Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
Makalah
Di susun oleh:
KELOMPOK 3 :
Rahma Sakura Ramkar : (2031811009)
Izmy Anandya Putry : (2031811021)
Erwin Pebriyan wijaya : (2031811017)
Amirul Sultan Pasya : (2031811012)
Indra Maulana : (2031811001)
Figo Damara Mardiyansyah : (2031811014)
1
KATA PENGAMTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tangtangan Demokrasi Pancasila Dalam
Arus Globalisasi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ibnu Hurri
S. sos, M.pd . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibnu Hurri S.sos, M.pd, selaku Dosen Pengampu
Matakuliak Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..……………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I…………………………………………………………………………………………1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………1
BAB II………………………………………………………………………………………...3
2.2 Memahami nilai Pancasila dengan baik Kelima sila dalam Pancasila……………………3
BAB III………………………………………………………………………………………..6
KESIMPULAN……………………………………………………………………………….6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai sebuah ideologi dan acauan sistem demokrasi di Indonesia telah melampaui
waktu yang panjang. Memang, sebuah negera apabila hendak menjadi sesuatu yang ideal, maka
dalam penyelenggaraannya haruslah berlandaskan demokrasi. Bukankah pemerintahan yang
demokrasi akan mencurahkan kebaikan pada rakyat secara keseluruhan. Pada dasarnya
demokrasi melekat pada kebebasan dan partisipasi individu. Menggunakan kebebasan, hakhak
sipil, dan politik, merupakan bagian dari kehidupan yang melekat pada individu sebagai makhluk
sosial. Partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik mengandung nilai intrinsik bagi kehidupan
manusia. Semua itu sejalan dengan cita-cita demokrasi Pancasila
. Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah
berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam
diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh
faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai
bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya
berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan
sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan
nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan
dan dirinci berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila. Pertama,
tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara
1
lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai
komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme. Spiritualitas sila Ketuhanan yang
Maha Esa antara lain mengandung nilai dasar cita-cita kenegaraan dan nilai kesesuaian
hubungan sebab akibat antara Tuhan, manusia, dan negara dan dalam hal itu setiap warga negara
memiliki kebebasan dalam memeluk agama sesuai keimanan dan ketakwaan masing-masing
(Kaelan, 2004, pp. 133–134). Sementara itu, komunisme/sosialisme merupakan paham yang
meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai negara untuk kemakmuran secara merata
(Nurwardani et al., 2016). Komunisme/sosialisme didasarkan pada sudut pandang materialisme
dan terdapat ciri ateis karena manusia ditentukan oleh diri sendiri dan bukan terikat oleh
kausalitas dengan Tuhan (Setijo, 2006). Sekularisme merupakan paham yang membedakan dan
memisahkan antara agama dan negara (Kaelan, 2004, hal. 138). Teokrasi merupakan paham
yang memandang antara negara dan agama tidak bisa dipisahkan (Kaelan, 2004, hal. 137).
Liberalisme adalah paham yang berkembang dari akar rasionalisme serta individualism yang
meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara (Kaelan, 2004, hal. 142).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian demokrasi Pancasila bisa dilihat secara khusus dan umum. Secara khusus, pengertian
demokrasi ini dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bahwa demokrasi Pancasila
adalah demokrasi yang berdasarkan sila Pancasila yang dilihat sebagai suatu keseluruhan yang
utuh.
Sedangkan secara umum pengertian dari demokrasi Pancasila adalah sebuah paham demokrasi
yang dilandasi oleh prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila. Demokrasi ini merupakan
paham yang telah diyakini oleh masyarakat Indonesia dari masa lalu. Sedangkan konsep
pemahaman demokrasi ini jelas berasal dari asas-asas yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila memang merupakan gambaran jelas yang mewakili ciri bangsa Indonesia dari zaman
dulu hingga saat ini. Secara garis besar Pancasila merupakan hasil dari pemikiran dan perumusan
yang diterapkan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dan telah diberlakukan sejak zaman
dulu.
Pemerintah negara Indonesia beraktivitas berdasarkan sistem konstitusional atau hukum dasar
yang tidak bersifat absolut. Dalam artian kekuasaan pemerintah tidak bersifat mutlak dan
terbatas. Sistem konstitusional di sini menegaskan bahwa kegiatan pemerintah itu dibatasi dan
dikendalikan oleh undang-undang
2.2 Memahami nilai Pancasila dengan baik Kelima sila dalam Pancasila
Seperti hal yang kita tahu memahami nilai Pancasila dengan baik merupakan salah satu
kewajiban kita sebagai masyarakat dengan Kelima sila dalam Pancasila yang di negara kita
Pancasila sebagai sebuah ideologi dan acauan sistem demokrasi Tatanan kehidupan masyarakat
Indonesia memang sangat erat dengan demokrasi Pancasila. Pancasila yang menjadi landasan
negara ini memiliki lima sila yang bertujuan menjadi pedoman masyarakat. Masyarakat yang
memahami pentingnya kehidupan bernegara tentunya akan berusaha menjalankan nilai-nilai
yang diajarkan dalam Pancasila.
3
Pancasila adalah rumusan dan pedoman bagi masyarakat Indonesia untuk kehidupan bernegara.
Sejatinya, setiap orang yang memiliki kesadaran bernegara yang baik akan menggunakan prinsip
dari Pancasila dalam bermasyarakat.
Kelima ideologi dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima asas
Pancasila ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sila pertama ini mengartikan bahwa warga negara Indonesia mempercayai dan bertakwa pada
Tuhan, dan disesuaikan dengan agama serta kepercayaan masing-masing orang.
Warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama,
saling menjaga, dan bekerja sama untuk kedamaian negara.
3. Persatuan Indonesia
Warga negara harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara dari kepentingan
masing-masing.
Warga negara tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain dan harus mengutamakan
kepentingan orang lain. Perbedaan cara pandang harus diselesaikan dengan cara bermusyawarah.
Warga negara mengembangkan perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan, gotong-royong, dan
bersikap adil. Warga negara harus menyeimbangkan hak dan kewajiban diri, dan orang lain.
Contoh nya dalam sebuah toleransi antar agama Pastur dan Biksu ikut berbuka puasa bersama
umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan dalam acara Lampung Mengaji 99 di
Bundaran Tugu Adipura Bandar Lampung, Lampung, Kegiatan ini akan berlangsung selama
Bulan Suci Ramadhan yang diadakan Polda Lampung dan Pemkot Bandar Lampung dan
4
ditujukan untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama. Toleransi adalah salah satu cita-
cita dari bangsa Indonesia yang tercermin dalam Pancasila
Arti Lambang Pancasila Indonesia dilambangkan dalam seekor burung garuda, atau sering
disebut sebagai garuda pancasila.
Di dada burung tersebut terdapat perisai yang menggambarkan 5 simbol yang mewakili sila-sila
dalam pancasila, yang artinya sebagai berikut:
Bintang melambangkan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Ditulis dalam
situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bintang menggambarkan cahaya
kerohanian bagi seluruh warga negara. Kelima sisi pada bintang menggambarkan
kepercayaan masing-masing warga negara.
Rantai melambangkan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Rantai yang
tersusun dari 17 gelang menggambarkan hubungan manusia yang saling tolong
menolong.
Pohon beringin melambangkan sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Pohon beringin
digambarkan sebagai tempat berteduh untuk seluruh warga negara. Lambang tersebut
juga mengartikan kesatuan Indonesia yang kokoh tertanam dalam akar yang kuat.
Kepala banteng melambangkan sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kepala banteng dimaknai sebagai
hewan yang suka berkumpul, dan kompak dalam mengambil keputusan.
Padi dan kapas melambangkan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Padi dan kapas dimaknai sebagai kebutuhan rakyat Indonesia, tanpa
memandang status dan kedudukan. Padi dan kapas mencerminkan sandang dan pangan,
tak adanya kesenjangan antara warga negara.
5
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai bangsa demokratis, negara harus mengakomodasi aspirasi atau suara rakyat (khususnya
kaum minoritas) karena dalam sistem demokrasi rakyat memegang kekuasaan penuh atas
pemerintahan yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena itu, sebagai upaya menjalankan
demokrasi yang bebas, adil, dan jujur, penentuan pemimpin harus dilakukan melalui pemilihan
umum yang melibatkan penuh asprirasi rakyat, atau kata kuncinya adalah legitimasi. Dengan
kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolok ukur apakah prinsip demokrasi dijalankan
dengan sebaik-baiknya atau tidak karena legitimasi merupakan representasi dari suara rakyat
yang seharusnya dijadikan referensi utama oleh negara dalam menentukan pemimpin.
Musyawarah untuk mencapai mufakat yang merupakan prinsip utama demokrasi juga harus
dilakukan secara bertanggung-jawab karena dengan cara inilah rakyat dapat menentukan harapan
bersama dengan tetap menjaga harmoni dan stabilitas sosial-politik. Selain itu, di lingkup sosial,
literasi masyarakat tentang prinsip dan hakikat demokrasi juga harus disuarakan. Media massa
dan negara melalui sektor pendidikan harus memberikan pendidikan politik dan demokrasi yang
baik supaya kebebasan berpendapat dapat diutarakan dengan kritis, santun, dan
bertanggungjawab.
6
Daftar Pustaka
https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/nasional/20201202162341-31-
577170/mengenal-pancasila-fungsi-nilai-dan-arti-lambang/amp
https://fisib.unpak.ac.id/berita/tantangan-demokrasi-di-indonesia
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132305856/penelitian/Tantangan%20Demokrasi%20Ind-
Mozaik-2016.pdf