DISUSUN OLEH :
NIM : 2019112041
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAAN
A.Kesimpulan ...................................................................................18
B. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..20
BAB I
PENDAHULUAN.
Latar Belakang
terjadinya korupsi, namun faktor tersebut berpusat pada satu hal yakni
“toleransiterhadap korupsi”. Kita lebih banyak wicara dan upacara ketimbang
aksi.Mencermati faktor penyebab korupsi sangat tepat sebagai langkah awal
bergerakmenuju pemberantasan korupsi yang riil.Korupsi di tanah negeri, ibarat
“warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetaplestari sekalipun diharamkan oleh
aturan hukum yang berlaku dalam tiap ordeyang datang silih berganti.Hampir
semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan, penyebab
korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor
internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedangfaktor
eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebabdari
luar.Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya
keimanan,kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup
konsumtifdan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang
untuk berperilaku korup.Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi
misalnya pendapatan ataugaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya
instabilitas politik,kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan,
aspek managemen &organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi,
aspek hukum, terlihatdalam buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya
penegakkan hukum
B. Rumusan Masalah
TujuanAdapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan ini adalah sebagai
berikut.
PEMBAHASAN
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal daridalam diri
pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatakan Yamamah bahwaketika
perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yangma
1.Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapatdilihat
ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegangkekuasaan,
bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan. Perilaku korupseperti
penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi. Terkaitdengan
hal itu Terrence Gomes (2000) memberikan gambaran bahwa politik uang( money
politik) sebagaiuse of money and material benefits in the pursuit of political
influence.
Menurut Susanto korupsi pada level pemerintahan adalah dari sisi penerimaan,
pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pencurian barang- barang publik
untuk kepentingan pribadi, tergolong korupsi yang disebabkan olehkonstelasi
politik (Susanto: 2002). Sementara menurut De Asis, korupsi politikmisalnya
perilaku curang (politik uang) pada pemilihan anggota legislatif ataupun pejabat-
pejabat eksekutif, dana ilegal untuk pembia-yaankampanye,penyelesaiankonflik
parlemen melalui cara-cara ilegal dan teknik lobi yang menyimpang (DeAsi :
2000).5.Penelitian James Scott (Mochtar Mas’oed: 1994) mendiskripsikan
bahwadalam masyarakat dengan ciri pelembagaan politik eksklusif dimana
kompetisi politik dibatasi pada lapisan tipis elit dan perbedaan antar elit lebih
didasarkan pada klik pribadi dan bukan pada isu kebijakan, yang terjadi pada
umumnyadesakan kultural dan struktural untuk korupsi itu betul-betul terwujud
dalamtindakan korupsi para pejabatnya.Robert Klitgaard (2005) menjelaskan
bahwa proses terjadinya korupsidengan formulasi M+D.
, D adalahdiscretionary(kewenangan),
A adalah accountability
Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan
dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansihukum, mudah
ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil;rumusan yang
dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun yang lebihtinggi). Sanksi yang
tidak equivalen dengan perbuatan yang dilarang sehinggatidak tepat sasaran serta
dirasa terlalu ringan atau terlalu berat; penggunaankonsep yang berbeda-beda
untuk sesuatu yang sama, semua itu memungkinkansuatu peraturan tidak
kompatibel dengan realitas yang ada sehingga tidakfungsional atau tidak produktif
dan mengalami resistensi.Penyebab keadaan ini sangat beragam, namun yang
dominan adalah:Pertama, tawar-menawar dan pertarungan kepentingan antara
kelompok dangolongan di parlemen, sehingga memunculkan aturan yang bias dan
diskriminatif.Kedua, praktek politik uang dalam pembuatan hukum berupa suap
menyuap(political bribery) utamanya menyangkut perundang-undangan di
bidangekonomi dan bisnis. Akibatnya timbul peraturan yang elastis dan multi
tafsir sertatumpang-tindih dengan aturan lain sehingga mudah dimanfaatkan.
3.Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi.Hal itu
dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupikebutuhan.
Pendapat ini tidak mutlak benar karena dalam teori kebutuhanMaslow,
sebagaimana dikutip oleh Sulistyantoro, korupsi seharusnya hanyadilakukan oleh
orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang paling bawah danlogika lurusnya
hanya dilakukan oleh komunitas masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup.
Namum saat ini korupsi dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi
(Sulistyantoro : 2004).Pendapat lain menyatakan bahwa kurangnya gaji dan
pendapatan pegawainegeri memang merupakan faktor yang paling menonjol
dalam arti menyebabkanmerata dan meluasnya korupsi di Indonesia dikemukakan
pula oleh Guy J. Pauker(1979) yang menyatakat sebagai berikut:
Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuksistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korbankorupsi
atau di mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsikarena
membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi (Tunggal2000).
Bilamana organisasi tersebut tidak membuka peluang sedikitpun bagiseseorang
untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak akan terjadi. Aspek-aspek penyebab
terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi ini meliputi: (a)kurang adanya
teladan dari pimpinan, (b) tidak adanya kultur organisasi yang benar, (c) sistem
akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai, (d)manajemen cenderung
menutupi korupsi di dalam organisasinya. Terkait denganitu Lyman W. Porter
(1984) menyebut lima fungsi penting dalam TujuanOrganisasi (organizational
goals): (1) focus attention (perhatian yang focus); (2) provide a source of
legitimacy (menyediakan sumber legitimasi); (3) affect the structure of the
organization (mempengaruhi struktur organisasi); (4) serve as a standard
(pelayanan standar); (5) provide clues about the organization(memberikan
petunjuk tentang organisasi). Focus attention,dapat dijadikan oleh para anggota
sebagai semacam guidelineuntuk memusatkan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
anggota-anggotadan organisasi sebagai kesatuan. Melalui tujuan organisasi, para
panggota dapatmemiliki arah yang jelas tentang segala kegiatan dan tetang apa
yang tidak, sertaapa yang harus dikerjakan dalam kerangka organisasi. Tindak
tanduk atas miskin. Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh kemiskinan,
tapi justrusebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh korupsi (Pope : 2003). Menurut
HenryKissinger korupsi politisi membuat sepuluh persen lainnya terlihat buruk.
Darikeinginan pribadi untuk keuntungan yang tidak adil, untuk
ketidakpercayaandalam sistem peradilan, untuk ketidakstabilan lengkap dalam
identitas bangsa, ada banyak faktor motivasi orang kekuasaan, anggota parlemen
termasuk warga biasa,untuk terlibat dalam perilaku korup.
4.Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuksistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korbankorupsi
atau di mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsikarena
membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi (Tunggal2000).
Bilamana organisasi tersebut tidak membuka peluang sedikitpun bagiseseorang
untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak akan terjadi. Aspek-aspek penyebab
terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi ini meliputi: (a)kurang adanya
teladan dari pimpinan, (b) tidak adanya kultur organisasi yang benar, (c) sistem
akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai, (d)manajemen cenderung
menutupi korupsi di dalam organisasinya. Terkait denganitu Lyman W. Porter
(1984) menyebut lima fungsi penting dalam TujuanOrganisasi (organizational
goals): (1) focus attention (perhatian yang focus); (2) provide a source of
legitimacy (menyediakan sumber legitimasi); (3) affect the structure of the
organization (mempengaruhi struktur organisasi); (4) serve as a standard
(pelayanan standar); (5) provide clues about the organization(memberikan
petunjuk tentang organisasi). Focus attention,dapat dijadikan oleh para anggota
sebagai semacam guidelineuntuk memusatkan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
anggota-anggotadan organisasi sebagai kesatuan. Melalui tujuan organisasi, para
panggota dapatmemiliki arah yang jelas tentang segala kegiatan dan tetang apa
yang tidak, sertaapa yang harus dikerjakan dalam kerangka organisasi. Tindak
tanduk ataskegiatan dalam organisasi, oleh karenanya senantiasa berorientasi
kepada tujuanorganisasi, baik disadari maupun tidak.Dalam fungsinya sebagai
dasar legitimasi atau pembenaran tujuanorganisasi dapat dijadikan oleh para
anggota sebagai dasar keabsahan dankebenaran tindak-tindakan dan keputusan-
keputusannya. Tujuan oraganisasi juga berfungsi menyediakan pedoman-pedoman
(praktis) bagi para anggotanya. Dalamfungsinya yang demikian tujuan organisasi
menghubungkan para anggotanyadengan berbagai tata cara dalam kelompok. Ia
berfungsi untuk membantu paraanggotanya menentukan cara terbaik dalam
melaksanakan tugas dan melakukansuatu tindakan.Standar tindakan itulah yang
akan menjadi tolok ukur dalam menilai bobotsuatu tindakan. Mengapa? Karena
sebuah organisasi dapat berfungsi dengan baik,hanya bila anggotanya bersedia
mengintegrasikan diri di bawah sebuah polatingkah laku (yang normatif),
sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan bersamahanya mungkin apabila
anggota-anggota bersedia mematuhi dan mengikuti“aturan permainan” yang telah
ditentukan. Di sinilah letaknya bila kurang ada teladan dari pimpinan bisa memicu
perilaku korup.Fenomena korupsi di atas menurut Baswir (Baswir: 1996) pada
dasarnya berakar pada bertahannya jenis birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi
ini,dilakukannya korupsi oleh para birokrat memang sulit dihindari. Sebab kendali
politik terhadap kekuasaan dan birokrasi memang sangat
terbatas.Penyebablainnya karena sangat kuatnya pengaruh integralisme di dalam
filsafat kenegaraan bangsa ini, sehingga cenderung masih mentabukan sikap
oposisi. Karakteristiknegara kita yang merupakan birokrasi patrimonial dan
negara hegemonik tersebutmenyebabkan lemahnya fungsi pengawasan, sehingga
merebaklah budaya korupsiitu.Banyak kejadian justru para pengawas tersebut
terlibat dalam praktikkorupsi, belum lagi berkaitan dengan pengawasan ekternal
yang dilakukanmasyarakat dan media juga lemah, dengan demikian menambah
deretan citra buruk pengawasan yang sarat dengan korupsi.
(means)
Theory
Greeds
(keserakahan),
Opportunities
(kesempatan),
Needs
(kebutuhan) dan
Exposure
(pengungkapan).
Greed
Opportuniy
, hukuman yang dijatuhkan kepada para pelakukorupsi yang tidak memberi efek
jera pelaku maupun orang lain.
Dari beberapa uraian di atas, tindak korupsi pada dasarnya bukanlah peristiwa
yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat
kompleks. Faktor-faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelakukorupsi,
tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagiseseorang
untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara garis besar penyebab korupsi
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal danfaktor eksternal.
1.Faktor Internal
2.Faktor Eksternal
Pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku,
Aspek Organisasi
b. Aspek Ekonomi
c. Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yangdilakukan
untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuaidengan harapan
masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan denganmenggerakkan berbagai
aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaannegara sebagai suatu lembaga
yang diorganisasikan secara politik, melaluilembaga-lembaga yang dibentuknya.
Dengan demikian instabilitas politik.
1. Lemahnya pengawasan
D.Motivasi Korupsi
PENUTUP.
Kesimpulan
http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-pendidikan-anti-
korupsi_25.html , diakses tanggal 07 Nopember 2014Hermanto,
http://hermantoblog.blogspot.com/2010/12/motivasi-korupsi.html,,diakses
tanggal 07 Nopember 2014Manihai, Roy,
http://mapande.blogspot.com/2013/10/identifikasi-penyebab-terjadinya-
korupsi.
http://wawan-indonesia.blogspot.com/2012/06/korupsi-adalah-penyakit-
moral-bahkan.