Anda di halaman 1dari 27

....

LANDASAN
PENDIDIKAN

DR. ABD AZIZ HSB, M.PD

"

Penerbit HAJAMandiri
2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penyusunan panjatkan ke hadirat Allah Yang


Maha Memberi Petunjuk. Berkat Hidayah- Nya penulis dapat me-
. rampungkan buku ini.
Dengan penuh harapan buku sederhana yang berjudul Lan-
dasan Pe1ldidikan ini dapat membantu para mahasiswa dan tenaga
pendidikan secara umum Iainnya di lingkungan pendidikan. Juga
LANDASAN PENDIDIKAN
Penulis:
bagi yang berminat untuk mengembangkan penyelenggaraan dan
Dr. Abd Aziz Hsb. M.Pd pelayanan pendidikan, khususnya uhtuk meningkatkan dan me-
Editor: mantapkan kegiatan kependidikan, kiranya buku ini ak<fn mem-
Drs. H. Ali Nurdin.M.Pd ~

bantu. Dan bagi yang hendak kenaI serra memahami tentang dasar
Cetakan Pertama: Desember 2018 kependidikan, maka dengan membaca buku ini, pembaca akan di-
Diterbitkan oleh: hantarkan pada maksudnya.
Penerbit HAJA Mandiri Buku merupakan hasH inspirasi saat penulis mengikuti per-
,., CV. Harisma Taya Mandiri
TI. Pisangan Raya No. 86 Cirendeu Ciputat 15419 kuliahan S3 di Universitas Nusantara Bandung yang banyak mem-
Email: penerbit.haja@gmail.com bahas tentang pendidikan terutama tentang Landasan Pendidikan
sehingga penyusun merangkum hasH kuliah menjadi sebuah buku.
ISBN 978-602-96306-8-8
Landasan Pendidikan ini penulis membahas tentang pendi-
All Rights Reserved
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
dikan sebagai ilmu pengetahuan bagi manusia, pendidikan. Pen-
Tidak dibenarkan memproduksi ulang setiap bagian artikel, didikan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa pendidikan
ilustrasi dan isi buku ini dalam bentuk apapun juga. manusia akan sulit untuk berkembang/maju, seiring dengan berja-
Iannya waktu. Pendidikan di Indonesia sal(gat terlihat, hampir seIu-
ruh masyarakat merasakan apa itu sehuah pendidikan. Pendidikan
sebagai gejala universal, merupakan suatu keharusan bagi manusia,

ii
iii
karena selain pendidikan sebagai gejala, juga sebagai upaya mema-
nusiakan manusia. Buku ini merupakan hasH dari bahan kuliah
yang telah disampaikan kepada mahasiswa untuk dapat dijadikan
sebagai tambahan ilmu pengetahuan baik bagi mahasiswa maupun
bagi para pembaca umumnya.
DAFTAR lSI
Akhirnya, kritik konstruktif dan saran maupun kontribusi pe-
mikiran dari pembaca biduman sangat penulis harapkan.

KATA PENGANTAR...................................................................... iii


Pamulang, Oktober 2018 BAB I PENDIDlKAN DAN MANUSIA :......... 1
A. PengertianPendidikan dan Manusia 2
B. Faktor-Faktor Pendidikan......................................... 6
C. Lembaga-Lembaga Pendidikan 13
D. Tujuan Dan Prinsip-Prinsip Dasaf Pendidikan 32
E. Fungsi Pendidikan Di Indonesia 37
BAB II ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETA-
HUAN............................................................................... 41
A. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Yang Normatif...... 42
B. ·Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Teoritis dan
Praktis.......................................................................... 43
BAB III LANDASAN PENDIDlKAN (RELIGIUS) 45
A. Pengertian Religius 45
B. Landasan Pendidikan Islam 53
BAB IV LANDASAN FILSAFAT DALAM PENDIDlKAN.... 59
A. Pengertian Filsafat 59
.. B. Filsafat Sebagai llmu Dan Metode Berfikir 62
C. Ilmu Filsafat Pendidikan........................................... 65
BAB V LANDASAN HISTORIS DALAM PENDIDlKAN.... 75
• A. Pendidikan Pada Zaman Purba di Indonesia ........ 76

iv
v
B. Pendidikan Pada Zaman Permulaan Agama Islam
BAB XI MASALAH DALAM PENDIDIKAN NASIONAL 167
di Indonesia 77
A. Dasar Pendidikan Nasional ~ 167
C. Pendidikan di Indonesia...... 79
B. Tujuan Pendidikan Nasional 168
BAB VI LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDlKAN. 81 C. Perubahan Rumusan Tujuan Pendidikan 172
A. Hukum Dasar Perkembangan ]iwa Manusia 81
BAB XII PENDIDlKAN DAN PEMBANGUNAN 177
B. Proses Pendidikan Autoactivitas 87
A. Titik Temu Pendidikan dan Pembangunan............ 177
C. Pendidikan, Pengajaran Dan Peruahan Tingkah
B. Sumbangan Pendidikan dalam Pembangunan ...... 179
Laku............................................................................. 89
C. Pendidikan yang Relevan dengan Pembangunan.. 182
BAB VII LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDI-
BAB XIII PEMBAHARUAN PENDIDlKAN -r 191
DIKAN . 99
A. Faktor-faktor yang Mt:mpengaruhi Peruballan dan
A. Sosiologi Dan Kebudayaan .. 99
Pembaharuan Pendidikan 193
B. Beberapa Konsep Pendidikan .. 107
B. Tujuan Pembaharuan Pendidikan 193
C. Sumber-Sumb~r Sosial Problematika Pendidikan 109
C. Masalah-Masalah Sebagai Dinamika Hidup 194
BAB VIII LANDASAN PENDIDlKAN DALAM KELUARGA..... 115
BAB XIV PENGEMBANGAN PROFESI GURU 197
A. Landasazr<Pendidikan dalam Keluarga........... 115
Profesionalisme Guru.... 199
B. Tanggungjawab Keluarga dalam Pendidikan 121
A. Fungsi Dan Tanggungjawab Guru 201
C. Pendidikan Islam dalam Keluarga 123 I

B. Mengajar Sebagai Suatu Profesi 204


BAB IX HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT 135 b. Kompetensi Afektif Guru 207
A. Pendidikan Sekolah 137 c.- Etika Profesi Pendidikan 211
B. Pendidikan Masyarakat... ; 141
DAFTAR PUSTAKA 213
C. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dan Tang-
gungjawab 143 RIWAYAT PENULIS 217

BAB X PENDIDlKAN SEUMUR HIDUP 149


A. Pendidikan Manusia 151
B. Landasan, Tujuan dan Aplikasinya 153
C. Perbedaan Pendidikan Sekolah, Luar Sekolah yang
Dilembaga dan yang tidak Dilembagakan 162
C. Perbedaan Pendidikan Sekolah, Luar Sekolal yang
Dilembagakan dan Tidak Dilembagakan 164

vi
vii
BABI
PENDIDlKAN DAN MANUSIA

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa pendi-


dikan manusia akan sulit untuk berkembang/maju, seiring dengan
berjalannya waktu. Pendidikan di Indonesia sangat terlihat, hampir
seluruh masyarakat tnerasakan apa sebuah pendidikan.
Dewasa ini pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh be-
sar terhadap manusia, pendidikan di Indonesia telah mengalami
perubahan, walaupun perubahannya masih bersaing dengan Nega-
ra-negara berkembang, dan pendidikan di Indonesia berusaha un-
tuk menyetarakan pendidikan dengan Negara-negara yang maju.
Pemerintah pada masa sekarang ini telah memperhatikan
pendidikan Indonesia, karena generasi-generasinya harus merrii-
liki SDM (sumber daya manusia) untuk menitikberatkan kepada
kecerdasan.
Pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu keha-
rusan bagi manusia, karena selain pendidikan sebagai gejala, juga
seb:lgai upaya memanusiakan manusia.
Be~il<:Ut ini
akan dikemukakan beberapa pengertian pendidik-
an manurut para ahli:
Men,urut George F.Knelled Ledi dalum bukunya yang berjudul
Of Educ~tion (1967:63), pendidikan dapat dipandang dalam arti
teknis, atau dalam arti hasH dan arti proses. Dalam artinya yang

viii 1
luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman
yang mempunyang pengaruh yang berhubungan dengan pertum- d i dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya
buhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau ke- Istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbir:gan atau perto-
mampuan fisik (physical ability) individu, pendidikan dalam arti ini longan yang diberikan dengan sengaja oleb orang dewasa. Selan-
berlangsung terus menerus (seumur hidup) kita sesungguhnya dan jutnya pendidikan diartikan sebagai suatu usaha yang dijalankan
pengalaman seluruh kehidupan kita (George EKnelled, 1967:63), leh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
dan pendidikan, Demans A.: kualitative concept of experience (Fre- mencapai tingkat hidup penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
derick Mayyer, 1963: 3-5). mental.
Selanjutnya menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakankebu-
pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana tuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendi-
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar dikan sarna sekali mustahil satu kelompok manusia ~pat hidup
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejah-
peserta didik secara aktif m~ngembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, ke- tera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di- Pendidikan/proses pendidikan berkenaan dengan manusia
perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. atau proses kemanusiaan/humanisasi dengan sendirinya setiap
proses pendidikan berpangkal dan berdasarkan kepada gambaran
Jadi dapat disimpulkan, pendidikan adalah proses sepanjang
tentang manusial antropologi manusia.
hayat'dan perwujudan, pembentukan diri secara utuh dalam pe-
ngembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua Salah satu naluri manusia secara individual yang terbentuk
komitmen manusia sebagai individu, makhluk sosial dan sebagai dalam jiwanya, adalah sebuah kemampuan dasar yang disebut para
makhluk Tuhan. Dalam pendidikan, secara implisit terjalin hu- ahli psikologi sosialsebagai insting gregorius (naluri untuk hidup
bungan antara dua pihak, yaitu pihak pendidikan dan pihak peserta berkelompok) atau hidup bermasyarakat, untuk memajukan ke-
..didikyang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan dan pera- hidupan mereka. Itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama
nan setiap pihak, akan tetapi sarna dalam hal dayanya yaitu saling yang perlu dikelola, secara sistematis dan konsistem berdasarkan
mempengaruhi guna terlaksananya proses pendidikan (transfor- . berbagai pandangan teoritikal dan partikal sepanjang waktu sesuai
masi pendidikan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang I ngan lingkungan hidup manusia itu sendiri.
tertuju kepada tujuan-tujuan yang diinginkan. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dan bercita-cita Ull-
luk meraih kehidupan yang sejahtera dan kebahagiaan dalam arti
A. Pengertian Pendidikan dan Manusia yang luas, baik lahiriah maupun batiniyah, duniawi, dan ukhrawi.
Namun cita-cita demikian tak mungkin dicapai jika manusia itu
8alam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usa- sendiri tak berusaha keras meningkatkan kemauannya seoptimal
ha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai mungkin melalui proses pendidikan, karena proses pendidikan

2
3
adalah suatu proses kegiatan berkembang biak secara bebas, teta-
Ahmad D. Marimba:
pi terarah, pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam
membangun an'\k. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si ter-
Sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli
didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
pendidikan yaitu:
7. Ki Hajar Dewantara:
1. Langeveld:
Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindung dan ban-
anak. Adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
tuan yang diberikan kepada anak bertujuan agar anak cukup
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka se-
cakap melaksanakkan tugas hidupnya sendiri.
bagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dap,atlah men-
2. John Dewey: capaikeselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya.
Pendidikan adalah pros~s pembentukan kecakapan-kecakapan' 8, Menurut UU Nomor 2 Tahlln 1989:
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan,
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta di-
semesta manusia.
dik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atalliatihan bagi
3. J.J. Rousseau: -~ peranannya dimasa yang akan datang.
- Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada
pada masa kanak': kanak, akan tetapi kita membutuhkannya, Dari beberapa pengertian atau batasan pendidikan yang dibe-
pada waktu dewasa. rikan para ahli tersebut, berbeda secara redaksional, namun seca-
4. Driyarkara: ra essensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang
terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut
Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengang-
menllnjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atall pimpinan
katan manusia muda ke taraf insani.
yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak
5. Carter V. Good: didik, tujuan dan sebagainya.
a. Pedagogy (pendidikan) adalah seni, praktek atau profesi se- Beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami, yaitu:
bagai pengajar.
I. Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik ber-
b. Pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran langsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa
yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metod~ susila. Jika anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila,
mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam artl maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahte-
. luas digantikan dengan istilah pendidikan. raan hidup dan masyarakatnya.
2. Pendididikan merupakan perbuatan manusiawi. Pendidikan la-
hir dari pergaulan antara orang dewasa dan orang yang belum

4
5
dewasa dalam suatu kesatuan hidup. Kedewasaan diri merupa-
I k). Tujuannya mendewasakan anak, namun karena banyak ha-
kan tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui perbuatan
Il didikan yang justru menggambarkan perilaku yang tidak dewa-
atau tindakan pendidikan.
'l, maka sebagai anthesis dari kenyataan itu, munculah gerakan
3. Pendidikan 'merupakan hubungan antar pribadi pendidikan II1dragogi (kata dasar andro artinya laki-Iaki yang rupanya seperti
dan anak didik. Anak didik mengakui pendidik dan bergantung I l'rempuan).
padanya dan pendidik bertindak demi kepentingan dan kesela-
Antara faktor yang satu dan yang lainnya, tidak bisa dipisah-
n1litan anak didik.
I In, karena kesemuanya saling pengaruh- mempengaruhi.
4. pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental;
yang juga mempunyang sifat konstruktif dalam hidup manusia. 1. Faktor Tujuan
Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengatakan ref1eksi
ilmiah tentang pendidikan tersebut sebagai pertanggungjawa- Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sada: atau tidak
ban terhadap perbuatan.'yang dilakukan, yaitu mendidik dan di ,udar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagai-
monapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyang tujuan
didik.
tldak akan mempunyang arti apa-apa. Dengan demikian tujuan
Beberapa definisi mengenai manusia, diantaranya:
1I lalah faktor yang sangat menentukan.
1. Manusia adalah,makhluk yang memiliki kelengkapan fisik dan
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan ma-
psikis.
l1usia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan ber-
2. Manusia adalah m'al<hluk (ciptaan) Tuhan loqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
3. Manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
oleh pembawaan dan lingkungan. r hani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung-
4. Manusia adalah makhluk yang berkembang, karena dipenga- Jowab kemasyarakatan dan kebangsaan.
ruhi pembawaan dan lingkungan. Fungsi tujuan bagi pendidikan, yaitu:
5. Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, aka!, n. Sebagai arah pendidikan.
dan rohani sebagai potensi pokok. I. Tujuan sebagai titik ukur.
Tujuan sebagai titik pangkal/mencapai tujuan lain.
B. Faktor-Faktor Pendidikan
I. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan.
Dalam proses perkembangan pemikiran pendidikan di dunia Pendidikan ialah pola kegiatan manusia yang menempatkan
Barat, kegiatan pendidikan berkembang dari konsep paedagogi lujuan sebagai sesuatu yang ingin dicapai. Yang menjadi masalah
dan education. Dalam konsep paedagogi, kegiatan pendidikan di- bagi pendidikan adalah menentukan arah dan tujuan yang ingin di-
tunjukkan hanya kepada anak yang belum dewasa (paeda artinya opaL Sebuah tujuan harus dinyatakan dengan jelas agar pelaksana

6 7
dan sasaran pendidikan memahami atau mengatur proses kegiatan
. basan yang ada pada dirinya untuk memilih perbuatan yang
pendidikan. Jika tujuan itu tidak jelas, maka akan terjadi penyim-
I rhaik menurutnya.
pangan dan kegiatan pun tidak akan efesien. Perlu dilakukan proses
pendidikan secara bertahap tidak bisa sekaligus. Dalam UU nomor I), Beberapa Karakteristik Pendidik yang. harus dimiliki dalam
2 tahun 1989 ditulis bangsa tujuan pendidikan nasional adalah un- melaksanakan tugasnya dalam mendidik, yaitu:
tuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manu- I) Kematangan dirinya yang stabi!; memahami diri sendiri,
sia seutuhnya. . mencintai diri secara wajar dan memiliki nilai-nilai kema-
Seorang ahli pendidikan Lengeveld mengemukakan ma- nusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu, se-
cam-macam tujuan pedidikan, yaitu: hingga ia bertanggungjawab sendiri atas hidupnya, tidak
menggantungkan diri, atau menjadi beban orang lain.
a. Tujuan Umum
2) Kematangan sosial yang stabil; dalam hal ini, soorang pen-
b. Tujuan Khusus
didik dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup, ten-
c. Tujuan Tak Lengkap tang masyarakatnya, dan mempunyang kecakapan membi-
d. Tujuan Sementara na kerjasama dengan orang lain.
e. Tujuan Insidentil 3) Kematangan profesional (kemampuan mendidik); yakni
f. Tujuan Intenru!dur menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik
serta mempunyang pengetahuan yang cukup tentang latar
2. Faktor Pendidik" helakang anak didik dan perkembangannya, memiliki keca-
kapan dalammenggunakan cara-cara mendidik.
Pendidikan ialah orang yang memikul pertanggungjawaban
untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto, menginvetarisir bahw h). Guru sebagai Pendidik Formal
pengertian pendidik ini I?eliputi: Di dalam Undang- Undang Pokok Pendidikan No.4 Tahun 1950
a. Orang Dewasa Pasal 15 ditetapkan bahwa: syarat-syarat yang mengenal ke-
sehatan jasmani dan rohani, ialah sifat yang perlu untuk dapat
b. OrangTua
memberikan pendidikan dan pengajaran, yaitu:
c. Guru
1). Syarat Profesional (Ijazah)
d. Pemimpin Masyarakat
2). Syarat Biologis (kesehatan jasmani)
e. Pemimpin Agama
3). Syarat Psikologi (kesehatan mental)
Bagi seorang pendidik harus memperlihatkan bahwa ia mam
4). Syarat Paedagogis-didaktis (Pendidikan dan Pengajaran).
pu mandiri, tidak tergantung kepada orang lain ia harus mamp ,
membentuk dirinya sendiri. Tanggung jawab ini didasarkan ata Guru sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal di
S 'kolah, secara langsung atau tegas menerima kepercayaan dari

8
9
masyarakat untuk mengakui jabatan dan syarat-syarat sebagai ma-
b r ama, agar anak memiliki nilai hidup jasmani, nilai estesis,
nusia dewasa, harus pula memenuhi persyaratan lain yang lebih 11 1,li kebenaran, nilai moral dan nilai religius (keagamaan), serta
berat,yang dapat di kelompokkan menjadi: Persyaratan pribadi dan I 'rtindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut: merupakan perwuju-
persyaratan jabatan. 1111 dari peran mereka sebagai pendidik.
Yang termasuk persyaratan pribadi, diantaranya:
i. Berbudi pekerti luhur dan berbadan sehat Faktor Anak Didik
ii. Memiliki kecerdasan yang cukup Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang
iii. Memiliki tempramen yang tenang III n rima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang

iv. Kestabilan dan kematangan emosional I nJalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam ~,rti sempit
n k dldik lalah anak (prlbadi yang belum dewasa) yang diserah-
Sementa;a itu yang termasuk persyaratan jabatan, adalah:
I II) kepada tanggungjawab pendidik. Dalam proses pendidikan,
i. Pengetahuan tentang manusia dan masyarakat seperti antropo I 'dlldllkan anak-anak didik adalah sangat penting proses pendi-
logi, sosiologi, pendidikan dan psikologi. d k 111 tersebut akan berlangsung di dalam situasi pendidikan yang
ii. Pengetahuan ~asar fundamental jabatan profesi seperti Hm I lalamnya. Anak didik merupakan komponen yang hakiki.
keguruan dan ilmu pendidikan. Karena itulah anak didik memiliki beberapa karakteristik, di
iii. Pengetahuan keahlian dalam cabang ilmu pengetahuan yan 111llranya:
akan diajarkan, seperti: Matematika, Sejarah, Biologi, dan seba
I). Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi
gainya. tanggungjawab pendidik.
iv. Keahlian dalam kepemimpinan pendidikan yang demokrati I ). Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya,
seperti human public ralation yang luas. ehingga masih menjadi tanggungjawab pendidik.
v. .Memiliki filsafat pendidikan yang pasti dan tetap serta dapa ). ebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kem-
dipertanggung jawabkan. bangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biolo-
gis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan, bicara, per-
c). Orang Tua sebagai Pendidik di Rumah
bedaan individual dan sebagainya.
Orang tua yang secara sadar mendidik anak-anaknya, aka
selalu dituntun oleh tujuan pendidikan, yaitu kearah anak dapa l. 'nktor Alat Pendidikan
mandiri,kearah satu kepribadian yang utama. Dengan demikia
pengaruh pendidikan yang pertama ini adalah sangat besar. Yang dimaksud alat pendidikan adalah suatu tindakan atau
Itllusi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatll tujuan pen-
Tindakan dan sikap orang tua seperti menerima anak, men
Ilolkal1 yang tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendi-
cintai anak, mendorong dan membantu anak aktif dalam kehidup

10 11
dikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi peneapaian tuj
pendidikan yang diinginkan. I 11 an yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak di-
I I, bab bagaimanappn anak tinggal dalam satu !ingkungan yang
Dalam pengertian yang luas alat meliputi juga faktor-fa
I ,I ri atau tidak pasti akan mempengaruhi anal.
pendidikctn yang lain, seperti tujuan, pendidik, anak didik
I , da dasarnya lingkungan meneakup
lingkungan pendidikan. Bilamana faktor-faktor tersebut digt
kan dan direncanakan dalam perbuatan atau tindakan mendi 'l'mpat (lingkungan fisik); keadaan iklim,keadaan tanah,
Dalam konteks ini dibandingkan dengan faktor-faktor pendid' adaan alamo
lebih konkrit dan lebih jelas pengaruhnya pada proses pelaks I 'budayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya ter-
an pendidikan. Alat-alat pendidikan berupa perbuatan- perbua t ntu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hi-
atau tindakan-tindakan yang secara konkrit dan tegas dilaks up keagamaan.
;
kan, seperti hukuman dan ganjaran, perintah dan larangan, eel lompok hidup bersama (lingkungan sosial atau rfiasyarakat)
dan pujian, dan sebagainya, guna menjaga agar proses pendidi k luarga. kelompok bermain, desa, perkumpulan.
bisa berjalan dengan lancar dan berhasil. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik seca-
I'tap hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia
5. Faktor lsi Mated Pendidikan
n alami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkun-
Yang te;masuk dalam arti materi pendidikan ialah sengaja In Iingkungan tersebut meliputi keluarga, lingkungan sekolah,
suatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik I n Iingkungan organisasi pemuda.
lam rangka meneapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidi
yang di selenggarakan di keluarga, di sekolah dan di masyar Lembaga-Lembaga Pendidikan
ada syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, ya
etiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan keluarga,
Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan lah dan masyarakat pasti akan mengalami perubahan dan per-
Materi harus dengan peserta didik. I rll1bangan menurut warna dan eorak institusi tersebut. Berdasar-
I \1 kenyataan dan peranan setiap lembaga ini, Ki Hajar Dewantara
6. Faktor Lingkungan Jl 'nganggap bahwa ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri

Menurut Sertain (Ahli Psikologi Amerika) yang dimaksud I \1 It Pendidikan. Maksudnya, ketiga lembaga pendidikan yang se-
ngan lingkungan (enviroment) meliputi kondisi dalam dunia ll' \ bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggungjawab pen-

yang dengan cara-cata tertentu mempengruhi tingkah laku I IIkan bagi genarasi mudanya.
pertumbuhan, perkembangan atan life processes. Jalur pendidikan sekolah sebgaimana dikehendaki UUSPN
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap No, Tahun 1989 adalah tidak berbeda dengan yang dikehendaki
dewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat P Isal 14 UUSisdiknas No. 20 tahun 2003, yakni jenjang pendidikan

12
13
formal yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menen
dan pendidikan tinggi, yang menurut Pasal 17 disebutkan ba I II I Iuarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat
pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melan Itllrmal dan kodrati. Lahirnya keluarga sebagai lembaga pendi-
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar bcrbentuk s III 111 semenjak manusia itu ada. Ayah dan ibu di dalam keluar-
lah dasar'(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuklain y 1 \ bagai pendidikannya, dan anak sebagai terdidiknya. Keluarga
sederajat serta sekolah menengha, pertama (SMP) dan mand III rupakan lembaga pendidikan yang tidak mempunyang program
sah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat, kemu In resmi seperti yang dimiliki oleh lembaga pendidikan formal.
pada Pasal18 disebutkan bahwa pendidikan menengah merupa I I \ keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan
lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri atas pendidikan menen Illk berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.

umum dan pendidikan menengah kejuruan. Dan pendidikan Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
nengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), Madrasah Ali I It rna, dan sangat penting dalam membentuk pola ~pribadian
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Ali II I k. Karena sebagaian besar dari kehidupan anak adalah di dalam
kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Jenjang selanj lu rga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh
nya adalah pendidikan tinggi yang mencakup program pendidi II \1 adalah dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang dis~lengg II III dan norma.
kan oleh pen...didikan tinggi, yang lembaganya perguruan tinggi Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keteram-
dapat berbent\Ik ukademik politeknik, sekolah tinggi, institut a pll In dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan
universitas, dan .berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, 1'111 loogan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat ber-
nelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Serta dapat juga p ,,'Ion dalam keluarga dan dalam masyarakat. (Kepmendikbud,
nyelenggarakan program akademik, profesi dan vokasi, sedang lilt! /PII984).
jalur pendidikan luar sekolah tidak berbeda dengan yang dikeh
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, ka-
daki pasal14 dan 16 UU sisdiknas No 20 Tahun 2(X)3 yakni n
t 11'\ 'lOlara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik
formal dan informal.
1"/ I pat hubungan darah. Karena itu kewenangannya pun bersifat
1. Lembaga Pendidikan Keluarga I il Ir ti pula. Sifat demikian membawa hubungan antara pendidik
1111 I rdidik menjadi sangat erat.
Manusia .ketika di lahirkan di dunia dalam keadaan lem Fungsi dan Peranan Keluarga:
Tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya, la' tidak b
berbuat banyak. Dibalik keadaannya yang lemah itu ia memil I. Pengamalan Pertama masa kanak-Kanak
potensi baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengamalan per-
- Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, di lingkung
I I \ yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi
keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh dasar. Kare
11\' . Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan,

14
15
sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan i II I yang mulia, dengan cara yang demikian keluarga akan men-
dividu selanjutnya. wahana pembentukan manusia sebagai makhl~ sosial.

b. Menjamin Kehidupan Emosional Anak '. Memberikan dasar Pendidikan Sosial


Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang dilip [ i dalam kehidupan, keluarga merupakan basis yang sangat
ti rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman d
I 'Illing dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Di
tentram, suasana percaya mempereayang. III lin konteks meinbangun anak sebagai makhluk sosial diarahkan
Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang t ~ Ir anak dapat mengembangkan dan menolong dirinya sendiri.
penting di dalam membentuk pribadi seseorang. Berdasarkan p h, ai makhluk sosial, Keluarga dapat menciptakan inisiatif, krea-
neIitian, terbukti adanyakelainan-kelainan di dalam perkembang I I ,kehendak, emosi, tanggungjawab, keterampilan ~an kegiat-
pribadi individu-individl+ yang disebabkan k~rena kur~ng berke n I In sesuai dengan yang ada dalam keluarga. Sedangkan dalam
bangnyakehidupan emosional ini seeara wapr, sepertl anak-an I I embangan konsep prinsip generalisasi dan intelek sebagai ke-
yang sejak keeil dipeIihara di rumah yatim piatu, panti as~han ~t hili' 1;) karena keterbatasannya hanya berfungsi sebagai pendorong
di rumah sakit, banyak mengalami kelainan jiwa sepertl m.enJa II 111 pemberi semangat. Sebab pada dasarnya keluarga merupakan
seorang anak ya.qg pemalu, agresif, dan lain-lain. luarga sosial yang minimal terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

c. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral I Peletakan Dasar-Dasar Keagamaan


Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, di-
sar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tereermin dalam sik n'plng sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar mo-
dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat di eontoh an I ,I. Keluarga sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar pen-

Memang biasanya tingkah laku, eara berbuat da~ berbi~a:a ak. II llkan agama, yang tak blah pentingnya adalah berperan besar
ditiru oleh anak dengan teladan ini, melahirkan geJala pOS1tlf, ya I I In proses internalisasi dan transformasi nilai- nilai keagamaan
penyamaan diri dengan orang yang ditiru, dan hal ini penting se I lalam pribadi anak. Kebiasaan orang tua membawa anaknya ke
Ii dalam rangka pembentukan kepribadian. Isjid merupakan langkah yang bijaksana dari keluarga dalam
II 'ya pembentukkan anak sebagai makhluk reIigius.
d. Memberikan Sikap Tolong Menolong Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungaan keluarga
Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, te II I 'anya menghadapi hambatan-hambatan. Hambatan-hamba-
gang rasa, sehingga menimbulkan/tumbuhlah kehidupa~ ~e.lu~r lllllcrsebut antara lain:
yang damai dan sejahtera. Setiap anggota keluarga mem1hk1 S1 Anak 'kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
orang tuanya.

16 17
b. Pigur orang tua yang tidak mampu memberikan keteladan pa In lebih ahli. Guru-guru di dalam lembaga pendidikan formal
anak. I Iinh orang dewasa yang mendapat kepercayaan dari pemedntah
c. Sosial ekonomi keluarga yang kurang atau sebaliknya yang Illluk menjalankan' tugas-tugas tersebut S~perti dinyatakan oleh
I
dak bisa menunjang belajar. I I 1 . Dr. Sikun Pribadi: "karena orang tua tidak mampu memberi-
d. Kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cender n pendidikan selanjutnya dalam bentuk berbagai kecakapan dan
untuk memanjakan anak. 1I1l111 ",

e. Orang tua yang tidak hisa memberikan rasa aman kepada an Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak
tuntutan orang tua yang terlalu tinggi. lllll! k kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai
f. Orang tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepa 1llIlslImen, tetapi juga ia sebagai produsen dan pemberi jasa yang
Illgat erat hubungannya dengan pembangunan. Pemb~gunan ti-
anak.
g. Orang tua yang tida~ bisa membangkitkan inisiatif dan krea
I k mungkin berhasil dengan baik tanpa di dukung oleh tersedia-
II 'tenaga kerja yang memadai sebagai produk pendidikan. Karena
vitas kepada anak.
II1I sekolah perIu di rancang dan dikelola dengan baik. Dalam hal
Dari lingkungan keluarga yang harmonis yang mampu m
1111 Mendikbud menetapkan masalah-masalah pendidikan sebagai
mancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, akan lahir- an
It 1'1 kut:
anak yang me~lliki kepribadian dengan pola yang mantap. "M
salah kemampuan ekonomi, broken home, rindu kampung, men fl. Satuan
rima tamu, dan kurang kontrol orang tua". (Oemar Hamalik, 198
145- 147); merupakan faktor pengahambar belajar. Satuan pendidikan adalah satuan dalam sistern pendidikan
lonal yaIJ.g merupakanwahana belajar baik di sekolah maupun
2. Lembaga Pendidikan Sekolah I s 'kolah. Dalam kaitan ini, keluarga merup; lingkungan yang sa-
I H berpengaruh terhs keberhasilan pendidikan. Satuan p~ndid
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian d II Iru ~a~at menciptakan suasana menunjang perkembangan pe-
pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanj '( III dldlk, dengan tujuan dan fungsi sistem pendid nasional.
tan dari pendidikan keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekol
adalah jembata.n bagi anak yang menghubungkan kehidupan b. Jenis
lam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
J.eni~ ~endidikan adalah sa pendidikan yang dikelompokkan
Pendidikan sekolah merupakan sebagai akibat dari perke
URI ~el slfat dan tujuannya. Jenis pendidikan di sistem pendidik-
bangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya orang tua dalam ked
naslOnal terdiri pendidikan sekolah dan pendidikan di sekolah.
hal tersebut, orang tua tidak mampu lagi untuk mendidik~makn
11

Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang I

18 19
i. Pendidikan Sekolah
t, didik memiliki pemikiran yang Iebih Iuas.Pendidikan kelu-
Jenis pendidikan sekolah adalah pendidikan yang beijenj' m mberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan
berstruktur berkesinambung, sampai dengan pendid tinggi. Je yaan, nilai moral. Norma sosial dan pandangan hidup yang
pendidikan 'sekolah menej pendidikan umum, pendidikan ke III Ilikan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan
rusan pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pen 11111 masyarakat.
dikan angk bersenjata Republik Indonesia. Pendid urnurn m~
persipkan peserta eukup menguasai kemampuan dasar un . jenjang
melanjutkan pendidikan atau merna Iapangan kerja. Pendidi
J 'njal1g pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelan-
kejurusan mempersiapkan peserta didik mengi keterampilan t
111111. yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
tentu untuk merna lapangan kerja dan sekaligus memberbekal
I I tingkat kerumitan bahan pengajaran dan eara menyajikan
I
tuk me1anjutkan pendidikannya ke pendidikan kejuruan yang Ie
It In pengajaran.
tinggi, pendidikan kedlnasan meningkatan kemampuan pese
didik dalam menjalankan tugasnya. Pendidikan keagamaan me J njang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar,
persiapkan peserta didik agar dapat menjalankan tugas keagama I 11 II Hkan menengah, dan pendidikan tinggi. Disamping jenjang
II II II Ii kan itu dapat diadakan pendidikan pra sekolah, yang tidak
Pendidikan ABRI mempersiapkan dan meningkatkaan kemam
I Illp Ikan prasyarat untuk memasuki pendidikan dasar,
an peserta didiR dalam menjalankan tugasnya.

ii. Pendidikan Luar Sekolah i. Pendidikan Dasar

Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang ti r 'ndidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pe-
se1alu terikat oleh janjang dan struktur persekolahan, tetapi da II 'I Ihuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang di-
berkesinambungan. Pendidikan Iuar sekolah menyediakan P I r1ukl\n dalam masyarakat, serta, mempersiapkan peserta didik
gram pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkemban lllllll mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada

peserta didik dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, keteram III II Ipnya merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar
an dan keahlian dengan pendidikan ini setiap warga negara da I p rkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk
I y rnkat. Karena itu, bagi setiap warga negara harus disediakan
memperluaskan wawasan pemikiran dan peningkatan kualitas
'Ill atan untuk memperolah pendidikandasar. Pendidikan ini
badinya dengan menerapkan landasan be1ajar seumur hidup. P
didikan keterampilan, pendidikan perluasan wawasan dan pen I l'1I b rupa pendidikan sekolah ataupun pendidikan Iuar sekolah,
dikan keluarga. Pendidikan keterampilan mempersiapkan pes I I pat merupakan pendidikan biasa ataupun pendidikan luar
I I.
didik untuk memiliki kemampuan melaksanakan suatu jenis
kerjaan tertentu. Pendidikan perluasan wawasan memungkin

20
21
han, membedakan benar dan salah serta pendidikan agama.Mat
ri-materi tersebut jelas sangat sulit diselenggarakan di lingkung' I ronan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkung-
keluarga. I I luorga maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
1111 'r aiki dan memperhalus tingkah lalsu anak didik, peranan
2). Lembaga pendidikan formal I III III dengan melalui kurikulum, antara lain:

Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah me I) J nnk didik belajar bergaul sesama anak ' didik, antara guru de-
punyang bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang tel 111-1 In anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bu-
I 111 guru (karyawan).
direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi, mis
nya di sekolah ada rencana pelajaran, jam pelajaran dan peratur nlk didik be1ajar mentaati peraturan- peraturan sekolah.
lain yang menggambarkan bentuk dari program sekolah secara M mpersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat
seluruhan. Ins berguna bagi agama, bagsa dan negara. ~
Fungsi sekolah itu sendiri, sebagai diperinci oleh "Suwamo"
3). Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
I I f I bukunya Pengantar Umum Pendidikan, adalah sebagai be-
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas dasar hubun&an nIll:
rah antara guru-dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi ber
- sarkan hubungan yang bersifat kedinasan. Murid juga tidak sec a). Mengembangkan kecerdasan fikiran dan memberikan
kodrati harus mengikuti pendidikan sekolah tersebut. karena pengetahuan.
sekolah merupakan pendidikan yang tidak bersifat kodrat. Dal I Isamping bertugas unti mengembangkan pribadi anak didik
hal ini sudah barang tentu hubungan antara pendidik dan anak I II \ menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya
dik di sekolah tidak seakrab hubungan di dalam kehidupan kel I menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan
arga, sebab di antara guru dan murid tidak ada ikatan berdasar I das fungsi sekolah dalam pendidik intelektual dapat disama-
hubungan darah, disamping terlalu banyaknya murid yang dihad III d 'l1gan fungsi ke1uarga dalaam pendidik moral.
guru.

f. Fungsi dan Peranan Sekolah


Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sist lJ). Spesialisasi.
Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa jalur pendidikan seko
iantara ciri makin meningkatnya, kemajuan masyarakat ia-
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah mel
I II 111 ka bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakat-
kegiatan belajar mengajar secara beijenjaang dan berkesinambu
II 1111 lembaga sosial yaitu melaksanakan tugas tersebut. Sekolah
an (Pasal10 ayat 2).

24
25
mempunyang fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasi I Macam-Macam Sekolah
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
I I lah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya mempuny-
c). Efisiensi. I I lI1yak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana meli-
1.\1 I:
Terdapatnya sekolah lembaga sosial yaang berspesiali~a~i
bidang pendidikan dan pengajaran, maka pdak.>anaan pendldl J). Ditinjau dari segi mengusahakan
dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien sebab:
'kolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerin-
1) Seumpama tidak ada sekolah, di pekerjaan mendidik ~anya
Ilh. baik dari segi pengadaan fasilitas, keuanga maupun penga-
rus dipikul oleh keluarga, maka hal ini tidak akan efislen, ka
na orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta ban II ! In tenaga pengajai Penyelenggaraan pendidikan 9leh peme-
I I lah ini ditetapkan di dalam pasal31 UUD 1945, yc!ng tnenga-
orang tua tidak mampu melaksankan pendidikan dimaksud.
lUI penyelenggaraannya diatur menurut UU No.2 Tahun 1989
2) Karena pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program Y
I nt ng Sistem Pendidikan Nasional, pada umumnya adalah
tertentu dan sistematis. I 'partemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dekdikbud) untuk
3) Disekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sek.illig I lah-sekolah umum da Departemen Agama untuk sekola
-, If berciri khas Agama Islam.
d). Sosialisasi
II I 'kolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan selain pemerin-
Sekolah me~punyang peranan yang penting di dalam pro I"h yaitu bahan-bahan swasta. Hal ini sebagaimana dinyatakan
sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan ~ndividu m~ ) No. Tahun 1989 pasal 47 ayat 1, yangti "Masyarakat seba-
di makhluk sosial, makhluk yang dapat beradaptasl dengan ba I mitra pemerintah berkesempatan yan seluas-luasnya untuk
masyarakat. I rperan serta dalam penyelenggaraan pendidika nasional". Di-
IIh t dari statusny; sekolah swasta terdiri dar Disamakan, Dia-
e). Konservasi dan Transmisi Kultural III, Terdaftar Tercatat.

Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara waris~n bud


2). Ditinjau dari sudut tingkatan
yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menya~palkan w
san kebudayaan (transmisi kultural) kepada generasl muda, d Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, bahwa jenjang Pendidikan
hal ini tentunya adalah anak didik. II I r.masuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari:
I j idikan Dasar

1. ekolah Dasar/Madrasah Ibtidai- yah


. ,MP/MTs

26 27
b). Pendidikan Menegah It U umbangan sekolah bagi pendidikan anak adalah sekolah
1). SMU Kejuruan II I lik maupun mengaji anak didik, menerima dan memiliki
2). Madr,asah Aliyah I II I yaa bangsa. -

c). Pendidikan Tinggi


I I, 'mbaga Pendidikan di Masyarakat
1). Akademik
I (dam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkung-
2). Institut
•I Ilga setelah keluarga da sekolah. Pendidikan yang dialami
3). Sekolah Tinggi I I 111 masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk bebe-
4). Universitas Ihl w. ktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar
IIllh. Dengan demikian berarti pengaruh pendidik~n tersebut
3). Ditinjau dari sifatnya II I Iknya lebih luas.

a). Sekolah Umum; • rak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spe II I YIrakat banyak sekali, meliputi segala bidang, baik pembentu-

lisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekan II k~biasaan-kebiasaan, pembentukkan pengertian-pengertian

nya adalah-sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang Ie I II tahuan), sikap dan minat, maupun pembentukkan kesusi-
tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SOl I 1111 keagamaan.

SMP/MTs, sMU IMA. lIsyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang me-
b). S'ekolah Kejuruan I I It uatu daerah, diikat pengalaman-pengalaman yang sarna,
11\ IIki sejumlah penyesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan a
untukmenguasai keahlian-keahlian tertenti seperti: SM I II bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.
MAPK (MAK), SMKK STM dan sebagainya. P ndidikan ini mempunyang ciri-ciri sebagai berikut:
I I, lenggarakan dengan sengaja di Iuar sekolah
h. Sumbangan Khas Sekolah sebagai Lembaga Pendidika Il. ~rta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah atau
Sekolah merupakan lembaga pendidika kedua setelah ke1 drop out
ga, yang tidak bersif; kodrati meskipun. demikian, sekolah b~ 'I' luk mengenal jenjang, dan program pendidikan untuk jang-
ra besar dalam pengembangan berbagal aspek da anak dem I I waktu pendek
sekolah berperan besar dalai pengembangan berbagai aspek I ra tidak perlu homogen
~anak didik apalagi dengan kondisi seperti sekarang, yaitu u
d waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang siste-
pengembangan kualitas sumber daya manusia, tentu sa~a sek 11\ Ills
menjadi ujung tombak dan punya peran sangat strategls dan

28 29
f. lsi pendidikan bersifat praktis dan khusus
g. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban ter I• Mass Education
dap kebutuhan meningkatkan taraf hidup. M 'rupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa
\
I III ll'lingkungan sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan
Beberapa istilah jalur penddidikan luar sekolah
I I hdis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkem-
Pendidikan yang disdenggarakan oleh masyarakat atau y /I In dan kebutuhan sekitarnya.
dikenal dengan jalur pendidikan luar sekolah, memiliki beber
istilah di dalam kerangka pelaksanaan pendidikannya, yaitu: . Adult Education

a. Pendidikan Sosial Jah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur
I rtinggi dari masa kewajiban belajar, pengertian ini mengacu
Merupakan proses yang diusahakan dengan sengaja di d nak-anak yang tidak tertampung di sekolah dasa;yang telah
masyarakat untuk mendidik individu dalam lingkungan sosial, In dewasa, dan untuk pada drop out.
paya bebas dan bertanggungjawab menjadi pendorong kearah
ubahan dan kemajuan. '. Extension Education
-~
b. Pendidikan Masyarakat AdaJah salah satu bentuk dari Adult Education, yaitu pendi-
I I 1111 yang dise1enggarakan diluar sekolah biasa, yang khsusus di
Merupakan pendidikan yang dituj ukan kepada orang dew 1111 oleh perguruan tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat
termasuk pemuda diluar batas umur tertinggi kewajiban bel II ngin masuk dunia universitas, contoh: OT.
dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan res
It. Fundamental Education
c. Pendidikan Rakyat
I lah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk
Adalah tindakan-tindakan yang/atau pengaruh yang tet II 11 pai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati
dang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus meng III I yang layak. Sasaran utama, dari pendidikan ini adalah daerah
rakyat lapisan bawah. /I mu yarakat terpencil dan terbelakang dalam kehidupannya.

S Isaran dan program pendidikan jalur luar Nekolah yaitu:


d. Pendidikan Luar Sekolah
/'lira buruh dan petani
Dalam hal ini disebut juga "out ofschool educatiori" ad I rtf remaja putus sekolah
-pendidikan yang dilakukan di luar persekolahan, biasa peneka
I )ra pekerja yang berketerampilan
nya pada pendidikan yang berlangsung di luar sekolah.
;( longan teknisi dan profesional
II I rn pemimpin masyarakat
30
31
vi. Anggota rnasyarakat yang sudah tua.
I I plt-~tal: tUju~n knhusus, tujuan tak lengkap, tujuan sernenta-
D. Tujuan Dan Prinsip-Prinsip Dasaf Pendidikan I I I linn IllsldentI1 dan tujuan intermedier.
\

Tujuan pendidikan rnenurut UU Sisdiknas No.2( Tahun 2


bab II pasal 3 bertujuan untul berkernbangnya potensi peserta
I' .Juan umum
dik agar rnenjad rnanusia yang berirnan dan bertakwa kepada Il1i merupakan tujuan yang rnenjiwai pekerjaan rnendidik da-
har Yang Maha Esa, berakhlak rnulia, sehat, berilrnu, cakap kre nia waktu dan keadaan, tujuan urnurn ini dirumuskan de-
rnandiri, dan rnenjadi warga negara yanj dernokratis, serta berta I 11 In mperhatikan hakikat ke manusiaan yang universal.
gungjawab.
'J JJuan khusus
Tujuan pendidikan di Indonesia bisa dibacj GBHN, ber
gai peraturan pemerintah dan undang undang pendidikan. '/\Ijuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan ~murn dia-
tama-tarna mari kita lihat GBHN tahun 1993. Dalarn GBHN II beberapa haldi antaranya: '
dijelaskan bahw; kebijaksanaan pernbangunan sektor pendid' ':"relapatnya perbe.da~n individual anal didik rnisalnya perbe-
ditujukan untuk rneningkatkan kualitas rnanusii Indonesi.a, y I n dalam bakat )elllS kelamin, intelegensi, minat dai sebgai-
rnanusia yang ~erirnan dan bertakwa kepada Tuhan Yang M I y .
Esa, berbudi pekerti luhur berkpribadian, rnandiri, rnaju, tang P'rbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau faIsafat
cerdas, kreatif tenirnpil, berdisiplin, beretos kerja, professional hldup suatu bangsa.
tanggung jawab, produktif, dan sehat jasrnani-rohani Indikator
dikator tujuan pendidikan diatas dapa dikelompokkan men " .juan tak lengkap
ernpat, yaitu:
TUjuari ini .hanya rnencakup salah satu dari aspek kepribadi-
1. Hubungan dengan Tuhan, ialah beriman dan bertakwa kep
I mI alny~: tu)uan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa
Tuhan Yang Maha Esa I I II I e~hatIkan yang lainnya. Jadi tujuan tak lengkap ini rnerupa-
2. Pernbentukkan pribadi, rnencangkup berbudi pekerti I II haglan dari tujuan umurn yang melingkupi perkernban an se-
berkpribadian, rnandiri, rnaju, tangguh, cerdas, dan kreatif. III h B pek keperibadian. g
3. Bidang usaha, rnencangkup terarnpil, berdisiplin, beretos k
""ljuan sementara
profesional, bertanggungjawab, dan produktif.
4. Kesehatan, yang rnencangkup kesehatan jasmani dan raha I rjalanan untuk mencapai tujuan urnun tidak dapat dicapai
Searang ahli pendidikan Cangeveld rncngarnukakan tllgLts, ~a~enanya perlu diternpuh setingkat derni setingkat ting-
cam-macam tujuan pendidikan, yaitu: tujuan urnurn/akhir " ;1 cleml tl.ngkatan yang diupayakan untuk rnenuju tujuan akhir
II I ) yang dlrnaksud dengan tujuan sernentara.

32
33
5. Tujuan insidentil
I) IIIl11asalah norma ialah filsafat, khususnya filsafat,tentang
Merupakan tujuan yang bersifat sesaat karena adanya sit
I It manusia, dan kedudukan manusia di tengah dunianya de-
yang terjadi s~eara kebetulan.
li . enap harapan-harapan baik dan harapan sekuler. Jadi tu-
II I ndidikan selalu menyangkut norma, sekaligus menjadi per-
6. Tujuan intermedier
ld Ihan filsafat pula.
Disebut juga tujuan perantara, merupakan tujuan yang d I lImusan tUjuan pendidikan tadi merupakan ringkasan selu-
sebagai alat harus dicapai lebih dahulu demi kelanearan pendi II, I 11llngan kontemplatif mengenai ide kebenaran dan kehidup-
an. t 1111 s 'ndiri. Suatu rumusan yang dibuat manusia tidaklah mung-
Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah suatu deskripsi t Il1purna, tidak mungkin bisa mengandung nilai-nilai absolute
pengetahuan sikap, tindakan, penampilan, dan sebagainya yang II 111 di. Karena manusia tidak mampu meneakup asp$ dan ha-
harapkan akan dimiliki sasaran pada periode tertentu. Il IllUI111Sia (hakekat dllnia filsafat sifatnya terbuka atau semen-
TUjuan pendidikan sifatnya adalah normative, dengan I, mudian ditambah atau dilengkapi dan disempurnakan).
lain tujuan pendidikan adalah norma. Sedang asal norma ad I 'rnikian pula dengan perumusan tujuan pendidikan, tujuan
garapan filsafat, khususnya filsafat tentang hakekat manusia I" lid Ilkan selalu saja dituliskan dalam perumusan yang belum
kedudukannya df dunia. Dengan segenap kebutuhan dan harap !p dan belum selesai yaitu mirip dengan satu wadah terbuka
nya, baik yang menyangkut harapan duniawi maupun ukhro II lisa diperkaya dan ditambah atau di kurangi isi dari variasinya
Jadi, tujuan pendidikan selalu meneakup norma sekaligus juga III I ngan konsep penciptaannya dan sesuai tuntutan zaman.
rupakan masalah filsafat/filosofis baik pribadi manusia mau
Negara. I I linn Pendidikanditinjau dari Historis
Tujuan pendidikan itu bermaeam-maeam yaitu sebanyakj Mnsa lampau memberikan pengaruh besar sekali kepada pen-
lah pendidikan dengan tujuan edukasi masing-masing yang d' ,I I 111 dan kondisi di zaman sekarang. Misalnya aliran rasionalis-
hendakinya. Tujuan pendidikan antara lain ialah menjadi man III I Y\llu memberikan eorak utama dalam eara berfikir orang za-
utama dan bijaksana, jadi warga Negara yang baik, menjadi 0 m dem, dan pengaruh-pengaruh pemerintah kolonial maka
dewasa yang bertanggungjawab, bisa hidup bahagia. It I til \lah waktunya, bahwa pendidikan akan mendahului sejarah.
Dilihat dari seginya tujuan pendidikan terdiri dari bebe
maeam, yaitu: I I linn Pendidikan dari segi Religi/Keagamaan

rna itu bersumber dari kebenaran yang mutlak, dan ber-


1. Tujuan pendidikan ditinjau dari Filsafat/Filosofis
t II 1\ membimbing manusia kejalan yang benar akan selalu me-
II III ng unsur deduktif.
Tujuan pendidikan adalah masalah norma.

34
35
Sedangkan pend'd'k ..
1 1 an relIglUs
manfaatkan oleh b a d ' merupakan proses
1 ' an sosla1 dan bad III Il1puan teknis dan akademis dalam suatu sistem pendi-
ga a a)aran agama dilak k l a n agama. Penya I

inilah yang disebut religi~s:~ ew~t teori dan metode pe III nasional, sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan

'4
UcatlOn atau pend'dik
1 an reI
I I dtll TV dan radio.
. TUjuan Pendidikan dilihat ' I III 1I11puan mengembangkan hidup beragama meIaIui pesan-
Ekonomi dan segi Ekonomi dan Il, I 'ngajaran, pendidikan agama, biara, sekolah mingguan,
II ·bagainya.
Pendidikan dan ek .
l' onOml meru ak '
sa ll1g berkaitan dan salin p an 2 komponen so III Impuan mengembangkan hidupan sosial budaya meialui,

satu sama lain. Dilihat d ~ m~mpengaruhi, disamping m 11 t seni, teather, olah raga, seni bela diri Iembaga pendi-
an segl ekono' k
rupak an komponen k . mIS, se olah/pendid' I I roritual.
e onoml yang pent' d . "
a). Menghasi1kan tena a k ' mg an bertujuan: I "hlhn dari keterampilan melalui sistem magang untuk men-
ran kerja... g er)a yang terlatih untuk memas II Ihli bangunan.
b). Menjadi investasi ekonomis, I I II prinsipnya pendidikan ialah memberi tuntunan, bantu-
c), Karena memproduk . I' II II Ingan kepada peserta didik. Di dalam pengertian mem-
S1
P:r1ukan oleh seoran tkenaga-tenaga terdidik yang sa IIl1tllnan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak
~ ge onomi, ylng diberi tuntunan) memiliki daya-daya (potensi) untuk
Pendidikan kemasyarakatan II l)lng, Potensi ini secara berangsung-angsur tumbuh dan
memberikan kemungk' adalah usaha yang sa
man perkemb 11111 (log dari dalam diri anak. Untuk menjamin berkembang-
maan,kepercayaan terhada 11 h angan sosial, kultural
II I I1si-potensi agar menjadi Iancar dan terarah, diperlukan
keah1,ian (profesi) dapat di~a:fa:~Yang Maha Esa, ketera:
I 1111 an, tuntunan dari Iuar, ]ika unsur pertolongan tidak ada,
rena Itu pendidikan k an oleh ra1,yat Indone
t emasyarakatan' . I 01 nsi tersebut tetap tinggal potensi belaka yang tak sempat
~tap menjadi tanggungjawab . sepertI Juga pendidi
III til. a ikan.
l1lsasi, dan himpunan da1 pemenntah, pribadi, ke1uarg
terhadap Tuhan), am masyarakat (keragaman, keper:
i Pendidikan Oi Indonesia
Pendidikan kemasyarakatan da
1. Kemampuan pran' 1 pat memberikan: lltan pendidikan seialu berlangsung di dalam suatu ling-
eSlOna untukm n. alam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan
k ursus pemegaran engembangkan karir
'I ' panataran 10kak \ .,/legala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan
1 miah dan sebagainya, ' arya, seminar, kon
II I'lipa hal-hal yang nyata, contohnya: tumbuhan, orang, kea-
I I I olltik, sosial ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan,

'I Iy I lain yang dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya


I til I 111.
36

37
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan a
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sis-
lingkungan ada yang sengaja di tditkun (usaha sadar) dan ada'
tematik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian
tidak usaha sadar dari orang dewasa yang normatif disebut pe
peserta didik
dikan, lingkungan yang dengan sengaja di ciptakan untuk ill
pengaruhi anak ada 3 yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan, Pengembangan warga negara
kolah, dan lingkungan masyarakat. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempat-
Ketiga lingkungan ini disebut lemba pendidikan atau sa' an memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh
pendidikan (Kepmendikbud 0186/P/1984). Di dalam konteks ~ rakyat Indonesia
bangunan manu: seutuhnya, keluarga, sekolah, dan masyarak Pengembangan kebudayaan
menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang ak menumbu1, Sebagai proses trasformasi budaya, pendidikan diarti-
~
dan mengembangkan anak sebaj mahkluk individu, sosial, su kan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari roatu gene-
daan religius. rasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami
Fungsi pendidikan adalah pemberian bantu kepada ana proses transformasi dan generasi tua ke generasi muda.
dik dalam rangka mencapai kedewasaan implikasinya dalam h . Perrgembangan bangsa.
I
adalah: Memberdayakan peran serta masyarkat dalam penye-
-,
1. Bahwa yang dibantu bukanlah seseorang yang sarna sekali t; lenggaraan pendidikan berdasarkan' prinsip otonomi
dapat berbu,at melainkan makhluk yang dapat bereaksi te dalam konteks negara kesatuan RI
dr,p rangsangan yang ditujukan kepadanya, memiliki akti Tenaga Kerja
dan kebebasan bertindak; Aktivitas yang direalisasikan ti
Penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan mem-
akan bertentangan dengan proses dan arah kegiatan yang
bimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar
sangkutan.
untuk bekerja
2. Bahwa percakapan kemandirian harus dimulai dengan ni
alam Undang-Undang sisdiknas No. 20 tahun 2003 BAB II
rima realita tentang ketergantungan anak yang mencakuR
I dikatakan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan .
mampuan untuk beridentifikasi, bekerjasama dan menj
II 11puan dan membangun wajah serta peradaban bangsa yang
pendidik~nnya.
I n nfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupana bangsa, ber-
a). Fungsi pendidikan dalam arti sempit adalah membant I I III menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
cara sadar perkembang jasmani dan rohani peserta did I . M ha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
b). Fungsi pendidikan secara luas ialah sebagai berikut: Ii warga negara yang demokratis serta betanggung jawab.
Pengembangan pribadi

38
39
pengeta-
a prak-

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. (1994)'. Teori-teori Pendidikan ber-


dasarkan AI-Qurcm, terjemahan Arifin. Jakarta: Rieneka Cipta.
Ahmadi, Abu. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Riena-
ka Cipta.
Ahmadi, Abu. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakar-
ta: Bumi Aksara.
Al-Rasyid, Djejen, dkk. (2001). Landasan-Landasan Pendidikan Se-
kolah Dasar. Serang: UPP Serang/ UPI Bandung.
Arifin. (2003). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahf. M. Arif. (2008). Pengantar ke Alaam Fikiran Filsafat dari Za-
man Klasik sampai Zaman Modem. Serang: MA-eye Press.
Batubara, Muhyi. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Ciputat
Press.
Danim, Sudarwan. (1994). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Djiwandono, Sri Esti Wulandari. (2002). Psikologi Pendidikan. Ja-
karta: Grasindo.
Djumbermansyah, M. Indar. (1994). Pendidikan. Surabaya: karya
Abditama.
Hanna, Attia Mahmud. (1978). Bimbingan Pendidikan dan Peker-
jaan. Jakarta: Bulan Bintang.

213
Sa'ud, Udin Saefuddin dan Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Pe-
Hasbullah. (1996). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Univer-
rencanaan Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
sitas Terbuka.
Salam, Burhanuddin. (1997). Pengantar Pedagogic Dasaar-dasar
Hasbullah. (1999). Dasar-dasar Kependidikan Jakarta: Raja Grafin-
Ilmu Mendidik. Jakarta: Rienaka Cipta.
do Persada.
Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kuri-
Hasibuan, J. J. (2006). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
kulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: eneana Prenda Media
Rosdakarya. Group.
lhsan, Fuad. (2008). Dasar-dasar Kependidikan,Jakarta: Rienaka Semiawan, R. Conny. (2002). Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu.
Cipta. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Indar, M. Djuberansyah. (1994). Filsafat Pendidikan, Surabaya: Ka-
Subari. (1994). Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aks,ra.
. rya Abditama. .
Sudjana, Nana. (1998). Dasar-dasar Prosess Belajar Mengajar. Ban-
Kartono, Kartini. (1997). Holistic· Mengenai Pendidikan Nasional.
duing: PT. Sinar Baru Algensindo.
Jakarta: Pradya Paramita.
Tafsir, Ahmad. (2004). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.
Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakan Grafindo Persada.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kusnandar. (2007). Gurlr.professional Impi Kurikulum Tingkat Sa-
Tilaar. H.A. R. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian
tllan Pendidikan dan Persiapan menhadapi Sertifikas Jakarta:
pendidikan masa depan), eet.I. Bandung: PT. Remaja Rosda-
Raja Grafindo Persada.. karya.
Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. I PT. Remaja Rosda-
Tilaar. H. A. R. (2002). Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
karya.
Uhbiyati, Nur. (1998). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: cv. Pus-
Mudyahardjo, Reja. (2001). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Re-
taka Setia.
•maja Rosdakarya.
Usman, Basyiruddin. (2002). Guru Profesional dan Implementasi
Nasution, S. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurikulman. Jakarta: Ciputat Pres.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2008). Pengembangan Sumber Daya Ma-
Wahyudin. H. Dinn. Supriadi, dkk. (2006). Pengantar Pendidikan.
nusia. Jakarta: Rienel<a Cipta. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pidarta, Made. (2000). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rieneka
www.google.eom.Landasan Filsafat Pendidikan.
Cipta.
Ramayulis. (2003). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Roestiyah~ (1989). Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina
Aksara.

215
214

Anda mungkin juga menyukai