Anda di halaman 1dari 26

BAB II

KONSEP PENCIPTAAN

A. Kajian Sumber Penciptaan

1. Pengertian Metafor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:379) “Metafora

merupakan pemakaian kata yang bukan bermakna sesungguhnya

melainkan sebagai kiasan atau persamaan”. Senada dengan itu sumber lain

juga berpendapat bahwa :

Metafora didefinisikan sebagai kiasan dimana sebuah


perbandingan tersirat, dinyatakan antara dua hal yang mirip tau
seharga namun tidak benar-benar memiliki kesamaan. Metafora
sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “transfer” atau
“membawa menyeberang”. Metafora “membawa” makna dari
satu kataa atau gambar kepada ide yang lain.
(http://grammar.about.com/od/qaaboutrhetoric/f/faqmetaphor07.htm)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metafora

bisa mewakili sebuah pemikiran melalui permainan tanda atau bahasa

karena mampu melibatkan sebuah hubungan kemiripan.

2. Tokek

Istilah tokek secara sempit biasa dipadankan bagi anggota marga

Gekko, suku Gekkonidae, sedangkan Tokek dalam bahasa awam umumnya

merujuk kepada tokek rumah (Gekko gecko) yang memiliki persebaran

luas. Tokek adalah suatu hewan reptile yang berwarna belang kecoklatan

yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan cicak. Hewan ini lebih

besar dari cicak dan hidup ditempat yang hampir mirip dengan cicak.

10
11

Tokek memiliki banyak jenis namun umumnya yang sering ditemui

dirumah adalah dari marga Gekko.

Marga ini tersebar di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara serta

Asia Timur seperti Jepang dan Korea juga disekitaran kepulauan di

Samudra Pasifik. Hewan yang aktif di malam hari ini tidak diragukan lagi

telah dikenal oleh banyak orang hal ini dikarenakan suara yang khas dari

Tokek itu sendiri, Tidak hanya dikenal dengan suaranya yang unik namun

Tokek juga memiliki berbagai macam manfaat salah satunya sebagai

kesehatan bagi manusia. Dalam kehidupan manusia tokek dianggap

penting bagi dunia kesehatan, selain itu tokek juga digunakan sebagai

pengobatan alternative, tokek adalah salah satu bahan obat yang bisa

dianggap mujarap. Tokek dipergunakan dalam pengobatan tradisional

China, Ilmuan China berusaha mengembangkan obat tumor dengan organ

tubuh tokek.

Para ilmuan dari Universitas Henan misalnya, menghasilkan

penelitian yang mengatakan bahwa zat aktif tokek dapat meningkatkan

respon kekebalan tubuh suatu organisme. Studi ini dipimpin oleh Profesor

Wang yang di publikasikan pada tanggal 7 Juli 2008 pada World Journal

of Gastroenetrologu. Metode pengobatan kanker yang ditemukan oleh

ilmuan China ini dianggap lebih efektif dan tidak menyakitkan dari pada

kemoterapi. Obat ini perpaduan antara Traditional Chinese Medicine

(TCM) dan kemoterapi namun memiliki tingkat toksifikasi yang lebih

rendah dari pada kemoterapi biasa.


12

3. Perilaku Manusia

(Setiadi, 2011:03) menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk

sosial yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dengan manusia lain

dalam suatu kelompok. Manusia memiliki norma, norma adalah

pedoman atau petunjuk yang mengarahkan perilaku manusia di dalam

kelompok, terutama berkaitan dengan hal-hal yang dianggap boleh

dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.”

Perilaku manusia yang kurang terpuji, menghina, mencaci,

memandang remeh sesama individu memiliki kesamaan seperti sifat

dan perilaku yang dimiliki Tokek. Manusia dan Tokek memiliki

karakter yang sama seperti menindas, suka menunjukan identitas diri

pada orang lain semua hanya untuk pujian semata. Perilaku manusia

yang seperti ini dianggap menyimpang karena sudah seharusnya

manusia memiliki hubungan sosial yang baik dan memiliki nilai-nilai

sosial.

Manusia hidup dan berkembang menurut hakikat

kemanusiaannya, ada lima nilai penting sosial. Kasdin (2009:112)

Menyebutkan bahwa:

a. Keterbukaan
Keterbukaan merupakan sikap yang sangat
penting, manusia hanya benar-benar menjadi dirinya
sendiri sepanjang membuka dan menyatukan diri
sesamanya. Dengan kata lain, manusia tanpa
bersama-sama dengan manusia lain tidak bisa
menjadi manusia. Manusia yang tunggal dan
tersendiri tidak merasa lengkap tanpa hubungan
keterbukaan dengan manusia lainnya.
13

b. Tanggung Jawab
Sosialitas manusia tidak hanya menyangkut
keterbukaan, tetapi juga tugas. Tugas manusia ialah
melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain.
Aktivitas hidup manusia sebagai makhluk sosial
tentunya tidak hanya menerima, namun juga
memberi. Member merupakan ungkapan tangguang
jawab sosial terhadap orang lain, tangguang jawab
terhadap orang lain adalah prinsip moral dasar.
c. Solidaritas
Selain keterbukaan dan tanggung jawab, rasa
solidaritas juga dituntut dalam relasi sosial.
Solidaritas merupakan cara melihat realitas dan
menerima orang lain, prinsip solidaritas adalah
suatu prinsip hidup yang paling dekat dengan
pengalaman hidup bersama.
d. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan perekat hubungan
manusia dengan sesamanya, nilai ini menjadi
sebuah tuntunan mendasar dala relasi sosial.
Bahkan, menentukan mutu hubungan masyarajat.
Kualitas untuk menumbuhkan kepercayaan tidak
hanya dituntut dari orang lain, melainkan juga diri
sendiri.
e. Keadilan
Keadilan berarti memberikan apa yang
menjadi hak orang lain, mengklaim sesuatu yang
menjadi hak orang lain merupakan tindakan yang
bertentangan dengan pengertian keadilan. Sikap adil
juga terkait dengan menghindari diri dari
kesewenang-wenangan, manusia yang adil adalah
manusia yang tidak bertindak kesewenang-
wenangan. Keadilan merupakan nilai penting untuk
membangun kehidupan bersama bermutu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia seharusnya memiliki nilai

sosial yang baik seperti keterbukaan, tangguang jawab, solidaritas,

kepercayaan, dan keadilan. Bukan manusia yang memiliki sifat seperti

tokek yang suka menindas dan hidup hanya untuk mendapatkan pujian,

bahkan memakan sesama serta merugikan orang lain, manusia seperti

ini tidak memiliki nilai sosial yang baik pada dirinya.


14

B. Landasan Penciptaan

1. Pengertian Seni

Menurut Isjoni (2007:02) “Seni adalah ungkapan perasaan manusia

yang berkaitan dengan keindahan.” Senada dengan hal itu Budiwirman

(2012:2) juga mengungkapkan bahwa “Seni adalah bagian dari pikiran dan

perasaan manusia yang menyatu dalam kebudayaan”.

Secara pribadi seni merupakan ungkapan perasaan seseorang dalam

bentuk karya yang mencerminkan nilai-nilai keindahan di dalamnya dapat

disebut sebagai seni. Seni dalam hal ini dapat memberikan kepuasan atau

rasa pesona pada seseorang yang terlibat langsung dalam berkesenian, baik

dalam bentuk mengekspresikan maupun mengapresiasikan.

2. Unsur dan Prinsip Senirupa

a) Unsur – Unsur Senirupa

Karya seni lahir karya seni lahir dari sebuah reaksi internal dalam

menghadapi masalah yang terjadi pada alam. Masalah tersebut

menyangkut masalah sosial kehidupan yang terjadi sehari-hari. Proses

ini diawali dengan pengamatan, dan penghayatan terhadap lingkungan

sekitar, melalui pengalaman estetik, penulis menuangkan beberapa

unsur-unsur pembuatan merupakan pengolahan elemen rupa seperti :

1) Titik

Titik merupakan unsur yang paling sederhana dalam senirupa,

menurut Mike Susanto (2011:402) “ Titik atau point merupakan


15

unsur rupa terkecil yang terlihat oleh mata”. Titik juga diyakini

sebagai unsur yang menggabungkan elemen-elemen rupa menjadi

garis atau bentuk.

Isjoni (2007:48) menyebutkan bahwa “ Titik adalah noktah

yang relatif berukuran kecil dengan raut (bangun) umumnya

bundar dan sederhana, mampat, tak bersudut, dan tanpa arah.”

Titik merupakan unsur seni rupa yang paling sederhana dan

kehadirannya hampir dapat dikatakan tidak pernah dilihat berdiri

sendiri kecuali dengan sengaja untuk membuat suatu efek untuk

kesan tertentu misalnya untuk membuat suatu tekstur.

2) Garis

“Garis memiliki raut,yang merupakan cirri khas dari sebuah

garis. Secara garis besar raut garis terdiri dari garis lurus dan garis

bengkok. Garis bengkok tunggal (menyerupai huruf U atau C), dan

garis bengkok ganda (menyerupai huruf S).” (Sadjiman, 2005:78)

Minarsih & Zubaidah (2012:90) mengungkapkan bahwa ;

“Garis adalah sebuah jejak yang ditinggalkan gerak titik di atas

bidang, Garis itu bisa lurus atau berliku.”

3) Bidang

Sadjiman, (2005:83) menyebutkan bahwa: “ Bidang adalah

suatu bentuk raut pipih/gepeng, datar sejajar tetapi, memiliki

dimensi panjang dan lebar serta menutup permukaan. Bentuk-


16

bentuk yang pipih seperti ruang triplek, kertas, karton, seng, papan

tulis, dan semacamnya walaupun memiliki ketebalan tetapi sangat

tipis, dianggap sebagai bidang.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

bidang merupakan salah satu unsur senirupa yang terdapat didalam

sebuah karya seni.

4) Ruang

Ruang merupakan suatu bentuk kehampaan tiga dimensional,

dimana benda yang ada mempunyai kedudukan dan arah yang

relatif. Fungsi ruang memberikan kesan trimatra (3 Dimensi)

seperti kesan kedalaman, jarak, dan plastisitas pada sebuah lukisan

alam untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak,

kepadatan, dan kehampaan, seperti pada karya arsitektur dan seni

patung. Selain itu untuk memberikan kesan nilai guna (nilai

praktis) seperti ruang pada gelas (rongga gelas) dan ruang pada

lemari, dan sebagainya.

Menurut Mikke Susanto (2011:338) bahwa ; “Ruang adalah

bidang yang memiliki batas atau limit, walaupun terkadang ruang

bersifat tidak terbatas dan tidak terjamah”. Sementara itu dilain sisi

Sadjiman (2005:97) juga berpendapat bahwa “Ruang merupakan

unsur senirupa yang mesti ada, ruang merupakan bentuk-bentuk

berada (exist), dengan kata lain bahwa setiap bentuk pasti

menempati ruang”.
17

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

ruang dapat diartikan secara fisik yaitu ruang merupakan rongga

yang berbatas ataupun yang tidak berbatas oleh bidang.

5) Warna

Secara obyektif / fisik, warna terbentuk dari sifat cahaya yang

di pancarkan, tanpa cahaya warna tidak akan ada. Widiarti (2012 :

18) berpendapat “ Secara subyektif / psikologis warna merupakan

bagian dari pengalaman indra pengamatan, dimana getaran

gelombang diterima oleh indra penglihatan seseorang.”

Sanyoto (2005:38) menjelaskan tentang bahasa rupa warna

berupa karakter dan simbolik warna, karakter warna ini berlaku

untuk warna-warna murni. Berikut dijelaskan beberapa tentang

karakter dan simbolisasi warna :

a) Kuning: Berasosiasi pada sinar matahari, bahkan pada

mataharinya sendiri. Karakter pada kuning yaitu terang,

gembira, ramah, supel, riang dan cerah, dan merupakan simbol

kehidupan, kecerahan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan,

dan kecemerlangan

b) Merah: Berasosiasi pada darah dan juga api, karakter pada

warna merah yaitu kuat, enerjik, marah, berani, bahaya, positif,

agresif, merangsang dan panas.


18

c) Biru: Berasosiasi pada air, laut, langit. Watak pada biru yaitu

dingin, pasif, melankoli, sayu, sendu, sedih, tenang, berkesan

jauh tetapi cerah.

d) Jingga: Karakter warna jingga memberi dorongan, merdeka,

anugrah, bahaya, lambang kemerdekaan, penganugrahan, dan

kehangatan.

e) Ungu: Memiliki watak keangkuhan, kebesaran, kekayaan, dan

ungu lambang dari kebesaran, kejayaan, keninggratan, dan

kebangsawanan.

f) Violet: Wataknya dingin dan diam. Warna inimemiliki watak

melankoli, kesusahan, kesedihan, belasungkawa, bahkan

bencana.

g) Hijau: Berasosiasi pada hijaunya alam, timbuh-tumbuhan,

sesuatu yang hidup dan berkembang. Dan karakternya yaitu

segar, muda, hidup, tumbuh, dan beberapa hampir sama dengan

biru. Simbol pada hijau yaitu kesuburan, kesetiaan, keabadian,

kebangkitan, dan kesegaran.

h) Putih: Berasosiasi di barat pada salju, di Indonesia pada sinar

putih berkilauan. Watak pada putih yaitu positif, merangsang,

cerah, tegas, mengalah. Simbol pada putih yaitu sinar kesucian,

kemurnian, kekanak-kanakan, kejujuran, ketulusan, kedamaian,

ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tidak bersalah,

kehalusan, kelembutan, dan kewanitaan.


19

i) Hitam: Berasosiasi kegelapan malam, kesengsaraan, bencana,

perkabungan, kebodohan, misteri, ketiadaan, keputusasaan.

Watak pada warna hitam yaitu menekan, tegas, dan dalam,

j) Abu-abu : Asosiasi pada warna abu-abu yaitu suasaa suram,

mendung , kelabu tidak ada cahaya bersinar. Dan wataknya

yaitu ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendahan hati,

tetapi simbol turun tahta, juga suasana kelabu, dan ragu-ragu.

k) Coklat: Berasosiasi pada tanah, warna tanah, atau warna natural.

Karakternya yaitu kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat,

hormat tetapi sediki terasa kurang bersih atau tidak cemerlang

karena warna ini berasal dari percampuran warna seperti halnya

warna tersier.

Berdasarkan dua pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan

bahwa warna memiliki hubungan timbal balik dengan bentuk, dan

melalui bentuk orang melihat warna atau sebaliknya. Warna juga

dapat menimbulkan suatu kesan dalam perasaan atau emosi bagi

yang melihatnya.

6) Tekstur

Tekstur atau disebut juga dengan istilah barik adalah kualitas

atau sifat permukaan. Sifat permukaan dapat halus, polos,

kasar,licin, mengkilap, berkerut, lunak, dan sebagainya. Tekstur

dapat dinikmati melalui mata dan melalui rabaan. Isjoni, (2007:50)

menyebutkan bahwa :
20

Ada beberapa macam jenis tekstur. Pertama,


tekstur hias yang menghiasi suatu permukaan bidang
dan merupakan isian tambahan. Isian yang menghiasi
itu dapat berupa titik-titik, garis-garis rapat, bercak-
bercak, atau motif-motif isian lain. Kedua, tekstur
spontan yaitu tekstur yang dihasilkan sebagai bagian
yang dari proses penciptaan sehingga meninggalkan
bekas-bekas yang terjadi dengan serta merta sebagai
akibat penggunaan bahan, alat dan teknik tertentu.
Ketiga, tekstur mekanis, yaitu tekstur yang diperoleh
dengan secara mekanis, misalnya melalui butir-butir
raster pada karya cetak, atau pada lukisan komputer.

Minarsih & Zubaidah (2012 :109) juga berpendapat bahwa

“Kata tekstur (texture) berasal dari bahasa latin untuk “weaving”

(tenunan), dan digunakan menjelaskan karakter permukaan kain

tenun dan material lain selama berpengalaman terutama sekali

melalui rasa sentuhan”.

7) Bentuk

Bentuk merupakan wujud atau fisik yang dapat dilihat secara

nyata. Bentuk itu sendiri ada karena adanya kontur garis yang

dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang

pada arsiran atau adanya tekstur, maka bentuk itu merupakan

bidang bertepi. Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai

manifestasi fisik dari objek yang dijiwai yang disebut juga sebagai

sosok.

Suatu perwujudan dikatakan sebagai bentuk jika perwujudan

itu secara keseluruhan mampu memberikan kesan penerapan adanya

suatu fenomena tertentu yang bermakna keseutuhan dari unsur-unsur


21

raut, tekstur, warna dan sebagainya sebagai fenomena yang

menggambarkan atau memberikan kesan bahwa itu adalah bentuk

tubuh manusia.

Isjoni, (2007:52) menyebutkan bahwa ; “ Bentuk merupakan

istilah yang diterjemahkan dari kata form, dalam seni rupa bentuk

menunjukkan keseutuhan dari bagian-bagian atau unsur-unsur,orang

dapat mengenal bentuk melalui berbagai aspek, misalnya warna,

tekstur, ukuran dan rautnya.

8) Gelap terang (cahaya)

Setiap bentuk obyek baru dapat terlihat jika terdapat cahaya.

Isjoni (2007:58) mengungkapkan bahwa ; “Cahaya adalah sesuatu

yang berubah-ubah derajat intesitasnya maupun sudut jatuhnya.”

Cahaya menghasilkan bayangan dan keragaman kepekatan,

mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap, ungkapan

gelap terang dapat sebagai hubungan pencahayaan dan bayangan

dalam seni rupa dapat dinyatakan dengan gradasi (tingkatan) antara

yang paling putih dan untuk yang sangat gelap.

Prayatno (2014) salah seorang dosen dari fakultas seni rupa

Sumatera Utara mengungkapan salah satu teori Chiaroscuro, yaitu

istilah dalam seni lukis tentang pencahayaan. Chiaroscuro

mengandung arti penggunaan gelap terang untuk menciptakan efek

artistik pada lukisan/gambar. Istilah ini berasal dari bahasa Italia,

yaitu “chiaro” yang berarti terang, dan “oscuro” yang berarti gelap.
22

Para pelukis menciptakan efek chiaroscuro agar lukisan

tampak lebih dramatis. Chiaroscuro juga dapat digunakan untuk

menciptakan pusat perhatian (centre of interest) lukisan, sehingga

penikmat seni terpusat perhatianya pada bagian tertentu. Komposisi

gelap terang dengan metode ini mampu menjadikan karya grafis

menjadi pusat perhatian.

b) Prinsip-Prinsip Senirupa

Prinsip senirupa merupakan prinsip dasar yang menunjang semua

unsur – unsur dalam berkarya yang nantinya bergabung menjadi satu karya

yang memiliki nilai seni. Adapun prinsip senirupa yang harus diperhatikan

tersebut yaitu antara lain ;

1) Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan prinsip seni rupa yang berperan paling

menentukan, sebagai prinsip induk yang membawakan prinsip seni

rupa lainnya. Tanpa kesatuan dalam sebuah karya seni rupa akan

membuat karya tersebut terlihat bercerai berai yang mengakibatkan

karya tersebut tidak nyaman untuk dipandang. Menurut Kartika

(2017:56) “Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu

susunan atau komposisi diantara hubungan unsur pendukung karya,

sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara

utuh”.

2) Keseimbangan (Balance)
23

Prinsip keseimbangan dapat menghindari terjadinya posisi berat

sebelah dalam sebuah karya. Keseimbangan terbagi atas dua yakni

keseimbangan simetris dan asimetris, selain itu juga ada

keseimbangan radial atau memancar yang dapat diperoleh dengan

menempatkan pada pusat bagian. Pencapaian keseimbangan tidak

harus menempatkan obyek secara simetris atau ditengah-tengah.

Kartika (2017:56) menyebutkan bahwa “Keseimbangan dalam

penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang

saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara

visual ataupun secara intensitas kekaryaan”.

3) Komposisi

Komposisi merupakan salah satu cara penyusunan unsur-unsur

membentuk sebuah karya seperti garis, warna, bidang, ruang, tekstur,

gelap terang. Menurut Minarsih dan Zubaidah (2012:123) “Komposisi

adalah sebuah proses tindakan menata dan mengatur unsur-unsur

plastis dari seni rupa”.

4) Irama

Irama atau rhythm merupakan urutan atau pengulangan yang

teratur dari sebuah elemen atau unsur-unsur dalam karya seni. Irama

merupakan pengaturan unsur atau unsur rupa secara berulang dan

berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memilki kesatuan arah

dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya.

Djelantik (1999:44) menyebutkan bahwa “ritme atau irama merupakan


24

kondisi yang menunjukkan kehadiran sesuatu yang terjadi berulang-

ulang secara teratur”.

5) Proporsi

Proporsi adalah hubungan antar bagian , serta bagian dan

kesatuan atau keseluruhannya. Sanyoto (2005:195) mengatakan,

bahwa “Proporsi atau perbandingan merupakan menyangkut ukuran

yang lebih bersifat matematis”. Selanjutnya Sunarto dan Suherman

(2017:91) menyebutkan bahwa “Proporsi adalah prinsip dalam

penciptaan karya seni rupa untuk menekankan hubungan satu bagian

dengan bagian lain dalam usaha memperoleh kesatuan melalui

penggunaan unsur-unnsur seni rupa”.

6) Aksentuasi / Dominasi (Emphasis)

Aksentuasi / dominasi pada karya senirupa dapat dicapai

melalui alternatif. Sunarto dan Suherman (2017:92) berpendapat

bahwa ; “Aksentuasi merupakan prinsip dalam penciptaan karya seni

rupa yang mengikat unsur-unsur seni rupa dalam kesatuan. Prinsip

aksentuasi menampilkan pusat perhatian dari seluruh kesatuan karya”.

Maka dapat dikatakan bahwa aksentuasi atau sering juga

disebut dominasi adalah salah satu kunci keberhasilan suatu karya

seni rupa untuk menarik perhatian penikmat.

3. Seni Grafis

a. Tinjauan Seni Grfis


25

Kata grafis atau grafika dalam bahasa Indonesia berasal dari kata

Yunani “graphein” yang artinya menulis, sebagai contoh kata

“photography” (photos = sinar, graphein = menulis), kata

“Lithography” (Litos = batu, grapein = menulis). Kata graphein yang

semula punya pengertian menulis, dewasa ini pengertian kata tersebut

berkembang menjadi masalah cetak mencetak.

Semula teknik mencetak hanya digunakan sebagai teknik

reproduksi yang bersifat komersial orang berusaha dari satu gambar

(pada klise) dapat diperoleh sejumlah gambar yang sama. Teknik ini

berkembang cukup lama dalam usaha komersial, maka seniman-

seniman ingin menciptakan karya seni dengan menggunakan teknik

grafis, dan lama kelamaan terciptalahapa yang disebut “ seni grafis”

(graphic art). Kedudukan seni grafis sebagai seni murni (fine art)

adalah sejajar dengan karya seni yang lain seperti seni lukis, seni patung

dan karya-karya seni yang lainnya.

Syafii dkk. (2006), mengatakan bahwa :

Seni grafis ini juga tergolong kepada seni rupa dua


dimensi sebagai man dalam lukisan. Kelebihan seni ini
dibandingkan dengan seni lukis dan atau gambar lainnya,
karena dalam seni grafis dapat di buat karya yang berulang,
dengan kata lain memungkinkan dilakukan pelipat gandaan
karya, seperti ketika orang melakukan cap jari atau cap
stempel. Jika lukisan-lukisan di gua prasejarah itu di buat
dengan mengecapkan telapak tangan yang diberi warna atau
menaburkan warna pada sela-sela jari tangan boleh jadi secara
teknik seni grafis telah dimulai sejak zaman prasejarah.
Senada dengan hal itu Budiwirman (2008) juga mengatakan bahwa :
26

Seni cetak mencetak atau sering juga disebut seni grafis


yang tumbuh dari usaha untuk memperbanyak hasil karya seni
dua dimensional. Contoh dalam bentuk yang paling sederhana
adalah, apabila seorang anak atau siswa mencoret-coret
telapak tangannya dengan sebuah ball point atau sebuah karet
penghapus dicukil-cukil atau digores-gores membentuk
gambar bunga-bungaan, kemudian pada permukaan karet
penghapus yang telah digores tersebut dilumurkan tinta, cat
atau bahan sejenis lainnya. Selanjutnya permukaan tangan
anak yang dicoret-coret dengan tinta ball point atau karet
penghapus yang telah dilumuri tinta atau cat tersebut
dicetakkan pada secarik kertas, maka akan timbullah di kertas
itu sebuah bunga.

Berdasarkan pendapat para tokoh diatas dapat disimpulkan

bahwa seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan

karyanya menggunakan teknik cetak.

b. Perkembangan Teknik Seni Grafis

Seni Grafis merupakan salah satu media ekspresi dengan

metode cetak – mencetak memiliki beragam teknik seni grafis.

Budiwirman dan Irwan (1998:03) mengungkapkan bahwa

ada empat jenis teknik dalam seni grafis yaitu :

1) Cetak Tinggi (Relief Print)

Teknik cetak tinggi atau relief print merupakan salah satu

dari beberapa macam teknik cetak yang memiliki acuan

permungkaan timbul atau meninggi, dimana permungkaan

timbul tersebut berfungsi sebagai penghantar tinta. Bagian

yang dasar atau permungkaan yang tidak timbul adalah

bagian yang tidak akan terkena tinta atau disebut bagian

negatif, sedangkan bagian yang terkena tinta disebut bagian


27

positif. Untuk memperoleh acuan cetak yang timbul dapat

dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang

tidak diperlukan menghantarkan tinta, sehingga tinggal

bagian yang hanya berfungsi sebagai penghantar warna atau

tinta. Salah satu sifat cetak tinggi yaitu apabila acuan

cetaknya diamati, maka permungkaan acuan akan tampak

sebagai permungkaan yang berukir atau berelief.

(Humaniora 2015) online (dkv.binus.ac.id/2015/05/18/seni-

cetak-tinggi)

a) Tipe-tipe Relief Print

Menurut Budiwirman (2011:64) berdasarkan bahan

klise yang digunakan, maka ada beberapa type yang dapat

di kemukakan, yaitu:

1) Wood block print, adalah teknik relief print yang

menggunakan bahan papan kayu.

2) Linoleum block print, yaitu menggunakan klise dari

bahan karet lino.

3) Praffint print, yaitu bahan klise dari bahan malam/ lilin

lebah yang dicampur dengan bahan plastis untuk

pengeras.

4) String print, yaitu semacam tali yang ditempel pada

permukaan bidang datar dan dibentuk sedemikian rupa

sesuai dengan imajinasi.


28

Dalam penciptaan karya ini penulis menggunakan

metode Reduction Print, yaitu cetakan multiwarna yang

warnanya terpisah dicetak dari blok yang sama pada tahap

yang berbeda.

2) Cetak Dalam (Intaglio Print)

Cetak dalam (Intaglio Print) adalah dimana permukaan

cetakan lebih rendah atau lebih dalam dari permukaan

klisenya. Hasil cetakan didapat dari permukaan yang dalam

atau rendah pada saat mencetak keatas kertas atau kanvas

setelah dilakukan penekanan pada klise. Metode cetak dalam

merupakan kebalikan dari cetak relief.

Teknik intaglio print ini ada beberapa macam yaitu:

teknik cetak etsa, aquatint, dry point, mezzotintdan

enggraving. Seniman yang menggunakan teknik ini

diantaranya Fransisco Goya, Whistler, Jim Dine, Paul Klee,

Pablo Picasso.

3) Cetak Datar (Litography)

Proses cetak datar atau litography adalah memanfaatkan

perbedaan sifat minyak dan airserta acuan cetakan yang

terbuat dari batu atau seng. Apabila batu itu dibasahi dengan

air maka bahan yang berlemak yang digunakan untuk


29

menggambar akan menolak air dan bila tinta dirollkan diatas

batu itu, bagian yang kering akan menerima tinta sedangkan

bagian putih yang basah akan menolaknya.

Bahan yang digunakan biasanya adalah kaca, roll, tinta

cetak, dan spidol. Seniman yang menggunakan teknik ini

diantaranya: George Bellows, Pierre Bonnard, Pablo Picasso,

Joan Miro, Edvard Munch, Ellworth Kelli, Willem dr

Kooning, Stow Wengenroth.

4) Cetak Saring (Serigraphy)

Cetak saring (serigraphy) merupakan suatu teknik yang

dilakukan dengan menggunakan layar sutera (silk screen)

yang direntangkan pada bingkai kayu. Pori-porinya digunakan

untuk menghasilkan cetakan gambar, dan pori-porinya yang

dimanfaatkan untuk menghasilkan gambar dibiarkan terbuka

sehingga pigmen bisa lewat, sementara pori-pori yang tidak

dipakai untuk menghasilkan gambar ditutup dengan

gelanthine/ diazol/ bremol(cairan semacam lem yang kental

seperti agar-agar). Seniman yang menggunakan teknik ini

diantaranya: Josef Albers, Chuck close, Ralston Crawford,

Andy Warhol, Robert Indiana, Roy Linchtenstein, Julian

Opie, Robert Rauschenberg.

c. Metode Pewarnaan Seni Grafis


30

Metode pewarnaan dalam seni grafis sangat mendukung

keindahan suatu karya. Oleh karenanya dalam seni grafis terdapat dua

metode pewarnaan :

1) Cetak satu warna (monochrome print)

Dalam cetak satu warna ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu sebagai berikut :

a) Klise yang bertinta diletakan di bawah kertas, sehingga

kelebihan bagian tepinya.

b) Cara menggunakan baren, pada mula-mulanya pelan-pelan

sedikit ditekan dan dimulai dari tengah-tengah klise.

c) Hasil cetakan ditentukan oleh hasil penorehan serta desain,

penggosokkan yang berbeda akan memberikan hasil yang

berbeda walaupun dengan satu klise.

d) Sebelum klise dicetak maka akan lebih baik menggunakan pra

cetak atau tria proof dan bila hasilnya belum memuaskan maka

diperlukan perbaikan.

e) Efek gradasi dalam cetakan tidak hanya ditentukan oleh cara

penorehan mlainkan mencetak efek tersebut.

2) Cetak banyak warna (Polychrome Print)

Dalam proses cetak banyak warna, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu penggunaan registry mark atau randa yang

berbentuk huruf D disebelah kiri bawah klise dan tanda garis lurus

disebelah kanan bawah klise guna untuk menentukan posisi kertas


31

sehingga diperoleh warna cetakan dengan tepat atau dengan

registry piece yaitu potongan kayu balok berbentuk huruf L yang

diletakkan pada papan kayu dengan menggunakan engsel.

Ada tiga cara dalam pembuatan cetak banyak warna yaitu

sebagai berikut :

1) Metode Key Block atau sama dengan menggunakan klise

pengunci.

2) Metode Sectional (separate) block yaitu banyaknya klise sesuai

dengan banyaknya desain.

3) Metode super impose block yaitu warna warna saling tumpang

tindih, sehingga pembuatan banyakya klise tidak berdasarkan

jumlah warna yang dikehendaki.

C. Tema/Ide/Judul

1. Tema

Tema merupakan dasar atau pokok pikiran, gagasan dan ide dasar

dari sebuah pemikiran, suatu tema tergantung pada suatu hal yang bisa

menarik minat seniman yang nantinya dapat dituangkan pada sebuah

media, sehingga menghasilkan suatu karya seni yang menarik .

Dasar pemikiran dalam penciptaan karya grafis ini yaitu berawal

dari timbulnya beberapa permasalahan sosial yang terjadi saat ini terkait

kesenjangan sosial yang sering terjadi dikalangan masyarakat, salah

satunya ketika membanggakan apa yang dimilikinya dengan tujuan


32

menunjukan identitas diri dengan cara memandang rendah orang lain

dengan perkataan serta perbuatan yang merugikan orang lain.

Dalam contoh kasus diatas mencerminkan perilaku yang tidak baik,

begitu pun dengan tokek yang cenderung memiliki kesamaan dengan sifat

manusia tersebut.. Fenomena permasalahan seperti ini menimbulkan

kegelisahan dalam lingkungan masyarakat, dalam pergaulan bahkan di

dalam lingkungan keluarga, karena fenomena yang terjadi sehingga

menyebar luas di semua kalangan.

Penulis mengangkat sebuah karya yang bertemakan hewan yang

dimetaforkan dalam wujud beberapa sifat manusia yang kerap menindas

dan meremehkan manusia lainnya bahkan sampai merugikan sesama

mereka.

2. Ide

Mengembangkan tema menjadi sebuah gagasan/ide, ide dan

gagasan yang penulis dapat terinspirasi dari sifat tokek yang suka

memakan sesama (kanibal). Kecenderungan hewan ini yang suka

menyendiri dan tidak menyukai kebisingan, sehingga dari perilaku

tersebut banyak menimbulkan permasalahan, baik bagi kelompok

maupun individu. Dalam kehidupan manusia perilaku semacam ini akan

menyebabkan berbagai kerugian baik bagi pribadi sendiri maupun

orang lain.
33

Manusia yang memiliki sifat seperti ini akan banyak

menimbulkan masalah terutama dalam pergaulan, mereka akan di jauhi

dan tidak disenangi di dalam pergaulannya. Metafor dari hewan tokek

ini akan penulis kembangkan menjadi sebuah karya dalam seni grafis.

3. Judul

Pada karya ini penulis membuat karya yang berjumlah sepuluh

karya, masing-masing karya diberi judul, diantaranya judul yang dapat

penulis buat adalah sebagai berikut :

a. Identitas diri
b. Soliter
c. Kehidupan baru
d. Kanibal
e. Tumbuh
f. Rakus
g. Paling Besar
h. Berbeda
i. Menyamar
j. Pertahanan

D. Konsep Perwujudan

Dalam memulai kegiatan membuat karya akhir terlebih dahulu

harus ada suatu konsep yang mendasari dalam berkarya. Konsep dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rancangan atau buram surat,

sedangkan konsep bagi seorang seniman merupakan rancangan awal

dalam membuat karya seni. Konsep perwujudan tidak terlepas dari

bagaimana mengekspresikan suatu objek yang akan diciptakan.


34

Dalam proses pembuatan karya akhir ini, penulis mewujudkan ide

tentang sifat dan perilaku dari hewan tokek yang bersifat merugikan. Sikap

dan perilaku dari tokek ini akan penulis wujudkan dalam bentuk karya

seni grafis dengan menggunakan media kanvas. Penulis juga menambah

objek-objek pendukung seperti makhluk hidup dan benda. Menampilkan

warna terang dan gelap pada background sehingga perwujudan dari karya

ini terlihat harmonis dan memiliki nilai keindahan tersendiri di pandangan

penikmatnya.
35

A. Kerangka Berkarya
Persiapan

Literatur : fakta/fenomena :
buku, internet, problematika lingkungan,
jurnal sosial, & politik

Elaborasi Sosial

Perilaku sosial yang


merugikan orang lain dan
diri sendiri

Sintesis Tokek Perilaku manusia


yang mencerminkan
sifat tokek

Realisasi Konsep Membuat sketsa,


Memindahkan sketsa, bahan
& alat, proses berkarya,
finishing

Penyelesaian

Katalog, Dokumentasi,
Pelaporan karya

Bagan 1 : Kerangka Berkarya


sumber : Rahmad 2019

Anda mungkin juga menyukai