Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Endapan Mineral

Mineral Logam I

Nama : Ucah Fonita Oktarina

NPM : 055118042

Kelompok : 4 (empat)

Tanggal Praktikum : 26 Maret 2021

Tanggal Pengumpulan : 02 April 2021

Laboratorium Program Studi Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Pakuan
2021
LEMBAR PENGESAHAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

ENDAPAN MINERAL
Materi : Mineral Logam I

Oleh :
Ucah Fonita Oktarina
N.P.M 055118042

Bahwa yang bersangkutan benar telah melakukan kegiatan praktikum Endapan


Mineral pada hari Jum’at, tanggal 26 Maret 2021

Bogor, 02 April 2021


Asisten ybs

(Ryana Caesaria)

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga pada
akhirnya bisa menyelesaikan laporan Praktikum Endapan Mineral tepat pada
waktunya.
Rasa terima kasih juga tak lupa diucapkan kepada Asisten Praktikum yang
selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan Praktikum
Endapan Mineral ini dapat disusun dengan baik.
Semoga laporan Praktikum Endapan Mineral yang telah disusun ini turut
memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Penyusun menyadari bahwa laporan Praktikum ini masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu, penyusun mengharapkan saran serta masukkan dari para
pembaca sekalian demi penyusunan Laporan Praktikum Endapan Mineral menjadi
lebih baik kedepannya.

Bogor, 02 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Metoda Praktikum ........................................................................................ 6
2.2. Alat dan Bahan ............................................................................................. 6
2.3. Hasil Pengamatan ......................................................................................... 7
2.3.2 Deskripsi Mineral Logam I ..................................................................... 7
2.3.2. Deskripsi Mineral Logam II ...................................................................... 7
2.3.3. Genesa Mineral Logam I ........................................................................... 8
2.3.4. Genesa Mineral Logam I ........................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Pengertian Dasar Endapan Mineral
Batuan yang mengandung satu atau lebih mineral logam (metallic mineral)
yang akan memiliki nilai ekonomis jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau
mineral bijih. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya,
bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral
dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi didapatkan bahan
logam dan juga bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki nilai ekonomis. Proses
ekstraksi tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing).
Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang mengubah
kondisi suatu batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan mineral bijih yang
disebut proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan mineral logam
(metalic mineral) dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur serta tekstur batuan
yang berubah karenanya.
Kebanyakan bijih di dunia ini yang ditambang adalah berasal dari mineral bijih
yang diendapkan oleh larutan hidrotermal. Asal larutan hidrotermal masih sulit
dipecahkan. Beberapa larutan berasal dari pelepasan air yang terkandung dalam magma
saat magma naik dan mendingin. Lainnya berasal dari air meteorik atau air laut yang
bersirkulasi dalam kerak. Endapan mineral yang terbentuk oleh air laut yang
terpanaskan aktifitas vulkanisme, dan endapannya berbentuk senyawa sulfide, yang
dinamakan volcanogenic massive sulfide deposits.
1.1.2. Pembentukan Endapan Mineral
Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen. Endapan
mineral yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor endogen
disebut dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan endapan mineral yang
dipengaruhi faktor eksogen seperti proses weathering, inorganic sedimentasion, dan
2

organic sedimentation disebut dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser,


residual, supergene enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak dan gas
bumi dan batubara dan gambut). Adapun menurut M. Bateman maka proses
pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis
mineral tertentu baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat
sebagai gangue mineral, proses tersebut adalah sebagai berikut:
 Proses Magmatis.
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa lalu
mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih.
Pada temperatur tinggi > 600oC stadium likwido magmatis mulai membentuk mineral-
mineral baik logam maupun non logam.
 Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan
pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini ± 600-450oC berupa
larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.
 Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun ± 550 – 450oC akumulasi gas mulai membentuk
mineral sampai pada temperatur 450oC volume unsur volatilnya makin menurun karena
membentuk jebakan pneumatolitis dan tinngal larutan sisa magma yang makin encer.
Unsur volatil akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping
disekitarnya kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun
karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga
terbentuk endapan mineral yang disebut endapan pneumatolitis.
 Proses hydrotermal
Merupakn proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatut dan
tekanan yang santa rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini merupakan unsur
volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan sebelumnya.
 Replacement/Metasomatic Replacement
 Replacement, atau metasomatic replacement merupakan proses dalam
pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh
3

pembentukan mineral pada endapan Hypothermal dan Mesothermal dan sangat


penting dalam group Epithermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic
kontak telah di bentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan
unsur-unsur sulfida dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral
lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting
berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak di mana
terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang
lain.
 Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phospate, nikel dll.
 Evaporasi, terdiri atas evaporasi laut, danau, dan air tanah.
 Konsentrasi Residu dan mekanik, terbagi atas ; Konsentrasi Residu berupa endapan
residu mangan, besi, bauxite dll
 Konsetrasi mekanik (endapan placers ), berupa : sungai, pantai, elivial, dan eolian.
 1 Supergen enrichment
1.1.3. Mineral dan Bijih
Proses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan
jebakan mineral. Yang dimaksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan
atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang
mempunyai arti ekonomis (berguna dan mengguntungkan bagi kepentingan umat
manusia). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan
dalam arti ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume cadangan, kadar, lokasi
geografis dan biaya pengolahannya.
Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat didalam
kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsur logam dan mineral saja yang
mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh proses dan aktivitas geologi
yang berlangsung cukup lama, prosentase unsur – unsur dan mineral-mineral tersebut
dapat bertambah banyak pada bagian tertentu karena Proses Pengayaan, bahkan pada
suatu waktu dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis. Proses
pengayaan ini dapat disebabkan oleh :
 Proses Pelapukan dan transportasi
4

 Proses ubahan karena pengaruh larutan sisa magma


Proses pengayaan tersebut dapat terjadi pada kondisi geologi dan persyaratan
tertentu.Kadar minimum logam yang mempunyai arti ekonomis nilainya jauh lebih
besar daripada kadar rata-rata dalam kulit bumi. Faktor perkalian yang bisa
memperbesar kadar mineral yang kecil sehingga bisa menghasilkan kadar minimum
ekonomis yang disebut faktor pengayaan (Enrichment Factor atau Concentration
Factor). Dari sejumlah unsur atau mineral yang terdapat didalam kulit bumi, ternyata
hanya beberapa unsur atau mineral saja yang berbentuk unsur atau elemen tunggal
(native element). Sebagian besar merupakan persenyawaan unsur-unsur dan
membentuk mineral atau asosiasi mineral.
 Mineral yang mengandung satu jenis logam atau beberapa asosiasi logam disebut
mineral logam (metallic mineral).
 Apabila kandungan logamnya relatif besar dan terikat secara kimia dengan unsur
lain maka mineral tersebut disebut Mineral Bijih (ore mineral).
 Yang disebut bijih/ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral
bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih
logam secara ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya satu jenis logam saja
maka disebut single ore. Apabila yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka
disebut complex-ore.
Mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak
menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang.
 Apabila terdapatkan dalam jumlah yang cukup banyak bisa dimanfaatkan sebagai
hasil sampingan (by-product), misalnya mineral kuarsa, fluorit, garnet dan lain-
lain.
 Mineral non logam tersebut disebut gangue mineral apabila terdapat bersama-
sama mineral logam didalam suatu batuan.
 Apabila terdapat didalam endapan non logam yang ekonomis, disebut sebagai
waste mineral.
Yang termasuk golongan endapan mineral non logam adalah material-material berupa
padat, cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan,
5

persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini adalah
mika, batuan granit, batubara, minyak dan gas bumi, halit dan lain-lain.
Kadar (persentase) rata-rata minimum ekonomis suatu logam didalam bijih
disebut cut off grade. Kandungan logam yang terpadat didalam suatu bijih disebut tenor
off ore. Karena kemajuan teknologi, khususnya didalam cara-cara pemisahan logam,
sering menyebabkan mineral atau batuan yang pada mulanya tidak bernilai ekonomis
bisa menjadi mineral bijih atau bijih yang ekonomis. Jenis logam tertentu tidak selalu
terdapat didalam satu macam mineral saja, tetapi juga terdapat pada lebih dari satu
macam mineral.
Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral kalkosit, bornit atau krisokola.
Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering dapat mengandung lebih dari satu jenis
logam. Misalnya mineral Pentlandit mengandung logam nikel dan besi. Mineral
wolframit mengandung unsur-unsur logam Ti, Mn dan Fe. Keadaan tersebut
disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis
batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula, hal itu erat hubungannya dengan
proses kejadian (genesa) mineral bijih.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Untuk mengetahui jenis-jenis mineral logam
1.2.2 Untuk Mengetahui kegunaan dari mineral logam yang dideskripsi
1.2.3 Untuk mengetahui parameter apa saja yang digunakan dalam deskripsi mineral
logam
1.2.4 Untuk mengetahui genesa pembentukan mineral
6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metoda Praktikum
Pada praktikum Endapan Mineral materi Mineral Logam I ,dilakukan
pendeskripsian dengan pemerian megaskopis, Hal yang pertama kali diperhatikan
untuk pemerian adalah nama mineral logam, rumus kimia mineral logam, jenis mineral
bijih, kelompok mineral bijih, sifat khas mineral, dan cut of grade. tekstur yang dibagi
menjadi 5 yaitu warna mineral, kilap ( kilap logam dan kilap bukan logam ( Kilap Intan,
Kilap kaca, Kilap, Kilap Damar, Kilap mutiara, Kilap tanah)), gores, kekerasan,
belahan, dan pecahan. Lalu yang terakhir kegunaan dari mineral logam yang diamati.

2.2 Alat dan Bahan


Dalam praktikum Endapan Mineral Materi Mineral Logam I, alat dan bahan yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut.
 Sampel Mineral Logam ( 2 sampel yang berbeda)
 ATK
 Lembar deskripsi
 Porselen
 Kikir Baja
 Loupe
7

2.3. Hasil Pengamatan


2.3.1. Deskripsi Mineral Logam I
Mineral yang telah di deskripsi adalah mineral logam emas dan perak dengan
rumus kimia (Au,Ag) dan jenis mineral bijih bernama Silvanit ((Au,Ag)Te2). Mineral
ini termasuk kedalam kelompok mineral Native Element serta memiliki sifat khas
mineral berupa mengkilap kuning keemasan juga dijumpainya mineral campuran
didalamnya. Mineral ini memiliki persen Cut of Grade sebesar 0,0001- 0,0020%.
Indikator tekstur dengan beberapa bagiannya, yaitu mineral berwarna abu-abu, dengan
kilapnya berjenis logam, gores berwarna putih diikuti kekerasan sebesar ± 2-3 (Skala
Mohs), belahan mineral satu arah dengan bentuk pecahan uneven. Mineral logam perak
dalam mineral bijih silvanit dapar berguna sebagai bahan industri, sebagai bahan
pembuat uang logam, sebagai bahan untuk keperluan kesehatan, dan sebagai bahan
campuran untuk alat-alat makan.

Mineral campuran, berupa kuarsa

Gambar 1. Sampel Mineral Sylvanite

2.3.2. Deskripsi Mineral Logam II


Mineral yang telah di deskripsi adalah mineral logam mangan dengan rumus
kimia Mn dan jenis mineral bijih bernama Pirolusit (MnO2). Mineral ini termasuk
kedalam kelompok mineral oksida serta memiliki sifat khas mineral berupa mengkilap
hitam legam. Mineral ini memiliki persen Cut of Grade sebesar 15- 95%. Indikator
tekstur dengan beberapa bagiannya, yaitu mineral berwarna hitam, dengan kilapnya
8

berjenis logam, gores berwarna hitam diikuti kekerasan sebesar ± 5 - 6 (Skala Mohs),
belahan mineral dua arah dengan bentuk pecahan fibrous. Manfaat Mineral logam
Mangan dalam mineral bijih Pirolusit adalah bahan campuran dalam proses pembuatan
baja,baterai,keramik dan gelas kimia.selain itu,mangan juga digunakan sebagai industri
baterai, keramik, porselen, logam dan korek api.

Gambar 2. Sampel mineral Pirolusit

2.3.4. Genesa Mineral Logam I


Mineral Silvanit dapat dijumpai pada urat-urat hidrotermal bertemperatur
rendah, biasanya pada urat-urat asal yang bertemperatur rendah, juga pada endapan
dengan temperatur sedang sampai temperatur tinggi, serta biasanya diantara mineral
yang terbentuk paling akhir. Sylvanite dikaitkan dengan emas murni, kuarsa , fluorit ,
rhodochrosite , pirit, acanthite , nagyagite , calaverite , krennerite , dan mineral telurida
langka lainnya.

2.3.5. Genesa Mineral Logam II

Mangan berbentuk kristal halus dalam berbagai batuan. Bila mana batuan
mengalami penghancuran ia mungkin diendapkan kembali sebagai variasi mineral,
tetapi pirolusit sebagai mineral utama. Endapan nodul dari pirolusit ditemukan didasar
danau dan di dasar dari laut dangkal.
9

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan Mineral logam dapat


dibedakan dengan mineral jenis lain terutama dari jenis kilapnya. Kilap non logam
cenderung melepas elektron valensi menjadi terbagi atau mendapat elektron valensi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Endapan Mineral (Mineral Deposit). Toba-geoscience.blogspot.com.

Diakses tanggal 31 Maret 2021

http://toba-geoscience.blogspot.com/2011/07/endapan-mineral-mineral-
deposit.html#:~:text=Suatu%20endapan%20mineral%20akan%20terbentuk,disebut%
20proses%20ubahan%20(alteration).&text=Kebanyakan%20bijih%20di%20dunia%2
0ini,yang%20diendapkan%20oleh%20larutan%20hidrotermal.

Anonim. Terakhir disunting 2021. Wikipedia. Sylvanite. https://en.wikipedia.org.

Diakses tanggal 31 Maret 2021

https://en.wikipedia.org/wiki/Sylvanite

Anonim. 2013. Deskripsi Sylvanite. Mineralbatuan.blogspot.com.

Diakses tanggal 31 Maret 2021

https://mineraldanbatuan.blogspot.com/2013/03/deskrip-sylvanite.html

Siagian, hamonangan bonar. 2011. Mineral Pirolusit. Franzbonbon.blogspot.com.

Dikutip tanggal 01 Maret 2021.

http://franzbonbon.blogspot.com/2011/05/mineral-pirolusit_12.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai