NIM : 1111190192
Kelas : 4B
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persengketaan soal gugusan pulau karang di tengah laut Jepang yang disebut Korea
Selatan sebagai Laut Timur itu sesungguhnya merupakan persengketaan lama dan sudah
terjadi sejak tahun 1905. Kepulauan itu tidak berpenduduk. Namun, Korea Selatan
menempatkan pasukan tentara yang menjaga wilayah laut di sekitarnya, yang kaya akan ikan
dan gas alam. Permasalahan ini diawali dengan status kedaulatan Pulau Dokdo yang terletak
di Semenanjung Korea dan diakui kedaulatannya dibawah kekuasaan territorial Korea
dibawah kepemimpinan Dinasti Shilla pada 512 M, namun sejak tahun 1905-1945 Jepang
mulai melakukan imperialisasi atas wilayah Korea dan seluruh daerah Semenanjung Korea
yang berdampak pada diakuinya Pulau Dokdo sebagai “Pulau Takeshima” berada di wilayah
Jepang di dalam pengawasan Dewan Prefektur Shimane dibawah penerapan yuridiksi Pulau
Oki Jepang sejak tahun 1905.
Pemberian klaim yang dilakukan oleh Korea Selatan terhadap Kepulauan Dokdo atau
Takeshima mendapat tentangan dari Jepang yang merasa memiliki pulau itu dengan sah. Hal
tersebut yang membuat penulis merasa konflik persengketaan antara Korea Selatan dan
Jepang ini menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Oleh karena itu penulis mengangkat judul
“Sengketa Pulau Dokdo Antara Korea Selatan dan Jepang”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah penjabaran latar belakang diatas maka penulis akan merumuskan masalah
sebagai berikut :
• Mengapa Jepang dan Korea Selatan sama-sama mengklaim kepemilikan wilayah atas
Pulau Dokdo/Takeshima?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalih lain yang diberikan Jepang atas kepemilikan pulau Dokdo berupa bukti akan
perjanjian pendudukan Jepang atas Korea. Pada saat penandatanganan perjanjian pendudukan
Jepang atas Korea, secara otomatis wilayah Korea merupakan bagian dari wilayah jajahan
Jepang. Namun, ada satu poin yang dianggap Jepang penting untuk mengklaim pulau Dokdo
adalah bahwa Pulau Dokdo tidak termasuk dalam wilayah Korea dan dapat dianggap sebagai
daerah tak bertuan (Terra Nulius). Wilayah Kepulauan Dokdo merupakan bagian dari Jepang.
Jepang menganggap Kepulauan Dokdo sebagai bagian dari kedaulatannya berdasarkan pada
persetujuan Perjanjian San Francisco tahun 1951. Dalam perjanjian tersebut disebutkan
bahwa Jepang tidak harus mengembalikan Pulau Dokdo kepada Korea, bahkan dalam pasal 2
perjanjian tersebut sama sekali tidak disinggung mengenai kewajiban Jepang untuk
mengembalikan Pulau Dokdo hanya diwajibkan untuk mengembalikan sebagian wilayah
Rusia. Awal dari kepemilikan Jepang atas pulau Dokdo berdasarkan pada aneksasi Jepang ke
Semenanjung Korea yang mengakibatkan pihak Korea masuk dalam daftar negara jajahan
Jepang. Dengan aneksasi tersebut Jepang mengambil alih hak wilayah maupun urusan
diplomatik Korea. Berdasarkan pada perjanjian itu Jepang merupakan pemilik yang sah,
Jepang telah memasukan pulau tersebut kedalam sebuah distrik teritorial atau prefektur, yaitu
prefektur shimane dan telah melakukan efektifitas di pulau tersebut.
Jepang mengakui Pulau Dokdo sebagai wilayah teritorial Jepang yang telah
diresmikan sebelum aneksasi Korea, namun setelah perjanjian damai San Fransisco 1951,
Jepang tidak lagi memprioritaskan untuk menguasai Pulau Takeshima yang disengketakan.
Kepemilikan Jepang yang sah atas pulau Dokdo mendapat bantahan dari Korea Selatan.
Pihak Korea Selatan juga merasa memiliki pulau tersebut. Korea Selatan mengklaim bahwa
Pulau Dokdo berada di bawah kedaulatannya berdasar pada acuan historis yang dikutip dalam
beberapa dokumentasi pemerintah Korea Selatan, yang menyatakan bahwa Dokdo pada
awalnya merupakan suatu independent island yang dinamakan Ussankuk dan telah bersatu
dengan Korea Selatan pada masa Dinasti Shilla pada tahun 512 SM. Dokdo juga lebih dekat
ke Korea Selatan daripada ke Jepang. Ia hanya berjarak sekitar 87 kilometer dari Ulleungdo
milik Korea Selatan, dan sekitar 157 kilometer dari Pulau Oki milik Jepang. Sampai saat ini
di Ulleungdo ditemukan tiga dolmen atau kuburan batu dari akhir zaman perunggu dan awal
zaman besi bergaya Korea dalam keadaan baik.
Pada tahun 2008, Jepang kembali mempertegas klaimnya dengan cara memasukkan
kepulauan Dokdo ke dalam buku kurikulum pendidikan sekolah menengah Jepang, hal ini
bertujuan untuk pengenalan kepada anak-anak sekolah menengah. Korea Selatan
menganggap pulau tersebut merupakan bagian dari wilayahnya. Sama hal nya dengan apa
yang dilakukan oleh Jepang, buku-buku pelajaran di Korea Selatan juga sama-sama
mengklaim bahwa Pulau Dokdo merupakan bagian dari wilayah teritorialnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Klaim yang diberikan Jepang atas kedaulatan Kepulauan Dokdo membuat Korea
Selatan merasa terusik akan kemerdekaannya. Jika ditilik dari faktor dan fakta sejarah,
Kepuluan Dokdo merupakan bagian dari Korea Selatan, namun Jepang memberikan klaim
karena mendapatkan Dokdo secara okupasi, Dokdo dianggap sebagai daerah tak bertuan pada
saat itu. Upaya Korea Selatan untuk mempertahankan Kepulauan Dokdo, menimbulkan
konflik dengan Jepang. Korea Selatan menganggap konflik territory dengan Jepang
merupakan hal yang terpenting, Korea Selatan tidak akan tinggal diam untuk merelakan
Jepang mencaplok kepulauan Dokdo dari kedaulatan wilayah Korea Selatan. Bahkan untuk
mewujudkan kepentingan nasionalnya atas Kepulauan Dokdo, Korea Selatan siap memutus
hubungan bilateral dengan Jepang.
Sengketa gugusan pulau yang disebut Dokdo di Korea Selatan dan Takeshima di
Jepang memanas lagi setelah Jepang menegaskan kembali klaimnya terhadap pulau yang
dikontrol Korea Selatan itu. Hubungan Korea Selatan dan Jepang sebenarnya terus membaik
sampai isu itu muncul kembali. Jepang mencaplok Kepulauan Dokdo pada Perang Rusia-
Jepang 1904 serta pada penaklukan Semenanjung Korea 1910-1945 danberlanjut di era
modern. Menurut Korea Selatan, Jepang jangan memaksakan klaim Takeshima yang diklaim
pertama kalinya oleh Jepang pada 22 Februari 1905, sebagai bagian Prefektur Shimane. Saat
Jepang menyerah pada sekutu tanggal 15 Agustus 1945, sekutu membuat pemerintahan tinggi
di Tokyo dan mulai mengembalikan wilayahnya kolonial yang dimiliki Jepang kepada
pemilik asalnya.
B. SARAN
• Bukti historis, seperti dokumentasi pemerintahan Jepang dan Korea Selatan yang
dijadikan landasan awal dalam pernyataan klaim dari kedua negara.
• Berdasarkan penafsiran internasional dalam San Francisco Peace Treaty tahun 1951
dan aturan Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982.
DAFTAR PUSTAKA
Facts About Dokdo. (n.d.). Retrieved 4 26, 2013, from Cyber Dokdo:
http://www.dokdo.go.kr/eng/html/introduction/introduction.jsp
Huri, K. (1997). Japan's Incorporation of Takeshima into Its Territory in 1905. KOREA OBSERVER.
Lovmo, M. S. (n.d.). The Territorial Dispute Over Dokdo. Retrieved from For The Next Generation:
http://www.forthenextgeneration.com/dokdo/dokdo_01.htm
United Nations Convention on the Law of the Sea of 10 December 1982. (n.d.). Retrieved from
United Nations: https://www.un.org/depts/los/convention_agreements/texts/unclos/UNCLOS-
TOC.htm
Sengketa pulau Korea Selatan-Jepang memanas. (2012, 8 24). Retrieved from Radio Australia:
http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2012-08-24/sengketa-pulau-korea-selatanjepang-
memanas/1005028