Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA MENSUCIKANNYA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Fiqh Ibadah II
Dosen Pengampu : Drs. H. Juhri, M. Pd. I

Disusun Oleh:
Putri Handayani (181420089)
Arpianli Padila (181420110)
Dodi (181420118)
Lolita Risang Ayu (171420088)

PERBANKAN SYARIAH 4 C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita sehat
badan serta limpahan rahmat dan taufik hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Sholawat beriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Baginda alam yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat serta sampai
kepada umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini kami buat dengan kemampuan semaksimal mungkin. Namun, dengan
tersusunnya makalah inikami menyadari masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka
pada kesempatan kali ini kami sebagai penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
pembaca dan dosen yang telah menyempatkan membaca makalah ini serta memberikan
masukan atau saran sebagai bahan koreksi untuk lebih baik kedepannya. Kami sebagai penilis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata atau penulisan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Serang, 9 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN……………….……….…………….…..….……................................ 4
A. Latar Belakang……………………..……..………...……………….….…...…........ 4
B. Rumusan Masalah………………………………...……………………….…...…..... 4

BAB II
PEMBAHASAN………………………….…………………………………….……...... 5
A. Pengertian Najis …………………..……….………………………..……………... 5
B. Macam – macam Najis ………………………………………..…………………... 5
C. Benda-benda Yang Termasuk Najis …………..……….…………………............. 6
D. Najis yang dimaafkan ( Ma’fuw) ………………………………………..…........... 7

BAB III
PENUTUP………………………………………………………….…………................ 8
Kesimpulan dan Saran ………………………………....………….….......................... 8
Daftar Pustaka………………………….…………...…………..…….…..………......... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia terkadang menganggap baik sesuatu yang keji dan menganggap keji
sesuatu yang baik, karena bersih atau suci dan najis bergantung pada pandangan
syariah. Oleh karena itu, asal segala sesuatu itu adalah suci. Jadi, seseorang yang
mengatakan sesuatu itu najis, ia harus membuktikannya dengan tepat. Sebaliknya,
orang yang mengatakan sesuatu itu suci, tidak perlu memaparkan dalil.
Apabila sesuatu itu diciptakan untuk kita, dapat disimpulkan bahwa kita boleh
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan kita. Sedangkan, sesuatu yang najis tidak
akan dimanfaatkan seperti apapun itu bentuknya. Segala sesuatu yang najis adalah
semua hewan yang tidak dapat dimakan selain manusia, dan binatang yang sulit
dimakan.
Dengan demikian, makalah ini akan menjelaskan tentang macam – macam dan
jenis – jenis najis yang perlu disucikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian najis?
2. Apa saja macam-macam najis?
3. Bagaimana cara mensucikan benda yang terkena najis?
4. Apa saja benda yang termsuk najis?
5. Apa saja najis yang dimaafkan?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Najis
Menurut lughat, najis berarti sesuatu yang dipandang kotor (mustaqzar),
sedangkan dalam istilah syara’ ialah setiap kotoran yang mencegah sahnya shalat,
dalam keadaan rukshah.1 Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman:
“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” (Q.S Al-Baqarah:222)
Yang dimaksud najis atau kotoran disini ialah seumpama air kencing, darah,
nanah, bangkai, bekas dijilat anjing, dan lain sebagainya. Apabila badan,tempat atau
pakaian kita terkena najis, maka najis tersebut wajib untuk kita bersihkan. 2

B. Macam – macam Najis


Benda- benda yang termasuk najis ialah kencing, tahi, mazi, wadi, muntah,
darah, mani hewan selain manusia, nanah, cairan luka yang membusuk (ma‟ al-
quruh), ‘alaingkatan sedqah,bangkai , khamar, nabiz, anjing, babi dan anak keduanya,
susu binatang yang tidak halal dimakan kecuali manusia,dan cairan kemaluan wanita.
Najis secara garis besar dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Najis Mukhaffafah (najis ringan), yaitu air seni atau air kencing bayi laki-laki
yang hanya diberi minum ASI (air susu ibu) tanpa makanan lain dan belum
berusia 2 tahun.untuk mensucikan najis mukhaffafah ini yaitu dengan memercikan
air bersih pada bagian yang terkena najis.
2. Najis Mutawassithah (najis biasa / sedang),yaitu najis yang berasal dari kubul
dan dubur manusia dan binatang / hewan adalah najis biasa dengan tingkatan
sedang. Air kencing, kotoran buang air besar, termasuk bangkai ( kecuali ikan dan
belalang), air susu hewan yang diharamkan untuk memakan dagingnya, khamar,
dan lain sebagainya.
Najis mutawassithah terdiri atas dua bagian yakni:
a. Najis „Ainiyah : jelas terlihat rupa, rasa atau tercium baunya.
b. Najis Hukmiyah : tidak tampak ( bekas kencing dan miras).
Untuk membuat suci najis mutawassithah ‘ainiyah caranya dengan dibasuh 1
s/d 3 kali dengan air bersih hingga hilang benar najisnya. Sedangkan untuk

1
Lahmuddin nasution, fiqh 1 (jakarta : logos wacana ilmu, 1998), h 44
2
Imam zarkasyi, fiqih 1(Gontor : Trimurti Press, 1954), h 12

5
najis hukmiyah dapat kembali suci dan hilang najisnya dengan jalan dialirkan
air di tempat yang kena najis.
3. Najis Mughallazhah (najis berat) contohnya seperti air liur anjing, air liur babi
dan sebangsanya. Najis ini sangat tinggi tingkatannya sehingga untuk
membersihkan najis tersebut sampai suci harus dicuci dengam air bersih sebanyak
7 kali dimana 1 kali diantaranya menggunakan air dicampur tanah.3

C. Benda-benda Yang Termasuk Najis


 Bangkai binatang darat yang berdarah selain dari mayat manusia
Adapun bangkai binatang laut seperti ikan dan bangkai binatang darat yang
tidak berdarah lainnya ketika masih hidupnya seperti belalang serta mayat
manusia, semuanya suci.
Firman Allah SWT:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai.” (Q.S Al-Maidah : 3)
Bangkai ikan dan binatang darat yang tidak berdarah, begitu juga
mayat manusia, tidak termasuk kedalam kategori bangkai pada umumnya.
Bagian bangkai seperti daging, kulit, tulang, urat, bulu, dan lemaknya semua
itu najis menurut madzhab Syafi’i. Sedangkan menurut madzhab Hanafi, yang
najis hanya bagian-bagian yang mengandung roh (bagian-bagian yang
bernama) saja, seperti daging dan kulit.
 Bagian- bagian yang tidak bernyawa, seperti tulang, tanduk, dan bulu,
semuanya itu suci. Akan tetaoi bagian-bagian yang tak bernyawa dari anjing
dan babi tidak termasuk najis.
 Darah
Segala macam darah itu najis, selain hati dan limpa. Firman Allah SWT:
“diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, dan daging babi.” (Q.S Al-
maidah:3)
Sabda Rasulullah Saw:
“telah dihalalkan kita dua macam bangkai dan dua macam darah : ikan dan
belalang, hati dan limpa” (HR ibnu Majah)
Kecuali juga darah yang tertinggal di dalam daging binatang yang sudah
disembelih, begitu juga darah ikan. Kedua macam darah tersebut suci atau

3
Nihayatul Masykurah, Modul Praktikum Ibadah (Serang: raja wali, 2019), h 5-6

6
dimaafkan, artinya diperbolehkan atau dihalalkan.4 Yang dimaksud dengan
darah di sini adalah haid, pendarahan yang dialami oleh seseorang wanita yang
tengah hamil, nifas maupun darah yang mengalir, misalnya darah yang
mengalir dari hewan yang disembelih.
 Nanah
Segala macam nanah itu najis, baik yang kental ataupun cair, karena nanah itu
merupakan darah yang sudah busuk.
 Khamr
Khamr menurut jumhur ulama, khamr merupakan najis.
 Wadi
wadi adalah cairan kental yang biasanya setelah seseorang selesai dari buang
air kecil (kencing).
 Madzi
Adalah cairan bening sedikit kental yang keluar dari saluran kencing ketika
nafsu syahwat mulai terangsang. Terkadang tidak merasakan akan proses
keluarnya. Hal ini sama-sama dialami oleh laki-laki dan wanita.
 Mani
Mengenai mani, terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama, yang mana
sebagian dari mereka menganggapnya najis, yang jelas ia tetap suci.
D. Najis yang dimaafkan ( Ma’fuw)
Ada beberapa macam nangjis yang dapat dimaafkan. Diantaranya ialah:
1. Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir umpamanya: nyamuk, kutu dan
sebagainya.
2. Najis yang amat sedikit sekali (darah atau nanah).
3. Nanah atau darah dari kudis (bisulnya) sendiri yang belum sembuh.
4. Debu yang campur najis.5

4
Zaid Husein alhamid,fiqih Islam (Pasuruan: pustaka amani, 1994) h 11
5
Nihayatul Masykurah, Modul Praktikum Ibadah (Serang: raja wali, 2019), h 6

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Najis merupakan suatu bentuk kotoran yang setiap muslim diwajibkan untuk
membersihkan diri dari najis atau mencuci bagian yang terkena olehnya.
Benda yang termasuk najis antara lain : Bangkai binatang darat yang berdarah
selain dari mayat manusia, darah, nanah, segala benda cair yang keluar dari dua pintu,
arak, anjing dan babi dan lain-lain.
Najis terbagi menjadi tiga yaitu: Najis Mukhaffafah (najis ringan), Najis
Mutawassithah (najis biasa / sedang), dan Najis Mughallazhah (najis berat). Najis
mutawassithah terdiri atas dua bagian yakni: Najis „Ainiyah : jelas terlihat rupa, rasa
atau tercium baunya. Najis Hukmiyah : tidak tampak ( bekas kencing dan miras).
Apabila keluar kotoran dari salah satu dua pintu tempat keluar kotoran, wajib
istinja dengan air atau dengan tiga buah batu. Yang lebih baik, mula-mula dengan
batu atau lainnya, kemudian dengan air. Dalam beristinja dengan batu, hendaklah
dengan tiga batu (ganjil), atau satu batu bersegi tiga. Adapun istinja menggunakan
benda licin seperti kaca tidak disahkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Lahmuddin. 1998.Fiqh 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu


Husain, Zaid. 1994. Fiqih Islam. Pasuruan: Pustaka Amani
Zarkasyi, Imam. 1954. Fiqih 1. Gontor : Trimurti Press
Masykurah, Nihayatul. 2019. Modul praktikum ibadah 1. Serang : Raja Wali

Anda mungkin juga menyukai