Anda di halaman 1dari 1

NAMA : FIRDAUS NAWANG WULAN

NIM/KEL/KLS : 201910110311071/ 3/ B
MATA KULIAH : PRAKTIKUM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Dari kedua kasus diatas yang dapat dinyatakan sebagai sengketa pajak adalah kasus kedua
yaitu milik PT. Tribuana Investama.
Dari kasus tersebut terjadi sengketa pajak perusahaan PT. Tribuana Investama yang memiliki
hutang pajak.
Undang-undang Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000. Dengan demikian
akibat adanya kasus penunggakan pajak oleh PT. Tribuana Investama, maka Ditjen Pajak
berhak melakukan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan
biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan
pencegahan,melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang
telah disitasebagaimana telah diatur pada Pasal 1 angka 9 UU No. 19 tahun 2000 tentang
penagihan pajak dengan surat paksa tersebut.
ternyata perusahaan PT. Tribuana Investama ternyata sudah mengajukan surat keberatan.
Dalam Pasal 31 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (1) Pengadilan Pajak
mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa Pajak. (2) Pengadilan
Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan
keberatan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3)
Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan
penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau Keputusan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
Dan juga jika perusahaan PT. Tribuana Investama mengajukan keberatan, maka haruslah
Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak
atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak secara tertulis. Keberatan diajukan
dalam Bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak
yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan
disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan (Pasal 25 ayat [2] dan ayat [3] UU KUP).
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal surat
keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan (Pasal 26 ayat
[1] UU KUP). Jika jangka waktu telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi
suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan (Pasal 26 ayat [5]
UU KUP).

Anda mungkin juga menyukai