Anda di halaman 1dari 9

Universitas Pamulang S-1 Manajemen

PERTEMUAN XII
PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai mahasiswa diharapkan dapatmeng-
identifikasikan program-program kesehatan dan keselamatan kerja, serta
mendeteksi penyebab terjadinya kecelakaan kerja.

B. Uraian Materi

1. Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Karyawan yang sehat jasmani dan rohani merupakan aset yang
berharga.Untuk itu diperlukan berbagai macam fasilitas pendukung
keselamatan dan kesehatan karyawan.Dalam untuk menyediakan fasilitas
keselamatan dan kesehatan karyawan di perusahaan, para manajer
perusahaan harus menentukan sistem keselamatan karyawan dengan baik.
Ada tiga penyebab pokok terjadinya kecelakaan yaitu: peristiwa-peristiwa
secara kebetulan,kondisi kondisi dan tindakan-tindakan dan perbuatan-
perbuatan yang membahayakan.
Di samping itu, sistem kesehatan yang dirancang perusahaan diharapkan
dapat memuaskan karyawannya, untuk itu para manajer perlu
memerhatikan adanya pergeseran paradigma dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan.Sistem kesehatan dibagi menjadi pembiayaan
kesehatan dan pelayanan kesehatan.

a. Pembiayaan Kesehatan
Biaya kesehatan adalah sejumlah dana yang disediakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan. Biaya ini diperoleh health
provider untuk investasi biaya operasional, dan health consumer untuk
imbal jasa pelayanan. Jumlah dana pembiayaan harus cukup untuk
membiayai upaya kesehatan yang telah direncanakan. Jika biaya tidak
mencukupi maka jenis dan bentuk pelayanan kesehatannya harus
diubah sehingga sesuai dengan biaya yang disediakan. Distribusi atau
penyebaran dana perlu disesuaikan dengan prioritas. Suatu
perusahaan yang unit kerjanya banyak dan tersebar perlu ada
perencanaan alokasi dan yang akurat. Perusahaan yang
memungkinkan pekerjanya, harus memberikan dana pelayanan
kesehatan masyarakat yang tidak kalah penting dibandingkan dana
untuk pelayanan ke dokter. Penyedia fasilitas kesehatan di perusahaan
perlu dimonitor dan jika kurang bermanfaat, pengaturannya harus
diubah.
b. Pelayanan Kesehatan

143
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Pelayanan kesehatan (health service) adalah upaya yang


diselenggarakan oleh organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Aktivitas yang berdampak pada bidang kesehatan tetapi bukan
merupakan pelayanan kesehatan tersebut sebagai health related
activities. Perusahaan yang mempunyai banyak karyawan jika yang
memungkinkan karyawannya di suatu daerah, sebaiknya menentukan
jenis atau bentuk pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada
karyawannya, baik berupa layanan kedokteran (medical service) dan
atau pelayanan kesehatan masyarakat (public health service).
Suatu pelayanan kesehatan perusahaan dapat dikatakan baik jika
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
- Tersedia (available), yaitu perusahaan harus menyediakan
pelayanan kesehatan untuk karyawannya dengan cara mempunyai
poliklinik atau rumah sakit rujukan, jika tidak menyerahkannya
kepada pihak ketiga.
- Wajar (appropriate), yaitu pelayanan harus sesuai dengan
kebutuhan misalnya suatu perusahaan tambang harus
menyediakan pelayanan bedah, karena kemungkinan akan sering
terjadi kecelakaan kerja akibat penggunaan alat-alat berat. Dengan
pengadaan keselamatan kerja yang baik dan bermanfaat seakan
pemborosan, namun dari segi manfaat akan lebih besar.
- Berkesinambungan (continue), yaitu pelayanan kesehatan yang
memerlukan kelanjutan harus diberikan berkesinambungan.
Pemeriksaan kesehatan berkala harus dilakukan, sehingga
keadaan kesehatan karyawan dapat dipantau secara kontinu.
- Dapat diterima (acceptable), yaitu suatu perusahaan besar dengan
laba yang besar tentu saja tidak layak jika memberikan fasilitas
kesehatan yang minimal. Itu berarti pelayanan tidak acceptable.
Sedangkan perusahaan yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar, dapat memberikan pelayanan yang
minimal namun dengan memberikan penjelasan kepada
karyawannya.
- Dapat dicapai (accessible), yaitu pelayanan kesehatan yang
diupayakan harus mudah dicapai. Karyawan yang alokasi kerjanya
jauh dari tempat Fasilitas Kesehatan harus mendapat jemputan
untuk pemeriksaan kesehatan atau jika ada kecelakaan harus bisa
cepat dijemput dengan ambulans.
- Terjangkau (affordable), yaitu perusahaan memilih layanan
kesehatan sesuai standar dan harganya terjangkau oleh
perusahaan. Banyak cara untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien, namun tidak setiap cara cocok
untuk setiap perusahaan.

2. Alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

144
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Masalah keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan adalah sangat


penting bagi para manajer karena beberapa alasan.Seorang ahli dalam
bidang keselamatan kerja Willie Hammer mengatakan bahwa program
keselamatan kerja diadakan karena tiga alasan yang penting, yaitu alasan
berdasarkan perikemanusiaan, alasan berdasarkan undang-undang, dan
alasan ekonomis.
a. Alasan berdasarkan prikemanusiaan
Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas
dasar peri kemanusiaan yang sesungguhnya.Mereka melakukan
demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit, dan
pekerja yang menderita luka serta keluarganya sering diberi penjelasan
mengenai akibat kecelakaan.
b. Alasan berdasarkan undang-undang
Ada juga alasan mengadakan program keselamatan kerja berdasarkan
undang-undang. Pada waktu sekarang di Amerika Serikat terdapat
undang-undang federal, undang-undang negara bagian dan undang-
undang kota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi
mereka yang melanggar menjatuhkan denda
c. Alasan ekonomis
Akhirnya ada alasan ekonomis untuk menjadi sadar akan keselamatan
kerja karena biaya kecelakaan dapat sangat besar bagi perusahaan.

3. Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Departemen tenaga kerja Republik Indonesia mengharapkan bahwa upaya
pencegahan kecelakaan adalah merupakan program terpadu koordinasi
dari berbagai aktivitas, pengawasan yang terarah yang didasarkan atas
sikap, pengetahuan, dan kemampuan. Beberapa ahli telah
mengembangkan teori pencegahan kecelakaan di kenal dima tahapan atau
pendekatan pokok (I Komang A. dkk, 2012), yaitu :
a. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Pada era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan
penerapan prinsip manajemen modern, masalah upaya pencegahan
kecelakaan tidak mungkin dilakukan oleh orang per orang atau secara
pribadi, namun memerlukan keterlibatan banyak orang berbagai jenjang
dalam organisasi yang memadai.Organisasi itu dapat berbentuk
struktural seperti safety department (Departemen K3), fungsional seperti
safety commitee (panitia pembina K3).
b. Menemukan fakta dan masalah. Dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan
melalui survey, inspeksi, observasi, investigasi dan review of record.
c. Analisis.
Tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau masalah yang ditemukan
dapat dicari solusinya. Fase ini, analisis harus dapat dikenali berbagai
hal antara lain : sebab utama masalah tersebut, tingkat kekerapannya,
lokasi, kaitanya dengan manusia maupun kondisi. Analisis ini bisa saja
menghasilkan suatu atau lebih alternatif pemecahan.
d. Pemilihan atau penetapan alternatif (pemecahan).

145
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Dari berbagai alternatif pemecahan perlu diadakan seleksi untuk


ditetapkan satu yang benar-benar efektif dan efisiensi serta dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Pelaksana.
Jika sudah dipilih alternatif pemecahan maka harus diikuti dengan
tindakan dari keputusan penetapan tersebut. Dalam proses pelaksanaan
dibutuhkan adanya kegiatan pengawasan agar tidak terjadi
penyimpangan.

4. Penyebab Kecelakaan Kerja


Menurut Dale S Beach dalam Sunyoto (2013:243), mengatakan "An
accident is really an unexpected occurence that intterupts the regular
progress of an activity" artinya sesungguhnya suatu kecelakaan adalah
suatu kejadian atau suatu peristiwa yang tidak diharapkan di yang
melintang di atau mengganggu jalannya kegiatan biasa.
Sebenarnya suatu kecelakaan adalah apa saja yang tidak direncanakan
atau tidak diadakan untuk perubahan atau penyimpangan dari apa yang
diharapkan. Kecelakaan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang negatif
atau yang tidak menguntungkan.Banyak kecelakaan terjadi tanpa
mengakibatkan luka.
a. Kondisi dan tindakan yang membahayakan.
1) Kondisi yang membahayakan merupakan sebab besar utama
daripada kecelakaan. Kondisi demikian antara lain adalah :
2) Perlengkapan yang menjaganya kurang baik
3) Perlengkapan yang sudah rusak
4) Susunan atau prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau sekitar
mesin atau perlengkapan.
5) Tempat penyimpanan yang membahayakan, tahu banyak muatan.
6) Penerapan yang kurang memadai cahaya kurang, atau tidak cukup,
atau menyilaukan.
7) Ventilasi yang kurang baik, pergantian udara tidak cukup.
b. Perbuatan-perbuatan yang membahayakan
Ada sedikit ke ragu-ragu and bahwa tindakan tindakan yang
membahayakan merupakan penyebab kecelakaan yang utama dan
orang-orang lah yang menyebabkan tindakan-tindakan yang
membahayakan ini akibat adanya tindakan-tindakan membahayakan
seperti:
1) Menyelenggarakan pekerjaan tanpa wewenang.
2) Lalai menjamin perlengkapan ataupun memperingatkan karyawan
karyawan lain mengenai bahaya yang mungkin menimpa.
3) Lalai menggunakan pakaian atau alat pelindung pribadi yang aman
4) Melemparkan bahan-bahan
5) Bekerja dengan kecepatan yang membahayakan, terlalu cepat atau
terlambat.
6) Menggunakan perlengkapan yang membahayakan, atau
menggunakan perlengkapan secara tidak hati-hati.

146
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

7) Menggunakan prosedur-prosedur yang membahayakan dalam


pekerjaan memuat, menempatkan, mencampur, menggabungkan
dan sebagainya.

5. Hal-hal yang dapat Dilakukan untuk Mencegah Kecelakaan.


Sunyoto (2013:245) menjelaskan beberapa tindakan khusus yang dapat
dilakukan untuk mencegah kecelakaan adalah sebagai berikut:

Tabel 12.1
Sebab kesalahan dan tindakan pencegahan

Sebab Kesalahan Tindakan Pencegahan


1. Melaksanakan prosedur yang Yakinkan bahwea karyawan menerima
kurang baik prosedur yang harus diikutinya
2. Mengikuti prosedur yang salah Sebelum mengeluarkan perintah,
yakinkan bahwa perintah tersebut
sudah benar untuk kondisi
perlengkapan, operasi, lokasi dan
tempat
3. Gagal mengikuti prosedur yang Tinjau kembali prosedur-prosedur
telah ditentukan untuk menjamin agar karyawan dapat
menyelesaikannya tanpa mengalami
kesulitan.
4. Kurang memahami prosedur Dapatkan kepastian bahwa karyawan
memahami instruksi-instruksi yang
diterimanya.
5. Kurang menyadai bahaya atau Tunjukan tindakan-tindakan
resiko pencegahan yang harus dilakukan
6. Kurangnya alat-alat atau Menjamin bahwa alat-alat yang
perlengkapan yang sesuai direncanakan untuk tujuan tertentu
digunakan untuk tujuan tersebut dan
tersedia jika diperlukan.
7. Kegiatan-kegiatan terhambat Menjamin bahwa terlalu banyak orang
karena campur tangan diantara para tidak berusaha bekerja dalam bidang
karyawan yang sama pada waktu yang
bersamaan sehingga mereka saling
menggangu dan menyebabkan
timbulnya kecelakaan.
8. Kurangnya data guna mengambil Periksa perlengkapan selama proses
keputusan yang baik atau tepat pada seleksi untuk menjamin bahwa
waktu yang tepat karena alat-alat jalannya mesin tidak terlalu cepat bagi
yang salah. operator, yang mengakibatkan ia
berbuat kesalahan atau mengalami
kecelakaan.

147
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

9. Tidak dapat memusatkan Menjamin bahwa penjaga-penjaga dan


perhatian karena kondisi atau alat-alat lain diberikan jika diperlukan.
perlengkapan yang tidak baik
10. Gagal mengambil tindakan pada Perintah operator untuk memberitahu
waktu yang tepat karena alat-alat kepada menyelia atau karyawan
yang salah bidang pemeliharaan jika ada alat yang
salah.
11. Salah mencatat tanda kritis Beritahu operator sehingga ia
memahami arti setiap pemberitahuan.
12. Kelelahan Periksa tingkat kegaduhan, getaran,
suhu, kelembapan, dan perlengkapan
tempat kerja untuk meyakinkan bahwa
hal-hal tersebut tidak menyebabkan
pekerja menjadi lelah.
Sumber : Sunyoto (2013:245)

Sebagian besar para ahli meragukan bahwa ada "orang-orang yang mudah
mendapatkan kecelakaan" yang mengalami kecelakaan tanpa memandang
pekerjaannya. Sebaliknya tampaknya ada persetujuan diantara mereka
bahwa orang yang mudah mendapat kecelakaan dalam suatu pekerjaan
mungkin tidak demikian halnya dalam pekerjaan yang tidak sama. Misalnya
penglihatan atau ketajaman mata berhubungan dengan frekuensi
kecelakaan bagi pekerjaan sopir dan operator mesin, tetapi mungkin tidak
demikian halnya bagi pekerjaan lain, seperti pekerjaan akuntan.

6. Program Keselamatan Kerja


Beragama selamatan kerja diketik berat kan pada penanganan kecelakaan
kerja dan upaya untuk menghindarinya. Program keselamatan kerja
terbentuk dari unsur (Hashto dan Meilan, 2007), yaitu:
a. Dukungan manajemen puncak
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kuat antara dukungan
manajemen puncak dan berkurangnya pekerja yang cedera.Bentuk
dukungannya adalah kehadiran dalam pertumbuhan pertemuan tentang
urgensi keselamatan kerja mengadakan rapat dengan dewan direksi
tentang pentingnya K3.
b. Pengangkatan kepala keselamatan kerja
Harus dapat menyeimbangkan pendekatan personalia dan pendekatan
rekayasa.
c. Apa rekayasa and suatu pabrik dan operasi yang aman
Tersedianya alat-alat mekanis untuk penanganan bahan-
bahan.Peralatan yang berbahaya harus ditempatkan sejauh
mungkin.Tempat kerja harus bersih, di terangi dengan baik, diberi
ventilasi.Prosedur kerja dan peraturan kerja untuk mencegahnya human
error.
d. Pendidikan bagi karyawan untuk bertindak secara aman

148
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Pengarahan soal pengangkatan karyawan oleh pimpinan.Pelatihan kerja


(titik-titik berbahaya dari operasi mesin).Arahan harian oleh supervisor.
e. Pengadaan dan penyampaian catatan
Jumlah peristiwa kecelakaan kerja, penyakit, maupun kematian yang
disebabkan oleh pekerjaan.
f. Analisis penyebab kecelakaan kerja
Sebab-sebab mekanis yaitu perlengkapan, peralatan mesin, bahan-
bahan, dan lingkungan kerja yang tidak berfungsi secara
normal.Sedangkan sebab-sebab manusiawi, yaitu kurang hati-hati,
melamun, obat-obat terlarang, supervisor yang memakan waktu latihan
latihan waktu latihan latihan dan kejenuhan.

7. Program Kesejahteraan
Tunjangan dan pemberian berbagai fasilitas disebut dengan berbagai
macam istilah seperti banefit and servis, program-program kesejahteraan
program-program pelayanan kompensasi pelengkap dan lain-lain. Apapun
istilah yang digunakan, maksud dan tujuan pemberiannya sama yaitu untuk
membantu karyawan memenuhi kebutuhannya di luar kebutuhan ras adil,
kebutuhan fisik dalam upaya meningkatkan komitmen karyawan kepada
organisasi, meningkatkan produktivitas kerja, mengurangi perputaran kerja,
dan mengurangi gangguan untuk rasa sebagai faktor yang sangat penting
dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi.
Program kompensasi ini meskipun sangat besar biayanya bahkan dapat
melebihi biaya gaji dan upah, serta sangat luas diterapkan dalam berbagai
organisasi perusahaan. Hal ini dapat dipahami karena disamping beberapa
keuntungan di atas, dari sudut pandang organisasi, biaya dikeluarkan
khususnya untuk fasilitas pelayanan seperti sarana sarana olahraga, sarana
pelayanan kesehatan, dan sarana tempat ibadah akan lebih murah melalui
pelaksanaan secara kelompok. Dari sudut pandang karyawan juga sangat
menguntungkan atau lebih menarik, sebab daripada harus pergi ke tempat
lain untuk mendapatkan pelayanan yang sama, secara individual mungkin
biayanya bisa lebih tinggi. Sehingga jenis kompensasi ini menjadi sesuatu
yang sangat dipertimbangkan oleh karyawan di luar gaji dan insentif.

8. Macam-macam Tunjangan
Macam-macam pelayanan dan program pelayanan yang diberikan
organisasi dapat berbeda-beda jenisnya dan jumlahnya dan oleh para ahli
diklarifikasikan secara berbeda seperti dikutip oleh Marihot dalam Sunyoto
(2013:247) sebagai berikut:
a. Menurut Handoko, macam-macam tunjangan atau program pelayanan
meliputi:
1) Time off benefit yang terdiri hari-hari sakit liburan cuti dan alasan-
alasan lain.
2) Jaminan terhadap risiko ekonomi

149
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

3) Program-program pelayanan yang meliputi program rekreasi,


kafetaria, perumahan beasiswa pendidikan, fasilitas pembelian,
konseling financial dan legal,dan lain-lain.
4) Tunjangan tunjangan yang diharuskan oleh undang-undang.

b. Menurut Dessler mau klasifikasi program pelayanan meliputi:


1) Upah untuk waktu tidak bekerja, asuransi pengangguran, cuti dan
liburan cuti, sakit dan upah pesangon.
2) Tunjangan asuransi yang meliputi kompensasi karyawan, asuransi
kerja, asuransi rumah sakit, medis dan cacat.
3) Tunjangan pensiun yang meliputi social security dan bencana
pensiun.
4) Tunjangan dinas karyawan yang meliputi tunjangan jaksa personel
(jasa konseling, employee assistant plan), jasa personel lain
misalnya liburan, program penurunan berat badan, tunjangan
adopsi, country club perusahaan, program makan siang, dan
belajar tunjangan jasa yang berhubungan dengan kerja misalnya
pengasuhan anak yang di subsidi dan perawatan orang tua.
5) Program tunjangan fleksibel yang meliputi referensi karyawan atas
aneka macam tunjangan dan pendekatan kafetaria.
Dari dua pendapat di atas, program tunjangan dan peningkatan
kesejahteraan dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu:
a) Pembayaran upah tidak bekerja dengan alasan tertentu
b) Jaminan terhadap risiko kerja
c) Program peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
d) Program yang berkaitan dengan pengembangan diri karyawan
e) Tunjangan yang diharuskan oleh undang-undang.

9. Manfaat Program Pelayanan


Program program kesejahteraan karyawan telah mengalami perkembangan
yang meluas. Banyak sebab yang menjadikan makin diperhatikannya
masalah kesejahteraan karyawan ini. Karena itu perusahaan berusaha
memberikan Apa yang dirasa baik untuk para karyawan agar mereka tidak
membentuk organisasi buruh.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari diselenggarakannya program
kesejahteraan karyawan sebagai berikut:
a. Penarikan tenaga kerja yang efektif
b. Memperbaiki semangat dan kesetiaan karyawan
c. Menurunkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja
d. Memperbaiki hubungan masyarakat
e. Mengurangi pengaruh organisasi buruh, baik yang ada maupun yang
potensial.
f. Mengurangi campur tangan pemerintah dalam organisasi.

150
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Prinsip utama dari program kesejahteraan ini adalah agar keuntungan atau
hasil yang diperoleh minimal bisa dipakai untuk menutup biayanya. Sebagai
tambahan dari prinsip ini dapat disebutkan beberapa prinsip lainnya, yaitu:
a. Hendaknya diarahkan untuk memuaskan kebutuhan yang sebenarnya
b. Pelayanan ini hendaknya dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang lebih
efektif dijalankan secara kelompok daripada secara individu
c. Biaya program pelayanan ini hendaknya bisa dihitung dan di provisikan
ditentukan secara jelas untuk dasar pembelanjaannya.

C. Soal Latihan dan Tugas


1. Jelaskan lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja!
2. Silahkan tuliskan alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja!
3. Uraikan pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan kata-kata
sendiri.
4. Coba Anda deteksi penyebab Kecelakaan Kerja!
5. Silahkan Anda simpulkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
kecelakaan dalam dunia kerja!
6. Apa saja Program Keselamatan Kerja? Coba Anda identifikasikan!
7. Apa saja Program Kesejahteraan? Coba Anda identifikasikan!
8. Sebutkan macam-macam tunjangan!
9. Jelaskan manfaat program pelayanan karyawan!

D. Daftar Pustaka

Al Fajar, Siti., Heru, Tri, Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar
Meraih Keunggulan Bersaing, Yogyakarta, UPP STIM YKPN, 2010

Lumban Gaol, Jimmy, A-Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta, PT. Gramedia, 2014.

Sunyoto, Danang, Manajemen Sumer Daya Manusia, Yogyakarta, Caps(Center


for Academic Publishing Services), 2013.

151

Anda mungkin juga menyukai