Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Pendekatan dan Model Pelayanan BK Pola 17 Plus

Jenis Layanan”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Drs. Afrizal Sano, M. Pd., Kons

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

1. Cici Nur Eliza 19052010


2. Dzykra Salsabila 19052052
3. Nur Aini 19052076

4. Rosyane Firdausyah 19180048


5. Ullya Syarifatul Hayanis 19052124
6. Nur Etika Gulo 19052131
7. Rezka Saputra

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendekatan dan Model Pelayanan BK Pola 17 Plus
Jenis Layanan ” sesuai tepat waktu. Makalah ini disusun berdasarkan sumber yang kami peroleh.

Selanjutnya terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan
dan Konseling bapak Drs. Afrizal Sano, M. Pd., Kons yang senantiasa memberikan penjelasan
dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami juga memohon
maaf apabila makalah kami masih jauh dari kata sempurna.

Padang, April 2021

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak sembarang


dilaksanakan. Pelaksanaannya sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan standar
pelayanan yang telah ditetapkan oleh para pemerhati bimbingan dan konseling. Oleh sebab
itu, ada hal yang harus diperhatikan oleh konselor sesaat sebelum melaksanakan pelayanan,
hal yang sebaiknya diperhatikan saat pelayanan berlangsung dan hal yang harus di evaluasi
setelah proses pelayanan dalam bimbingan dan konseling berlangsung.

Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan dan konseling sarat dengan ungkapan-


ungkapan yang menyatakan “pelayanan yang profesional” lebih jauh prayitno (2017:57)
menegaskan bahwa dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sebaiknya mengacu
kepada konsep “pelayanan yang berhasil”. Dalam hal ini, berhasil dalam membuat
perencanaan yang matang, berhasil dalam pelaksanaan proses pemberian layanan dan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat, serta berhasil dalam memberikan sesuatu yang bermakna
bagi klien. Kebermaknaan yang dirasakan klien dapat mengacu kepada adanya sesuatu yang
baru diperoleh oleh klien sehingga klien mampu membuat berbagai alternatif penyelesaian
masalah dan berani mengambil keputusan untuk kehidupan efektif yang lebih baik.

Layanan dalam bimbingan dan konseling sangat beragam. Keragaman ini merupakan hal
yang dapat dijadikan bukti bahwasanya Bimbingan dan Konseling adalah sebuah kajian yang
sangat kaya dan sarat dengan berbagai pilihan yang dapat dijadikan sebagai jalan dalam
menyelesaikan masalah yang sedang dialami oleh klien. Dengan keragaman, konselor juga
dapat lebih leluasa dalam memilih jenis layanan yang akan dipakai, sehingga tidak ada alasan
bagi para konselor untuk tidak melaksanakana layanan bimbingan dan konseling karena jenis
atau cara layanan yang sedikit.
b. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Model Pelayanan Bimbingan Konseling Pola 17
Plus?
2. Apa Tujuan dan Fungsi dari Model Pelayan Bimbingan Konseling Pola 17 Plus?
3. Apa Saja Jenisdari Model Pelayanan Bimbingan Konseling Pola 17 Plus ?
c. Tujuan
1 Dapat Mengetahui Apa Model Pelayanan Bimbingan Konseling Pola 17 Plus
2 Dapat mengetahui Apa Tujuan dan Fungsi dari Model Pelayan Bimbingan
Konseling Pola 17 Plus
3 Dapat Mengetahui Apa Saja Jenis dariModel Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Pola 17 Plus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pelayan Bimbingan Konseling 17 Plus

Menurut Prayitno dalam bukunya yang berjudul Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah bahwa Pola umum dalam (BK pola 17) yaitu: seluruh kegiatan
Bimbingan dan Konseling yang didasari satu pemahaman yang menyeluruh dan terpadu tentang
wawasan dasar Bimbingan dan Konseling yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan
asas-asas Bimbingan dan Konseling. Kegiatan Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh
meliputi empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi; bimbingan sosial; bimbingan belajar
dan bimbingan karier. Dalam keempat bidang pembimbingannya itu diselenggarakan melalui
tujuh jenis layanan, yaitu layanan orientasi; layanan informasi; layanan penempatan dan
penyaluran; layanan bimbingan belajar; layanan konseling perorangan; layanan bimbingan
kelompok; layanan konseling kelompok.

Hallen dalam bukunya Bimbingan dan Konseling mengatakan bahwa pola umum Bimbingan
dan Konseling di sekolah sering disebut dengan BK Pola 17, karena di dalamnyatermaktub 17
butir pokok yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di
sekolah, meliputi keseluruhan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang mencakup bidang-bidang
bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling. Seluruh
kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta didik (siswa)
yang secara langsung menjadi tanggung jawab guru pembimbing atau guru kelas. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan.
Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya
kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia
dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
potensinya.
2.2 Tujuan dan Fungsi dari Model Pelayan Bimbingan Konseling Pola 17 Plus
A. Tujuan

Tujuan dari model pelayanan bimbingan konseling pola 17 plus didasarkan pada tujuan
pendidikan itu sendiri karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
system pendidikan. Pada undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudipekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling yakni sebagai upaya membentuk
perkembangan kepribadian siswa secara optimal- secara umum, layanan bimbingan dan
konseling di sekolah harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Upaya
bimbingan dan konseling memungkinkan siswa mengenal dan menerima diri sendiri serta
mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil
keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai
dengan peranan yang diinginkannya di masa depan. Secara lebih khusus, kawasan bimbingan
dan konseling yang mencakup seluruh upaya tersebut meliputi bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, bingan karir, dan dalam perkembangannya juga dalam bimbingan
kehidupan beragama dan berkeluarga.

B. Fungsi

Fungsi dari model pelayanan bimbingan dan konseling pola 17 plus meliputi:

1) Fungsi Pemahaman, merupakan fungsi yang akan menghasilkan pemahaman


tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik.17
2) Fungsi Pencegahan, merupakan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh peserta didik. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
layanan orientasi, informasi dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang
perlu diinformasikan kepada para siswa dalam mencegah terjadinya tingkah laku
yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok,
penyalah gunaan obat-obat terlarang, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3) Fungsi Pengentasan, merupakan fungsi yang akan menghasilkan terentaskannya
atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan merupakan fungsi dimana layanan
Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam
memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah,
dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar
tetap baik dan mantap.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan


bimbingan dan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mencapai hasil sebagaimana
terkandung di dalam masing-masing fungsi Bimbingan dan Konseling. Setiap layanan dan
kegiatan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan haruslah secara langsung mengacu pada salah
satu atau beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi
dan dievaluasi.

2.3 Jenis – Jenis Pelayanan Bimbingan KonselingPola 17 Plus


A. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan yang membantu peserta didik untuk mengenal dan
memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah yang baru
dimasukinya,agar peserta didik lebih familiar dengan sekolahnya serndiri,maka ia perlu
mengetahui lebih jauh tentang berbagai fasilitas & program-program yang ada di sekolah.
Layanan yang di tujukan untuk peserta didik atau siswa baru guna memberikan pemahaman
dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang
diharapkan dari layanan ini adalah peserta didik dapat menyesuaikan diri terhadap pola
kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilannya.
Layanan orientasi berupa pengenalan lingkungan sekolah yang baru kepada peserta didik,
meliputi lingkungan fisik, personal sekolah, kurikulum, kegiatan, aturan yang berlaku, sistem
pendidikan, organisasi siswa dan sebagainya.
Penyelenggaraan layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab
dan diskusi selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film,
video, dan peninjauan ketempat-tempat yang dimaksud (ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan dll). Materi orientasi dapat diberikan oleh konselor, Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata pelajaran, atau personil lain. Namun seluruh
kegiatan itu direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah. Layanan orientasi
dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum, pertemuan klasikal, maupun
pertemuan kelompok. Materi orientasi dapat disampaikan oleh konselor sekolah, Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata pelajaran, atau personil lain.
Layanan orientasi diselenggarakan pada awal mulainya kegiatan pada satu jenjang atau
periode pendidikan tertentu.
Tujuan layanan orientasi: Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi danmenyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai.
Sehinggapeserta didik akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah
gunamencapai keberhasilan belajarnya. Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat
mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar
dan kegiatan lain disekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi
orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung
keberhasilan anaknya.
Contoh nya: Peserta didik yang baru memasuki lingkungan yang baru (Sekolah)biasanya
masih merasa bingung atau canggung .Maka itu diperlukan layanan orintasi sebagai
pengenalan untuk peserta didik agar dia lebih memahami lingkungan sekolah yang baru
dimasukinya,dan untuk mempermudah atau memperlancar berperannya peserta didik
dilingkungan yang baru ini.Karena itu, di lingkungan yang masih baru pastilah butuh
kesiapan tersendiri agar kita mudah menyesuaikan diri.Tujuannya pasti. Dengan lebih mudah
dan cepat beradaptasi, maka kita pun akan lebih gampang bersosialisasi.
B. Layanan Informasi
Layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Layanan
informasi. Layanan yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
anggota masyarakat. Layanan informasi berupaya memenuhi kekurangan seseorang akan
informasi yang dibutuhkan. Layanan informasi berarti memberikan informasi seluas-luasnya
kepada peserta didik berkait dengan kegiatan akademis dan non akademis untuk masa
skarang dan masa yang akan datang. Meliputi bidang pibadi, sosial, belajar dan karir.
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Fungsi
utama layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi informasi dapat diberikan berbagai nara sumber baik dari sekolah sendiri, dari
sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah, maupun dari berbagai kalangan di
masyarakat dapat diundang untuk memberikan informasi kepada siswa. Namun seluruh
kegiatan itu harus direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah. Layanan
informasi dapat diberikan kapan saja pada waktu yang memungkinkan. Topik yang diberikan
dipilihkan yang sedang hangat menyangkut kebutuhan siswa dalam cakupan yang
besar.Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu
meliputi:
1. informasi pengembangan pribadi,
2. informasi kurikulum dan proses belajar mengajar,
3. informasi pendidikan tinggi,
4. informasi jabatan, dan informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan,
keberagaman, sosial-budaya, dan lingkungan.
Contoh: Pada saat melaksanakan pendidikan di SMK, peserta didik tidak hanya teori tapi
dapat langsung peraktek ke lapangan, contohnya jurusan perhotelan, mereka terjun
kehotelnya langsung. Dan lulus dari sekolah tersebut sudah siap bekerja. Semua bermanfaat
bagi peserta didik dan telah mengenal dunia kerja sebelumnya.
C. Layanan Penempatan Dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu serangkaian kegiatan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik agar dapat menyalurkan/ menempatkan dirinya
dalam berbagai program sekolah, kegiatan belajar, penjurusan, kelompok, belajar,pilihan
pekerjaan, dll. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan psikisnya.
Layanan penempatan adalah upaya terencana dan sistematis untuk menempatkan siswa pada
suatu posisi atau tempat yang sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya. Sedangkan
penyaluran adalh upaya untuk menyalurkan bakat minat dan potensi siswa secara optimal.
Layanan penempatan adalah upaya terencana dan sistematis untuk menempatkan siswa pada
suatu posisi atau tempat yang sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya. Sedangkan
penyaluran adalh upaya untuk menyalurkan bakat minat dan potensi siswa secara optimal.
Pengungkapan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dapat dilakukan melalui
pengamatan langsung, analisis hasil belajar, dan himpunan data, penyelenggaraan
instrumentasi, wawancara dengan siswa, analisis laporan (wali kelas, guru mata pelajaran,
guru praktek, diskusi dengan personil sekolah). Konselor sekolah perlu memiliki catatan
lengkap tentang penempatan dan penyaluran seluruh siswa asuhannya. Kemana siswa itu
ditempatkan, pada posisi mana di dalam kelas, kelompok mana, berapa lama direncanakan
berada pada posisi kelompok itu, dan kapan penempatan dan penyaluran itu dievaluasi dan
diperbarui. Catatan ini amat diperlukan untuk tindak lanjut layanan penempatan dan
penyaluran.Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada
berbagai macam, yaitu:
1. penempatan di dalam kelas berdasar kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial siswa
serta asas pemerataan
2. penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar berdasarkan kemampuan dan
kelompok campuran,
3. penempatan dan penyaluran di dalam program yang lebih luas.
Contoh : Peserta didik harus pandai menempatkan diri dalam penyaluran bakatnya,
contohnya peserta didik yang kuliah di jurusan bimbingan dan konseling. Kemampuan,
bakat, dan minat bila tidak disalurkan secara tepat dapat mengakibatkan siswa yang
bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran
memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan
penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler, program
latihan dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama
layanan penempatan dan penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.
D. Layanan Penguasaan Konten
Layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran
berfungsi untuk pengembangan. Secara lebih spesifik, Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling
adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku masing-masing individu
untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dan pendidikan juga merupakan
“pembangunan suatu dunia perasaan dan kesadaran” the up bulding of a word in feeling or
consciousness.
E. Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan
dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan
masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pelayanan secara pribadi melalui tatap muka dengan konselor atau guru
pembimbingdalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah yang di hadapi peserta
didik. Layanan konseling perorangan merupakan merupakan bentuk pelayanan khusus
berupa hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien.dalam hubungan ini masalah
klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat mungkin dengan kekuatan klien
sendiri.
Layanan konseling perorangan merupakan bentuk pelayanan khusus berupa hubungan
langsung tatap muka antara konselor dan klien.dalam hubungan ini masalah klien dicermati
dan diupayakan pengentasannya, sedapat mungkin dengan kekuatan klien sendiri. Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi
pengentasan.Konselor sekolah tidak boleh sekedar menunggu kedatangan siswa saja,
sebaiknya harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa
dirinya bermasalah, menjadi sadar bahwa mereka memerlukan bantuan untuk memecahkan
masalahnya. Upaya ini dilakukan dengan ceramah, tanya jawab terkait dengan layanan
konseling perorangan sehingga yakin bahwa layanan konseling perorangan itu benar-benar
bermanfaat dan diperlukan siswa. Upaya lain adalah memanggil siswa didasari oleh analisis
yang mendalam tentang perlunya siswa dipanggil berdasar analisis belajar, hasil instrumen,
hasil pengamatan, laporan pihak tertentu dengan dalih menawarkan diri untuk membantu
siswa dan memberikan kesempatan bahwa pertemuan itu untuk kepentingan siswa.Layanan
bimbingan perorangan merupakan pelayanan khusus berhubungan langsung tatap muka
antara konselor dan klien. Layanan perorangan berupa dialog tatap muka antara konselor dan
klien untuk memecahkan berbagai masalah dan pengembangan segenap potensi
yangdimiliki.Hubungan konseling adalah hubungan pribadi yang terbuka dan dinamis antara
klien dan konselor. Hubungan ini ditandai oleh adanya kehangatan,kebebasan dan suasana
yang memperkenalkan klien menampilkan diri sebagaimana adanya.
Contohnya: Seorang anak SMA yang bernama Jenny seorang anak wanita yang duduk
dikelas X yang bersekolah di sekolah negeri di kota nya. Jenny sewaktu pulang sekolah dia
langsung pergi ke tempat pusat perbelanjaan dikotanya dengan seorang diri untuk menemui
teman nya yang disana yang sebelumnya sudah melakukan perjanjian untuk bertemu disana.
Namun pada saat memasuki ruang Lift anak itu di todong dengan orang yang tidak dikenal.
Sehingga akibat dari pengalaman nya itu anak itu mengalami ketakutan akibat traumatik
yang dialaminya. Untuk pergi keluar rumah pun anak itu tidak berani apalagi untuk
berpergian. Sehingga keseharian anak itu mengalami ganguan. Hidupnya mengalapi
gangguan dan traumatik yang mendalam bagi dirinya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai Bimbingan Konseling Pola 17 Plus kita dapat mengerti
karena pola 17 Plus merupakan pengembangan Pola 17 sebelumnya. Kita ketahui bahwa
Pola 17 yang sebelum belum mempunyai pola yang jelas, yang berdampak pada citra
Bimbingan Konseling yang menghasilkan miskonsepsi pada pelaksanaan Bimbingan
Konseling. Dan dengan adanya Bimbingan Konseling Pola 17 Plus, maka pelaksanaan
Bimbingan Konseling dapat berjalan dengan baik karena sudah mempunyai pola yang jelas.
3.2 SARAN
Diharapkan dari penyusun makalah ini, pembaca setelah membaca makalah ini dapat
memahami dan mengerti tentang pembahasan ini. Penyusun mengharapkan dalam penulisan
makalah masa remaja ini, para mahasiswa/mahasiswi dapat memahami serta menganalisis
isi dari pembahasan tersebut. Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, sehingga penyusunan mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Erman Amti dan Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rhineka Cipta.
Fathul Fauzi. 2019. BK Pola 17 dalam Manajemen Bimbingan dan Konselingdi SMP Jati Agung
Taman Sidoarjo dalam Jurnal PAI Volume 2 Nomor 2 September 2019: Sekolah
Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri Sidoarjo.

M.Ramli dkk. 2017. Esensi Bimbingan Konseling Pada Semua Jalur, Jenis, dan Jenjang
Pendidikan. Kemendikbud

Syafaruddin. 2019. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling Telaah Konsep dan Praktik. Medan:
Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai