Anda di halaman 1dari 16

STUDI MATERIAL SIRTU DARAT DAN SIRTU SUNGAI UNTUK

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B


Supiandi

Abstract

Sirtu adalah singkatan dari pasir batu. Orang kadang menyebutnya dengan Gravel atau
Base Caorse . Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang terendapkan di daerah
– daerah relatif rendah atau lembah. Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum
terpadukan dan biasanya tersebar di daerah aliran Sungai. Sirtu juga bisa diambil dari
satuan konglomerat atau Breksi yang tersebar di daerah daratan.

Sirtu berasal dari dua bagian yang berukuran besar merupakan material dari batuan beku,
metamorf, dan sendimen. Sedangkan yang berukuran halus terdiri dari pasir dan lempung.
Seluruh material tersebut tererosi dari batuan induknya bercampur menjadi satu dengan
material yang halus. Kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan jauhnya
transportasi sehingga material berbentuk elip atau bulat dengan ukuran mulai krikil sampai
bongkaran.

Penggunaan sirtu terbatas sebagai bahan bangunan terutama untuk campuran beton. Selain
itu dapat juga digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya. Mengingat keadaan sekitar
wilayah Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat sangat
sulit ditemui bukit batu, namun masih banyak hamparan sirtu. Untuk menyakinkan bahwa
sirtu yang di wilayah tersebut dapat digunakan dan memenuhi syarat Speksifikasi Teknik
Bidang Bina Marga, perlu dilakukan penelitian dengan melakukan pengujian- pengujian
yang dapat merekomendasikan bahwa material sirtu tersebut dapat digunakan sebagai
bahan untuk Lapis Pondasi Agregat pada jalan raya dan cara pengolahan sirtu agar dapat
memenuhi persyaratan.

Kata-kata kunci : ketahanan material (abrasi ), CBR Laboratorium, tekstur, warna, bidang
pecah (anggularitas)

1. PENDAHULUAN Untuk daerah kabupaten Kapuas


1.1. Latar Belakang Hulu, Kalimantan Barat sangat sulit
mendapatkan bukit batu sehingga
Dalam perencanaan infrastruktur harus mencari alternatif quarry batu
jalan memerlukan informasi yang dapat digunakan untuk
keberadaan lokasi jalan yang membangun jalan dengan konstruksi
dibangun, sumber material yang ada, lentur. Konstruksi jalan lentur terdiri
kondisi awal permukaan, kontur jalan dari Tanah Dasar, Lapis Pondasi
yang akan dibangun guna Bawah, Lapis Pondasi Atas, dan
mendapatkan nilai pelaksanaan yang Lapis Permukaan. Pada Lapis
murah, efisien, dan efektif dalam Pondasi Bawah maupun Atas
pelaksanaannya. memerlukan campuran batu yang
memenuhi syarat untuk mendapatkan Kecamatan Putussibau
Daya Dukung yang diinginkan. Utara, Kabupaten Kapuas
Hulu, dan pada Patok
Di Kabupaten Kapuas Hulu ini KM.PTK 656+000 Ruas
banyak hamparan batu berupa Sirtu Jalan Putussibau – Tanjung
(Pasir dan Batu) yang berada di darat Kerja.
dan di sungai. Namun perlu dikaji 2) Sirtu Sungai
apakah memenuhi untuk dipakai a) Sirtu Manggala yang
sebagai bahan konstruksi jalan. terletak pada KM 461+100
PTK, dan berada di dusun
1.2. Tujuan Manggala Kecamatan Pinoh
Adapun tujuan Penelitian ini adalah : Selatan Kabupaten Melawi.
a. Untuk memastikan bahwa Sirtu b) Sirtu Lauk Rukun yang
Darat dan Sirtu Sungai di Desa berada di aliran sungai di
Tanjung Kerja, Memenuhi Desa Rantau Prapat
syarat atau tidak jika digunakan Kecamatan Embaloh Hulu
sebagai bahan Lapis Pondasi Kabupaten Kapuas Hulu
Agregat Kelas B. pada KM.PTK. 709+000
b. Dapat digunakan sebagai c) Sirtu Klakar yang berada di
informasi sumber bahan/quarry aliran Sungai Embau, di
Sirtu berupa lokasi, nama desa, Desa Klakar, Kecamatan
dan perkiraan deposite material Hulu Gurung, Kabupaten
sirtu. Kapuas Hulu, di KM. PTK.
1.3. Ruang Lingkup 545+300
Penelitian dan pengujian hanya 2. TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan pada sirtu darat dan 2.1. SIRTU
sirtu sungai pada lokasi berikut : 2.1.1. Pengertian
1) Sirtu Darat ‘ Sirtu adalah singkatan dari pasir batu.
a) Sirtu Tebelian yang berada Sirtu terjadi karena akumulasi pasir
pada ruas Jalan Putussibau – dan batuan yang terendapkan di
Mataso di KM.PTK. daerah-daerah relatif rendah atau
736+000 Kecamatan lembah. Sirtu biasanya merupakan
Embaloh Hulu, Kabupaten bahan yang belum terpadukan dan
Kapuas Hulu biasanya tersebar di daerah aliran
b) Sirtu Palin di Desa Benua sungai. Sirtu juga bisa diambil dari
Tengah, Kecamatan satuan konglomerat atau breksi yang
Putussibau Utara , tersebar di daerah daratan (daerah
Kabupaten Kapuas Hulu yang tinggi).
pada KM.PTK. 695+000
berada pada Ruas Jalan Sirtu berasal dari dua bagian yang
Putussibau – Mataso. yang berukuran besar merupakan
c) Sibau Hilir berlokasi di material dari batuan beku, metamorf
Desa Sibau Hilir, dan sedimen. Sedangkan berukuran
halus terdiri pasir dan lempung. 3) Agregat batuan memenuhi
Seluruh material tersebut tererosi dari persyaratan di bawah ini :
batuan induknya bercampur menjadi a. Ukuran maksimum, ft2 : 75
satu dengan material halus. Kuatnya (ASTM C615-80)
proses ubahan atau pelapukan batuan b. Densitas lbs/ ft2 : (ASTM C-97)
dan jauhnya transportasi sehingga Rendah : 150
material batuan berbentuk elip atau Minimal diinginkan : 160
bulat dengan ukuran mulai kerikil Tinggi : 190
sampai bongkah. c. Penyerapan air % berat : (ASTM
C-121) (ASTM C-97)
Penggunaan sirtu terbatas sebagai Rendah : 0,02
bahan bangunan terutama untuk Minimal diinginkan : 0,40
campuran beton, sedang penggalian d. Kuat tekan, ksi : (ASTM C-
sering dilakukan dengan secara 170)
tradisional tanpa memperhatikan Minimal diinginkan : 90
dampak lingkungan. Sirtu yang lepas Tinggi : 52
sangat baik untuk bahan pengeras e. Kuat tarik, ksi : (ASTM C-99)
jalan biasa maupun jalan tol, dan Minimal diinginkan : 1,5
airport. Selain itu dapat pula Tinggi : 5,5
dipergunakan dalam campuran beton, f. Modulus elastisitas, ksi :
aspal/hotmix, plester, bahan Rendah : 2
bangunan dan tanah urug. Tinggi : 10
g. Ketahanan Abrasi : tidak
2.1.2. Sifat Fisik Sirtu diinginkan (ASTM C-241)
1) Agregat pasir memenuhi
persyaratan di bawah ini : Paduan antara material yang besar-
a. Agregat pasir harus terdiri dari besar seperti material batuan dan
butir-butir yang tajam dan keras material pasir serta material lempung.
dengan indikasi kekerasan £ 2,2. Material batuan beku sangat baik
Butir-butir agregat halus harus untuk bahan pondasi bangunan
bersifat kekal ringan - sedang, sedangkan material
b. Agregat pasir tidak boleh halus sangat baik untuk pengisi celah
mengandung zat-zat yang dapat dan batuan bangunan.
merusak beton, seperti zat-zat
yang reaktif alkali 2.1.3. Kegunaan
2) Agregat lempung memenuhi
persyaratan di bawah ini : Sampai saat ini penggunaan sirtu
a. Agregat halus tidak boleh terbatas sebagai bahan bangunan
mengandung bahan-bahan terutama untuk campuran beton,
organis terlalu banyak. sedang penggalian sering dilakukan
b. Agregat halus tidak boleh dengan secara tradisional tanpa
mengandung lumpur lebih dari 5 memperhatikan dampak lingkungan.
% (ditentukan terhadap berat Sirtu yang lepas sangat baik untuk
kering) bahan pengeras jalan biasa maupun
jalan tol, dan airport. Selain itu dapat dengan ketebalan kurang dari
pula dipergunakan dalam campuran 1/5 panjang) , maks 5 %
beton, aspal/hotmix, plester, bahan  Bagian-bagian batu yang
bangunan dan tanah urug. lunak, maksimum 5 %
 Gumpalan-gumpalan
Sesuai dengan pemakaiannya serta lempung % maksimum.
harus memenuhi persyaratan (Tabel 0,25%
1. dan 2.) sebagai berikut :
Tabel 1. Persyaratan Sirtu (SK SNI
A. Untuk dipakai sebagai agregat 04-1989-F)
beton, sirtu harus bebas dari
bahan-bahan organis, kotoran-
kotoran, lempung atau bahan
lainnya merugikan mutu beton;
B. Dalam pemakaiannya untuk
konstruksi jalan sirtu/agregat
terbagi dalam 3 kelas (A,B dan
C) dengan persyaratan yang
berbeda baik untuk di bawah
lapisan dasar maupun untuk
lapisan dasar;
C. Persyaratan agregat untuk di
bawah lapisan dasar adalah
sepeti tercantum pada Tabel 1. Tabel 2. Persyaratan Kelas Tiap
dan 2.; Agregat (SK SNI 04-1989-F)
D. Agregat untuk lapisan dasar
harus memenuhi persyaratan
umum sebagai berikut:
 Kekerasan minimum 6
 Kehilangan berat dengan
percobaan sodium sulfat, %
maksimum 10
 Kehilangan berat dengan
percobaan magnesium sulfate
soundness test, % maks. 12
 Kehilangan berat akibat 2.2. Lapis Pondasi Agregat
abrasi sesudah 100 putaran, 2.2.1. Kelas Lapis Pondasi
% maksimum 10 1) Lapis pondasi agregat kelas A
 Kehilangan berat akibat adalah mutu lapis pondasi atas
abrasi sesudah 500 putaran, untuk suatu lapisan di bawah
% maksimum 40 lapisan beraspal.
 Partikel - partikel tipis, 2) Lapis pondasi agregat kelas B
memanjang, prosentase berat adalah untuk lapis pondasi
(partike lebih besar dari 1” bawah. Lapis pondasi agregat
kelas B boleh digunakan untuk pengayakan secara basah)
bahu jalan tanpa penutup aspal. yang diberikan dalam Tabel 3.

2.2.2. Bahan Tabel 3. Gradasi Lapis Pondasi


1) Sumber Bahan Agregat (Spesifikasi Umum Bidang
Bina Marga, 2010)
Bahan lapis pondasi agregat harus
dipilih dari sumber yang telah
disetujui.

a. Fraksi Agregat Kasar


 Agregat kasar yang tertahan Tabel 4. Sifat-Sifat Lapis Pondasi
pada ayakan 4,75 mm harus Agregat (Spesifikasi Umum Bidang
terdiri dari partikel atau Bina Marga, 2010)
pecahan batu atau kerikil yang
keras dan awet.
 Bilamana digunakan untuk
lapis pondasi agregat kelas A
maka untuk agregat kasar yang
berasal dari kerikil, tidak
kurang dari 100 % berat
agregat kasar ini harus
mempunyai paling sedikit satu
bidang pecah.
b. Fraksi Agregat Halus
 Agregat halus yang lolos 2.3. CBR Laboratorium
ayakan 4,75 mm harus terdiri Dikutip dari SNI 03-1744-1989
dari partikel pasir alami atau tentang Metode Pengujian CBR
batu pecah halus dan partikel
Laboratorium, CBR (California
halus lainnya.
Bearing Ratio) laboratorium ialah
 Fraksi agregat yang lolos perbandingan antara beban penetrasi
ayakan No.200 tidak boleh suatu bahan tanah terhadap bahan
lebih besar 2/3 dari fraksi
standar dengan kedalaman dan
agregat lolos ayakan No.40. kecepatan penetrasi yang sama. Nilai
2) Sifat-Sifat Bahan yang CBR Laboratorium biasanya
Disyaratkan
digunakan untuk perencanaan
 Seluruh lapis pondasi agregat pembangunan jalan baru dan
harus bebas dari bahan organik lapangan terbang.
dan gumpalan lempung atau
bahan-bahan lain yang tidak Untuk menentukan nilai CBR
dikehendaki. laboratorium harus disesuaikan
 Gradasi harus memenuhi dengan peralatan dan data hasil
ketentuan (menggunakan pengujian kepadatan, yaitu pengujian
pemadatan ringan untuk tanah dan
pengujian pemadatan berat untuk Data yang dibutuhkan dalam
tanah. Peralatan yang digunakan penelitian adalah data primer dan
antara lain : data sekunder yang diuraikan sebagai
berikut :
a. Mesin penetrasi (Loading
Machine) dilengkapi alat 1) Kebutuhan data primer pada
pengukuran beban lokasi penelitian meliputi
b. Cetakan logam berbentuk silinder a. Material Sirtu Darat
c. Piringan pemisah dari logam sebanyak 6 karung
(Space Disc) b. Material Sirtu Sungai
d. Alat penumbuk sesuai pengujian sebanyak 6 karung
pemadatan ringan untuk tanah 2) Kebutuhan data sekunder berupa
(SNI 03-1742-1989) dan data berada di Provinsi,
pengujian pemadatan berat untuk Kabupaten, Desa, Km.
tanah (SNI 03 1743-1989) Pontianak, dan titik koordinat.
e. Alat pengukur pengembangan
(swell) 3.2. Metode Penelitian
f. Keping beban dengan berat 2,27
kg (5 lb) Penelitian dengan melakukan
g. Torak penetrasi dari logam 49,5 pengujian di laboratorium. Adapun
mm pengujian yang akan dilakukan
h. Dua bush arloji pengukur adalah :
penetrasi
i. Talam alat perata dan tempat 1) Abrasi dari Agregat Kasar (SNI
untuk rendam 2417 : 2008)
j. Alat timbang sesuai pengujian 2) Butiran pecah, tertahan ayakan
pemadatan ringan untuk tanah 3/8” (SNI 7619 :2012)
(SNI 03-1742-1989) dan 3) Indek Plastisitas (SNI 03-1966-
pengujian pemadatan berat untuk 2008)
tanah (SNI 03 1743-1989). 4) Hasil kali Indek Plastis dengan
% lolos ayakan no. 200
5) Batas cair (SNI 03-1967-2008)
3. METODOLOGI
6) Gumpalan lempung dan butiran-
Untuk penelitian ini terlebih dahulu butiran mudah pecah (SNI 03-
dilakukan survey ke lokasi di mana 4141-1996)
sumber sirtu darat dan sirtu sungai 7) CBR rendaman (SNI 03-1744-
yang akan dijadikan bahan untuk 2012)
penelitian. Sampel material diambil 8) Perbandingan persen lolos
di lokasi dan dibawa ke laboratorium ayakan No. 200 dan atau No. 40
untuk dilakukan Uji Sifat-Sifat Lapis 9) Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Pondasi Agregat.
Data hasil pengujian akan diperoleh:
3.1. Data yang dibutuhkan
1) Dari material primer akan Dari hasil pengujian
dilakukan tes CBR rendaman
dan didapat nilai CBR nya. 1) Uji material sirtu darat nilai CBR:
2) Dari material sekunder (yang ada dua jenis material yaitu
sudah dipecah) akan di dapat material asli dan sudah dipecah
nilai CBR rendaman. 2) Uji material sirtu sungai nilai
CBR : ada dua jenis material yaitu
Dari hasil uji CBR tersebut di atas material asli dan sudah dipecah
didapat tabel hasil CBR berupa :
Kesimpulan :

Tabel 5. Hasil Uji CBR 1) Untuk sirtu darat asli nilai CBR .
Untuk sirtu darat yang sudah
dipecah nilai CBR .
2) Untuk sirtu sungai asli nilai CBR .
Untuk sirtu sungai yang sudah
dipecah nilai CBR .
3.3. Pelaksanaan Penelitian
Ternyata sirtu darat/sungai yang
Penelitian dan pengujian dilakukan di berlokasi di ... dapat / tidak
workshop Bina Marga Dinas digunakan sebagai lapis pondasi
Pekerjaan Umum dan Penataan agregat kelas B. Sesuai dengan
Ruang Provinsi Kalimantan Barat. Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3)
Dirjend Bina Marga.
3.4. Waktu Penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan selama 18
4.1. Pengambilan Sampel
(delapan belas) hari kalender, terdiri
4.1.1. Sirtu Manggala
dari :
Untuk ruas jalan dari Simpang
1) Pengambilan sampel material
Tebelian sampai Ng. Sokan
selama 4 (empat) hari kalender
penggunaan material batu untuk jalan
2) Pengujian material selama 14
raya umumnya menggunakan sirtu
(empat belas) hari kalender
dari Manggala selain deposite nya
yang banyak, juga jarak yang
3.5. Teknis Analisa Data
terdekat dari lokasi quarry . Sirtu
1) Pemeriksaan abrasi dari agregat
Manggala ini terletak pada KM
kasar
461+100 PTK. Yang berada di dusun
2) Analisa saringan
Manggala Kecamatan Pinoh Selatan
3) Butiran pecah tertahan ayakan
Kabupaten Melawi.
3/8”
4) Batas cair Sirtu Manggala ini merupakan sirtu
5) Indek plastisitas Sungai karena berlokasi di aliran
6) Campuran lempung dan butiran- sungai. Untuk dapat mengambil
butiran mudah pecah meterial sirtu ini diperlukan alat
penggali atau pemuat berupa tepian sungai guna menjaga agar jika
Exavator atau Backhoe Loader. Alat terjadi banjir pengangkutan meterial
exavator dimobilisasi ke lokasi tetap berjalan dengan baik. Jalan
quarry kemudian excavator membuat akses menuju dan keluar quarry
jalan masuk menuju quarry sehingga sudah dibaut saat memasukan alat
alat pengangkut berupa mobil dump berat.
truck dan lainnya dapat masuk dan
keluar lokasi quarry. Material sirtu Pengolahan material sebelum
sungai ini biasa selain diangkut dipecah, dilakukan penyaringan
langsung ke lokasi Base Camp untuk dengan ayakan berbentuk segi empat
diolah menjadi batu pecah dengan ukuran 2 inch. Hasil penyaringan
stone crusher, ditumpukan ke lokasi yang tertahan ayakan 2 inch
sekitar sungai yang posisinya lebih dimasukan ke dalam alat Stone
tinggi untuk menghindari jika terjadi Chusher diperoleh beberapa ukuran
air sungai meluap di musim yang dipisahkan oleh beberapa
penghujan. bagian ayakan.

Proses agar mendapatkan bidang 4.1.3. Sirtu Klakar


pecah, sirtu ini disaring dengan
ayakan persegi 2 inci. Sirtu yang Sirtu Klakar ini merupakan sirtu
berbentuk oval seperti mangga yang Sungai karena berada di aliran Sungai
tertahan ayakan 2 inch ini dimasukan Embau, di Desa Klakar, Kecamatan
ke dalam pengolahan stone crusher. Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas
Dari pembagian hasil pecahan stone Hulu. Berada di KM. PTK. 545+300
crusher terdapat beberapa ukuran yang berada pada ruang Jalan Ng.
yang selanjutnya untuk mendapatkan Tepuai – Putussibau.
gradasi yang dinginkan , maka Sampai saat ini quarry Klakar masih
dilakukan penggabungan beberapa dominal digunakan untuk pengerjaan
bagian sehingga diperoleh gradasi jalan disekitar Ruas Jalan Ng. Tepuai
yang diinginkan. – Putussibau. Selain Depositenya
4.1.2. Sirtu Lauk Rukun yang banyak cara mendapatkannya
juga tidak sulit karena berada tidak
Sirtu ini berada di aliran Sungai di jauh dari Jalan Raya .
Desa Rantau Prapat Kecamatan
Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Cara pengolahannya dilakukan
Hulu pada KM.PTK. 709+000 . Sirtu dengan cara membuka jalan masuk
ini menjadi Quarry yang umum dari jalan raya menuju ke lokasi
digunakan untuk pengerjaan jalan di Sungai. Jika kondisi aliran air sungai
Ruas Putussibau – Mataso. Proses dangkal maka material sirtu langsung
pengambilan material dilakukan diangkut ke base camp untuk di stok
dengan menciduk atau mengeruk sebelum dilakukan penyaringan dan
dengan alat berat berupa Exavator pemecahan. Selain langsung diangkut
atau Backhoe Loader. Di timbunan di sebagian juga distok pile di pinggiran
Sungai guna cadangan jika terjadi
peninggian muka air sungai. Karena 4.1.5. Sirtu Palin
jika air sungai tinggi akan
menyulitkan pengerukan alat berat Di Desa Benua Tengah, Kecamatan
dapattertimbun aliran arus air sungai. Putussibau Utara , Kabupaten Kapuas
Hulu pada KM.PTK. 695+000 berada
4.1.4. Sirtu Tebelian pada Ruas Jalan Putussibau –
Mataso. Keberadaan sirtu Palin ini
Sirtu Tebelian ini berada pada ruas merupakan hamparan pasir dan batu
Jalan Putussibau – Mataso di yang berada tidak jauh dari jalan
KM.PTK. 736+000 Kecamatan Raya. Hamparan batu ini tidak
Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas keliahatan langsung terbuka jika
Hulu. Sirtu Tebelian berada di Darat lahan sirtu tersebut tidak diolah.
yang merupakan hamparan Pasir dan Hamparan ini tertutup olah hutan
Batu dalam area yang luas dengan perdu dan pohon – pohon besar yang
kedalam sampai 3,00 meter. berdiameter 10 cm sampai dengan 50
cm.
Cara mengolah material ini dilakukan
dengan membuka jalan masuk ke Cara pengolahan sirtu ini dilakukan
lokasi sirtu dengan menggunakan alat membuka lahan dengan
berat berupa excavator setelah jalan menggunakan alat berat excavator
terbuka menuju lokasi, alat berat lahan dibuka, jalan akses masuk dan
membuka lahan dengan keluar dibuat. Setelah jalan terbuka
membersihkan pohon-pohon, dan lahan juga terbuka, maka
mengupas kulit permukaan. Setelah dilakukan penggalian sirtu dengan
lahan terbuka alat berat mengali atau excavator di muat dan dimasukan ke
mengeruk hamparan sirtu dan atas Dump Truck, selanjutnya
memindahkan sirtu kelokasi yang diangkut ke base camp, distrok untuk
lapang. Ada juga material yang digali selanjutnya di saring sambil dicuci
langsung di muat ke dalam Dump dengan air untuk mengeluarkan
Truck untuk diangkut ke lokasi Base lumpur bawaan dari galian material
Camp di stok . sirtu darat ini.
Untuk mendapatkan bidang pecah, Hasil pembersihan dan penyaringan
sebelum disaring material disemprot dimuat pakai Loader yang kemudian
dengan air untuk membersihkan dari dimasukan ke dalam alat Stone
lumpur sirtu disaring dengan ayakan Chusher guna mendapat bidang
2 inch selanjutnya material yang pecah dan dimensi yang diinginkan.
tertahan ayak 2 inch di masukan ke Dari hasil pecahan dan penyaringan
dalam alat pemecah batu yaitu Stone didapat beberapa ukuran batu.
Crusher. Dari alat stone crusher
material yang sudah terpecah 4.1.6. Sirtu Sibau Hilir

dibagi menjadi beberapa ukuran yang Sirtu Sibau Hiler ini merupakan sirtu
dipisahkan oleh saringan. Darat karena berada di hamparan
daratan. Material ini berada tidak
jauh dari pinggiran sungai tetapi
berada di daratan. Lokasi di Desa
Sibau Hiler, Kecamatan Putussibau
Utara, Kabupate Kapuas Hulu, dan
pada Patok KM.PTK 656+000 Ruas
Jalan Putussibau –Tanjung Kerja.

Umumnya pengerjaan jalan disekitar


kota Putussibau menggunakan Sirtu Gambar 1. Tekstur Sirtu Darat
dari Sibau Hiler. Selain dekat dengan Tebelian
sungai juga dekat dengan jalan raya. Sirtu darat ini jika sudah dicuci akan
Pengolahan sirtu darat ini, yang kelihatan bentuk dan tekstur
pertama membuka jalan untuk masuk batuanya. Adapun warna batu ini
ke lokasi, kemudian membuka lahan terdiri dari : kuning keputihan,
yang akan diolah. Kodisi lahan yang kemerahan, abu – abu , hitam dan
akan diolah berupa pohon perdu dan sedikit putih. Bentuknya untuk
rerumput tebal. Cara mengolahnya ukuran kecil lebih kecil sama dengan
dengan mengali material yang berada 1,50 inci berbentuk bulat, oval dan
di kedalaman 0,50 m sampai 3,00 m. lonjong dan tidak ada bidang pecah.
Material semprot air kemudian Bentuk dengan ukuran besar lebih
disedot dengan alat penyedot yang besar dari 1,5 inci berbentuk bulat,
berukuran 6 inchi. Hasil sedotan oval, lonjong, pipih dan sedikit sekali
ditembakan langsung kealat yang mempunyai bidang pecah.
penyaring sehingga batu yang 4.2.2. Sirtu Palin
berukuran 2 inchi sehingga batu yang
tertahan 2 inchi terpisah. Batu yang
berukran mangga tadi dipisahkan dan
di stok di lokasi untuk diangkut ke
lokasi base camp.

Di base camp, batu yang berukuran


mangga tadi dipecah dengan
menggunakan alat stone chusher.
Dari pecahan alat pemecah batu Gambar 2. Tekstur Sirtu Darat Palin
dipisahkan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Sirtu darat ini jika sudah dicuci akan
kelihatan bentuk dan tekstur
4.2. Bentuk dan Tekstur batuanya. Adapun warna batu ini
4.2.1. Sirtu Tebelian terdiri dari : abu – abu, hitam dan
sedikit putih. Bentuknya untuk
ukuran kecil lebih kecil sama dengan
1,50 inchi berbentuk bulat, oval dan
lonjong , pipih dan tidak ada bidang
pecah. Bentuk dengan ukuran besar
lebih besar dari 1,5 inchi berbentuk Sirtu sungai ini mempunyai warna
bulat, oval, lonjong, pipih dan sedikit terdiri dari : abu – abu, hitam, coklat
sekali yang mempunyai bidang dan sedikit putih dan kuning.
pecah. Bentuknya untuk ukuran kecil lebih
kecil sama dengan 1,50 inchi
4.2.3. Sirtu Sibau Hilir berbentuk oval, lonjong dan pipih
dan tidak ada bidang pecah. Bentuk
Sirtu darat ini jika sudah dicuci akan dengan ukuran besar lebih besar dari
kelihatan bentuk dan tekstur 1,5 inchi berbentuk bulat, oval,
batuanya. Adapun warna batu ini lonjong, pipih dan sedikit sekali yang
terdiri dari : abu – abu, hitam, coklat mempunyai bidang pecah.
dan sedikit putih dan kuning.
Bentuknya untuk ukuran kecil lebih 4.2.5. Sirtu Lauk Rukun
kecil sama dengan 1,50 inchi
berbentuk oval, lonjong dan pipih Sirtu sungai ini mempunyai warna
dan tidak ada bidang pecah. Bentuk terdiri dari : abu – abu, dan sedikit
dengan ukuran besar lebih besar dari putih . Bentuknya untuk ukuran kecil
1,5 inchi berbentuk bulat, oval, lebih kecil sama dengan 1,50 inchi
lonjong, pipih dan sedikit sekali yang berbentuk oval, lonjong dan pipih
mempunyai bidang pecah. dan tidak ada bidang pecah. Bentuk
dengan ukuran besar lebih besar dari
1,5 inchi berbentuk oval, lonjong,
pipih dan sedikit sekali yang
mempunyai bidang pecah.

Gambar 3. Tekstur Sirtu Darat Sibau


Hilir

4.2.4. Sirtu Manggala


Gambar 5. Tekstur Sirtu Sungai
Manggala

4.2.6. Sirtu Klakar

Gambar 4. Tekstur Sirtu Sungai


Manggala
yang hancur akibat putaran alat yang
mengakibatkan tumbukan dan
gesekan antara partikel dan dengan
bola-bola baja, Nilai abrasi > 40 %
menunjukan agregat tidak
mempunyai kekerasan yang cukup
untuk digunakan sebagai
Gambar 6. Tekstur Sirtu Sungai bahan/material lapisan perkerasan.
Klakar Nilai abrasi < 30%, baik sebagai
bahan lapisan penutup. Nilai abrasi
Sirtu sungai ini mempunyai warna yang < 40%, baik sebagai bahan lapis
terdiri dari : abu – abu, hitam dan permukaan dan lapis pondasi atas.
sedikit putih . Bentuknya untuk Nilai abrasi < 50%, dapat digunakan
ukuran kecil lebih kecil sama dengan sebagai lapisan lebih bawah.
1,50 inchi berbentuk oval, lonjong
dan pipih dan ada sedikit bidang 4.3.1. Hasil Uji Abrasi pada Sirtu
pecah. Bentuk dengan ukuran besar Darat
lebih besar dari 1,5 inchi berbentuk
oval, lonjong, pipih dan sedikit sekali Terdiri dari 3 lokasi yaitu :
yang mempunyai bidang pecah. a. Sirtu Tebelian dengan nilai
23,70% < 30% menunjukan baik
4.3. Daya Tahan Agregat sebagai bahan lapisan penutup
dan nilai 23,70% < 40% baik
Ketahanan agregat terhadap sebagai bahan lapis permukaan
penghancuran (degradasi) diperiksa dan lapis pondasi atas .
dengan menggunakan percobaan b. Sirtu Palin dengan nilai 23,42%
Abrasi Los Angeles (Abrasion Los < 30% menunjukan baik sebagai
Angeles Test) berdasarkan PB.0206- bahan lapisan penutup dan nilai
76, AASHTO T96-7 (1982) 23,42% < 40% baik sebagai
bahan lapis permukaan dan lapis
Pemeriksan dilakukan dengan pondasi atas .
menggunakan mesin Los Angeles, c. Sirtu Sibau Hiler dengan nilai
Agregat yang telah disiapkan sesuai 23,48% < 30% menunjukan baik
gradasi dan berat yang ditetapkan , sebagai bahan lapisan penutup
dimasukan bersama bola–bola baja dan nilai 23,48% < 40% baik
ke dalam mesin Los Angele, lalu sebagai bahan lapis permukaan
diputar dengan kecepatan 30/33 rpm dan lapis pondasi atas .
selama 500 putaran. Nilai akhir 4.3.2. Hasil Uji Abrasi pada Sirtu
dinyatakan dalam persen yang Sungai
merupakan hasil perbandingan antara
berat benda uji semula – berat benda Terdiri dari 3 lokasi yaitu :
uji yang tertahan saringan No. 12 a. Sirtu Manggala dengan nilai
dengan berat uji semula. Nilai tinggi 27,70% < 30% menunjukan baik
menunjukan banyaknya benda uji sebagai bahan lapisan penutup
dan nilai 27,70% < 40% baik 1) Lapis Pondasi Atas dan lapis
sebagai bahan lapis permukaan Permukaan karena nilai abrasinya
dan lapis pondasi atas . < 40%.
b. Sirtu Laur Rukun dengan nilai 2) Lapis Penutup karena nilai < 30%
23,88% < 30% menunjukan baik
sebagai bahan lapisan penutup 4.3.3. Hasil Uji Abrasi Terhadap
dan nilai 23,88% < 40% baik Tekstur Warna
sebagai bahan lapis permukaan
dan lapis pondasi atas . Tabel 7. Hubungan Warna Sirtu
c. Sirtu Klakar dengan nilai 25,68% dengan Nilai Abrasi
< 30% menunjukan baik sebagai
bahan lapisan penutup dan nilai
25,68% < 40% baik sebagai
bahan lapis permukaan dan lapis
pondasi atas.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Uji


Abrasi

Gambar 8. Chart Hasil Uji Abrasi


Sirtu

Kesimpulan dari chart yang di atas


menunjukan bahwa warna yang gelap
mempunyai tingkat kekerasan yang
lebih besar dibandingkan dengan
warna yang lebih terang. Warna yang
Gambar 7. Chart Hasil Uji Abrasi gelap itu seperti hitam, abu-abu, dan
Sirtu warna yang terang seperti coklat,
merah, kuning, dan putih.
Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa semua material sirtu darat 4.4. Pengujian CBR
maupun sirtu sungai yang diuji
memenuhi syarat untuk digunakan CBR ( California Bearing Ratio )
sebagai : adalah perbandingan antara beban
yang dibutuhkan untuk penetrasi
contoh material tanah atau agregat
sebesar 0,1 “ /0,2” dengan beban
yang ditahan batu pecah standar pada
penetrasi 0,1”/0,2”. Harga CBR
dinyatakan dengan %. Jadi CBR
adalah nilai yang menyatakan
kwalitas tanah/agregat ( contoh
benda uji ) dibandingkan dengan
Gambar 9. Chart Hubungan CBR
bahan standar berupa batu pecah
Sirtu tanpa Pecah dengan Nilai
yang mempunyai nilai 100% dalam
Abrasi
memikul beban lalu lintas.

4.4.1. Pengujian CBR desain


Kesimpulan yang dapat diambil
(material sirtu tanpa dipecah) dari hubungan Nilai CBR dengan
nilai Abrasi adalah :
Dari contoh material sirtu yang diuji 1. Bahwa nilai Abrasi yang rendah
umumnya memenuhi syarat untuk tidak memastikan akan
nilai CBR desain yang tertinggi menghasilkan nilai CBR yang
adalah sirtu Manggala dengan nilai tinggi .
77,00 % dan sirtu dengan nilai CBR 2. Untuk test CBR laboratorium
yang terendah adalah sirtu Tebelian diperlukan contoh material yang
dengan nilai 62,00%. Secara lolos saringan 19,00 mm ( ¾)
keseluruhan hasil uji CBR desain inchi dan tertahan saringan 4,75
dengan nilai Abrasi seperti tampak mm ( no. 4 ).
pada Tabel 2. dan Gambar 9 Chart 3. Penentuan jumlah material
Hubungan nilai CBR Sirtu tanpa contoh untuk uji abrasi
Pecah dengan Nilai Abrasi tergantung dari ukuran saringan
Tabel 8. Hasil Uji CBR Material Asli yang lolos saringan dan tertahan
dengan Abrasi saringan, ada 7 (tujuh) cara
dalam pengujian ketahanan. 4
(empat) cara dengan berat
contoh 5000+10 gram jumlah
putaraan 500 putaran dengan
jumlah bola 6 bh, 8 bh, 10 bh,
12 bh, dan 3 ( tiga ) cara dengan
berat contoh 10.000 +10 gram .
jumlah putaran 1000 putaran
dengan jumlah bola 12 bh.

4.4.2. Pengujian CBR desain


(material sirtu dipecah)

Untuk mengetahui nilai CBR sirtu


yang telah diolah menjadi batu pecah
apakah mempunyai nilai lebih tinggi 4.5. Bidang Pecah
dari material sirtu asli tanpa dipecah.
Dari contoh material sirtu yang diuji Guna memenuhi persyaratan dalam
umumnya memenuhi syarat untuk Spesifikasi Umum bahwa,
nilai CBR desain yang tertinggi
adalah sirtu Manggala dengan nilai 4.5.1. Agregat kasar harus
80,00 % dan sirtu dengan nilai CBR memenuhi:
yang terendah adalah sirtu Tebelian a. Material yang tertahan ayakan
dengan nilai 74,00%. 4,75 mm harus terdiri dari partikel
yang keras dan awet.
Secara keseluruhan hasil uji CBR b. Agregat Kasar yang berasal dari
desain seperti tampak pada Tabel 4.5. batu kali harus 100% mempunyai
dan Diagram CBR material dua bidang pecah.
pecah.4.10. c. Agregat Kasar Kelas B yang
berasal dari batu kali harus 65 %
Tabel 9. Hasil Uji CBR untuk paling sedikit mempunyai satu
Material Dipecah dengan Tanpa bidang pecah.
Pecah 4.5.2. Agregat halus harus
memenuhi :

Agregat harus adalah material yang


lolos ayakan 4,75 mm, dan harus
terdiri dari partikel pasir atau batu
pecah halus.

4.5.3. Dari Persyaratan material


batu harus mempunyai bidang
pecah, maka beberapa prosedur
yang harus dilakukan :
a. Material Pasir dan Batu harus
diproses dengan melakukan
pemecahan menggunakan alat
stone crusher.
Gambar 10. Chart Perbandingan b. Material pasir dan batu harus
CBR Sirtu Dipecah dengan Tanpa disaring dan bersihkan dari
Pecah lumpur dulu, sebelum dimasukan
ke dalam mesin pemecah batu.
Kesimpulan : Dari data hasil uji CBR c. Ukuran ayakan saringan sirtu
laboratorium memperlihatkan dari 6 minimal 2 inchi.
(enam) contoh sirtu bahwa material d. Proses pemecahan batu ukuran 2
yang mempunyai bidang pecah inchi kemudian disaring menjadi
memiliki nilai CBR yang lebih tinggi 3 bagian yang selanjutnya
dibandingkan dengan material sirtu menjadi bagian proporsi.
tanpa mempunyai bidang pecah.
5. PENUTUP terendah 74,10% Sirtu Tebelian
5.1. Kesimpulan dan yang tertinggi 80,00% Sirtu
5.1.1. Uji Abrasi Manggala.
b) Dari keenam contoh nilai CBR
Dari hasil Uji Kekerasan Batu 74,10% sampai dengan 80,00%
dengan Uji Abrasi semua contoh sirtu lebih tinggi dari CBR minimal
sungai maupun sirtu darat memenuhi yaitu 60 %
syarat untuk digunakan sebagai 5.1.3. Uji Kekuatan Material
material campuran Lapis Pondasi 5.2. Saran
Agregat Kelas B, adalah sebagai Untuk mendapatkan bidang pecah
berikut : dari sirtu harus diolah dengan
menggunakan alat Stone Crusher.
1) Sirtu yang terkeras dengan angka Sebelum dimasukkan ke Stone
23,42 % yaitu Sirtu Palin Crusher terlebih dulu sirtu disaring
2) Sirtu yang kurang keras dengan dengan menggunakan ayakan #2
angka 25,68% yaitu Sirtu dari inch, batu yang tertahan ayakan 2
Klakar inch itulah yang baik untuk diolah
3) Dari keenam lokasi semua oleh Stone Crusher.
memenuhi syarat yaitu 23,42
sampai dengan 25,68%

5.1.2. Uji CBR Rencana

Dari Pengujian CBR Rencana :

1) Untuk material asli tanpa dipecah


rata-rata CBR tercapai. Untuk
nilai yang terkecil yaitu Sirtu
Tebelian 62,00% dan sirtu yang
CBR nya tertinggi pada Sirtu
Manggala 77,00 %.
a) Dari keenam contoh rata-rata
tercapai yaitu 62,00 % sampai
dengan 77,00%, artinya di atas
CBR minimum yang diizinkan
yaitu ≥ 60%.
b) Dari kekuatan struktur material
untuk Lapis Pondasi Agregat Klas
B keenam material sebagai contoh
memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai Pondasi Agregat Klas B.
2) Untuk material sirtu yang dipecah
a) Dari keenam contoh nilai CBR
semuanya tercapai yaitu yang

Anda mungkin juga menyukai