Anda di halaman 1dari 1

PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

PUEBI melanjutkan, Covid-19 juga salah karena ia dimiringkan. Memang benar

sebuah ungkapan asing (dan daerah) dalam bahasa Indonesia harus ditulis miring, tetapi

terdapat pengecualian pada nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi. Nah,

virus ini adalah sebuah nama diri sehingga penulisan miring tidak tepat disematkan padanya.

Yang pertama, berbunyi, “Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata

ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik,” sedangkan yang kedua, berbunyi, “Akronim

nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

ditulis dengan huruf awal kapital”. Kita harus menelusuri apakah akronim dari Coronavirus

Disease 2019 itu disusun berdasarkan huruf awal tiap kata, gabungan suku kata, atau

gabungan huruf dan suku kata. Bila kita cermati, ‘co’ adalah suku kata yang mewakili

‘corona’, ‘vi’ adalah suku kata yang mewakili ‘virus’, ‘d’ adalah huruf yang mewakili

‘disease’, dan ‘19’ merupakan bentuk pemendekan dari ‘2019’. Dari sini dapat kita

simpulkan bahwa akronim tersebut tersusun atas gabungan huruf dan suku kata. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa  penulisan yang paling tepat adalah ‘Covid-19’ sesuai

dengan aturan yang kedua. Tapi, yang perlu diperhatikan kemudian adalah bentuk ‘COVID-

19’ masihlah dikatakan benar apabila dipakai dalam sebuah judul, dengan catatan seluruh

huruf dalam judul tersebut berbentuk kapital, seperti “DATA STATISTIK COVID-19”.

Anda mungkin juga menyukai