Fikki Prasetya
Pemanfaatan Ubi Hutan dengan Pengawet Alami Sebagai Alternatif Diversifikasi Pangan
Pada Masyarakat Kabupaten Buton
Evie Fitrah Pratiwi Jaya
Analisis Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi Dengan Kesembuhan Luka
Pasien Bedah di RS. Abunawas Kota Kendari Tahun 2014
Paridah
Analisis Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi Usia 3 - 6 Bulan
di Kabupaten Konawe selatan Tahun 2014
Agusman Sorumba
Pengaruh Pemberian Jus Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi
Heriyanto
Hubungan Pola Menyusui dan Usia Penyapihan Dengan Status Gizi Anak Baduta
(6 - 24) Bulan di Kota Kendari Tahun 2014
Putu Eka M.E
Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi
7 - 12 Bulan di Puskesmas Benu - Benua Kota Kendari
Jenny Qlifianti Demmalewa
Diterbitkan Oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
STIKES KARYA KESEHATAN
Jl. Jend. A. Nasution No. 89 G Kendari,
Telp/Fax. (0401) 3190775
Email :Prodiilmugizi_stikesk3@yahoo.co.id
Jurnal Gizi Ilmiah STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI Terbit 3 kali setahun
DEWAN REDAKSI
Ellyani Abadi,A.Mg
Alamat Redaksi
Kampus STIKes Karya Kesehatan Kendari
Jalan Jend. A.H. Nasution No.89 G, Kendari, Sulawesi Tenggara
Telp/Fax. (0401) 3190 775 Email : Prodiilmugizi_Stikesk3@yahoo.co.id
Volume 1 No.1, September - November 2014
ISSN:2407-5515
DAFTAR ISI
I. Editorial
II. Artikel ............................................................................................................... Halaman
1. Penyalahgunaan Inhalen Jenis Lem Aibon dan Dampaknya
Terhadap Status Gizi di Kota Kendari ........................................................ 1 - 14
Oleh : Fikki Prasetya
4. Analisis Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Bayi Usia 3-6
Bulan di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2014 ....................................... 39 - 47
Oleh : Agusman Sorumba
6. Hubungan Pola Menyusui dan Usia Penyapihan dengan Status Gizi Anak
Baduta (6-24 Bulan) di Kota Kendari Tahun 2014 ...................................... 59 - 69
Oleh : Putu Eka M.E.
1
Fikki Prasetya
FKM Universitas Haluoleo1
Abstrak
Fakta Sosial perilaku ngelem pada Komunitas Punk di Kota Kendari telah
diketahui, yang pada umumnya menyalahgunakan lem jenis Aibon. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan analisis tentang perilaku penyalahgunaan inhalen
(ngelem) jenis Aibon pada Komunitas Punk di Kota Kendari dan dampaknya
terhadap Status Gizi mereka. Penelitian ini menggunakan desain Kualitatif dengan
Pendekatan Studi Kasus. Informan yang diambil adalah anak Punk di Kota Kendari,
yang pernah/masih aktif ngelem dan merokok. Pemilihan informan dilakukan dengan
metode Snowball Research Strategies. Data berupa informasi dikumpulkan melalui
wawancara mendalam (indepht interview) dengan teknik semistruktur dan observasi.
Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data (emik),
interpretasi (etik) dan penarikan kesimpulan dari intisari wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyalahgunaan inhalen lebih mudah terjadi pada seseorang
yang mencari nafkah sendiri. Remaja yang cenderung setia dengan perkumpulannya,
merasakan kenyamanan bergaul yang tidak diperoleh di tempat lain serta tingginya
rasa solidaritas bersama teman, sehingga terjerumus kepada perilaku ngelem.
Pada pria dengan umur remaja 10–18 tahun, rata-rata berstatus putus sekolah, dan
tergolong dalam kelas ekonomi menengah kebawah memiliki peluang lebih besar
menyalahgunakan inhalen. Dampak terhadap status gizi pengguna diketahui bahwa
Para penyalahguna aktif memiliki status Gizi Kurang baik dikaitkan dengan
berkurangnya berat badan secara signifikan.
1
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
2
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
jenis, dan sekolah tidak stabil sedang terjadi, maupun telah selesai
menyebabkan remaja sangat beresiko tetapi masih memiliki dampak yang
untuk menyalahgunakan Napza masih terasa pada saat dilakukannya
termasuk di dalamnya penyalahgunaan penelitian.
inhalen (Poltekkes Depkes Jakarta,
2010). Informan
Komunitas Punk memang Metode snowball research
sangat berbeda sendiri dibandingkan strategies digunakan dalam
dengan Komunitas pada umumnya. pengambilan informan penelitian.
Komunitas ini dianggap salah satu Formulasi terdiri dari mengidentifikasi
Komunitas yang urakan, berandalan informan yang kemudian digunakan
dan bahkan sebagian besar anak Punk untuk merujuk peneliti pada informan
diidentikkan dengan anak jalanan lain pada populasi yang tersembunyi
yang rentan terhadap penyalahgunaan dan susah untuk diakses. Informan
minuman keras dan Napza (O’Hara, penelitian dipilih dari anggota
2008). Hasil survei pendahuluan yang Komunitas Punk yang berada di Kota
dilakukan oleh peneliti sebelum kendari, yang mengetahui
penelitian dimulai dan didukung oleh permasalahan dengan jelas, dapat
pernyataan yang diberikan oleh dipercaya menjadi sumber informasi
informan, mendukung dugaan peneliti yang baik serta mampu
serta menemukan bahwa terjadi mengemukakan pendapat secara baik
penyalahgunaan inhalen yakni dan benar, dengan kriteria sebagai
menggunakan lem jenis fox dan aibon berikut: (a) Remaja yang tergabung
untuk menimbulkan efek nyaman (fly) dalam Komunitas Punk Kota Kendari.,
terhadap diri mereka. Penelitian ini (b) Masih/pernah menyalahgunakan
bertujuan untuk menganalisis tentang inhalen (ngelem). (c) Masih/pernah
perilaku penyalahgunaan inhalen aktif sebagai perokok.
(ngelem) pada Komunitas Punk di
Kota Kendari serta menilai Instrumen Penelitian
dampaknya pada status gizi mereka”. Instrumen dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri, dimana dalam
BAHAN DAN METODE melaksanakan penelitian ini, peneliti
Lokasi Penelitian melengkapi diri dengan : (a) Tape
Penelitian ini dilaksanakan di Recorder/Mp3 yang berfungsi untuk
Kota Kendari Sulawesi Tenggara, merekam hasil wawancara antara
Indonesia, dengan fokus pada peneliti dan informan, (b) Kamera
Komunitas Punk. digital untuk memotret keadaan di
Desain lapangan, (c) Daftar pertanyaan
Desain yang digunakan adalah sebagai pedoman wawancara di
kualitatif, dengan pendekatan studi lapangan, (d) Catatan lapangan
kasus. Pendekatan studi kasus sebagai pedoman observasi untuk
menempatkan sesuatu atau obyek mencatat informasi tambahan yang
yang diteliti sebagai kasus, dimana merupakan hasil observasi lapangan.
kasus dalam penelitian ini masih
bersifat kontemporer dalam hal ini
penyalahgunaan inhalen yang masih
terkait dengan masa kini, baik yang
3
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
4
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
5
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
6
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
yang menganut agama lain selain suku [saya] bergaul ikut-ikut jalan ke
tersebut diatas. Makassar, langsung disitu saya [mulai]
..kalau suku [anak Punk] kendari rata- senang [dengan cara] pergaulannya.
rata Makassar, bugis, dan muna, yang Saya rasa nyaman itu [bergaul dengan
jelasnya Makassar paling banyak..ada anak Punk, persatuannya bagus,
tolaki [asli kendari] tapi kebersamaannya, terus bebas,
sedikit..memang tolaki asli sini, tapi maksudnya tidak ada yang melarang,
yang dirikan Punk disini orang dari kalau makan satu Loyang bersama
luar, orang Makassar..Agamanya islam semua, kalau merokok Cuma sebatang
rata-rata..ndada saya tau agama rokoknya di steken..” (AM, pria, 19
lain..(LI, pria, 18 tahun). tahun).
agama islam semua..kebanyakan islam Kebiasaan anak Punk yang telah
tapi ada juga Kristen..(TK, pria, 19 menganggap ngelem merupakan suatu
tahun). ritual memberikan kesempatan kepada
calon pengguna yang menganggap
Pengaruh pendidikan terhadap
komunitas Punk ini sebagai reference
perilaku ngelem
group atau kelompok referensi yang
Untuk melihat faktor latar
belakang personal, melalui pendidikan kemudian segala jenis perilaku yang
untuk mendapatkan gambaran dari sisi nampak mulai diadopsi, baik itu perilaku
positif maupun negatif seperti ngelem.
kecerdasan emosional maupun
“ waktu di Makassar, waktu baru
intelektual mereka, terkait perilaku
pertama saya ikut [bergabung dengan]
penyalahgunaan inhalen, dapat dilihat
Punk, saya sudah coba..saya disuruh
dari hasi kutipan sebagai berikut :
juga [untuk] tes [ngelem]..anak Punk itu
“ ..[saya] sekolah hanya sampe SD,
tidak sah kalau tidak pernah coba lem,
sampe kelas 6 SD.. itu [karena] tidak
sudah pasti pernah coba, terus kita bawa
mampu juga orang tua [biayai sekolah],
ke Kendari, banyak [anak-anak Punk]
saya tidak lanjut sekolah karena sa
yang ikut-ikuti [ngelem].. “(AA, pria, 17
sendiri tidak mau, kalau orang tua masih
mau..”(AM, pria, 19 tahun). tahun).
“ [waktu pertama belajar] Lihat teman
Minimnya pendidikan yang
dia ngelem,coba juga, saya menghirup-
mereka peroleh, serta status sebagai anak
menghirup juga..Positifnya itu kaya5
putus sekolah memberikan kesempatan
kasih gila orang, berkhayal, kalau habis
kepada mereka untuk bergaul dengan
menghirup [lem] lain-lain dia
Komunitas Punk, dan menggeluti
bicara..”(TK, pria, 19 tahun).
pekerjaan rata-rata sebagai pengamen
jalanan, hal ini dapat dilihat dari hasil Peranan ekspos media terhadap
wawancara sebagai berikut : perilaku ngelem
“..awalnya [saya] ketemu [dengan Faktor informasi dalam latar
seorang] anak Punk,namanya Aba anak belakang seseorang sampai berperilaku
[berasal dari kabupaten] kolaka, terus adalah pengalaman, pengetahuan dan
mengajak [bergabung dengan ekspose pada media. Sebagian besar
Komunitas Punk] jalan ke Kolaka penyalahgunaan inhalen (ngelem) pada
bergaul..bergaul..terus saya bertanya Komunitas Punk dimulai pada umur
komunitas apa ini? Dia bilang remaja yakni 12-18 tahun, hal ini terlihat
komunitas Punk, bisa saya ikut dalam kutipan berikut :
[bergabung]? Dia bilang bisa, terus
7
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
“..lulus SMP, mulai [saya] bergaul lem, tapi dijakarta sana juga..beritanya,
diluar..belajar ngelem sama anak Punk anak jalanan didapat diatas jembatan 2
di kebi..” (LI, pria, 18 tahun). orang didapat ngelem, terus dibawa
kerumah sakit, [dalam keadaan] tidak
“waktu baru pertama saikut Punk, sa
sadar..efeknyami itu mungkin gara-gara
sudah cobami..kalau di Kendari tenar-
fisiknya tidak kuat itu, dokternya yang
tenarnya itu ngelem tahun-tahun 2008..”
jelaskan. Bahkan katanya meninggal
(AA, pria, 17 tahun).
sekaligus 2 [orang] itu..bahkan
Kurangnya informasi tentang [berawal] dari situ saya mulai kurangi
bahaya penyalahgunaan inhalen, dan ngelem, tadinya [pakai] 1 kaleng
anggapan yang salah tentang perilaku toh,.sekitar sudah 3 bulan lebih itu
ngelem, memberikan pengaruh pada berita, di Antv kayaknya itu berita ..”
penyalahgunaan inhalen (ngelem) lebih (LI, pria, 18 tahun).
lanjut, karena mesikpun mereka sadar
Begitupun dengan pencantuman
dampak dan bahayanya, mereka tetap
larangan penyalahgunaan lem, yang
ngelem, karena telah menjadi kebiasaan
tertera di kaleng lem tersebut,
mereka walaupun dapat membahayakan,
mempunyai fungsi yang baik sebagai
hal ini terlihat dalam kutipan berikut:
“kalau dulu [ngelem menurut saya] pendukung dalam usaha mencegah
pasti positif, karena saya lebih fikirkan perilaku ngelem :
“biasanya ada tulisan dikalengnya itu,
enaknya daripada yang lainnya, kalau
larangan..jadi kita tau juga bahayanya,
sekarang, yah [sudah] ada kita paham
sampai coba berhenti..”(AMA, pria, 19
toh, banyak kita lihat, kita kurang-
kurangi..”(AA, pria, 17 tahun). tahun).
Observasi :
Peran media tidak banyak • terdapat larangan penyalahgunaan
memberikan andil dalam inisiasi perilaku inhalen pada kaleng kemasan lem fox,
ngelem. Hal ini dapat dilihat dalam dimana larangan tersebut mudah
kutipan berikut : untuk dibaca oleh seseorang.
“..tidak ada [pernah melihat di
media],,biar di HP tidak pernah, saya Dampak terhadap Status Gizi
kenal ngelem awalnya dari temanji,,itu Penyalahguna Inhalen
awalnya orang ngelem [sejarahnya] Inhalen atau biasa yang disebut
orang dari inggris menurut ceritaji,,itu ngelem oleh anak-anak jalanan
sadengar ceritanya arjun anak Punk merupakan senyawa organik berupa gas
kolaka [tinggal] di pomalaa..” (AM, dan pelarut yang mudah menguap.
pria, 19 tahun). Inhalen mengandung bahan-bahan kimia
“..ooo tidak ada..tidak pernah [dengar yang bertindak sebagai depresan.
dari media] “(AA, pria, 17 tahun). Depresan memperlambat sistem saraf
Adapun mereka yang pernah pusat, mempengaruhi koordinasi gerakan
menyaksikan ekpos media tentang anggota tubuh, dan konsentrasi pikiran.
ngelem, justru menyebabkan rasa takut Selain itu, inhalen juga bisa
bagi mereka, sehingga mereka mencoba mengakibatkan kerusakan fisik dan
untuk berhenti. mental yang tidak bisa disembuhkan.
“..dengarnya [berita tentang ngelem] Inhalen mempengaruhi otak dengan
dari televisi, kan bukan Cuma sekitar kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih
kendari yang banyak gunakan semacam besar dari zat lain, hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan fisik dan
8
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
mental yang tidak dapat disembuhkan. kerusakan otot permanen yang disertai
Mati lemas dan mati secara tiba-tiba dengan rabdomiolisis. Kombinasi pelarut
dapat terjadi, walau "ngelem" baru organic dan konsentrasi tembaga, seng,
dilakukan pertama kali. dan logam berat yang tinggi telah
Gejala psikologis lain pada dosis disertai perkembangan atrofi otak,
tinggi dapat termasuk rasa ketakutan, epilepsy lobus temporal, penurunan nilai
ilusi sensorik, hlusinasi auditoris dan intelegensia (intelligence quotience : IQ)
visual, dan distorsi ukuran tubuh. Gejala dan berbagai perubahan
neurologis dapat termasuk bicara, dan elektroensefalografik (EEG).
ataksia. Penggunaan dalam periode lama Penyalahgunaan menahun atau
dapat disertai dengan iritabilitas, labilitas pemaparan bahan kimia ini bisa merusak
emosi, dan gangguan ingatan. otak, jantung, ginjal, hati dan paru-paru.
Toleransi terhadap inhalan dapat Selain itu bisa terjadi kerusakan sumsum
berkembang; walaupun tidak dikenali tulang, yang akan mempengaruhi
oleh DSM-IV , sindroma putus inhalan pembuatan sel darah merah dan
dapat menyertai penghentian pemakaian menyebabkan anemia.
inhalan. Sindroma putus inhalan tidak Penyalahgunaan inhalen
sering terjadi; jika terjadi keadaan ini memberikan dampak pada pola makan,
ditandai oleh gangguan tidur, iritabilitas, dimana informan menyatakan bahwa
kegugupan, berkeringat, mual, muntah, dengan menghirup lem, dapat
takikardi, dan kadang-kadang waham menggantikan rasa lapar (kenyang semu)
dan halusnasi. dan pada akhirnya melupakan rasa lapar.
Bahaya penggunaan jangka “Rata-Rata temanku yang ngelem itu
panjang pemakaian inhalen dapat Kurus orangnya, ada kemarin dia belum
menyebabkan iritabilitas, labilitas emosi, pake lem, bagus badannya, nnti lama
dan gangguan ingatan, kejang pada kelamaan dia pake lem akhirnya
anggota badan, kerusakan sumsum kerempeng, ndak ada napsu makan,
tulang dan kerusakan hati dan ginjal. dengan “ngelem” saja sudah kenyang
Sindroma putus inhalen tidak sering rasanya”(AMA, pria, 19 tahun).
terjadi, kalaupun ada muncul dalam Observasi :
bentuk susah tidur, iritabilitas, • Keseluruhan responden terlihat kurus,
kegugupan, berkeringat, mual, muntah, tidak dalam keadaan berat badan ideal,
takikardia, dan kadang kadang disertai ”“Kalau ngelem, badan lebih kurus dan
halusinasi. bahu naik seperti penyakitan, karena
Inhalan dapat disertai dengan memang ketika menghirup bau lem
banyak kemungkinan efek merugikan tersebut, terasa denyut kepala yang
yang serius. Efek merugikan yang paling menghentak” (AA, pria, 17 tahun).
serius adalah kematian, yang dapat Salah satu penyebab pada
disebabkan oleh depresi pernafasan, umumnya penyalahguna inhalen
aritmia jantung, asfiksia, aspirasi muntah (ngelem) kehilangan berat badan
atau kecelakaan atau cedera (sebagai idealnya disebabkan karena terjadinya
contohnya, terintoksikasi inhalan saat gangguan pada tenggorokan sehingga
mengendarai kendaraan). Peristiwa menghambat pola makan mereka.
merugikan serius lainnya yang “Banyak anak kecanduan lem, saya lihat
berhubungan dengan penggunaan untuk makan pun susah karena
inhalan jangka panjang adalah kerusakan tenggorokannya dirasakan sakit," (LI,
hati dan ginjal yang ireversibel dan
pria, 18 tahun)
9
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
10
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
Dengan mampu mencari uang sendiri, adanya payung hukum yang menjadi
mereka lebih leluasa untuk mengakses pemberi efek jera kepada mereka dalam
lem untuk disalahgunakan, yang melakukan penyalahgunaan. Jika digali
disebabkan kurangnya pengawasan lebih mendalam sehubungan dengan
orang tua mereka terhadap apa saja yang perilaku ngelem pada anak Punk di Kota
dibelanjakan oleh mereka. Kendari, pengaruh perbedaan suku dan
Usia memberikan pengaruh agama ini tidak memberikan andil pada
besar terhadap perilaku seseorang dalam inisiasi perilaku ngelem. Minimnya
melakukan penyalahgunaan inhalen pendidikan yang mereka peroleh, serta
(ngelem), dengan usia yang rata-rata status sebagai anak putus sekolah
masih remaja, dimana psikologi pada memberikan kesempatan kepada mereka
remaja dengan emosi yang labil seperti untuk bergaul dengan Komunitas Punk,
sering merasa gelisah, resah, konflik dan menggeluti pekerjaan rata-rata
batin dengan orang tua, minat meluas sebagai pengamen jalanan
dan tidak menetap, pergaulan mulai Dengan bergaul dan sebagai
berkelompok, mulai mengenal lawan anak Punk, mereka merasa menemukan
jenis, dan sekolah tidak stabil, tempat yang nyaman di dalam kelompok
memberikan ruang besar terhadap ini, yang tidak mereka temui di tempat
mereka untuk menginisiasi perilaku lain. Pergaulan tersebut juga yang
ngelem. Penyalahgunaan inhalen menginisiasi mereka untuk melakukan
merupakan hal yang umum di dalam perilaku ngelem, baik secara sadar dan
komunitas Punk di kota Kendari, tidak sadar. Kebiasaan anak Punk yang
dulunya Komunitas Punk Kendari telah menganggap ngelem merupakan
memiliki gender perempuan yang suatu ritual memberikan kesempatan
dinamakan Punk ladies, namun mereka kepada calon pengguna yang
sekarang sudah tidak lagi aktif sebagai menganggap komunitas Punk ini sebagai
anak Punk. Sekarang ini Komunitas reference group atau kelompok referensi
Punk Kendari keseluruhannya yang kemudian segala jenis perilaku
beranggotakan Laki-laki. yang nampak mulai diadopsi, baik itu
Penghasilan anak Punk yang rata- perilaku positif maupun negatif seperti
rata pengamen, dimana uang yang ngelem.
mereka peroleh sendiri tersebut, Rasa nyaman yang diberikan
memiliki potensi disalahgunakan karena sangat nikmat menurut mereka. Tiada
tanpa pengawasan orang tua, karena lagi rasa cemas dan takut, persoalan
orang tua mereka yang pada umumnya (seolah) hilang. Sensasinya juga serasa
tidak lagi membiayai keseharian anak- memberi, dorongan semangat, percaya
anak Punk juga memberikan kesempatan diri yg tinggi dan daya tahan sehingga
tanpa pengawasan kepada mereka untuk pemakainya bisa bekerja berjam-jam
mengakses lem jenis fox dengan harga bahkan berhari-hari tanpa lelah, sehingga
murah dan terjangkau, dibanding dengan dapat bertahan berhari-hari, dengan
jenis yang lain yang memabukkan ketiadaan terhadap rasa lapar dan haus,
seperti minuman keras ataupun obat sehinga membuat para penggunanya
terlarang yang harganya mahal. mengalami penurunan berat badan, yang
Harga yang relatif murah tentulah jauh dari ideal.
dibandingkan bahan jenis lain yang
memabukkan, mudah ditemukan, dan
cara menggunakannya mudah serta tidak
11
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
12
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
13
Fikki Prasetya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 1 - 14
14
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
1
Evie Fitrah Pratiwi Jaya
Stikes Karya Kesehatan1
Abstrak
Pemanfaatan ubi hutan dengan menggunakan bahan pengawet alami sebagai alternative
pengembangan pangan lokal di Pulau Mawasangka Kabupaten buton Sulawesi
Tenggara (dibimbing oleh Suryani A. Armyn dan Nurhaedar Jafar).
Penelitian ini bertujuan mendapatkan produk dodol dari ubi hutan dengan
menggunakan pengawet alami sebagai alternative pengembangan pangan lokal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain analisis
labolatorium. Penelitian dilakukan 3 tahap, tahap pertama melakukan penelitian
pendahuluan dengan pengujian resep dan uji organoleptik, Penelitian awal produk
dilakukan analisis proksimat dan penelitian akhir produk dilakukan analisis mikroba
sesuai dari SNI.
Hasil penelitian Formula dodol DIII memberikan tingkat kesukaan yang
baik.Untuk penelitian awal produk yakni analisis proksimat, formula terpilih 7,50%
untuk protein kasardan 7,94% formula kontrol, lemak kasar 0,46% formula terpilih
0,42% formula kontrol, Karbohidrat 71,37% formul terpilih dan 71,27% formula
control, Kadar air 19,48% formula terpilihdan 19,25% dengan syarat SNI maks.20%,
kadar abu 1,42% formula terpilih, 0,83% untuk dodol kontrol, syarat SNI min.7%, kadar
serat dodol terpilih 1,40% dan 0,14% untuk dodol kontrol. Pada penelitian akhir
produk, mutu mikrobiologi terdapat perbedaan jenis mikroba yakni dodol terpilih
terdapat mikroba khamir sehingga secara kasat mata terlihat masih berbentuk normal
sedangkan dodol control terdapat jenis kapank,yang dapat menjadikan produk tersebut
sudah tidak layak untukdikonsumsi. Penelitian akhir produk,daya simpan produk dodol
terpilih 12 hari sedangkan dodol control bertahan 6 hari.
Kata Kunci : Formula Dodol, Ubi Hutan, Jahe Merah, Masa Simpan
15
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
16
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
17
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
18
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
19
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
20
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
21
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
22
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
23
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
Uji Kruskall-
Formula dodol
Aroma Warna Rasa Tekstur Wallis
Ubi Hutan
(p = 0,05)
DI
3,45 3,50 3,50 3,40
DII
2,70 3,20 2,95 2,60
DIII 0,000
4,05 3,75 4,00 3,75
DIV
2,35 2,50 2,65 2,40
Tabel 3. Rata-Rata Hasil Analisis Proksimat pada Proses Triplo Dodol terpilih
dan Dodol Kontrol
24
Evie Fitrah Pratiwi Jaya : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 15 - 25
25
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
1Paridah
Universitas Haluoleo1
Abstrack
Keadaan gizi merupakan faktor penting pada masa bedah. Malnutrisi energi
dan protein disebabkan akibat penyakit yang diderita dan akibat diet yang kurang
baik sehingga timbul keadaan malnutrisi yang parah. Berdasarkan data yang
diperoleh di Rumah Sakit Umum Abunawas Kota Kendari tahun 2013 menunjukkan
jumlah pasien bedah adalah 216 orang. Pada bulan Agustus-September 2014 jumlah
penderita bedah sebanyak 187 pasien rawat jalan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan energi, protein
dan status gizi dengan penyembuhan luka pada pasien pasca bedah di Ruang Rawat
Inap Bedah Rumah Sakit Abunawas Kota Kendari. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pasien diruang rawat inap bedah RSUD. Abunawas
Kota Kendari pada periode Agustus-September Tahun 2014 sebanyak 80 orang dan
sampel sebanyak 52 orang yang diambil menggunakan Purposive Sampling. Data
diperoleh menggunakan kuisioner dan pengukuran antropometri dan di analisis
menggunakan uji Chi-Square.
Hasil yang diperoleh yakni asupan energi pada pasien pasca bedah sebagian
besar kurang yakni (59,6%) dan asupan proteinnya kurang (55,8%), kemudian dari
38 sampel yang asupan proteinnya kurang, sebagian besar yaitu 18 orang (62,15%)
kondisi luka pasien dalam keadaan kering, dari 38 sampel yang asupan proteinnya
cukup, sebagian besar yaitu 29 orang (76,3%) kondisi luka pasien dalam keadaan
kering dan 31 sampel yang status gizinya baik, sebagian besar yaitu 25 orang
(80,6%) kondisi luka pasien dalam keadaan kering. Hasil analisis statistik
menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan energi dengan penyembuhan luka
(p=0,648). Tidak ada hubungan antara asupan protein dengan penyembuhan luka
(p=0,786). Ada hubungan status gizi dengan penyembuhan luka (p=0,012) pada
pasien pasca bedah di Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit Abunawas Kota
Kendari.
Penelitian ini menyarankan agar dapat menjadi masukan bagi pemerintah
daerah dan instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Kendari dan RSUD.
Abunawas Sultra dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam upaya
menangulangi masalah kurangnya asupan zat gizi khususnya energi dan protein pada
pasien pasca bedah.
26
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
27
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
di tiga rumah sakit, menunjukkan gizi atau belum pernah ada penelitian
bahwa salah satu faktor yang untuk melihat keadaan status gizi pada
menyebabkan malnutrisi pada pasien pasien bedah (catatan rekam medis).
dewasa diruang rawat inap adalah Berdasarkan data yang diperoleh dari
asupan energi dan protein yang tidak RSUD. Abunawas menunjukan bahwa
adekuat. Protein dengan asam-asam pasien pra bedah akan menjalani
amino akan dimetabolisme sebagai perawatan Rawat Inap selama 1
sumber energi, sehingga tidak tersedia minggu, yang terdiri dari minimal 3 hari
asam amino yang cukup untuk sebelum dilakukan operasi dan minimal
membantu sintesis protein dan 4 hari setelah operasi.
menyediakan protein struktural dan Berdasarkan uraian di atas
fungsional untuk pasien bedah. Jika peneliti tertarik untuk menganalisis
kebutuhan minimal energi tidak dapat hubungan antara asupan energi, protein
dipenuhi dalam waktu yang lama maka dan status gizi dengan penyembuhan
akan timbul gejala kurang gizi. Kurang luka pada pasien pasca bedah di Ruang
gizi dapat dilihat dari penurunan berat Rawat Inap Bedah RSUD. Abunawas
badan (Rijanti, 2002). Kota Kendari.
Penilaian status gizi yang
digunakan untuk mengetahui prevalensi Tujuan Penelitian
malnutrisi di rumah sakit pada 1. Tujuan Umum
umumnya adalah dengan cara Menganalisis hubungan
antropometri dan pemeriksaan biokimia asupan energi, protein dan status
(Kurdanti, 2004). gizi dengan penyembuhan luka pada
Berat badan merupakan salah pasien pasca bedah di Ruang Rawat
satu parameter yang digunakan untuk Inap Bedah RSUD. Abunawas Kota
menilai status gizi secara antropometri., Kendari
mudah terlihat perubahan dalam waktu 2. Tujuan Khusus
singkat karena perubahan-perubahan 2.1 Untuk mengetahui asupan energi
konsumsi makanan. Asupan zat gizi pada pasien pasca bedah di Ruang
yang adekuat bagi pasien yang dirawat Rawat Inap Bedah RSUD.
inap di rumah sakit sangat diperlukan Abunawas Kota Kendari.
dalam upaya mencegah penurunan 2.2 Untuk mengetahui asupan protein
status gizi yang terjadi selama masa pada pasien pasca bedah di Ruang
perawatan. Gizi merupakan bagian Rawat Inap Bedah RSUD.
integral dengan pengobatan atau proses Abunawas Kota Kendari.
penyembuhan serta memperpendek 2.3 Untuk mengetahui status gizi pasien
lama rawat inap (Kusumayanti, dkk, pasca bedah di Ruang Rawat Inap
2004). Bedah RSUD. Abunawas Kota
Berdasarkan data yang diperoleh Kendari.
di RSUD. Abunawas Kota Kendari, 2.4 Untuk mengetahui penyembuhan
menunjukkan bahwa jumlah pasien luka pada pasien pasca bedah di
bedah di Rumah Sakit Abunawas Kota Ruang Rawat Inap Bedah RSUD.
Kendari tahun 2013 adalah 216 orang Abunawas Kota Kendari.
dari 9742 pasien dan pada bulan 2.5 Untuk menganalisis hubungan
Januari-Juli 2014 jumlah penderita antara asupan energi dengan
bedah sebanyak 87 pasien rawat inap, penyembuhan luka pada pasien
tetapi belum ada data tentang keadaan pasca bedah di Ruang Rawat Inap
28
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
29
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
30
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
31
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
32
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
33
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
34
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
35
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
36
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
37
Paridah : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014 Hal : 26 - 38
DAFTAR PUSTAKA
38
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
39
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
40
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
Ini berarti seorang balita rata-rata bayi umur 3 sampai 6 bulan penderta
mendapat serangan batuk sebanyak 3 ISPA, sedangkan data yang di peroleh
sampai 6 kali setahun (Depkes RI, di poli Gizi menunjukan jumlah bayi
2012). penderita Gizi kurang disertai ISPA
Data yang diperoleh dari sebanyak 92 orang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawsi Berdasarkan pendahuluan
Tenggara, penyakit ISPA juga yang dilakukan pada tanggal 10 juli
merupakan masalah kesehatan utama 2014 diperoleh data dari puskesmas
masyarakat. Penyakit ISPA adalah Ranomeeto Kabupaten Konawe
penyebab nomor satu (15,7%) dari Selatan diketahui jumlah bayi yang
penyebab kematian Balita di Rumah terinfeksi penyakit ISPA sebagian
Sakit Pada tahun 2011, cakupan besar diderita oleh bayi umur 3-6
penemuan ISPA Balita di Sultra bulan sebanyak 47 penderita yang
mencapai 19,03%. Angka tersebut terdiri dari 3 desa yaitu desa taubonto
mengalami peningkatan pada tahun sebanyak 28 bayi, desa Tampeatani
2012 yaitu menjadi 21,16% (Profil sebanyak 10 bayi dan desa Rau-rau
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, sebanyak 9 penderita. Bayi yang
2012). menderita ISPA, didominasi oleh bayi
Berdasarkan laporan tahunan yang berstatus gizi kurang, yakni dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe 47 bayi yang menderita ISPA, 29
Selatan, diperoleh data bahwa pada orang berstatus gizi kurang.
tahun 2011 cakupan penderita ISPA Berdasarkan latar belakang
mencapai (9,78%) dan semakin diatas, maka peneliti telah melakukan
meningkat pada tahun 2012 mencapai penelitian mengenai ”Hubungan
15,92% (Dinas Kesehatan Kabupaten Status Gizi dengan Kejadian Infeksi
Konawe Selatan, 2012). Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada
Gejala penyakit ISPA di Bayi Umur 3-6 Bulan di Kabupaten
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun Konawe Selatan.
2012 menempati urutan pertama dari
sepuluh besar penyakit yang ada di Tujuan Penelitian
masyarakat yakni dengan jumlah 1. Tujuan Umum
penderita mencapai 72.413 jiwa Untuk menganalisis
(Septiono, 2009). Sementara itu Dinas hubungan status gizi dengan
Kesehatan Kabupaten Bambana Kejadian Infeksi Saluran
melaporkan bahwa angka kejadian Pernapasan Akut (ISPA) pada
ISPA di Kabupaten Konawe Selatan Bayi Umur 3 - 6 Bulan di Wilayah
pada tahun 2008 menempati urutan Kerja Puskesmas Ranomeeto
pertama dari 10 besar penyakit yang Kabupaten Konawe Selatan.
ada di Kabupaten Konawe Selatan 2. Tujuan Khusus
yakni mencapai 472 kasus bayi umur 2.1 Untuk mengetahui status gizi Bayi
3 sampai 6 bulan (Dinkes Bombana, Umur 3 - 6 Bulan di Wilayah
2012). Kerja Puskesmas Ranomeeto
Berdasarkan Data Dari Kabupaten Konawe Selatan.3.
Rekam Medik Puskesmas Ranomeeto 2.2 Untuk mengetahui kejadian Infeksi
Kabupaten Konawe Selatan Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
menunjukan bahwa jumlah penderita pada Bayi Umur 3 - 6 Bulan di
ISPA pada tahun 2013 sebanyak 155 Wilayah Kerja Puskesmas
41
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
42
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
43
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
44
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
45
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
46
Muhammad Agusman Sorumba : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September-November 2014
Hal : 39 - 47
47
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
1Heriyanto
Abstrak
48
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
49
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
50
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
51
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
52
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
53
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
54
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
hipertensi mempunyai risiko dua kali bersifat menarik dan menahan air.
lebih besar untuk menderita hipertensi Peningkatan ini menyebabkan jantung
dari pada orang yang tidak bekerja lebih keras untuk mengalirkan
mempunyai keluarga dengan riwayat darah ke seluruh pembuluh tubuh
hipertensi. (Brunner & Suddarth, 2007)
Hipertensi merupakan faktor Hasil penelitian menunjukan
risiko utama untuk terjadinya penyakit bahwa dari 46 penderita hipertensi
jantung, gagal jantung kongesif, setelah diberikan jus alpukat, sebagian
stroke, gangguan penglihatan dan besar yakni 50,0% tekanan darahnya
penyakit ginjal. Tekanan darah yang dalam kategori ringan, 37,0% dalam
tinggi pada umumnya meningkatkan kategori sedang dan 13,0% dalam
risiko terjadinya komplikasi tersebut. kategori berat.
Hipertensi yang tidak di obati akan Penelitian ini sejalan dengan
mempengaruhi semua sistem organ penelitian yang dilakukan oleh Amran.
dan akhirnya memperpendek harapan Y, dkk, (2010) menunjukan bahwa
hidup sebesar 10-20 tahun. dari jus alpukat dapat menurunkan
Komplikasi yang terjadi pada tekanan darah penderita Hipertensi
hipertensi ringan dan sedang Dalam proses penelitian ini,
mengenai mata, ginjal, jantung dan peneliti menggunakan alpukat
otak.Komplikasi pada mata berupa mantega (Persea Americana Mill)
perdarahan retina, gangguan dalam proses pembutan jus, hal ini
penglihatan sampai dengan kebutaan. untuk mengefisienkan proses
Gagal jantung merupakan kelainan pembuatan jus, dimana dengan
yang sering di temukan pada menggunakan 1 alpukat mantega, jus
hipertensi berat selain kelainan yang dihasilkan mencapai 400 cc,
koroner dan miokard. Kelainan lain sehingga untuk 1 buah alpukat bisa
yang dapat terjadi adalah proses diberikan kepada 2 orang penderita
tromboemboli dan serangan iskemia hipertensi dan masing-masing
otak sementara (transient ishemic penderita hipertensi mendapat 200 cc
attack/TIA). Gagal ginjal sering jus alpukat
dijumpai sebagai komplikasi Hasil penelitian ini menunjukan
hipertensi yang lama dan pada proses setelah pemberian jus alpukat
akut seperti hipertensi maligna. sebagian besar tekanan darah menjadi
ringan. Hal ini dilakukan karena
Tekanan Darah Setelah Pemberian peranan jus alpukat yang dapat
Jus Alpukat menurunkan tekanan darah,dimana
Hipertensi merupakan suatu sebelum pengukuran penelitian beserta
peningkatan abnormal tekanan darah tenaga perawat melakukan
dalam pembuluh darah arteri secara pengukuran tekanan darah, dan
terus–menerus lebih dari suatu periode memberikan Jus alpukat, setelah
Seseorang dikatakan mengalami berselang 60 menit, tekanan darah
hipertensi jika tekanan darahnya pasien rata-rata mengalami penurunan
melebihi 140/90 mmHg rata-rata 10 mmHg, sehingga sampel
(sistolik/diastolik). Ketika kadar yang tadinya memiliki tekanan darah
natrium dalam darah tinggi dan tidak sedang menurun menjadi ringan dan
dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume yang berat menjadi sedang.
darah meningkat karena natrium
55
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
56
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
57
Jurnal Gizi Ilmiah Vol.1 No.1 September - Novermber 2014 Hal. 48 - 58
58
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
1Putu
Eka M.E.
FKM Universitas Haluoleo1
Abstrak
59
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
60
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
61
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
62
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
63
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
64
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
65
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
66
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
67
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
Arisman, 2009. Gizi Dalam Daur Rasmaniar, 2007. Analisis faktor resiko
Kehidupan. EGC. Jakarta emosional bonding
Depkes, RI., 2010 Survey Kesehatan (Attachemen) dan akibatnya
Rumah Tangga (SKRT).Badan terhadap Status Gizi Anak
Litbang – BPS. Jakarta. Bawah Dua Tahun(Baduta)
________, RI., 2011. Pedoman pada suku Moronene Kab.
Manajemen Puskesmas Bombana. Program Pasca
Peningkatan Kesehatan Keluarga sarjana Unhas Makassar.
dan Gizi. Jakarta Ramaiah S, 2006. ASI dan menyusui. PT
Djoko, 2006.Gizi Seimbang untuk Ibu Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Menyusui. Prima Media Pustaka. Sunartyo N, 2005. Panduan Merawat
Jakarta Bayi dan Balita agar Tumbuh
Idrus, 2011. Menyusui. PT. Grafika Sehat dan Cerdas. Diva Press.
Multi Warna. Jakarta Yogyakarta.
Manalu, A., 2008. Pola Makan Dan Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status
Penyapihan Serta Hubungan Gizi. Penerbit Buku Kedokteran
Dengan Status Gizi Batita Didesa ECG. Jakarta.
Palip Kecamatan Silima Pungga- Waryana, 2010. Gizi Reproduksi.
Pungga Kab. Dairi Tahun 2008. Pustaka Rihamma. Yogyakarta.
http://www. health.com.Diakses
tanggal 21 Oktober 2014.
Maryunani, 2011. Ilmu Kesehatan Anak
dalam Kebidanan. Trans Info
Media. Jakarta.
Nadesul, 2007. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
ISPA Pada Balita Di Puskesmas
Pati I Kabupaten Pati Tahun
2006. Skripsi Kesehatan
Masyarakat Pada Universitas
Negeri Semarang.
Nirwana, 2011. Kapita Selekta
Kehamilan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Notoatmodjo S, 2005. Metodologi
Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
,2007.Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Rineka Cipta,
Jakarta.
Prabantini, 2010. Makanan Pendamping
ASI. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Proverawati dan Kusumawati, 2010.
Ilmu Gizi untuk Keperawatan
dan Gizi Kesehatan. Nuha
Medika.Yogyakarta.
68
Jurnal Gizi Ilmiah Volume 1 No.1, September - November 2014 Hal. 59 - 69
69
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
Abstrak
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang paling baik untuk bayi. ASI
mempunyai komposisi yang unik, sempurna susunan biokimiawi untuk kebutuhan
bayi, dan melindungi bayi dari bahaya kekurangan gizi maupun penyakit infeksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Esklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Puskesmas
Benu-Benua Kota Kendari.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan desain
cross sectional study dan telak dilaksanakan pada tanggal 6 - 23 Agustus 2014 di
wilayah kerja puskesmas Benu-Benua. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua Kota
Kendari sebanyak 108 orang.dan sampel sebanyak 85 orang yang diambil secara
purporsive random sampling, data diperoleh menggunakan kuisioner dan di uji
menggunakan uji Chi-Square.
Skripsi diperoleh yaitu dari 85 sampel sebagian besar yaitu 55,3%
pengetahuan ibu dalam kategori kurang, 51,8% ibu tidak bekerja (Ibu Rumah
tangga), 68,2% tidak memberikan ASI Esklusif kepada anakya. Kemudian dari 58
ibu yang tidak memberikan ASI Esklusif, sebagian besar yakni 70,7%
pengetahuannya dalam kategori kurang dan 58,6% ibu bekerja. Kemudian dari 27 ibu
memberikan ASI Esklusif, sebagian besar yakni 77,8% pengetahuan ibu dalam
kategori cukup dan 74,1% ibu ibu tidak bekerja .
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan
dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Esklusif pada Bayi 0-6 Bulan di
Puskesmas Benu-Benua Kota Kendari. Saran dalam penelitian ini adalah bagi tenaga
pelaksana gizi Puskesmas Benu-Benua, hendaknya memberikan penyuluhan kepada
ibu bayi tentang pentingnya nutrisi yang terkandung dalam Air Susu Ibu. bagi anak
balita, sehingga meningkatkan pengetahuan ibu- khususnya dalam pemilihan
makanan yang bernutrisi bagi bayinya. Bagi ibu agar senantiasa memberikan
makanan yang bernutrisi sesuai kebutuhan anaknya dan bagi masyarakat hendaknya
mengikuti perkembangan informasi kesehatan khususnya menyangkut anak balita
melalui kegiatan penyuluhan maupun dari media cetak dan elektronik.
70
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
71
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi (Register Laporan Puskesmas Benu-
dan dirinya, pelayanan kesehatan dan Benua, 2013).
petugas kesehatan yang belum Berdasarkan data di atas,
sepenuhnya mendukung program penulis tertarik untuk melakukan
penggunaan ASI, selain itu kurangnya penelitian mengenai Hubungan
kepedulian dan dukungan suami untuk Tingkat Pengetahuan dan Pekerjaan
memberi kesempatan kepada ibu Ibu dengan Pemberian ASI Esklusif
untuk menyusui secara esklusif. Suami pada Bayi 7-12 Bulan di Wilayah
memiliki andil yang cukup besar Kerja Puskesmas Benu-Benua Kota
dengan kondisi psikis ibu menyusui. Kendari Sulawesi Tenggara.
Bentuk psikis yang dapat diberikan
antara lain menemani ibu saat ibu Tujuan Penelitian
menyusui (Notoatmodjo, 2007). 1. Tujuan Umum
Pemberian ASI di Indonesia Mengetahui hubungan
mencapai 40,13%. Provinsi Sulawesi tingkat pengetahuan dan pekerjaan
Tenggara, pada tahun 2011 prevalensi ibu dengan pemberian ASI
ibu menyusui yang memberikan ASI Esklusif pada Bayi 7-12 Bulan di
Esklusif adalah 54,81%, kemudian Puskesmas Benu-Benua Kota
pada tahun 2012 hanya sekitar 33,48% Kendari.
dan pada tahun 2013 semakin 2. Tujuan Khusus
menurun hingga 30,14% ibu yang 2.1 Mengetahui tingkat pengetahuan
memberikan ASI Esklusif (Profil ibu Bayi 7-12 Bulan di Puskesmas
Kesehatan Kota Kendari, 2013). Benu-Benua Kota Kendari.
Hasil observasi awal yang 2.2 Mengetahui Status Pekerjaan ibu
dilakukan pada tanggal pada Bayi 7-12 Bulan di Puskesmas
November 2013 di wilayah kerja Benu-Benua Kota Kendari.
puskesmas Benu-Benua menunjukan 2.3 Mengetahui pemberian ASI
bahwa dari 10 ibu, hanya 40 % yang Esklusif pada Bayi 7-12 Bulan di
pengetahuannya cukup sedangkan ibu Puskesmas Benu-Benua Kota
yang pengetahuannya kurang Kendari.
sebanyak 60,0%. Disamping itu hasil 2.4 Mengetahui hubungan tingkat
penelusuran juga menunjukan bahwa pengetahuan ibu dengan
sebagian besar ibu tersebut memiliki pemberian ASI Esklusif pada Bayi
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga 7-12 Bulan di Puskesmas Benu-
namun tidak memberikan ASI kepada Benua Kota Kendari.
anaknya. 2.5 Mengetahui hubungan status
Berdasarkan data yang pekerjaan ibu dengan pemberian
diperoleh dari Puskesmas Benu-Benua ASI Esklusif pada Bayi 7-12
Kota Kendari, di ketahui bahwa Bulan di Puskesmas Benu-Benua
Cakupan pemberian ASI di Puskesmas Kota Kendari.
Benu-Benua menduduki urutan ke 2 Manfaat Penelitian
terendah dalam hal pemberian ASI 1. Bagi instansi
Esklusif setelah Puskesmas Mata Sebagai bahan informasi bagi
yakni sebanyak 29,61 % tahun 2012 instansi terkait khususnya
dan pada tahun 2013 mengalami mengenai faktor-faktor yang
penurunan hingga mencapai 20,89% mempengaruhi pemberian ASI
Esklusif pada bayi sehingga dapat
72
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
73
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
74
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
75
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
76
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
77
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
78
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
79
Jenny Qlifianty Demmalewa : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.4 No.1 September - November 2014
Hal : 70 - 80
80