Anda di halaman 1dari 9

SENGKETA KEPULAUAN SENKAKU

ANTARA
JEPANG DAN CHINA

AIDA
FITRI

RIZA FATHIN ELA


ANNISA JULAEHA

MUHAMAD KARTIKA
BAHRONI SURI
By : Kelompok 6
Persengketaan Wilayah

Persengketaan wilayah adalah


pertentangan mengenai hak
kepemilikan/kontrol sebidang
tanah antara dua atau lebih
negara, atau mengenai hak
kepemilikan/kontrol sebidang
tanah oleh sebuah negara
setelah ia menguasainya dari
bekas negara yang kini tidak lagi
diakui oleh sang negara
penguasa.
Pulau Senkaku

Secara
Geografis Kepulauan Diaoyu atau Senkaku adalah gugusan
kepulauan tidak berpenghuni di Laut Cina Timur,
letaknya sekitar timur-laut Taiwan dan barat-daya
Okinawa. Kepulauan ini terdiri dari 8 pulau terdiri
dari 5 pulau kecil dan 3 pulau batu dengan pulau
terbesarnya adalah Uotsuri-jima dalam bahasa
Jepang atau Diaoyu Dao seluas 4.3 kilometer
persegi.
Sejarah Konflik Perebutan Wilayah Kepulauan Senkaku
dianggap sebagai pulau tak bertuan (Terra Incognita) bahkan
Sejarah pada awal1900-an kepulauan Senkaku dijadikan tempat
Konflik pengolahan dan pengeringan ikan oleh pengusaha dari
Jepang.
Setelah Perang Dunia ke-2 daerah ini resmi dibawah
kekuasaan Amerika hingga dikembalikan lagi ke Jepang pada
1971.
Sebenarnya, konflik regional ini sudah berlangsung sejak lama,
khususnya dimulai pada tahun 1969 setelah Economic
Comission for Asia and Far East (ECAFE) melakukan survei dan
menemukan potensi cadangan minyak dan gas yang cukup
besar disekitar perairan Kepulauan Senkaku. Penemuan ini
membuat China dan Jepang sebagai negara yang berada
sangat dekat dengan kawasan tersebut menjadi saling berebut
atas kepemilikannya dan sejak saat itu hubungan bilateral
kedua negara kian lama kian menegang baik dari segi politik,
ekonomi maupun militer.
Tiga faktor utama yang melatarbelakangi sengketa pulau
Senkaku atau Diaoyu, yaitu :

Perbedaan paham garis perbatasan laut di Laut China Timur (the East China Sea)
antara Jepang dan China hingga kini belum dicapai kesepakatan bersama. Jepang
mengusulkan pembagian wilayah berdasar garis tengah di zona ekonomi eksklusifnya,
sedangkan China mengacu pada kelanjutan alamiah dari landas kontinennya berjarak
di luar 200 mil.

Perbedaan persepsi sejarah kepemilikan Senkaku atau Diaoyu disetiap pihak bermuara
pada klaim berbeda. China yakin kepemilikan atas Senkaku sejak Dinasti Ming (1368-
1644), sedangkan versi Jepang, pulau itu merupakan wilayah Jepang yang diserahkan
oleh Amerika Serikat pasca perjanjian San Fransisco

Munculnya sengketa ini dipicu setelah kedua pihak menyadari adanya sumber
cadangan minyak dan gas di sekitar Kepulauan Senkaku
Dampak
Munculnya kekerasan dan ketegangan antara kedua negara. kekerasan tersebut
dilakukan oleh para aktivis nasionalis China yang melakukan demonstrasi Anti-
Jepang serta merusak beberapa fasilitas bisnis yang dimiliki oleh warga Jepang di
China

Kemarahan rakyat China dengan membakar bendera Jepang, menyerang kantor


perwakilan Jepang,

Menyebabkan banyak perusahaan besar Jepang di China ditutup seperti Kantor


Toyota dan Honda di Qingdao rusak berat akibat serangan pemrotes.

Kelompok bisnis elektronik Panasonic terpaksa tak dapat melanjutkan


operasionalnya karena pembangkit listriknya disabotase oleh para buruh Cina.
Sehingga perusahaan ini memutuskan menutup pabriknya
Penyelesaian

Akibat sengketa pulau kecil yang tidak ada habisnya ini, hubungan
China dan Jepang kian memanas terkait sengketa pulau di Laut China
Timur. Namun China berharap konflik ini bisa diselesaikan lewat
diplomasi. Dari pihak Jepang sendiri pun berkomitmen untuk
menyelesaikan konflik dengan damai.
Seperti yang kita ketahui kedua negara tersebut mempunyai kapabilitas
militer yang kuat begitu juga dengan perekonomiannya serta
teknologinya. Dalam hal ini, yang dapat menyelesaikan konflik tersebut
mungkin dengan melalui Mahkamah Internasional atau intervensi dari
beberapa negara tetangga yang harus turut membantu mencari solusi
begitu juga dengan PBB sebagai organisasi internasioanl yang bertujuan
untuk memakmurkan serta mensejahterakan suatu negara yang sedang
berkonflik dengan negara lainnya.
LANJUTAN...

Selain itu, Manajemen konflik China-Jepang dalam


mengatasi sengketa Kepulauan Senkaku dapat saja
menyelesaikan konflik yang terjadi, seperti dengan
ditawarkannya solusi melalui pengelolaan bersama (JDA,
Joint Development Agreement) akan memperbaiki
hubungan China-Jepang, karena menyangkut kepentingan
kedua negara, sehingga kedua negara harus selalu menjaga
hubungan baik agar kesepakatan dapat berjalan baik. Bagi
China sendiri kesepakatan ini sebenarnya tidak berdampak
buruk karena China dapat membangun masa depan yang
cerah bersama Jepang. Meskipun manajemen konflik
tersebut mengalami kebuntuan, akan tetapi sengketa
Kepulauan Senkaku dapat diredam dan tidak menuju
tahap peperangan.
KESIMPULAN

Dalam konflik antara Jepang dan China ini terdapat tiga faktor utama
yang melatarbelakangi sengketa pulau Senkaku atau Diaoyu tersebut,
yaitu perbedaan paham garis perbatasan laut di Laut China Timur (the
East China Sea) antara Jepang dan China hingga kini belum dicapai
kesepakatan bersama, Perbedaan persepsi sejarah kepemilikan
Senkaku (Diaoyu dalam bahasa China) di setiap pihak bermuara pada
klaim berbeda, Munculnya sengketa ini dipicu setelah kedua pihak
menyadari adanya sumber cadangan minyak dan gas di sekitar
Kepulauan Senkaku. Sehingga konflik tersebut menimbulkan dampak
diantaranya munculnya gerakan Anti-Jepang di China dan
menyebabkan hubungan (khususnya bidang ekonomi) menjadi tidak
baik. Kedua belah pihak berharap konflik ini dapat diselesaikan secara
damai melalui jalur diplomasi atau manajemen konflik yaitu dengan
pengelolaan bersama (JDA, Joint Development Agreement).

Anda mungkin juga menyukai