RUNWAY
(METODE ARFL)
Lingkungan bandara yang berpengaruh terhadap
panjang runway adalah:
1.Temperatur
2.angin permukaan (surface wind)
3.kemiringan runway (effective gradient)
4.elevasi runway dari permukaan laut (altitude)
5.kondisi permukaan runway.
Rekomendasi ICAO (International Civil Aviation
Organization) : perhitungan panjang runway harus
disesuaikan dengan kondisi lokal lokasi bandara.
→ Metoda Aeroplane Reference Field Length
(ARFL).
Menurut ICAO, ARFL : runway minimum
yang dibutuhkan untuk lepas landas pada
maximum sertificated take off weight,
elevasi muka laut, kondisi atmosfir standar,
keadaan tanpa angin bertiup, runway tanpa
kemiringan (kemiringan = 0).
→ Perencanaan persyaratan-persyaratan
tersebut harus dipenuhi dengan melakukan
koreksi akibat pengaruh dari keadaan lokal.
1. KOREKSI ELEVASI
Menurut ICAO bahwa panjang runway bertambah
sebesar 7% setiap kenaikan 300 m (1000 ft)
dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut.
Fe = 1 + 0.07 h
300
Fe : faktor koreksi elevasi
h : elevasi di atas permukaan laut, m (NIM)
2. KOREKSI TEMPERATUR
Pada temperatur yang tinggi dibutuhkan runway yang
lebih panjang sebab temperatur tinggi akan
menyebabkan density udara yang rendah. Sebagai
temperatur standar adalah 15 oC.
Menurut ICAO panjang runway harus dikoreksi
terhadap temperatur sebesar 1% untuk setiap kenaikan
1 oC. Sedangkan untuk setiap kenaikan 1000 m dari
permukaaan laut rata-rata temperatur turun 6.5 oC.
Ft = 1 + 0.01 (T –(15 - 0.0065h))
Ft : faktor koreksi temperatur
T : temperatur dibandara, oC
3. KOREKSI KEMIRINGAN RUNWAY
Fs = 1 + 0.1 S
Basuki (1990)
Untuk perencanaan bandara diinginkan tanpa tiupan