Anda di halaman 1dari 16

ABDIMAS 0x (1) (2020): 1xx-1xx

ABDIMAS
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/abdimas/

Strategi Pengembangan Produk Unggulan UMKM Tas Rajut “Asbag”


di Kelurahan Karanganyar Gunung Kota Semarang

Ayu Puji Utami1, Andika Sundawa2, Insan Aji Pambudi3, Alifattiin Andar Murdani4, Fajar Awang
Irawan5
1
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
2, 3
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
4
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
5
Fakultas Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang

Email: ajipambudi99@gmail.com

Abstrak
Usaha mikro kecil menengah dapat berkembang dan maju jika di dukung dengan beberapa
upaya, tidak hanya upaya dalam media pemasarannya namun kualitas produk serta hasil produk
unggulan juga menjadi strategi yang kuat dalam pengembangan dari suatu UMKM. Strategi
pengembangan dalam sebuah usaha adalah salah satu yang penting untuk kemajuan dan
kesejahteraan usaha tersebut. Penelitian ini berusaha memecahkan masalah dengan
menggambarkan problematika yang terjadi dengan mengumpulkan data baik data primer
maupun sekunder dengan metode analisi SWOT. Metode deskriptif ini digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan
UMKM dari tas rajut “Asbag”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan
produk unggulan UMKM “Asbag ini adalah dengan Inovasi produk, Mempertahankan kualitas
dan harga dari suatu produk, Mengembangkan platform penjualan secara online, dan yang
terakhir adalah Mempeluas jaringan Kerjasama.

Kata Kunci: Strategi Pengembangan; Produk unggulan UMKM.

Small and Medium Enterprises can develop and progress if supported by several efforts, not only
efforts in the marketing media, but product quality and superior product results are also a strong
strategy in the development of an SME. The development strategy in a business is one that is
important for the progress and welfare of the business. This study seeks to solve problems by
describing the problems that occur by collecting data both primary and secondary data using the
SWOT analysis method. This descriptive method is used to identify internal and external factors
that influence the development of SME from “Asbag” knitting bags. The results showed that the
strategy for developing superior products of SME "Asbag is by product innovation, maintaining
the quality and price of a product, developing an online sales platform, and finally expanding the
cooperation network.

Keyword: Development Strategy; Superior Products of SME.

PENDAHULUAN Karanganyar Gunung. Banyak UMKM di


Karanganyar Gunung adalah salah Kelurahan Karanganyar Gunung yang
satu keluarahan yang berkembang di unggul dan dapat bersaing dengan produk-
Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa produk di luaran. Pengembangan usaha
Tengah. Kelurahan Karanganyar Gunung mikro kecil menengah di Karanganayar
mempunyai beberapa keunggulan yang ada Gunung sangat di perhatikan. Banyak
di dalamnya. Salah satunya adalah macam produk yang di kembangkan dalam
keunggulan dari UMKM yang ada di UMKM tersebut. Sebagian besar jenis
usaha yang ada di Karanganyar Gunung unggul jika memiliki daya saing sehingga
merupakan usaha mandiri yang dikelola mampu untuk menangkal produk pesaing di
oleh masyarakat Karanganyar Gunung itu pasar domestik dan /atau menembus pasar
sendiri. Warga setempat memanfaatkan ekspor (Sudarsono, 2001). Melalui
usaha-usaha yang dimiliki untuk menjadi produktivitas yang maksimal, produk
sumber penghasilan hidupnya. Selain itu barang maupun jasa sebagai hasil dari suatu
dalam strategi pengembangan sektor usaha kerja keras akan mempunyai kualitas
unggulan maupun produk unggulan dalam
yang kompetitif di pangsa pasar konsumen.
pembangunan industri daerah cukup
Sehingga produk yang memiliki kualitas
relevan untuk tujuan peningkatan daya
saing daerah dan akhirnya juga peningkatan kompetitif dari factor harga maupun
daya saing nasional bahkan daya saing kenyamanan cenderung diminati oleh
internasional. konsumen. Sebaliknya, jika suatu produk
Usaha mikro kecil menengah dapat dihasilkan tanpa melalui tahapan proses
berkembang dan maju jika di dukung yang kurang produktif dapat dinilai akan
dengan beberapa upaya, tidak hanya upaya menghasilkan kualitas produk yang kurang
dalam media pemasarannya namun kualitas kompetitif dan cenderung kurang diminati
produk serta hasil produk unggulan juga konsumen.
menjadi strategi yang kuat dalam Strategi pengembangan dan
pengembangan dari suatu UMKM. Strategi peningkatan produktivitas memiliki
pengembangan dalam sebuah usaha adalah ketergantungan dengan pemberdayaan
salah satu yang penting untuk kemajuan sumberdaya manusia dengan kekuatan
dan kesejahteraan usaha tersebut. Dapat kompetensi yang dimilikinya. Masyarakat
dikatakan unggulan jika usaha tersebut
pada umumnya memiliki keterbatasan
sudah merambah dan berkembangkan ke
knowledge maupun skill yang dimiliki
dalam beberapa segi yakni penjualan,
pemasaran, kualitas produk, pelanggan, sehingga untuk menutupi kekurangan
dapat bersaing dengan brand-brand ternama tersebut perlu adanya peningkatan
yang ada dan masih banyak lagi. Produk kompetensi yang mendukung produktivitas
unggulan menggambarkan kemampuan kerja di lingkungan home industry agar
daerah untuk menghasilkan produk, output yang dihasilkan dapat
menciptakan nilai, memanfaatkan sumber mengembangkan produk atau jasa di daerah
daya secara real time, memberikan pedesaan atau suatu kampung setempat
kesempatan kerja, menghasilkan yang berdaya saing. Di karanganyar
pendapatan bagi masyarakat dan Gunung memiliki UMKM yang unggul dan
pemerintah, memiliki prospek untuk dapat berdaya saing, UMKM ini sudah
meningkatkan produktivitas dan investasi. sering ikut dalam pegelaran di luar negeri
Walaupun berskala home industri, namun dan mencapai pemasaran internasional.
terbukti dapat menghasilkan produk yang Usaha mikro kecil menengah tas rajut
berkualitas, unik dan menarik. Keunikan
“Asbag” adalah salah satu usaha home
yang dimiliki terdapat pada produk dan
industry unggulan di Karanganyar Gunung.
proses yang dilakukan oleh pengrajin.
Berdasarkan Permendagri Nomor 9 Usaha ini mampu bersaing dengan produk
tahun 2014 tentang pedoman yang diunggulkan. Dan berkualitas. Tas
pengembangan produk unggulan daerah, rajut “Asbag” menghasilkan produk yang
potensi ekonomi daerah perlu berkualitas dan unggul tidak kalah saing
dikembangkan secara optimal menjadi dengan produk-produk tas rajut dengan
produk unggulan daerah yang berdaya saing brand ternama.
dan dapat meningkatkan kesejahteraan Usaha tas rajut “Asbag” ini dalam
masyarakat sesuai dengan kondisi dan strategi pengembangannya menonjolkan
kekhasan daerah. Sebuah produk dikatakan dengan kualitas produk yang dihasilkannya.
Produk-produk tas rajut yang dihasilkannya dan sumberdaya manusia, yang berpotensi
mengunggulkan bahan-bahan yang untuk berkembangnya kegiatan ekonomi
digunakan dan kualitas bahan-bahan yang dibawah pengaruh pasar dari suatu produk
dimilikinya. Tas rajut “asbag” ini juga yang mempunyai nilai jual dan daya saing
mengusung tema batik untuk menjadi khas tinggi (Setiawan, 2004).
hasil produk tas rajutnya. Selain dapat Berdasarkan latar belakang diatas ,
bersaing di tingkat internasional produk tas maka dalam penelitian ini memfokuskan
rajut “Asbag” ini juga membanggakan bagaimana strategi pengembangan produk
Indonesia dalam daya saing industry tas unggulan dari tas rajut “Asbag” yang ada di
rajut. Home industry tas rajut ini juga Karanganyar Gunung. Sedangkan
memfasilitasi masyarakat atau anak-anak tujuannya adalah untuk menganalisis aspek-
warga setempat jika ingin berlatih merajut aspek lingkungan internal dan eksternal
dapat diajarkan dan melakukan praktek apakah yang menjadi kekuatan, kelemahan,
merajut secara langsung. Produk dari peluang dan ancaman bagi pengembangan
“Asbag” tidak hanya tas saja namun ada produk unggulan tas rajut “Asbag” di
dompet, pouch, tempat pensil dan masih karanganyar gunung, Kota Semaran dan
banyak lagi. Penghasilan dari uasaha kecil kemudian merumuskan strategi apa yang
tas rajut ini juga tinggi, dengan menjual sebaiknya dilakukan untuk
hasil rajutannya dengan kualitas bahan yang mengembangkan produk unggulan tas rajut
tinggi tapi harga produknya masih tersebut. Dengan memahami strategi dalam
bersahabat dan sesuai dengan kualitas mengembangkan produktivitas usaha
bahan serta produk yang dihasilkan. Tas beserta produk unggulan yang ada
rajut “Asbag” ini menggunakan bahan- didalamnya ini, diharapkan agar usaha
mikro kecil menengah tas rajut “Asbag ini
bahan yang berkualitas yaitu net (jaring),
agar lebih maju dan memiliki
benang khusus yang di import dari Cina,
pengembangan yang lebih luas.
kain nusantara yang di padukan dengan
kulit asli atau suede. Dimana hasil produksi
METODE
tas rajut “Asbag” menjadi lebih rapi, lebih
Jenis penelitian ini adalah penelitian
ringan, lebih hemat dan pastinya lebih
deskriptif, yang bertujuan untuk membuat
berkualitas.
deskripsi atau gambaran secara sistematis,
Usaha kesil atau industri kecil seperti
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
tas rajut ini adalah usaha kecil engan modal
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
dasar dibawah 500 dan menggunakan
yang diteliti. Dengan demikian, responden
peralatan yang sederhana untuk proses
ditunjuk berdasarkan keahlian dan pelaku
produksinya (Peraturan Presiden No 28
usahannya langsung sehingga data-data
Tahun 2008). Dalam pengembangannya
yang diambil akan kredibel dan faktual.
melalui sentra ini merupakan unit kecil
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
kawasan yang memilik ciri tertentu dimana
didalamnya terdapat kegiatan proses ini dengan menggunakan teknik
produksi dan merupakan area yang lebih wawancara. Analisis data yang digunakan
khusus untuk suatu komoditi kegiatan adalah analisis SWOT dilakukan untuk
ekonomi yang telah terbentuk secara alami menganalisis faktor-faktor internal dan
yang ditunjang oleh sarana untuk eksternal pihak pengusaha dalam kualitas
berkembangnya produk atau jasa yang dan kuantitas hasil produk home industri
terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, sehingga diketahui apa saja faktor yang
kecil dan menengah. Di area sentra tersebut menjadi kekuatan dan kelemahan, serta
terdapat kesatuan fungsional secara fisik : peluang dan ancaman yang dihadapi dalam
lahan, geografis, infrastruktur, kelembagaan upaya meningkatkan daya saing usaha
mikro kecil menengah atau home industry adalah (1) tidak semua tenaga kerja
tas rajut “Asbag”. mempunyai pendidikan yang tinggi, (2)
Analisis SWOT mengambarkan pengelolaan manajerial keunagan yang
analisis lingkungan internal bisnis dalam masih tradisional, (3) kurangnya promosi
hal kekuatan dan kelemahan serta produk melalui teknologi yang tersedia, (4)
mengeksplorasi lingkungan eksternal ketersediaan infrastruktur UMKM yang
meliputi peluang dan ancaman. Hal ini belum memadai.
dimaksudkan guna memperoleh wawasan Sedangkan hasil analisis SWOT dari
strategis dan menganalisis fakta-fakta dan faktor ekternal yang menjadi peluang usaha
data-data ke dalam pemahaman yang tas rajut “Asbag” ini adalah (1) potensi
koheren untuk perencanaan strategis Kelurahan Karanganyar Gunung sebagai
(Mintzberg 1994). Analisis SWOT kampung home industry usaha mikro kecil
bertumpu pada anggapan bahwa, bisnis menengah, (2) terbukanya teknologi untuk
dapat berkembang hanya jika mampu pemasaran online, (3) dukungan pemerintah
setempat dalam pengembangan sumber
mencapai kesesuaian yang baik antara
daya manusia maupun fasilitas pameran, (4)
organisasi dan lingkungannya, serta setiap
banyaknya mall, online shop, dan toko tas
ciri strategis pada faktor internal dan
dengan brand ternama yang menggunakan
eksternal bisnis dapat dikategorikan sebagai
rajut sebagai produk yang dijual.
menguntungkan atau tidak menguntungkan
Sedangkan faktor yang menjadi ancaman
sehingga memberikan wawasan yang
untuk usaha tas rajut “Asbag” adalah (1)
strategis. kekuatan dan kelemahan
masuknya perusahaan atau industry besar
menentukan dan ditentukan oleh peluang
terutama yang berteknologi tinggi pada
dan ancaman. Kekuatan memfasilitasi industry sejenis, (2) bahan baku benang
kegagalan potensi ancaman dan menyadari yang belum ada di Indonesia dan harus
peluang yang tampak, sementara kelemahan impor dari Cina, (3) adanya persaingan
membuat bisnis rentan atau tidak mampu antar produsen dengan produsen sejenis
menciptakan nilai yang memadai bagi dari dlaam maupun luar daerah, (4)
pelanggan. maraknya penjualan online oleh pihak-
pihak yang tidak memiliki usaha namun
HASIL melakukan upaya pemasaran yang tidak
Berdasarkan hasil wawancara di bertanggung jawab sehingga merusak pasar.
didapatkan hasil dari analisis SWOT
internal dan eksternal berupa kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor
internal yang menjadi kekuatan umkm tas
rajut “Asbag” ini adalah (1) ketrampilan
dasar membuat anyaman pada tas rajut
yang sudah handal dan dimiliki sejak usia
dini, (2) mempunyai tenaga kerja terampil
yang mahir dibidangnya dan mudah
diperoleh, (3) bahan dan hasil produk
dengan kualitas dan daya saing tinggi, (4)
mendapatkan support dari warga sekitar dan
membuka peluang bagi warga setempat (5)
menjadi produk unggulan dengan hasil
yang berkualitas dan daya saing yang
tinggi. Sedangkan yang menjadi
kelemahan UMKM tas rajut “Asbag” ini
Tabel 1. Analisis Matrik SWOT

Matrik SWOT UMKM Tas Rajut “Asbag”


STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

- Ketrampilan dasar - Tidak semua tenaga


membuat anyaman pada tas kerja mempunyai
rajut yang sudah handal dan pendidikan yang tinggi
dimiliki sejak usia dini - Pengelolaan manajerial
- Mempunyai tenaga kerja keunagan yang masih
terampil yang mahir tradisional
dibidangnya dan mudah - Kurangnya promosi
diperoleh produk melalui teknologi
- Bahan dan hasil produk yang tersedia
dengan kualitas dan daya - Ketersediaan
saing tinggi infrastruktur UMKM
- Mendapatkan support dari yang belum memadai
warga sekitar dan membuka
peluang bagi warga
setempat
- Menjadi produk unggulan
dengan hasil yang
berkualitas dan daya saing
yang tinggi
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

- Potensi Kelurahan - Menciptakan inovasi - Membuat galeri atau pusat


Karanganyar Gunung produk baru. pameran untuk tas rajut
sebagai kampung home - Mendapat fasilitas “Asbag”
industry usaha mikro kecil pameran baik dalam - Meningkatkan kekursusan
menengah maupun luar negeri dan pelatihan untuk
- Terbukanya teknologi - Pengembangan dan pengrajin rajut sebagai
untuk pemasaran online implementasi teknologi tenaga kerja
- Dukungan pemerintah - Memperluas jaringan - Meningkatkan
setempat dalam Kerjasama dan jaringan pengembangan dalam peran
pengembangan sumber dengan stakeholder. aktif pengelolaan usaha tas
daya manusia maupun rajut ini.
fasilitas pameran - Meningkatkan kerjasan dan
- banyaknya mall, online jejaringan dengan pemasok
shop, dan toko tas dengan dan kemitraan yang
brand ternama yang berskala sedang dan besar
menggunakan rajut sebagai
produk yang dijual
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

- Masuknya perusahaan atau - Meingkatkan kualitas - Mendorong adanya


industry besar terutama produk dengan bahan dukungan dari pemerintah
yang berteknologi tinggi yang berkualitas tinggi setempat untuk kemudahan
pada industry sejenis. bagi produk tas rajut ketersediaan bahan baku
- Bahan baku benang yang “Asbag”. untuk tas rajut
belum ada di Indonesia dan - Mendorong membuat - Tenaga kerja yang
harus impor dari Cina. inovasi dan implementasi mendapat kursus dan
- Adanya persaingan antar teknologi dengan tepat pelatihan dapat
produsen dengan produsen untuk digunakan meningkatkan kualitas dan
sejenis dari dlaam maupun - Mengembangkan inovasi produk
luar daerah. platform pemasaran
- Maraknya penjualan online online bagi produk usaha
oleh pihak-pihak yang tas rajut “Asbag”.
tidak memiliki usaha
namun melakukan upaya
pemasaran yang tidak
bertanggung jawab
sehingga merusak pasar.
PEMBAHASAN produk dari daerah lain serta harga yang
Berdasarkan analisis SWOT untuk lebih baik sesuai hasil produknya. Strategi
usaha mikro kecil menengah tas rajut selanjutnya adalah Mengembangkan
“Asbag” di dapatkan strategi dalam platform penjualan secara online. Penjualan
pengembangan UMKM “Asbag” adalah online tidak bisa dipungkiri pasa era saat ini
adanya Inovasi produk, dengan keterediaan sangat menjanjikan masyarakat bahkan
tenaga terampil yang melimpah akan masyarakat mempercayai dan melakukan
membuat para pengrajin dan pelaku usahan transaksi pada online shop yang aman dan
yang potensial. Dilain hal peluang yang terpercaya. Sekarang dengan semakin
memiliki seperti tenaga ahli dan maraknya penjualan online secara tidak
keterbukaan akses teknologi informasi juga langsung memberikan dampak untuk
harus dimanfaatkan para pengrajin salah promosi lebih mudah dan untuk lebih
satunya dengan menciptakan inovasi memperkenalkan produk UMKM tas rajut
produk. Usaha yang dilakukan guna “Asbag” di Kelurahan Karanganyar
mendorong inovasi produk yaitu lebih Gunung.
mengaktifkan peran perkumpulan yang ada Strategi yang terakhir adalah
di daerah industry kerajinan khususnya tas Mempeluas jaringan kerjasama, dimana hal
rajut. Perkumpulan ini memiliki peran yang ini merupakan salah satu kunci dan peran
cukup penting bersifat kekeluargaan, peran penting dalam berlangsunnya usaha.
aktif perkumpulan ini sebagai media Dengan melakukan Kerjasama maka
sharing antara pengrajin dan para pakar masing-masing pihak pelaku usaha
serta pelaku usaha yang memiliki usaha mendapatkan keuntungan yang sama.
sejenis. Tidak hanya itu dimungkinkan Kerjasama bisa dilakukan oleh UMKM tas
adanya kekursusan dan pelatihan sehingga rajut dengan pemerintah dalam hal ini
mendorong adanya inovasi produk yang adalah Dinas Perindustrian dan
berkualitas. Perdagangan Kota Semarang, menjadi salah
Strategi yang selanjutnya adalah partner untuk meningkatkan kreatifitas
dengan Mempertahankan kualitas dan harga untuk para pengrajin, melalui pelaksanaan
dari suatu produk. Kualitas produk adalah berbagai program kerja seperti pelatihan
menjadi unggulan yang dimiliki oleh dan pengembangan serta keterlibatan dalam
UMKM tas rajut “Asbag”, masyarakat berbagai program promosi dan pameran,
karanganyar gunung yang memiliki potensi yang rutin diikuti oleh Dinas Perindustrian
dan kemauan dalam kerajinan merajut dapat dan Perdagangan (Disperindag) Kota
menjadi pelaku usaha serta mendapat Semarang baik dalam daerah maupun di
dukungan dari masyarakat setempat. Hal itu luar daerah. Selain itu harapannya
akan menjadi dorongan dalam menghasil pemerintah juga dapat memfasilitasi
suatu produk yang berkualitas tinggi, pembangunan pusat pameran dan gallery
akanmenhasilkan kepyasan pelanggan dan dari tas rajut “Asbag”. Kerjasama yang
juga menjadi kepuasan tersendiri. Dapat lainnya dapat dijalin dengan suplier bahan
diyakin bahwa produk tas rajut “Asbag” baku tas rajut ini merupakan baku utama
akan jauh lebih bagus kualitasnya dalam pembuatan produk tas rajut “Asbag”
dibandingkan denganproduk dari produk- ini, sehingga perlu dijamin ketersediaanya.
produk engan brand ternama lainnya atau
KESIMPULAN brand “Asbag” ini. Serta dengan strategi-
Berdasarkan hasil dan pembahasan strategi pengembangan ini menjadikan tas
yang sudah dijelaskan diatas didapatkan rajut “Asbag” menjadi UMKM yang
kesimpulan bahwa analisis data pada unggulan dan mempunyai daya saing yang
penelitian ini menggunakan analisis SWOT tinggi.
yang didalamnya berisikan penjelasan dari
faktor internal dan eksternal bisnis yang DAFTAR PUSTAKA
dapat dikategorikan sebagai Anam, A. K., & Setyawan, M. (2019).
menguntungkan atau tidak menguntungkan Strategi Pengembangan Produk
Unggulan Daerah Berbasis Klaster
sehingga memberikan wawasan yang
Pada Sentra Kawasan Industri Rotan
strategis. kekuatan dan kelemahan Di Kabupaten Jepara. MANDAR, Vol.
menentukan dan ditentukan oleh peluang 1 No. 2 Juni 2019, 1-8.
dan ancaman. Dimana berdasarkan analisis Hapsoro, B. B., & Achmad Slamet, P.
SWOT untuk usaha mikro kecil tas rajut (2019). Peran Digital Marketing
“Asbag” di dapatkan strategi dalam sebagai Upaya Peningkatan Omset
Pnejualan Bagi Klaster UMKM di
pengembangan UMKM “Asbag” adalah
Kota Semarang. ABDIMAS, 23 (2),
adanya Inovasi produk, Mempertahankan 117-120.
kualitas dan harga dari suatu produk,
Mintzberg, H., & Quinn, J. (1991). The
Mengembangkan platform penjualan secara strategy process: concepts, context,
online, dan yang terakhir adalah cases. Englewood Cliffs NJ: Prentice-
Mempeluas jaringan Kerjasama. Strategi- Hall.
strategi pengembangan untuk produk Setiawan, G. (2004). Implementasi Dalam
unggulan UMKM tas rajut “Asbag” ini Birokrasi Pembangunan. Jakarta:
Cipta Dunia .
dapat digunakan untuk meningkatkan
produk-produk dan kualitas dari usaha Tambunan, T. T. ( 2009). UMKM di
Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.
home industry tas rajut yang memiliki
ABDIMAS 0x (1) (2020): 1xx-1xx

ABDIMAS
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/abdimas/

Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Penguat UMKM di Masa


Pandemi COVID-19 Kelurahan Karanganyar Gunung Kota Semarang

Muhamad Rizal Wira Kusuma1, Kintan Devinta Nurmayati2, Wahyu Nur Miladia3, Jhovanka Anjar
Mazhiar SM4, Fajar Awang Irawan5
1,2
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
3
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
4,5
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang

Email: mrwirakusuma@students.unnes.ac.id1

Abstrak
Kuliah kerja nyata Universitas Negeri Semrang bersama melawan covid-19 memiliki tujuan
untuk memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana pengenalan
dan pemasaran produk UMKM di masa pandemi covid-19. Manfaat utama dari kegiatan ini
ialah sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi pemilik UMKM terkait dengan
pemanfaatan media sosial sebagai sarana pengenalan dan pemasaran produk mereka yang
diharapkan produk tersebut dapat bertahan di masa pandemi COVID-19 ini. Manfaat lain dari
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan penjualan produk UMKM yang nantinya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kelurahan Karanganyar Gunung, meskipun berada di
masa pandemi covid-19. Kegiatannya adalah sosialisasi berupa diskusi, tanya jawab mengenai
sosial media hingga praktik pembuatan produk UMKM tersebut serta dilakukan pengambilan
video. Sasaran dari kegiatan sosialisasi ini adalah pemilik UMKM di Kelurahan Karanganyar
Gunung, Kota Semarang. Hasil dari kegiatan ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu
bertambahnya wawasan dan pengetahuan pemilik UMKM dalam memanfaatkan media sosial
sebagai sarana pengenalan dan pemasaran produk UMKM di masa pandemi covid-19. Hasil dari
video yang diunggah ke sosial media Youtube telah mendapatkan respon yang baik berupa
penonton (viewers), suka (like) dan komentar (comment). Respon tersebut akan terus bertambah
selama video tersebut masih berada di kanal Youtube.

Kata Kunci:Media Sosial; Pandemi COVID-19; UMKM.

Community Service Program Semarang State University students together against covid-19 aims to
provide knowledge about the use of social media as a media to introduce and market the products
of Micro-to-Medium Enterprises (UMKM) during covid-19 pandemic. The main aim of this
activity is to increase knowledge for UMKM owners, related to the use of social media as an
instrument to introduce and market their products, which are expected to survive during covid-19
pandemic. Another benefit of this activity is to increase the sales of UMKM products which in turn
can improve the welfare of the people of Karanganyar Gunung, even though it is still in covid-19
pandemic. This activity includes socialization, interviews, discussion about social media, UMKM
products making, and also shoot videos related to the process. The targets of the socialization are
UMKM owners in Karanganyar Gunung Village, Semarang. The result of this activity have
achieved the expected goal, which is increasing knowledge of UMKM owners in utilizing social
media as an instrument to introduce and market UMKM products during covid-19 pandemic. The
result of the video that had been shoot is uploaded to Youtube and has received good responses in
the form of views, likes, and comments. The responses will continue to increase as long as the
video is still on Youtube.

Keyword: Social Media; Pandemi COVID-19; UMKM.


PENDAHULUAN (Supriyanto, 2006) menyimpulkan
Karanganyar Gunung merupakan dalam penelitiannya ternyata UMKM
nama sebuah kelurahan yang terletak di mampu menjadi solusi penanggulangan
Kecamatan Candisari, Kota Semarang, kemiskinan di Indonesia. Penanggulangan
Provinsi Jawa Tengah. Secara Geografis, kemiskinan dengan cara mengembangkan
Kelurahan Karanganyar Gunung berupa UMKM hingga memiliki potensi yang
dataran tinggi dan dataran. Dilihat dari peta
cukup baik, karena ternyata sektor UMKM
Kecamatan Candisari, Kelurahan
memiliki kontribusi yang besar dalam
Karanganyar Gunung terletak dan
penyerapan tenaga kerja, yaitu menyerap
berbatasan langsung dengan Kelurahan
Jomblang di Sebelah Utara, Kelurahan lebih dari 99,45% tenaga kerja dan
Jatingaleh di Sebelah Selatan, Kelurahan sumbangan terhadap PDB sekitar 30%. Hal
Jangli di Sebelah Timur, Kelurahan ini menjelaskan bahwa UMKM merupakan
Jatingaleh, Kaliwiru & Candi di Sebelah usaha yang produktive untuk dikembang
Barat. Jarak dari pusat pemerintahan kan bagi mendukung perkembangan
kecamatan adalah 1 km. Aksesibilitas di ekonomi secara makro dan mikro di
Kelurahan ini tergolong tinggi, karena Indonesia (Suci, Tinggi, & Ekonomi, 2017).
terletak di Kota Semarang serta memiliki Upaya untuk memajukan dan
akses jalan yang strategis. Secara mengembangkan sektor UMKM yang
administratif, Kelurahan Karanganyar nantinya dapat menyerap lebih banyak lagi
Gunung terdiri dari 50 RT, dan 6 RW. tenaga kerja (Rochani, 2017) dan tentu saja
Kelurahan ini memiliki luas 80.375 Ha akan dapat meningkatkan kesejahteraan
dengan jumlah penduduk pada awal tahun
para pekerja yang terlibat di dalamnya
2020 sebanyak 11.213 jiwa (Pemkot
sehingga dapat mengurangi angka
Semarang, 2020). Masyarakat di Kelurahan
pengangguran. Dan pada akhirnya akan
Karanganyar Gunung mayoritas bermata
pencaharian swasta. Berdasarkan survei dapat digunakan untuk pengentasan
awal yang dilaksanakan pada tanggal 28 kemiskinan. Pemilihan lokasi tempat yang
Juli 2020, diketahui bahwa di Kelurahan strategis. Produk atau jasa yang akan
Karanganyar Gunung terdapat sekitar 6 ditawarkan juga berpengaruh dari situasi
UMKM yang produknya berupa makanan, dan kondisi yang tepat (Khairil Hamdi,
minuman, pakaian, dan kerajinan tangan. 2019).
Menurut UUD 1945 kemudian Pada tanggal 11 Maret 2020,
dikuatkan melalui TAP MPR organisasi kesehatan dunia atau WHO
NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik (World Health Organization) menyatakan
Ekonomi dalam rangka Demokrasi wabah penyakit akibat virus corona
Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan COVID-19 sebagai pandemi global
Menengah (UMKM) perlu diberdayakan (Valerisha & Putra, 2020). Pandemi
sebagai bagian integral ekonomi rakyat COVID-19 ini sedang dirasakan
yang mempunyai kedudukan, peran, dan dampaknya oleh hampir seluruh Negara
potensi strategis untuk mewujudkan yang ada di Dunia. Dampak tersebut tidak
struktur perekonomian nasional yang makin hanya pada aspek keselamatan hidup
seimbang, berkembang, dan berkeadilan. masyarakat, melainkan dapat juga
Selanjutnya dibuatlah pengertian UMKM berpengaruh terhadap aspek ekonomi
melalui UU No.9 Tahun 1999 dan karena (Bima Jati & Putra, 2020).
keadaan perkembangan yang semakin Dikarenakan pendemi COVID-19 ini,
dinamis dirubah menjadi Undang-Undang beberapa UMKM di Kelurahan
No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Karanganyar Gunung belum mampu untuk
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) meningkatkan penjualan mereka atau
mengalami penurunan. Para pemilik Berkaitan dengan permasalahan tersebut,
UMKM tersebut masih memikirkan cara kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) ini
untuk mempertahankan usahanya. Karena melaksanakan kegiatan berupa sosialisasi
di masa pandemi ini seluruh kegiatan kepada pihak UMKM. Oleh karena itu
dibatasi termasuk jadwal buka tutup toko metode yang digunakan adalah diskusi,
dan akses jalan. Sehingga beberapa dari tanya jawab tentang sosial media serta
mereka mengalami penurunan penjualan. praktik dan pengambilan video.
Tujuan dari program ini adalah Tabel 1. UMKM Terdampak COVID-19
mamanfaatkan teknologi internet berupa COVID-19
media sosial untuk mengenalkan dan No UMKM Tidak
Terdampak
memasarkan kembali UMKM yang Terdampak
terdampak COVID-19. 1 Tas
v
Media sosial memungkinkan pemilik Rajut
UMKM untuk memperluas jaringan 2 Opak v
pemasaran dan customer (Manumpil, 3 Tahu
Ismanto, & Onibala, 2015). Sehingga, akan v
Bakso
memungkinkan lebih banyak orang melihat 4 Sambel
produk ciptaan UMKM yang tidak biasa v
Abon
terjangkau dengan media iklan lainnya. 5 Egg
Intinya, dengan menggunakan media sosial, v
Roll
pemilik UMKM memiliki kesempatan 6 Batik
untuk terus tumbuh dan menjalin hubungan Putra v
dengan customer potensial hanya dengan Aska
terus aktif dalam media tersebut (Oktarina
& Widodo, 2019). Media sosial yang Tahapan pertama dari kegiatan
digunakan dalam kegiatan ini adalah kuliah kerja nyata (KKN) di Kelurahan
Youtube. Karanganyar Gunung adalah tahap
YouTube adalah sebuah situs web
persiapan. Tahap persiapan berupa
video sharing (berbagi video) yang populer
persiapan materi sosialisasi, persiapan
dimana para pengguna dapat memuat,
tempat yaitu di lokasi UMKM, persiapan
menonton, dan berbagi klip video secara
peserta sosialisasi pemilik UMKM di
gratis (Stellarosa, Firyal, & Ikhsano, 2018).
kelurahan Karanganyar Gunung sebanyak 6
Memiliki lebih dari satu miliar pengguna,
orang. Selain itu juga persiapan tenaga
hampir sepertiga dari semua pengguna
fasilitator dan instruktur delapan orang
internet. Setiap harinya penonton
menghabiskan ratusan juta jam untuk video mahasiswa, penentuan waktu pelaksanaan
di YouTube dan menghasilkan miliaran kali sosialisasi serta persiapan sarana dan
penayangan (Fatty Faiqah, Muh. Nadjib, prasarana.
2016). Tahapan kedua adalah tahap
Diharapkan dari kegiatan ini UMKM pelaksanaan. Kegiatan kuliah kerja nyata
di Karanganyar Gunung tetap bisa bertahan (KKN) ini di laksanakan dalam bentuk
dan melanjutkan usahanya bahkan lebih sosialisasi. Sosialisasi ini dilaksanakan
berkembang nantinya. dalam dua hari. Hari pertama 18 Juli 2020
dilakukan sosialisasi ke lokasi UMKM.
METODE UMKM ini antara lain: tas rajut, kerupuk
Permasalahan utama adalah pada gendar (opak), tahu bakso, dan sambel abon
pemilik UMKM yaitu penurunan penjualan jambal yang berlokasi di kelurahan
produk UMKM dimasa pandemi COVID- Karanganyar Gunung. Pada hari kedua 19
19 Kelurahan Karanganyar Gunung. Juli 2020 juga dilakukan sosialisasi ke
lokasi UMKM diantaranya UMKM egg Sosisalisasi Kuliah Kerja Nyata
roll, dan batik Putra Azka. Kegiatan (KKN) kepada masyarakat yang dilakukan
sosialisasi tersebut berupa kunjungan secara oleh Tim dari kelurahan karanganyar
langsung ke setiap UMKM dengan Gunung, kelurahan Kaliwiru dan kelurahan
melakukan diskusi, tanya jawab mengenai Wonotingal di kecamatan Candisari, Kota
sosial media serta praktik dan pengambilan Semarang diikuti oleh 6 pemilik UMKM di
video. Praktik yang dimaksud yaitu praktik kelurahan Karanganyar Gunung. Kegiatan
produksi dari produk UMKM yang ini berlangsung selama dua hari. Pada hari
nantinya akan menjadi video pengenalan pertama tanggal 18 Juli 2020 dilakukan
UMKM dari Kelurahan Karanganyar sosialisasi ke UMKM tas rajut, kerupuk
Gunung dimedia sosial sebagai sarana gendar (opak), tahu bakso dan sambel abon
pengenalan dan pemasaran kembali produk jambal.
UMKM dimasa pandemi. Dalam kegiatan ini peserta sosialisasi
Tahap terakhir adalah tahap adalah pemilik UMKM langsung, dengan
produknya yang berupa kerajinan tangan,
Evaluasi. Tahap ini merupakan tahapan
makanan dan minuman, seperti tas rajut,
terakhir dalam kegiatan kuliah kerja nyata
dompet, aksesoris perhiasan, kerupuk
(KKN) ini. Evaluasi tersebut berupa : a)
gebdar (opak), tahu bakso dan makanan
mendata UMKM yang terdampak COVID-
ringan lainnya. Beberapa dari pemilik
19. b) menilai tingkat keaktifan pemilik
UMKM masih menggunakan cara
UMKM dalam kegiatan sosialisasi. c)
pemasaran konvensional tanpa
menilai respon pengguna sosial media
memanfaatkan media sosial. Selanjutnya
terhadap video pengenalan UMKM
pada hari kedua tanggal 19 Juli 2020
kelurahan Karanganyar Gunung. Adapun dilakukan sosialisasi ke UMKM egg roll
diagram alir kegiatan ini dapat dilihat pada dan batik Putra Azka.
gambar 1. Hari pertama hingga kedua seluruh
pemilik UMKM dapat ditemui sehingga
presentasi kehadiran sosialisasi ini adalah
100%. Selama kegiatan berlangsung
pemilik UMKM sangat antusias dan aktif
mengikuti sosialisasi. Mereka dengan
sungguh-sungguh dan penuh perhatian
memperhatikan materi yang disampaikan
oleh pengisi materi. Pada saat tanya jawab,
apabila ada hal-hal yang kurang dipahami
oleh pemilik UMKM, mereka langsung
menanyakannya. Bagi para pemilik UMKM
di Kelurahan Karanganyar Gunung, Kota
Semarang, pemanfaatan media sosial ini
sangat menarik dan bermanfaat untuk
meningkatkan penjualan mereka di masa
pandemi COVID-19. Berdasarkan
pengamatan dari tim kuliah kerja nyata
(KKN) UNNES, para pemilik UMKM
Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan hanya beberapa saja yang sudah
Kegiatan menggunakan media sosial seperti
Instagram untuk mengenalkan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN memasarkan produk mereka.
Tabel 2. Pemasaran UMKM
Pemasaran Hasil evaluasi dari tim kuliah kerja
Media nyata (KKN) kepada masyarakat mengenai
No UMKM Sosial sosialisasi memanfaatkan media sosial
Konvensional
(Instagr sebagai sarana pengenalan dan pemasaran
am) sudah baik. Para pemilik UMKM di
1 Tas Kelurahan Karanganyar Gunung sangat
v v
Rajut menyambut dengan baik kegiatan yang
2 Opak v diselenggarakan. Respon pengguna sosial
3 Tahu media Youtube mengenai video UMKM
v v Kelurahan Karanganyar Gunung sangat
Bakso
4 Sambel baik, hal tersebut terbukti dari tanggapan
v berupa penonton (viewers), suka (like) dan
Abon
5 Egg komentar (comment) di video tersebut.
v
Roll
6 Batik
Putra v v
Aska

Peserta sosialisasi menyambut dengan


baik kegiatan ini dan mereka berharap
kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan
mengunggah ke sosial media Youtube.
Gambar 2. Video UMKM Karanganyar
Setelah diberikan sosialisasi, para pemilik
Gunung
UMKM mengakui bahwa mereka merasa
(https://www.youtube.com/watch?v=YFAY_7dL6
mendapatkan wawasan dan pengetahuan
7Q&t=2s)
baru dalam pemanfaatan media sosial
Harapannya dengan adanya sosialisasi
Youtube sebagai upaya mengenalkan dan
pemanfaatan media sosial untuk
memasarkan produk mereka secara global.
mengenalkan dan memasarkan produk di
Selain itu mereka dapat lebih memahami
masa pandemi COVID-19 dapat
peranan media sosial dalam meningkatkan
mempertahankan dan melanjutkan usaha
jangkauan pemasaran.
UMKM di kelurahan Karanganyar Gunung.
Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) Sehingga tidak hanya bertahan di masa
yang dilaksanakan oleh tim dari berbagai pandemi tapi juga bertahan disegala kondisi
fakultas di Universitas Negeri Semarang ini serta dapat memperluas jaringan produk
telah berhasil dalam upaya menambah mereka.
wawasan dan pengetahuan kepada pemilik Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) ini
UMKM di kelurahan Karanganyar Gunung
dapat berhasil dikarenakan mendapat
dalam memanfaatkan media sosial Youtube
untuk mengenalkan dan memasarkan dukungan dengan faktor-faktor seperti : 1)
produk mereka di masa pandemi COVID- Adanya arahan dari perangkat Kecamatan
19. Hal ini dapat di lihat dari frekuensi Candisari, Kota Semarang, 2) Adanya
kesediaan para pemilik UMKM selama dukungan dari masyarakat setempat,
sosialisasi sebesar 100%. Hasil sosialisasi khususnya para pemilik UMKM di
berupa ketersediaan pemilik UMKM agar Kelurahan Karanganyar Gunung, 3) Semua
produk mereka dapat dimuat di sosial
pemilik UMKM dan juga mahasiswa kuliah
media Youtube. Video UMKM kelurahan
Karanganyar Gunung telah di unggah ke kerja nyata (KKN), menyadari bahwa
media sosial Youtube pada tanggal 20 kepentingan dan manfaat sosialisasi ini
Agustus 2020. adalah dalam rangka untuk menjaga
penjualan produk UMKM di masa pandemi Youtube Sebagai Sarana Komunikasi
COVID-19 dengan pemanfaatan media Bagi Komunitas Makassarvidgram.
Jurnal Komunikasi KAREBA, 5(2),
sosial. Hingga nantinya diharapkan produk
259–272.
UMKM dapat bertahan dan melanjutkan Khairil Hamdi. (2019). Pengembangan
usahanya bahkan lebih meluas. Usaha Kuliner Home Industri Sebagai
Peluang Kaum Perempuan Menuju
Industri Kreatif. Dinamisia : Jurnal
KESIMPULAN Pengabdian Kepada Masyarakat, 3,
Berdasarkan hasil pada kegiatan 110–116.
pengabdian diatas maka dapat disimpulka https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i
bahwa seluruh peserta sangat antusias 2.2867
Manumpil, B., Ismanto, Y., & Onibala, F.
dalam mengikuti kegiatan yang (2015). Hubungan Penggunaan Media
berlangsung dilihat dari frekuensi kesediaan Sosial. ejournal Keperawatan,
para pemilik UMKM selama sosialisasi 3(November), 1–6.
Oktarina, N., & Widodo, J. (2019).
sebesar 100%. Bertambahnya wawasan dan
Penguatan umkm Melalui Pemanfaatan
pengetahuan dari pemilik UMKM dalam Media Sosial untuk Meningkatkan
memanfaatkan media sosial sebagai sarana Jangkauan Pemasaran di Kecamatan
untuk mengenalkan dan memasarkan Toroh purwodadi. Jurnal Abdimas,
23(2), 170–174.
produk UMKM pada masa pandemi
Rochani, A. (2017). Strategi Pengembangan
COVID-19. Hasil lain juga diperoleh dari Industri Kreatif Dalam Mewujudkan
video yang diunggah ke sosial media Kota Cerdas. Inovasi Dalam
Youtube telah mendapatkan respon yang Pengembangan, 81–93.
Stellarosa, Y., Firyal, S., & Ikhsano, A.
baik berupa penonton (viewers), suka (like) (2018). PEMANFAATAN YOUTUBE
dan komentar (comment) dan respon SEBAGAI SARANA
tersebut akan terus bertambah selama video TRANSFORMASI MAJALAH
tersebut masih berada di kanal Youtube. HIGHEND. LUGAS Jurnal
Komunikasi, 2, 59–68.
Untuk kedepannya diperlukan dukungan https://doi.org/10.31334/ljk.v2i2.263
pemerintah setempat diperlukan untuk Suci, Y. R., Tinggi, S., & Ekonomi, I.
mempertahankan dan mensejahterakan para (2017). Perkembangan UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah) di Indonesia.
pelaku UMKM agar tetap berkembang
Jurnal Ilmiah fakultasi Ekonomi, 6(1),
bahkan lebih besar. Karena hal ini juga 51–58.
dapat berdampak bagi Kelurahan Supriyanto. (2006). Pemberdayaan Usaha
Karanganyar Gunung sendiri untuk menjadi Mikro, Kecil, Dan Menengah(UMKM)
Sebagai Salah Satu Upaya
kelurahan yang produktif dengan adanya
Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
produk UMKM yang beragam tersebut. Ekonomi Pndidikan, 3(1), 1–16.
Valerisha, A., & Putra, M. A. (2020).
DAFTAR PUSTAKA Pandemi Global Covid-19 Dan
Problematika Negara-Bangsa:
Bima Jati, B. J., & Putra, G. R. A. (2020). Transparansi Data Sebagai Vaksin
Optimalisasi Upaya Pemerintah Dalam Socio-Digital? Jurnal Ilmiah
Mengatasi Pandemi Covid 19 Sebagai Hubungan Internasional, 0(0), 131–
Bentuk Pemenuhan Hak Warga 137.
Negara. SALAM: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, 7(5).
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.153
16
Fatty Faiqah, Muh. Nadjib, A. S. A. (2016).

Anda mungkin juga menyukai