Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Disusun Oleh :

Nama : Fairudzal Diana

NIM : 100183123

Prodi : S1 Ilmu Keperawatan_3C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2021/2022


SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Pokok Bahasan : Penyakit Demam Berdarah

Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Demam Berdarah

Sasaran : Warga RT:02 Desa Karang

Hari/tanggal : Minggu, 30 Mei 2021

Tempat : Rumah ketua RT:02 desa Karang

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Penyuluh : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus

A. LATAR BELAKANG

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai


penyakit yang endemis di masyarakat, terutama sangat berbahaya bagi kalangan anak-
anak. Penyebab penyakit ini adalah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus. Demam
dengue dapat menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan
demam berdrah dengue (DBD) dapat menyebabkan kebocoran plasma yang
mengakibatkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba (syok), hingga
bahkan kematian (Sukana, 2007).
Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan karena masih
banyak daerah yang endemik. Daerah endemik DBD pada umumnya merupakan sumber
penyebaran penyakit ke wilayah lain. Setiap kejadian luar biasa (KLB) DBD umumnya
dimulai dengan peningkatan jumlah kasus wilayah tersebut. Penyakit DBD mempunyai
perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang
meninggal akibat penanganannya yang terlambat. Demam berdarah dengue disebut juga
dengan dengue hemorragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue (DD), dan
dengue shock syndrome (DSS).
Penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus ini dapat menyerang siapa
saja, dari tingkat anak- anak hingga orang dewasa. Pada umumnya penderita demam
berdarah sebelumnya mengalami gejala yang sangat bervariasi. Mulai demam ringan
sampai gejala yang paling berat, seperti penderita mengalami muntah-muntah atau berak
darah. Biasanya penderita demam berdarah dialami oleh bayi atau anak-anak, ditandai
dengan ruam-ruam pada kulit (Warsidi, 2009).
Di Kabupaten Bantul pada tahun 2019 sampai saat ini sudah tercatat 1087 kasus
positif DBD. Hal itu merupakan laporan dari 27 Puskesmas di Kabupanten Bantul.
Sedangkan sampai saat ini kasus positif DBD di Srandakan ada 18. Musim hujan yang
menyebabkan banyaknya genangan air, diterangai menyebabkan banyak genangan air,
diterangai menjadi penyebab utama kembali meningkatnya kasus DBD tersebut. Kasus
demam berdarah di Bantul hampir merata terjadi di seluruh wilayah Bantul, terutama
kecamatan dengan padat penduduk yang berbatasan dengan wilayah kota Yogyakarta
(Dinkes Bantul, 2019).
Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan nomor
92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
581/ MENKES/SK/1992, dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan
gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD
dengan memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat
surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa
(KLB) DBD. Manajemen pengendalian vektor secara umum diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor (KMK 581/MENKES/SK/VII/1992).
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum tersedia,
maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan pengendalian
vektor penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor ini dapat dilakukan dengan
pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus. Pencegahan penyakit demam berdarah melalui
program kebersihan lingkungan, yakni memutus mata rantai sebaran nyamuk penyebab
demam berdarah (Warsidi, 2009).
Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.
Gerakan 3M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN. PSN dilakukan
minimal satu minggu sekali agar rumah bebas dari jentik nyamuk. Rumah bebas jentik
sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi (Atikah, 2012).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
diharapkan warga mengetahui tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan warga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Mengetahui penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
4. Mengetahui cara pencegahan Demam Berdarah Dengue

C. POKOK MATERI (TERLAMPIR)

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


A. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
B. Pengorganisasian
1. Pembawa materi : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus
2. Kegiatan Penyuluhan :
NO. TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA

1. Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam Lisan


2. Memperkenalkan diri
3. Menggali
pengetahuan
keluarga pasien
tentang
Demam
Berdarah Dengue
4. Menjelaskan tujuan
5. Membuat kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 25 menit 1.Mampu menjelaskan
pengertian demam Leaflet
berdarah dengue
2.Mampu
menyebutkan
penyebab demam
berdarah dengue
3.Mampu
menyebutkan tanda
dan gejala demam
berdarah dengue
4.Mampu menjelaskan
cara pencegahan
demam berdarah
dengue

3. Penutup 10 menit 1. Evaluasi


2. Menyimpulkan materi Lisan
3. Members kesempatan
untuk bertanya
4. Memberi salam
penutup

E. SETTING TEMPAT KETERANGAN

: Penyuluh
: Audiensi

F. MEDIA DAN SUMBER

a. Media
- Leafleat
- Ppt
b. Sumber
 Mansjoer, Arif, dkk. 2011.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1.Jakarta:
Media Aesculapius
 Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit . Jakarta : EGC
 Suwarsono H : Berbagai cara pemberantasan jentik Ae. Aegypti. Cermin
DuniaKedokteran 2012; 119 : 32-3.
 Brunner & Suddarth (2012), Keperawatan Medikal Bedah,volume 2, Jakarta;
EGC2.Buku Ajar Penyakit Dalam. (2015). Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK
UIEffendi, 1995, Perawatan Pasien DHF, Jakarta : EGC.

G. KRITERIA EVALUASI

1. Kriteria Struktur
b. Proposal pendidikan kesehatan yang berisi Satuan Acara Penyuluhan relay siap
sebelum kegiatan dimulai.
c. Kontrak waktu, tempat Dan topik Dengan dosen dan siswa
d. Tempat dan media telah siap sebelum kegiatan dimulai
e. Penyaji materi telah siap memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan
f. Waktu dan tempat sesuai yang telah ditentukan
g. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluh beerperan sesuai perannya
b. Kegiatan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah
ditentukan
c. Adanya Tanya jawab dan feed back
d. Media dapat digunakan secara efektif
e. Penyuluh mampu melakukan evaluasi sesuai tujuan yang ingin dicapai
3. Kriteria Hasil
a. Mampu menjelaskan pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Mampu menyebutkan penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
d. Mampu menjelaskan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

LAMPIRAN MATERI
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. PENGERTIAN
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada
anak dan dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan dapat menyebabkan
perdarahan.

B. PENYEBAB
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Meskipun dapat juga
ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. DBD
ini banyak di temukan di daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi.
Sebab nyamuk akan mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air.
Umumnya sering terjadi di daerah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang
saat ini menjadi masalah utama di negeri kita ini.
C. TANDA DAN GEJALA

1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri


pada persendiaan,serta sakit kepala.
2. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit dan
mimisan (epistaksis).
3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning,ada mual dan
muntah.
4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang.
Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.
TANDA BAHAYA DBD :

a. Perdarahan gusi

b. Muntah darah

c. Penderita tidak sadar


d. Denyut nadi tidak teraba

D. CARA PENCEGAHAN
Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti)
harus diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara yang tepat
dalam pencegahan penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektornya,
yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah
memberantas jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal
dengan Pem berantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena
tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-
tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara
teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.
` PSN-DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut :

NYAMUK Fogging (dengan insektisida)


DEWASA

JENTIK Kimia Fisika Biologi


NYAMUK

Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)

Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.

2. Fisik
3. Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3
M plus :
a. Menguras bak mandi
b. Menutup tempat penampungan air
c. Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat digenangi air
seperti ban bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air dsb.
d. Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian
e. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang
sejenis seminggu sekali.
f. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
g. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.
h. Menaburkan bubuk Larvasida.
i. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.
j. Memasang kawat kasa.
k. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
l. Menggunakan kelambu.
m. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

4. Biologi
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif
mengendalikan nyamuk .

Anda mungkin juga menyukai