 hingga 2017 mendapatkan opini
melakukan pemeriksaan atas Laporan WDP oleh Auditor artinya menaruh
Keuangan Pemerintah Kota Tegal Tahun keberatan atau pengecualian yang
Anggaran 2018, yang terdiri dari Neraca, bersangkutan dengan kewajaran atas
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan penyajian laporan keuangan atau pada
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, keadaan laporan keuangan tersebut secara
Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali
Laporan perubahan Ekuitas dan Catatan untuk hal-hal tertentu akibat beberapa
Atas Laporan Keuangan. Menurut faktor yang menyebabkan kualifikasi
(Mulyadi:2014:11) laporan audit pendapat (satu atau lebih rekening yang
merupakan media yang dipakai oleh tidak wajar).Atau dapat disimpulkan di
auditor dalam berkomunikasi dengan Tahun Anggaran 2013 hingga 2017 masih
masyarakat lingkungan. Dalam laporan terdapat kesalahan-kesalahan yang cukup
tersebut auditor menyatakan pendapat materiil dalam penyajian (LKPD).
mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan. b) Rumusan Masalah
Dalam surat BPK Provinsi Jateng a) Apakah Kesesuaian Standar Akuntansi
No. 207/S/XVIII.SMG/05/2019 kepada Pemerintah (SAP) berpengaruh positif
Walikota Tegal Pemeriksaan ditujukan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
untuk memberikan opini atas kewajaran Pemerintah Daerah Kota Tegal pada
penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Opini WTP dari BPK ?
Kota Tegal 2018 dengan memperhatikan b) Apakah Efektivitas Pengendalian
1.) Kesesuaian laporan keuangan dengan Internal Pemerintah berpengaruh
Standar Akuntansi Pemerintahan, 2.) positif terhadap Kualitas Laporan
Kecukupan pengungkapan (materialitas) ,
Keuangan Pemerintah Daerah Kota d) Untuk mengetahui Kepatuhan
Tegal pada Opini WTP dari BPK ? Perundang-undangan berpengaruh
c) Apakah Kecukupan Pengungkapan positif terhadap Kualitas Laporan
berpengaruh positif terhadap Kualitas Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tegal pada Opini WTP dari BPK.
Kota Tegal pada Opini WTP dari B. TINJAUAN PUSTAKA
BPK? 1. Kebijakan Akuntansi Pemerintah
d) Apakah Kepatuhan Perundang- Daerah
undangan berpengaruh positif terhadap
Berdasarkan Peraturan Menteri
Kualitas Laporan Keuangan
Dalam Negeri Republik Indonesia No.
Pemerintah Daerah Kota Tegal pada
64 Tahun 2013 Tentang Penerapan
Opini WTP dari BPK ?
Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Pada Pemerintah
c) Tujuan Penelitian
Daerah, kebijakan akuntansi merupakan
a) Untuk mengetahui Kesesuaian instrumen penting dalam penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) akuntansi akrual. Penyusunan kebijakan
berpengaruh positif terhadap Kualitas akuntansi pemerintah daerah dapat
Laporan Keuangan Pemerintah dilakukan melalui beberapa tahapan
Daerah Kota Tegal pada Opini WTP berdasarkan komponen utama kebijakan
dari BPK. akuntansi sebagai berikut:
b) Untuk mengetahui Efektivitas 1. Penyusunan Kebijakan Akuntansi
Pengendalian Internal Pemerintah Pelaporan Keuangan sebagai
berpengaruh positif terhadap Kualitas rujukan utama PP No. 71 Tahun
Laporan Keuangan Pemerintah 2010 tentang SAP :
Daerah Kota Tegal pada Opini WTP a) PSAP 01 tentang Penyajian
dari BPK. Laporan Keuangan
c) Untuk mengetahui Kecukupan b) PSAP 02 tentang Laporan
Pengungkapan berpengaruh positif Realisasi Anggaran
terhadap Kualitas Laporan Keuangan c) PSAP 03 tentang Laporan
Pemerintah Daerah Kota Tegal pada Arus Kas
Opini WTP dari BPK.
d) PSAP 04 tentang Catatan atas 2. Anggran Pendapatan Belanja Daerah
Laporan Keuangan (APBD)
e) PSAP 11 tentang Laporan
Menurut Peraturan Menteri Dalam
Keuangan Konsolidasi
Negeri Republik Indonesia pengertian
f) PSAP 12 tentang Laporan
APBD No.1 Tahun 2014 Tentang
Keuangan Operasional
Pembentukan Produk Hukum Daerah
g) IPSAP dan Buletin Teknis
yang tertuang didalam Pasal 1 Angka 14
SAP terkait pelaporan
yakni : Anggaran Pendapatan dan Belanja
keuangan
Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
2. Penyusunan Kebijakan Akuntansi
adalah rencana keuangan tahunan
Akun sebagai rujukan utama
pemerintah daerah yang dibahas dan
adalah PP No. 71 Tahun 2010
disepakati bersama oleh pemerintah
tentang SAP :
daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan
a) PSAP 05 tentang Akuntansi
Peraturan Daerah / PERDA “ Tahun
Persediaan
Anggaran APBD meliputi masa satu
b) PSAP 06 tentang Akuntansi
tahun, mulai dari tanggal 1 Januari hingga
Investasi
tanggal 31 Desember’’. Berdasarkan
c) PSAP 07 tentang Akuntansi
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
Aset Tetap
29 Tahun 2002 Komponen APBD adalah
d) PSAP 08 tentang Akuntansi
(Mahmudi 2010 : 3) :
Konstruksi Dalam Pengerjaan
1) Pendapatan, dibagi menjadi
e) PSAP 09 tentang Akuntansi
tiga kategori yaitu :
Kewajiban
a. Pendapatan Asli Daerah
f) PSAP 10 tentang Koreksi
(PAD), merupakan semua
Kesalahan, Perubahan
penerimaan yang berasal
Kebijakan Akuntansi,
dari sumber ekonomi asli
Perubahan Estimasi Akuntansi,
daerah.
dan Operasi yang tidak
b. Dana Perimbangan,
dilanjutkan
merupakan dana yang
g) IPSAP dan Buletin Teknis SAP
bersumber dari penerimaan
terkait akun.
Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) penerimaan daerah yang
yang dialokasikan pada dimaksudkan untuk menutup
daerah untuk membiayai defisit anggaran daerah.
kebutuhan dananya. Pembiayaan berfungsi sebagai
c. Lain-lain pendapatan yang pemisah dari pendapatan
sah, meliputi pendapatan daerah. Pembiayaan
daerah, pinjaman, ekuitas dikelompokkan menjadi :
dana dan cadangan, aset, dan a. Penerimaan Pembiayaan :
sisa anggaran. 1) Sisa lebih anggaran
penerimaan tahun lalu
2) Belanja, digolongkan menjadi 2) Transfer dana dari
dua yaitu : cadangan
a. Belanja Aparatur Daerah, 3) Penerimaan pinjaman
merupakan belanja yang 4) Penjualan aset tetap
memanfaatkan tidak secara b. Pengeluaran Pembiayaan :
langsung oleh dinikmati oleh 1) Sisa lebih anggaran
masyarakat tapi dirasakan penerimaan tahun yang
langsung oleh aparatur. berkenaan
Contohnya pembelian 2) Transfer ke dana
kendaraan dinas, pembelian cadangan
bangunan gedung dan lain – 3) Pembayaran pokok
lain . pinjaman
b. Belanja Pelayanan Publik, 4) Penyertaan modal
merupakan belanja yang
Perhitungan APBD dalam PP
manfaatnya dapat dinikmati
Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata
langsung oleh masyarakat
Pertanggungjawaban Kepala Daerah
umum. Contohnya
adalah menjadi satu dengan
pembangunan jembatan,
pertanggungjawaban kepala daerah.
jalanan dan lain-lain.
Masyarakat dalam hal ini masuk ke
3) Pembiayaan,merupakan
dalam unsur-unsur penyusunan
sumber pengeluaran dan
APBD, selain pemerintah daerah
yang terdiri atas kepala daerah dan sebagai bentuk upaya pemeriksaan
DPRD. Laporan Pertanggungjawaban atas informasi akuntansi untuk
Kepala Daerah di akhir tahun mendapat keyakinan bahwa
anggaran yang bentuknya yaitu informasi tersebut telah disajikan
Laporan Perhitungan APBD dibahas secara wajar.
oleh DPRD dan mengandung Audit adalah sebuah proses
konsekuensi terhadap masa jabatan sistematis untuk mendapatkan dan
kepala daerah apabila dua kali mengevaluasi bukti secara objektif
mengalami penolakan dari DPRD. yang berhubungan dengan asersi
Dalam hal ini digunakannya tentang tindakan-tindakan dan
akuntansi dalam Pengelolaan kejadian - kejadian ekonomi,
Keuangan Daerah. dengan tujuan untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara
3. Pemeriksaan Keuangan Daerah
pernyataan tersebut dengan
Menurut pasal 16 Ayat 1
kriteria yang telah ditetapkan dan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun
mengkomunikasikan hasil-
2004 tentang Pemeriksaan
hasilnya kepada pemakai yang
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
berkepentingan (Arens, et.al.,
Keuangan Negara disebutkan
2010).
bahwa Pemeriksaan Keuangan
Dalam Undang-Undang No. 15
Pemerintah Daerah dilakukan
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
BPK. Audit dalam sektor
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
pemerintahan digunakan istilah
Keuangan Negara disebutkan
pemeriksaan yang merupakan
bahwa Pemeriksaan Keuangan
salah satu pilar utama dalam
Pemerintah Daerah dilakukan oleh
mewujudkan tata kelola organisasi
Badan Pemeriksa Keuangan
yang baik (good governance).
(BPK). Auditor Pemerintah
Secara etimologi, istilah audit
merupakan auditor yang bertugas
berasal dari bahasa latin yaitu
melakukan audit atau pemeriksaan
audire yang artinya mendengar.
atas laporan keuangan pada
Sedangkan auditing secara
instansi-instansi pemerintah. Di
tradisional yaitu dapat dipahami
Indonesia, Auditor Pemerintah Dalam Negara
dibagi menjadi dua yaitu : Indonesia terdapat beberapa
1. Auditor Eksternal Pemerintahan lembaga yang bertanggungjawab
yang dilaksanakan oleh Badan secara fungsional atas pengawasan
Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pengelolaan dan
sebagai perwujudan dari Pasal tanggungjawab keuangan negara.
23E Ayat (1 ) yang berbunyi “ Pada tingkatan tertinggi terdapat
untuk memeriksa pengelolaan dan Badan Pemeriksa Keuangan atau
tanggung jawab tentang disingkat BPK, Badan
keuangan negara diadakan suatu Pengawasan Keuangan dan
Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) dan
(BPK) yang bebas dan mandiri. Inspektorat Jenderal yang berada
“Ayat (2) “ Hasil Pemeriksa disetiap departemen serta Badan
Keuangan Negara diserahkan Pengawas Daerah dalam lingkup
kepada Dewan Perwakilan pengawasan didaerah BPK yang
Rakyat, Dewan Perwakilan melaksanakan pemeriksaan atas
Daerah dan Dewan Perwakilan pengelolaan dan tanggungjawab
Rakyat Daerah, sesuai dengan keuangan negara.
kewenangannya.” Suatu kebijakan memiliki
2. Auditor Internal Pemerintah penilaian sesuai dengan peraturan
atau yang lebih dikenal dengan yang berlaku diperlukan peran
Aparat Pengawasan Fungsional Inspektorat Jenderal Daerah
Pemerintah (APFP) yang sebagai audit internal pemerintah.
dilaksanakan oleh Badan Di dalam PP No. 60 Tahun 2008,
Pemeriksa Keuangan dan Inspektorat Jenderal atau nama
Pembangunan (BPKP), lainnya pengawasan internal ;
Inspektorat Jenderal merupakan aparat pengawasan
Departemen/LPND dan Badan internal pemerintah yang
Pengawas Daerah. bertanggung jawab kepada
3. Audit oleh Pemerintah pimpinan Lembaga. Pengawasan
Internal merupakan seluruh proses
kegiatan audit, pemantauan,
evaluasi dan kegiatan pengawasan
4. Kesesuaian Standar Akuntansi
lain terhadap penyelenggaraan
Pemerintah
tugas dan fungsi organisasi dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan
rangka memberikan keyakinan
atau disingkat SAP dalam PP No. 71
yang memadai, bahwa kebijakan
Tahun 2010 menyatakan bahwa SAP
sudah dilaksanakan sesuai dengan
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
peraturan yang telah ditetapkan
diterapkan dalam menyusun dan
secara efektif serta efisien untuk
menyajikan laporan keuangan keuangan
kepentingan pimpinan dalam
pemerintahan. Menurut Sinaga (2010:8)
menciptakan pemerintah yang
SAP merupakan pedoman auditor untuk
baik.
menyatukan persepsi antara, penyusun,
Menurut UU No. 15 Tahun 2004
pengguna dan pelaporan. Pemerintah
pasal 9 ayat 1 dan pasal 10
pusat dan pemerintah daerah juga wajib
didalam peranan audit internal
menyajikan pelaporan keuangan sesuai
berkaitan dengan kualitas laporan
dengan SAP.
keuangan dalam pengelolaan dan
Komite Standar Akuntansi
tanggungjawab keuangan adalah
Pemerintah telah menyusun Standar
sebagai penyelenggara
Akuntansi Pemerintah dengan basis
pemeriksaan, pengelolaan dan
akrual yang merupakan langkah awal
tanggung jawab keuangan negara,
dalam menerapkan akuntansi berbasis
BPK dapat menggunakan hasil
akrual dengan menetapkan PP RI No. 24
pemeriksaan aparat pengawasan
tahun 2005. Peraturan Pemerintah No. 71
internal pemerintah dan pemeriksa
tahun 2010 pasal 1 ayat (8) menyebutkan
dapat meminta dokumen yang
bahwa yang dimaksud Standar Akuntansi
wajib disampaikan oleh pihak
Pemerintah berbasis akrual merupakan
serta pihak yang berkaitan serta
standar akuntansi pemerintah yang
pelaksanaan pemeriksaan
mengakui pendapatan, beban, aset, utang
pengelolaan dan tanggung jawab
dan entitas dalam pelaporan Financial
keuangan negara
berbasis akrual, serta mengakui
pendapatan, belanja dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran penetapan tujuan akuntansi serta
berdasarkan basis yang telah ditetapkan pelaporan keuangan , yaitu :
APBN dan APBD. a) Ciri Utama Struktur Pemerintahan
Standar Akuntansi Pemerintahan dan Pelayanan yang diberikan :
(SAP) dikembangkan oleh komite 1.) Bentuk umum pemerintahan
Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). dan pemisah kekuasaan
SAP merupakan acuan oleh KSAP, 2.) Sistem pemerintahan
penyusunan laporan keuangan, pemeriksa otonomi dan transfer
dan pengguna laporan keuangan dalam pendapatan antar pemerintah
mengatasi pemecahan atas sesuatu 3.) Pengaruh proses politik
masalah yang belum diatur dalam 4.) Hubungan antara
Pernyataan Standar Akuntansi pembayaran pajak dengan
Pemerintahan . pelayanan pemerintah.
Sistem Akuntansi Pemerintahan pada b) Ciri Keuangan Pemerintah yang
Pemerintah Pusat dan Daerah diatur penting bagi Pengendalian :
dengan Peraturan Menteri Keuangan 1.) Anggaran sebagai pernyataan
Nomor 238 Tahun 2011 tentang Pedoman kebijakan publik, target fiskal
Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. dan sebagai alat pengendalian
Sehingga Sistem Akuntansi Pemerintahan 2.) Investasi dalam aset yang
pada pemerintah daerah harus diatur tidak langsung menghasilkan
dengan peraturan pendapatan
gubernur/bupati/walikota yang mengacu 3.) Kemungkinan penggunaan
pada Pedoman Umum Sistem Akuntansi akuntansi dana untuk
Pemerintah tersebut. pengendalian
Lingkungan operasional organisasi 4.) Penyusutan nilai aset sebagai
pemerintah berpengaruh terhadap sumber daya ekonomi karena
karakteristik tujuan akuntansi serta digunakan dalam operasional
pelaporan keuangannya. Ada 2 (dua) ciri pemerintah.
penting lingkungan pemerintah yang 5. Efektivitas Sistem Pengendalian
perlu dipertimbangkan terhadap Internal Pemerintah
Menurut Institut Akuntan 2) Menyajikan laporan
Publik Indonesia keuangan yang akurat dan
(IAPI,2011:319.2) sistem handal
pengendalian intern sebagai 3) Menaati ketentuan dan peraturan
sebuah proses yang harus perundang-undangan yang
dikerjakan dewan komisaris, berlaku
manajemen data dan entitas lain 4) Mengendalikan sumber daya dari
yang didesain untuk memberikan kehidupan, penyalahgunaan dan
keyakinan yang memadai dalam kerusakan aset.
pencapaian keandalan pelaporan 6. Kecukupan Pengungkapan
keuangan, efektivitas dan efisiensi Laporan Keuangan
operasi dan kepatuhan terhadap Menurut Sukrisno Agoes
hukum dan peraturan yang (2014 : 148) didalam konsep
berlaku. Materialitas adalah penting bagi
International Organization of kewajaran penyajian laporan
Supreme Audit Institutions keuangan sesuai dengan standar
menyatakan pengendalian intern akuntansi yang berlaku umum di
merupakan suatu proses integral Indonesia, sedangkan di beberapa
yang dipengaruhi oleh manajemen negara lainnya menganggap ini
dan pegawai, yang dirancang tidak penting. Menurutnya
untuk menghadapi risiko-risiko menyajikan secara wajar dalam
dan memberikan keyakinan yang semua hal yang material dan
memadai untuk mencapai misi sesuai standar akuntansi yang
dengan mencapai tujuan-tujuan berlaku umum di Indonesia
umum, antara lain: menunjukkan keyakinan auditor
1) Melakukan kegiatan bahwa laporan keuangan secara
dengan tertib, etis, keseluruhan tidak mengandung
ekonomis, efisien dan salah saji dalam pelaporannya.
efektif Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) RI menjelaskan perihal
materialitas dengan mengeluarkan
Keputusan BPK RI No. 5/K/I- pemerintah daerah dalam
XIII.2/10/2013 tentang Petunjuk menyajikan laporan keuangan
Teknis Penetapan Batas sebagai pertanggungjawaban
Materialitas yang dijelaskan terhadap semua pihak.
materialitas adalah besarnya C. Peneliti Terdahulu
informasi akuntansi apabila terjadi 1. Pengaruh SPI dan Kepatuhan
penghilangan atau salah saji yang Perundang-undangan terhadap Opini
dilihat dari keadaan yang LKPD (Rofi Arif Setiawan (2017).
melingkupinya, mungkin dapat 2. Pengaruh Jumlah Audit atas SPI dan
mengubah ataupun mempengaruhi Jumlah Temuan Audit atas Kepatuhan
pertimbangan pihak yang terhadap Opini atas laporan keuangan
meletakkan kepercayaan atas Pemerintah Kabupaten/Kota Aceh
informasi tersebut. Munawar (2016).
7. Kepatuhan Terhadap 3. Pengaruh Implementasi SAP, SPIP
Perundang – undangan terhadap Kualitas LKPD Kabupaten
Kepatuhan terhadap Kuningan Nunung Suhaeti., SE &
perundang-undangan merupakan Dandang Suhendar., SE.,M.Si (2015)
salah satu faktor yang penting D. Metode Penelitian
yang harus diperhatikan dan wajib 1. Jenis Penelitian
dilaksanakan terhadap
Jenis penelitian ini merupakan
pemeriksaan laporan keuangan
penelitian kualitatif dengan menggunakan
pemerintah. Standar Akuntansi
metode deskriptif. Dengan menggunakan
Pemerintah yaitu PP No. 71
metode penelitian ini akan diketahui
Tahun 2010 merupakan sebagai
pengaruh positif atau negatif antara
acuan yang wajib dilaksanakan
variabel yang diteliti sehingga
pada laporan keuangan entitas
menghasilkan kesimpulan yang akan
pemerintah, baik pemerintah pusat
memperjelas gambaran mengenai objek
maupun pemerintah daerah.
yang diteliti. Menurut Moleong (2007:11)
Peraturan Pemerintah tersebut
menyatakan bahwa penelitian deskriptif
menjadi landasan bagi semua
menekankan pada data berupa kata-kata,
entitas laporan termasuk
gambar dan bukan angka-angka yang
disebabkan oleh adanya penerapan Kebudayaan Kota
metode kualitatif. Tegal
6. DPMPTSP Kota Tegal
2. Populasi dan Sample 7. DPPKNP2PA Kota
Tegal
Populasi merupakan 8. Disperkim Kota Tegal
keseluruhan objek atau subjek 9, Dinas Kominfo Kota

yang mempunyai kualitas dan Tegal


10. Dinas Arpusda Kota
karakteristik khusus yang
Tegal
ditetapkan peneliti untuk 11. Satpol PP Kota Tegal
dipelajari yang kemudian 12. Dinas Perhubungan
disimpulkan (Sugiyono, 2017:81). Kota Tegal
13. Dinas Kesehatan Kota
Populasi yang digunakan
Tegal
dalam penelitian ini adalah 14. Dinas PUPR Kota Tegal
seluruh Organisasi Perangkat 15. Dinas Koperasi,
Daerh (OPD) Pemerintah Kota Perdagangan dan
Tegal dengan Laporan Hasil UMKM Kota Tegal
16. Dinas Tenaga Kerja dan
Pemeriksaan (LHP) atas Kualitas
Perindustrian Kota
LKPD Kota Tegal yang sudah
Tegal
diperiksa oleh BPK sehingga
17. Dinas Kelautan,
mendapatkan Opini dari BPK di
Perikanan, Pertanian
Tahun Anggaran 2013 sampai
dan Pangan Kota Tegal
dengan Tahun 2018. 18. Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil
Tabel 1.1
Kota Tegal
Populasi OPD Pemerintah Kota Tegal 19. Dinas Lingkungan
No. Organisasi Perangkat Hidup Kota Tegal
Daerah 20. Dinas Sosial Kota Tegal
1. Inspektorat Kota Tegal 21. Dinas Kepemudaan dan
2. BKPPD Kota Tegal Olahraga dan Pariwisata
3. Bappeda Kota Tegal
4. Badan Keuangan Kota Tegal
22. Kantor Kesbangpol
Daerah Kota Tegal
5. Dinas Pendidikan dan Linmas Kota Tegal
23. Sekretaris DPRD Kota
A. L
a

Tegal digunakan dalam sebuah penelitian


24. Badan Penanggulangan
(Sugiyono, 2017:96).
Bencana Daerah Kota
Tegal Sampel dari penelitian ini adalah
25. Kecamatan Tegal Timur
26. Kecamatan Tegal Barat Badan Keuangan Daerah (BAKEUDA)
27. Kecamatan Tegal
yang merupakan satu kesatuan Laporan
Selatan
28. Kecamatan Margadana Keuangan keseluruhan OPD serta
29. Bagian Umum Setda
Kota Tegal BPKD dan Inspektorat Kota Tegal
30. Bagian Perekonomian
sebagai pengawasan Internal OPD Kota
Setda Kota Tegal
31. Bagian Pemerintahan Tegal.
dan Kerjasama Daerah
F. Metode Pengumpulan Data
Setda Kota Tegal
32. Bagian Organisasi Setda
Metode pengumpulan data
Kota Tegal
33. Bagian Pembangunan merupakan langkah penting dalam
Kota Tegal melakukan penelitian, karena data yang
34. Bagian Kesejahteraan terkumpul akan dijadikan bahan analisis
Rakyat Setda Kota dalam penelitian. Menurut Sugiyono
Tegal (2011:137) metode pengumpulan data
35. Bagian Hukum dan
merupakan alat yang digunakan untuk
Setda Kota Tegal
36. Bagian Humas dan memperoleh informasi tentang

Protokol Setda Kota karakteristik variabel yang melekat pada

Tegal unit pengamatan secara sistematis. Pada


Sumber : Data Olahan Peneliti dasarnya ada tiga metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian
E. Sampel penelitian
kualitatif yaitu :
Teknik Pengambilan Sampel
1. Observasi
merupakan teknik yang digunakan untuk

menentukan jumlah sampel yang akan Teknik observasi yang digunakan


dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi. Observasi partisipasi yang dilakukan untuk mendapatkan
merupakan metode pengumpulan data informasi secara langsung dengan
yang digunakan untuk menghimpun data mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
penelitian melalui pengamatan dan situasi pada para responden. Wawancara
yang diamati sebagai sumber data, bermakna secara langsung antara
dengan maksud untuk mengamati dan interview dengan responden serta
mencatat gejala-gejala dalam objek kegiatannya dilakukan secara lisan.
penelitian meliputi Kantor Badan
Pihak yang menjadi narasumber
Keuangan Daerah (BAKEUDA) serta
adalah Inspektorat dan ASN di dalam
Kantor BPKD dan Inspektorat Kota Tegal
bagian Bidang Akuntansi Badan
untuk mendapatkan data Laporan Hasil
Keuangan Daerah Kota Tegal. Data yang
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
diperoleh dari hasil wawancara yaitu data
Pemerintah Daerah Kota Tegal sebagai
primer karena mendapatkan informasi
bahan kajian sumber-sumber ilmiah
melalui wawancara langsung yang
dalam penelitian. Dengan hadirnya
dilakukan oleh peneliti di tempat lokasi
peneliti di lokasi penelitian, maka data
penelitian. Adapun beberapa bentuk
yang diperoleh akan lebih lengkap dan
instrumen penelitian wawancara dengan
tajam sampai mengetahui ada tingkat
pertanyaan yang sudah disusun
makna dari setiap perilaku yang terjadi.
(terlampir).
2. Wawancara Mendalam
Wawancara digunakan dalam
Menurut Bungin Subagyo (2007:108) penelitian ini untuk memperoleh data
wawancara mendalam merupakan proses yang diperlukan dengan mengadakan
memperoleh keterangan untuk tujuan pertemuan dengan beberapa informan
penelitian dengan cara tanya jawab seraya untuk memperoleh data yang diperlukan
bertatap muka antara pewawancara dengan menggali data tentang
dengan informan atau dengan orang yang perencanaan, penerapan dan lain
diwawancarai, dengan atau menggunakan sebagainnya sebagai bahan analisis yang
pedoman wawancara. menjadi faktor – faktor yang
mempengaruhi Laporan Keuangan
Menurut P. Joko Subagyo (2011:39)
Pemerintah Daerah Kota Tegal sehingga
wawancara merupakan suatu kegiatan
mendapatkan Opini WTP di tahun 2018 dari penggunaan metode observasi,
setelah 5 tahun berturut-turut dari tahun wawancara maupun angket dalam
2013 sampai dengan 2017 mendapatkan penelitian kualitatif.
Opini WDP oleh BPK sesuai dengan
Metode ini digunakan peneliti, sebagai
prinsip yang berlaku umum di Indonesia
bahan analisis yang menjadi faktor –
atau basis akuntansi komprehensif selain
faktor yang mempengaruhi Laporan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal
Indonesia dengan memperhatikan
sehingga mendapatkan Opini WTP di
Kesesuaian Standar Akuntansi
tahun 2018 setelah 5 tahun berturut-turut
Pemerintah (SAP), Kecukupan
dari tahun 2013 sampai dengan 2017
Pengungkapan, Efektivitas Sistem
mendapatkan Opini WDP oleh BPK
Pengendalian Intern (SPI) serta
sesuai dengan prinsip yang berlaku umum
Kepatuhan terhadap Perundang-
di Indonesia atau basis akuntansi
undangan.
komprehensif selain prinsip akuntansi
3. Dokumentasi yang berlaku umum di Indonesia dengan
memperhatikan Kesesuaian Standar
Dokumentasi menurut (Sugiyono,
Akuntansi Pemerintah (SAP), Kecukupan
2015:240) merupakan catatan peristiwa
Pengungkapan, Efektivitas Pengendalian
yang sedang terjadi maupun yang telah
Intern (SPI) serta Kepatuhan terhadap
berlalu, dokumentasi bisa berbentuk
Perundang-undangan.
tulisan, gambar atau karya – karya
monumental dari seseorang. Metode ini G. Metode Analisis Data
digunakan untuk mengumpulkan data –
Analisis data kualitatif dilakukan jika
data dengan menyelidiki dokumen –
data empiris yang didapatkan merupakan
dokumen yang sudah ada, dan merupakan
data kualitatif berupa kumpulan
tempat untuk menyajikan sejumlah data
berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
dan informasi. Teknik ini digunakan
angka serta tidak dapat disusun dalam
peneliti dengan mengumpulkan dokumen
kategori-kategori atau struktur
tertulis maupun tidak tertulis, dari lokasi
klasifikasi. Penelitian deskriptif kualitatif
penelitian yang berkaitan dengan pokok
dari analisis data dilakukan dengan cara
penelitian yang merupakan pelengkap
mendeskripsikan serta mengelola data –
data kualitatif, dengan mengadakan 1. Ringkasan Laporan Hasil (LHP)
observasi secara terus – menerus, dan Opini BPK T.A 2013 sampai
triangulasi, penyajian dan penarikan dengan T.A 2018
kesimpulan atau verifikasi ataupun Ringkasan LHP setiap tahun
analisis kualitatif tetap menggunakan sejak T.A 2013 sampai dengan T.A
kata-kata yang biasanya disusun ke 2018 dihimpun menjadi satu tabel
dalam teks yang diperluas dan tidak agar mempermudah membedakan
menggunakan perhitungan matematis progress atau perkembangan LHP
atau statistika sebagai alat bantu analisis. setiap tahunnya. Hasil analisis ini
akan menghasilkan kesimpulan
Penyajian data merupakan kegiatan
kriteria apa saja yang membedakan
yang paling penting kedua dalam
Opini dari BPK.
penelitian kualitatif. Dalam penyajian
2. Rekapitulasi Pengujian Kualitatif
data diperoleh berbagai jenis, jaringan
atas Kesesuaian Standar
kerja keterkaitan hasil teknik
Pemeriksaan Keuangan Negara
pengumpulan data. Agar validasi data
(SPKN) T.A 2013 sampai dengan
tetap terjaga dalam teknik penelitian
T.A 2018.
kualitatif, penulis menggunakan
Hasil analisis ini akan
Triangulasi sumber data. Triangulasi
menggambarkan secara umum bahwa
dilakukan dengan cara membandingkan
pemeriksaan yang dilakukan oleh
berbagai sumber informasi yang menjadi
BPK telah sesuai dengan Standar
objek penelitian (Lawrence, 2013:187).
yang berlaku.
Data yang dibandingkan adalah Laporan
Keuangan pada Tahun Anggaran 2013
3. Rekapitulasi Pengujian terhadap
sampai dengan 2018. Sumber informasi
Gambaran Umum Pemeriksaan
yang dibandingan dari hasil wawancara
T.A 2013 sampai dengan T.A 2018.
oleh informan. Pada penyajian data
Menjelaskan dasar hukum,
teknik triangulasi merupakan bagian dari
tujuan pemeriksaan, sasaran
sebuah analisis, hal-hal yang dibutuhkan
pemeriksaan, standar pemeriksaan,
sebagai berikut :
metodologi pemeriksaan, waktu
pemeriksaan dan objek pemeriksaan H. Hasil Penelitian dan Pembahasan
pada tahun anggaran tertentu. 1. Hasil Peneltian
4. Pengujian Atributif bersifat
Umum
Pengujian atributif bersifat
umum ini menggambarkan laporan
minimal yang perlu disajikan oleh
pemerintah daerah pada saat
pemeriksaan.
5. Pengujian Atributif Khusus
Pengujian ini dilakukan untuk
menguji kesesuaian dan kebenaran
tentang format dan beberapa
komponen yang terdapat dalam
laporan keuangan antara lain :
Neraca, LRA, Laporan Arus Kas dan
CaLK seperti yang disebutkan dalam
Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP).
6. Pengujian Substantif
Pengujian substantif sangat penting
dilakukan karena dalam melakukan
pengujian kebenaran angka-angka
yang ada pada LK harus
menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pengujian substantif akun
neraca;
2. Pengujian akun laporan realisasi
dan;
3. Pengujian laporan arus kas.

Anda mungkin juga menyukai