Anda di halaman 1dari 5

PDCA PELAYANAN GIZI PUSKESMAS WARU TAHUN 2017

1. PLAN
Langkah 1: Identifikasi hasil dan pelayanan kesehatan sesuai harapan pasien
Masalah:
1. Rendahnya kunjungan bumil anemia dan KEK dikonsulkan ke Ahli Gizi
2. Rendahnya kunjungan bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk dikonsulkan ke
Ahli Gizi
3. Kepuasan Pasien
Penilaian masalah:

Pendapat Peugas Kesehatan


Masalah Jumlah
A B
Rendahnya kunjungan
bumil anemia dan KEK 8 8 16
dikonsulkan ke Ahli Gizi
Rendahnya kunjungan
bayi dan balita gizi kurang
8 9 17
dan gizi buruk
dikonsulkan ke Ahli Gizi
Kepuasan Pasien 7 8 15

Langkah 2: deskripsi proses pelayanan sanitasi saat ini

Bayi/balita gizi
kurang/gizi buruk

Pendaftaran KIA-KB Pelayanan Apotik


Gizi

Pulang

Langkah 3: Data dan Analisis


Prioritas masalah: Rendahnya kunjungan bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk
dikonsulkan ke Ahli Gizi
Jumlah Kunjungan Bayi/Balita Gizi Kurang/Buruk Tahun
2017
2.5
2
1.5 Jumlah Bayi/Balita Gizi
Kurang/Buruk
1 2
0.5 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0
ri ri et ril ei ni li s er r r r
ua r ua ar Ap M Ju Ju stu mb o be be be
n b M u t m m
Ja Fe Ag epte Ok ve se
S No De

Langkah 4: Fokus peluang peningkatan mutu


Petugas memilih masalah prioritas untuk diperbaiki sebagai upaya peningkatan
mutu, yaitu ditanganinya bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk dikonsulkan ke
Ahli Gizi UPT Puskesmas Waru.
Langkah 5: Identifikasi akar penyebab masalah
Penyebab masalah berdasarkan diagram Ishikawa sebagai berikut:

MANUSI METODE
A
Tidak adanya SOP
pelayanan gizi

Tidak adanya alur Rendahnya kunjungan


pelayanan gizi bayi/balita gizi
Informasi/ petunjuk
kurang/buruk
pelayanan gizi kurang
dikonsulkan ke Ahli Gizi
kurang jelas

Ruangan gizi
menjadi satu
dengan klinik
sanitasi

SARANA DANA LINGKUNGAN


Langkah 6: Rencana penyelesaian masalah
Masalah: Rendahnya kunjungan bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk
dikonsulkan ke Ahli Gizi
Klasifikasi
Penyebab Masalah Rencana Perbaikan
penyebab
Manusia - -
Metode a. Tidak adanya alur a. Membuat alur
pelayanan gizi pelayanan gizi
b. Tidak adanya SOP b. Membuat SOP
pelayanan gizii pelayanan gizi
c. Informasi/ petunjuk c. Menambah informasi/
pelayanan gizi kurang petunjuk pelayanan gizi
jelas
Sarana Ruang gizi menjadi satu Menata kembali ruang
dengan klinik sanitasi pelayanan gizi dan sanitasi
Dana - -
Lingkungan - -

2. DO
Langkah 7: Pilot project (uji coba)
Rencana Penanggung
Waktu & Tempat Biaya
Perbaikan Jawab
Membuat SOP 1 Desember 2017 Rp. 0 Kusmawati
pelayanan gizi di Puskesmas
Membuat alur 2 Desember 2017 Rp. 500.000 Kusmawati
pelayanan gizi di Puskesmas
Membuat informasi/ 3 Desember 2017 Rp. 250.000 Kusmawati
petunjuk pelayanan di Puskesmas
sanitasi
Penataan ruang 1 Januari 2018 di Rp. 0 Kusmawati,
gizi dan sanitasi Puskesmas Sarwo Edy
Wibowo

Langkah 8: Implementasi pilot project


Pelaksanaan kegiatan pilot project dilakukan kurang lebih 2 bulan di bulan desember
2017 hingga Januari 2018. Dalam pembuatan SOP pelayanan gizi, alur pelayanan
gizi dan informasi/ petunjuk pelayanan gizi tidak ada hambatan yang dialami oleh tim,
hanya koordinasi dan komunikasi ke pelayanan terkait diperlukan mengingat
pelayanan gizi tidak berjalan sendiri.
Penataan ruang pelayanan gizi dilaksanakan pada awal tahun 2018 dengan
membuat ruang pelayanan sanitasi sendiri sehingga pelayanan gizi tidak menjadi
satu dengan pelayanan sanitasi.

3. CHEK
Langkah 9: Evaluasi hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada saat implementasi perbaikan masalah, kegiatan
berjalan sesuai dengan harapan. Berikut hasil evaluasi perbaikan permasalahan
pelayanan gizi:
1. Adanya SOP pelayanan gizi yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
2. Adanya alur pelayanan gizi
3. Adanya informasi/petunjuk adanya pelayanan gizi UPT Puskesmas Waru
4. Penataan ruang pelayanan gizi dilaksanakan pada bulan januari 2018
Langkah 10: Kesimpulan
Berdasarkan analisis masalah Rendahnya kunjungan bayi dan balita gizi kurang dan
gizi buruk dikonsulkan ke Ahli Gizi di UPT Puskesmas Waru tahun 2017 diketahui
faktor penyebab masalah kegiatan adalah tidak adanya acuan/pedoman penerapan
pelayanan gizi di puskesmas dan ruang pelayanan gizi masih menjadi satu dengan
pelayanan sanitasi. Sehingga dengan dibuatnya ruang pelayanan sanitasi tersendiri
pada tahun 2018, adanya SOP pelayanan gizi, alur pelayanan gizi dan
informasi/petunjuk pelayanan gizi, cakupan kunjungan bayi dan balita gizi kurang dan
gizi buruk dikonsulkan ke Ahli Gizi meningkat.
Kunjungan bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk dikonsulkan ke Ahli Gizi
di UPT Puskesmas Waru sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan
4.5

3.5

2.5

2
2017
1.5 2018
1
1

0.5
0 0
0
ar
i ri et ril ei ni li s r r r r
u r ua ar Ap M Ju Ju stu be o be be be
n b M u em t m m
Ja Fe Ag pt Ok ve se
Se No De

4. ACT
Langkah 11: Sandarrisasi perubahan
Setelah dilakukan uji coba dalam tahap sebelumnya memiliki hasil evaluasi uji coba
dinilai baik maka kegiatan tersebut dapat digunakan dalam kegiatan puskesmas
sehari- hari. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah dokumen yang dilegalkan oleh pihak
berwenang dan dapat diajukan untuk membuat SK kepala puskesmas sehingga
menjadi landasan petugas gizi untuk berani mengambil tindakan dari pasien

Langkah 12: Monitor untuk mencapai tujuan


Setelah konsep perubahan telah dilaksanakan dalam bentuk kebijakan di tingkat
puskesmas, maka hasil evaluasi pada tahap DO bahwa perubahan ini dapat
diaplikasi di Puskesmas dalam waktu yang lebih lama untuk melihat perubahan
dapat dilakukan monitoring dan evaluasi setiap beberapa bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai