C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Konstitusi dalam Kehidupan
Berbangsa-Negara Indonesia
Mari kita awali kegiatan mempelajari segi historis dengan memahami pandangan Thomas
Hobbes (1588-1879) tentang mengapa diperlukannya konstitusi. Menurutnya manusia itu
naturalnya menganut hukum hutan “ Yang kuat menindas yang lemah”, “Memakan atau
dimakan” , dan sejenisnya. Akhirnya manusia mulai sadar dan membuat perjanjian antar
sesamanya. Sampai timbul juga perjanjian tentang rakyat memberikan kekuasaanya kepada
penguasa untuk menjaga perjanjian tersebut. Pemikiran Hobbes cenderung memihak kepada
pemerintahan monarkhi karena percaya bahwa penguasa bumi adalah manusia pilihan dari Tuhan.
Tapi pandangan ini justru membuat munculnya banyak orang-orang yang mengaku wakil dari
Tuhan dan menindas rakyatnya.
Salah satu contoh raja dari sistem monarkhi adalah raja Perancis pada tahun 1643, Louis
XIV. Dia dijuluki sebagai Raja Matahari yang memerintah selama 72 tahun. Louis XIV berhasil
meningkatkan kekuasaan Perancis lewat 3 perang besar. Ungkapan “Negara adalah saya”
dianggap berasal dari Louis XIV. Ungkapan ini tidak dianggap tepat oleh para ahli karena
memiliki kesempatan besar dijatuhkan oleh lawan politiknya. Selama berkuasa, dia menimbulkan
kesengsaraan yang luar biasa pada rakyatnya. Kekuasaan Louis berhenti pada Louis XVI yang
dianggap berkhianat dan ditangkap pada revolusi 10 Agustus. Peraturan untuk membatasi
kekuasaan raja (konstitualisme) dapat mengatasi keaadan seperti ini walaupun sebenarnya
peraturan ini sudah ada sebelum era dihukumnya Louis XVI. Kalau mengingat kembali tentang
HAM, ada juga kejadian-kejadian yang menuntut terbuatnya berbagai hukum HAM.
Setelah memahami cerita diatas , tentu saja telah mengungkap jawaban dari pertanyaan
kenapa diperlukannya konstitusi. Jawaban utamanya adalah untuk membatasi kekuasaan raja atau
pemimpin negara agar tidak semena-mena dalam berkuasa dan mengganggu HAM orang lain.
Didalam UUD NRI 1945 sendiri sudah ada beberapa pasal tentang Kekuasaan Pemerintahan
Negara seperti batasan kekuasaan, syarat pemimpin, dan lainnya. Contohnya di Indonesia,
Presiden merupakan Kepala pemerintahan dan wakil Indonesia di mata dunia. Dalam tugasnya,
Presiden tentu saja di bantu oleh Wakil Presiden. Mentri kabinet. Tidak bisa dibayangkan kalau
penguasa pemerintahan tidak diberi batasan. Mungkin kejadian seperti seorang raja yang semena-
mena dalam berkuasa akan terulang kembali.
Konstitusi juga berfungsi untuk membagi kekuasaan dalam negara. Contohnya beberapa
kekuasaan dibagikan kepada beberapa lembaga seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Konstitusi menentukan cara-cara untuk membuat pusat-pusat kekuasaan tersebut bekerja sama
satu sama lain.
Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis (seperti UUD) atau tidak tertulis. Seperti di
Inggris, meskipun termasuk sebagai negara konstitusional tetapi tidak memiliki naskah UUD.
Oleh karena itu, Konstitusi tepatnya berarti peraturan baik yang tertulis maupun tidak yang
menentukan bagimana lembaga negara itu dibentuk dan dijalankan. Selain Inggris , ada juga
Israel dan Selandia Baru yang juga memiliki konstitusi tidak tertulis