RECORD KEEPING
a. Suatu dokumen atau catatan yang berisi data tentang keadaan pasien yang
dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan, akan tetapi juga dilihat dari jenis,
kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan perawat dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Ali, 2010).
i. Catatan harus akurat, benar, komplit, jelas, ringkas, dapat dibaca, dan ditulis
dengan tinta.
e. Catatan harus akurat, valid dan reliabel. Pastikan yang ditulis adalah fakta,
jangan berspekulasi atau menuliskan pikiran sendiri.
f. Jangan biarkan bagian kosong pada catatan perawat, karena orang lain
dapat menambah informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong
tersebut.
j. Memulai dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda tangan dan
nama jelas.
MANFAAT DOKUMENTASI
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna penting bisa dilihat dari
berbagai aspek (Nursalam, 2009), antara lain:
1. Hukum
2. Kualitas Pelayanan
3. Komunikasi
4. Keuangan
5. Pendidikan
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena dokumentasi
menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik
atau profesi keperawatan.
6. Penelitian
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan
pemberian asuhan keperawatan yang diberikan guna pembinaan dan
pengembangan tingkat lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan
mutu kualitas pelayanan juga bagi individu perawat dalam mencapai
tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.
1. Pengertian
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang
mengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian
tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran
riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat menggunakan catatan
keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
2. Komponen
b. catatan dokter.
c. riwayat medik/penyakit.
d. catatan perawat.
f. formulir grafik.
i. riwayat penyakit/perawatan/pemeriksaan.
j. perkembangan pasien.
1. Pengertian
2. Komponen Model
a. Data Dasar
Data dasar merupakan data yang diperoleh dari hasil pengkajian saat pasien
pertama kali masuk rumah sakit. Data dasar pengkajian keperawatan meliputi
riwayat kesehatan/perawatan sebelumnya, pemeriksaan fisik keperawatan,
diet dan pemeriksaan penunjang, seperti foto rontgent, hasil laboratorium.
Berdasarkan data yang diperoleh dari data dasar ini dijadikan dasar untuk
menentukan masalah klien.
b. Daftar Masalah
Daftar masalah berisi data yang telah diidentifikasi dari data dasar yang
dikategorikan sebagai masalah. Data masalah di susun secara kronologis
sesuai dengan hasil identifikasi masalah prioritas. Data disusun pertama kali
oleh tenaga kesehatan yang pertama kali bertemu klien atau orang yang diberi
tanggung jawab. Pengkategorian data dikelompokkan berdasarkan masalah
fisiologis, psikologis, sosio kultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan
lingkungan. Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah
diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang
menemukan masalah tersebut.
3) PIE (problem-intervensi-evaluasi).
1) Catatan perawat
Catatan perawat harus ditulis oleh perawat setiap shift kerja dalam 24 jam.
Dokumentasi keperawatan berisi informasi tentang:
a) Pengkajian.
Lembar ini digunakan oleh perawat untuk mencatat hasil observasi maupun
pengukuran yang telah dilakukan seperti data tentang vital sign, berat badan
serta pemberian obat, yang tidak perlu dicatat secara naratif. Selain itu tim
kesehatan lainnya dapat dengan mudah mengakses keadaan klien hanya
dengan melihat grafik yang ada di flowsheet. Sehingga flowsheet lebih sering
digunakan di IGD, terutama data fisiologis.
Discharge notes ini akan lebih sesuai untuk pasien yang akan dipulangkan
atau dipindahkan pada ruang perawatan lainnya untuk perawatan lanjutan.
Catatan ini juga ditujukan bagi tenaga kesehatan yang akan melanjutkan
perawatan dengan home care dan informasi untuk lanjutan.
(1) Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien.
(2) Menjelaskan prosedur tindakan tertentu yang bisa dilakukan keluarga saat
di rumah, misalnya cara menggunakan obat di rumah, perlu diberi petunjuk
tertulis.
(4) Memberikan daftar nama dan nomor telepon tenaga kesehatan yang dapat
dihubungi klien.
Model dokumentasi ini hanya mencatat secara naratif hasil pengkajian yang
menyimpang dari data normal atau standar yang ada. Model
pendokumentasian seperti ini mengurangi penggunaan waktu yang lama,
karena lebih menekankan pada data yang penting saja, mudah untuk mencari
data yang penting, pencatatan langsung ketika memberikan asuhan,
pengkajian yang terstandar, meningkatkan komunikasi antara tenaga
kesehatan, lebih mudah melacak respons klien dan lebih murah. Dokumentasi
model CBE mengidentifikasikan 3 (tiga) komponen penting, yaitu:
Focus dapat dipergunakan untuk menyusun fungsi DAR sebagai kunci dan
pedoman terhadap kewajiban orientasi proses.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MODEL DOKUMENTASI SOR
(SOURCE ORIENTED REPORT)
1. Keuntungan
2. Kerugian
1. Keuntungan
c. Hasil evaluasi dan penyelesaian masalah disusun secara jelas. Data disusun
berdasarkan masalah yang spesifik.
2. Kerugian
1. Keuntungan
b. Data yang tidak normal nampak jelas, sehingga mudah ditandai dan
dipahami.
c. Data normal atau respon yang diharapkan tidak menganggu informasi lain.
2. Kerugian
1. Keuntungan
d. Perkembangan klien, mulai dari masuk sampai pulang dapat dengan mudah
digambarkan.
2. Kerugian
1. Keuntungan
a. Istilah fokus lebih luas dan positif dibandingkan penggunaan istilah
“Problem”.
c. Fokus dengan DAR adalah fleksibel dan menyediakan kunci dan pedoman
pencatatan diagnosa keperawatan.
d. Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada
format.
2. Kerugian
b. Penggunaan Fokus pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana
tindakan keperawatan.
9.Pasal 55 ayat 1 Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau
kelalaian yangdilakukan tenaga kesehatan .
Dalam pasal – pasal yang disebutkan diatas, tidak ada yang mengatur secara
jelas tentang pemdokumentasian , namun pelaksanaan pasal – pasal tersebut
dan termasuk pasal – pasal tentang ketentuan pidana serta sanksi dalam UU
No.23 tahun 1992 memerlukan perangkat dokumentasi sebagai perangkat
lunak.
d.Memberikan informasi
4.Pasal 23
d.Tepat. Apa saja yang dianggap nyaman oleh seseorang untuk dibahas di
lingkungan umum didokumentasikan.
Catatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal dan dapat diperlihatkan
di pengadilan sebagai bukti sering kali catatan tersebut digunakan untuk
mengingatkan saksi mengenai kejadian di seputar tuntutan karena beberapa
bulan atau tahun biasanya sudah berlalu sebelum tuntutan di bawa ke
pengadilan. Efektivitas kesaksian oleh saksi dapat bergantung pada akurasi
dari catatan semacam ini. Oleh karena itu perawat perlu untuk tetap akurat
dan melengkapi catatan askep yang diberikan pada klien. Kegagalan membuat
catatan yang semestinya dapat dianggap kelalaian dan menjadi
dasar Liabilitas yang merugikan. Pengkajian dan dokumentasi yang tidak
memadai atau tidak akurat dapat menghalangi diagnosis dan terapi yang tepat
dan mengakibatkan cedera pada klien.