Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Awal Terjadinya Sengketa Kepulauan Senkaku


Sejak dimasukannya kepulauan senkaku kedalam teritorial jepang dalam keputusan
kabinet pada tahun 1895, pemerintah jepang terus menerus  memposisikan diri bahwa
kepulauan senkaku adalah bagian dari teritorial jepang. Sikap ini sesuai dengan hukum
internasional dan sejarah yang ada, kepulauan senkaku telah berada di dalam
kepemerintahan/kontrol pihak jepang, kecuali pada periode tahun 1945-1971 dimana
kepulauan senkaku berada dibawah kekuasaan US sebagai bagian dari Okinawa.
Sebelum tahun 1971, China maupun taiwan melakukan klaim "kedaulatan teritorial"
pada kepulauan senkaku. kedua pemerintahan telah mengekspresikan ketidak setujuannya
pada kedaulatan jepang terjadap kepulauan senkaku.
Mengapa terjadi perubahan posisi? Pada tahun 1960 , agensi dari United Nation
(PBB) , the Bangkok-bassed Economic Commision for Asia and the Far East (ECAFE)[3],
melakukan survey perairan yang berada disekeliling kepulauan senkaku. Survey mengatakan
bahwa terdapat pontensial simpanan kekayaan minyak yang ada di dasar laut senkaku.setelah
ECAFE mempublikasikan penemuannya ini, pada tahun 1971 the Republic of China (taiwan)
melakukan klaimnya yang pertama kali terhadap kepulauan senkaku.
Dimulai pada tahun 1885, dalam 10 tahun, Jepang melakukan survey lapangan
terhadap kepulauan senkaku, dengan hasil bahwa pulau tersebut tidak berpenghuni, dan tidak
berada dalam kontrol dinasti Qing Cina.
Berlandaskan pada penelitian ini, pemerintah jepang memutuskan pada januari 1895
untuk memasukan pulau senkaku kadalam teritorialnya, dan dengan resmi menjadi bagian
dari jepang.Langkah administrative ini sesuai dengan hokum internasional yang bernama the
Internationally Accepted Legal Theory of terra nullius (Pulau tanpa pemilik).
Jepang sebenarnya sudah menguasai kepulauan Senkaku sejak 1895 sampai sebelum
Perang Dunia II dimulai.Warga Jepang biasanya tinggal di kepulauan tersebut untuk
memanen sayap burung albatross.Pada tahun 1920, penduduk dari pulau Ishigaki, yang
berada di bawah yurisdiksi Okinawa menyelamatkan nelayan China yang terjebak dalam
badai di dekat perairan Senkaku.Yang menyebabkan pemerintah dari China mengirimkan
suratyang telah di tanda tangani dan diberi segel untuk berterimakasih atas penyelamatan atas
nelayan China tersebut. Pemerintah Jepang sejak tahun 1930 memperkenankan swasta,
keluarga Jepang bernama Tatsuhiro Koga, membeli dan mengelola pulau tersebut dan
membayar pajak kepada pemerintah Jepang setiap tahun. Saat ini uang pajak dari pulau itu
sekitar 24 juta yen setahun.[4]
Pada tahun 1953 artikel di People’s Daily, bagian dari partai komunis China,
mengakui Senkaku sebagai wilaya teritori Jepang. World Atlas mengumumkan di China
bahwa Senkaku merupakan bagian dari Jepang. Berdasarkan pada hasil pertemuan
pemerintah China sekitar tahun 1950, pemerintah China resmi menggunakan nama jepang
yaitu pulau senkaku yang mengindikasikan bahwa China telah mengakui Senkaku sebagai
bagian dari Okinawa.
Ketika Okinawa berada dibawah pemerintahan US pada tahun 1945 pasukan militer
US menggunakan sebagian wilayah Senkaku sebagai wilayah penembakan dan
pengeboman.Lalu pada tahun 1972 Senkaku dikembalikan sebagai wilayah Administrasi
Jepang.Namun China beranggapan bahwa jepang mencuri kepulauan Senkaku pada saat
Sino-Japanesse War dari Agustus 1894 sampai April 1895. Namun dalam memberikan
pernyataan tersebut, China mengabaikan 2 fakta penting, yaitu :
a)      Setidaknya 10 tahun sebelum meruaknya Perang Sino-Japanesse, bukti bukti menyatakan
bahwa Senkaku merupakan pulau tanpa pemilik, dan tidak berada di bawah kekuasaan
Dinasti Qing
b)      Jepang memasukkan Senkaku kedalam daerah kekuasaannya dengan menggunakan prosedur
dalam hokum Internasional, yang berdasar pada hasil perjanjian Shimonoseki.[5]
Tidak berhenti sampai disitu, tahun 1996, Jepang membangun mercusuar di daerah
kepulauan Senkaku yang memicu kemarahan dari China.Namun, demi menjaga hubungan
bilateral kedua Negara, mereka sepakat untuk berupaya menyelesaikan sengketa.Tetapi,
upaya yang mereka lakukan ternyata belum membuahkan hasil.
Situasi keduanya semakin memanas ketika kapal nelayan China menabrak kapal
penjaga pantai Jepang di area kepulauan Senkaku.Ditambah dengan pada tahun 2012, Jepang
membeli tiga dari delapan pulau yang ada dalam Kepulauan Senkaku, yaitu, pulau
Uotsurijima, Kitakojima, dan Minamikojima.[6] Hingga akhirnya pada tanggal 26 April
2013, Juru Bicara Menteri Luar Negeri Cina dalam konferensi pers mengeluarkan pernyataan
bahwa Kepulauan Senkaku merupakan salah satu core interest dari Cina.[7]
B.     Upaya-Upaya Penyelesaian
Dari lamanya kasus sengketa atas hak kepemilikan Pulau Senkaku ini, sebenarnya
sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan guna menyelesaikan masalah ini.Salah satunya,
Jepang dan China sama-sama meratifikasi Konvensi PBB tentang hokum laut (UNCLOS)
1982, namun mereka masih membangun sendiri pemahaman yang belum dituntaskan[8].
Selain itu, pada tahun 1997, Jepang mulai mengajukan upaya penyelesain sengketa ini
saat Jepang dan China bertemu kembali untuk membahas perjanjian perikanan antara Jepang
dan China di Laut China Timur.Namun China tidak menerima upaya tersebut karena China
beranggapan bahwa pertemuan mereka hanya sebata membahas perjanjian perikanan tanpa
membahas permasalahan hokum lainnya.
Pada Delimitasi Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) tahun 1998, China dan Jepang juga
diupayakan untuk melakukan upaya penyelesaian sengketa melalui Delimitasi ZEE. Namun,
mereka tetap bersikeras terhadap posisinya masing masing, yaitu China bersikeras bahwa ia
menggunakan asas natural prolongation dalam menentukan batas kedaulatan terluar
negaranya. Sedangkan Jepang memilih untuk membagi wilayahtersebut menjadi dua bagian
sesuai dengan garis equidistance.Perbedaan pendapat dari keduanya inilah yang
menyebabkan permasalahan ini lagi-lagi tidak mendapatkan titik temu.
Setelah tidak ditemukannya titik temu pada delimitasi ZEE ini, Jepang dan China
kembali bertemu pada tahun 2008, yaitu pada kunjungan Presiden China- Hu Jianto dengan
Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda pada tanggal 7 Mei 2008 dan disebut dengan
“Priciple Concensus”, dalam pertemuan ini telah dicapai 3 kesempakatan penting, yaitu, 1)
Jepang menyatakan bahwa ladang gas dan minya seharusnya dikelola bersama (JDA, Joint
Development Agreement) tidak hanya China yang memanfaatkannya, 2) Jepang dan China
sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak tahunan untuk meredakan ketegangan antara
China dan Jepang yang telah berlangsung lama dan sebagai akibat dari konflik Kepulauan
Senkaku, 3) China dan Jepang juga menyepakati untuk melihat hubungan kedua negara lebih
positif dengan tidak melihat masing-masing pihak sebagai ancaman.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan
meminta ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal
perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang
dapat menyesatkannnya. Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang
pun yang dapat memberinya petunjuk.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sengketa China-
Jepang Atas Kepulauan Diaoyu/ Senkaku” sebagai analisis untuk mengetahui penyebab dari
sengketa dan bagaimana penyelesaiannya.
Didalam makalah ini, kami akan membahas tentang sengketa kepulan senkaku.
Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang kami tulis disini bermanfaat bagi kita
semua. Ucapan terima kasih kepada guru PKN kami yaitu “Ibu Yeni” yang telah mendukung
dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. kami sadar bahwa apa yang kami
tulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.
Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Dan
hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Palembang, Februari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTARISI …………………………………………………...……...........................................2
BAB I : PENDAHULUAN
A.LatarBelakang ………………………………………………...…………….............................2
1. Klaim Historis China .......................................…………….....…………………………….. .5
2. Klaim Historis Jepang.......................................................................................................... .7
B.RumusanMasalah ...………………………………………………....….…………………….... 8

BAB II : PEMBAHASAN
A. Awal Terjadinya Sengketa Kepulauan Senkaku....................................................................9
B.Upaya-Upaya Penyelesaian.…………………………………………...…………………..… ..11

BAB III : PENUTUP


A.Kesimpulan………………………………………………………………....………………….....12
B.Saran..………………………………………………………………….........…………………..,.12

DAFTARPUSTAKA………..…………………...……………..………………………………...... 13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perebutan Kepulauan Senkaku oleh Cina dan Jepang sudah jelas dikarenakan national
interest diantara kedua negara tersebut. National interest baik dari segi ekonomi maupun
pertahanan. Dimana lokasi Kepulauan Senkaku yang strategis dan sumber daya alam yang
terkandung di Kepulauan Senkaku yang sangat menguntungkan baik bagi Jepang maupun
Cina. Sejauh konsep kepentingan nasional dalam teori realism yang dipakai dalam paper ini
cukup dapat menjelaskan mengapa sampai terjadi konflik perebutan Pulau Senkaku antara
Jepang dengan Cina.
            Kasus perebutan Kepulauan Senkaku antar Jepang dan Cina ini pun telah
mengundang perhatian Amerika Serikat. Bahkan Amerika Serikat sempat mengeluarkan
statement bahwa siap mengakomodasi Jepang jika memang Cina pada akhirnya akan
menyerang Cina. Hal ini lazim karena seperti yang kita ketahui hubungan Cina dengan AS
pun juga konfliktual dan selain itu pula Jepang merupakan aliansi AS di kawasan Asia Timur.
Terlepas dari hal tersebut apabila memang jalur diplomasi tidak lagi memberikan titik temu
bagi penyelesaian kasus ini maka bukan tidak mungkin perang dapat terjadi di kawasan ini.
Apalagi baik Cina maupun Jepang tidak ada yang mau melonggarkan keinginannya untuk
memasukkan Senkaku ke dalam kedaulatannya. Terutama Cina yang mempunyai
kepentingan yang lebih banyak akan Kepulauan Senkaku ini, sebagaimana yang kita ketahui
dalam mewujudkan kepentingannya Cina terkenal sangat agresif.

B. SARAN

Sebaiknya sengketa antara Jepang dan China atas kepemilikan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku ini
harus cepat dibicarakan dan diselesaikan secara damai. Karena jika dibiarkan berlarut-larut maka akan
menimbulkan konflik-konflik lain yang dikhawatirkan akan berakibat pada semakin menegangnya
hubungan antara kedua negara dan bahkan menimbulkan peperangan. Perlu diingat bahwa peperangan
tidak hanya akan merugikan pihak-pihak yang bersengketa saja tetapi sudah pasti juga akan
berimplikasi terhadap negara-negara tetangganya di Asia Timur.
Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang dan China mempunyai kapabilitas militer yang kuat begitu
juga dengan perekonomiannya serta teknologi dan perindustriaannya. Maka bisa dipastikan, jika
perang antara Jepang dan China sampai terjadi maka akan berdampak besar kepada negara-negara
Asia Timur baik dalam stabilitas keamanan dan perdamaian maupun dalam bidang perekonomian.
Maka dari itu, jika Jepang dan China masih bersikeras dengan pandangan dan klaim mereka masing-
masing ,maka jalan tengah yang terbaik adalah melalui jalur Mahkamah Internasional.
Maka dari itu, jika Jepang dan China masih bersikeras dengan pandangan dan klaim mereka masing-
masing, maka jalan tengah yang terbaik adalah melalui jalur Mahkamah Internasional.
24

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Senkaku
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-18-II-P3DI-
September-2012-75.pdf
http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-sengketa-internasional-dalam-kasus-laut-cina.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21343/5/Chapter%20I.pdf
http://www.unescap.org/about
http://www.tribunnews.com/internasional/2012/11/20/ini-alasan-mengapa-jepang-lebih
berhak-atas-pulau-senkaku/ 
http://thediplomat.com/2013/11/getting-senkaku-history-right/
http://www.japantimes.co.jp/news/2012/04/19/national/tokyos-intentions-for-senkaku-
islets/#.VmRP73YrK01
http://ag.chineseembassy.org/eng/fyrth/t1035948.htm

Anda mungkin juga menyukai