Anda di halaman 1dari 3

MELAKUKAN PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI

A. Pengertian

Menurut Manuaba (2010), bahwa atonia uteri terjadi jika uterus tidak


berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan (pemijatan) fundus uteri. Hal
tersebut didukung oleh pernyataan menurut teori Depkes RI (2006), bahwa atonia
uteri adalah uterus yang tidak berkontraksi setelah janin dan plasenta lahir.

B. Tujuan
Memahami kejadian atonia uteri dan tindakan yang diperlukan dalam upaya menurunkan
dan menangani mortalitas dan morbiditas ibu yang mungkin terjadi.

C. Penyebab
Penyebab atonia uteri belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor selama
kehamilan dan proses melahirkan diduga berkontribusi terhadap terjadinya kondisi ini.
Faktor tersebut di antaranya adalah:
 Rahim yang terlalu teregang akibat polihidramnion
 Kehamilan kembar
 Kehamilan dengan bayi berukuran besar
 Persalinan yang sangat cepat atau persalinan yang sangat lama
 Persalinan dengan induksi
 Penggunaan obat-obatan seperti obat bius umum ataupun oksitosin selama persalinan

Seorang wanita juga lebih berisiko mengalami atonia uteri jika ia hamil di atas usia 35
tahun, mengalami obesitas, telah melahirkan beberapa kali, dan memiliki riwayat
persalinan macet.
Selain kelelahan, anemia, dan hipotensi ortostatik karena perdarahan, atonia uteri juga
dapat menimbulkan komplikasi syok hipovolemik yaitu syok karena kurangnya volume
darah yang dapat mengancam nyawa ibu

D. Pencegahan

Atonia uteri kadang tidak bisa dicegah. Namun, risiko seseorang untuk mengalami
kondisi ini bisa diprediksi, walaupun mungkin sulit karena hanya berdasarkan riwayat
dan pemeriksaan umum kehamilan. Tidak seperti kelainan pada plasenta tanda-tanda
atonia uteri tidak dapat terlihat sebelum persalinan.
Pemberian oksitosin setelah seluruh plasenta keluar dan teknik pemijatan rahim yang
benar dapat merangsang kontraksi rahim dan mengurangi risiko terjadinya atonia uteri.

Selain itu, pemantauan denyut nadi, tekanan darah, jumlah darah yang keluar secara ketat
dapat mendeteksi perdarahan lebih dini, sehingga penyebab perdarahan bisa segera dicari.

Ibu hamil juga perlu menjaga kesehatan dengan baik dan mengonsumsi suplemen
kehamilan secara teratur agar tubuhnya tetap fit hingga akhir kehamilan dan persalinan
bisa berjalan dengan lancar.

E. Penatalaksanaan
Sesuai daftar tilik

F. Referensi
Fadlum, Achmad, Zolo, Asuhan kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika

Balikpapan 2021

Mengetahui

Ci ruangan mahasiswa
Noor Azizah

P07224118020

Pembimbing lapangan

Susi Purwanti,S,Sit,M.P.H
197110261992032001

Anda mungkin juga menyukai