Anda di halaman 1dari 9

IJCETS 5 (1) (2017): 1-9

Indonesian Journal of Curriculum


and Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan di Indonesia


Diana Ariani,1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam ’45, Bekasi, Indonesia
1

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/ijcets.v3i1.8675

Article History Abstrak


Received : February 2017 Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran akan keraga-
Accepted : March 2017 man profesi seorang Teknolog Pendidikan di Indonesia saat ini. Untuk memberi-
Published : April 2017 kan gambaran yang mendalam, maka artikel ini ditulis berdasarkan kajian teoritis
Teknologi Pendidikan sebagai profesi, kompetensi profesi Teknologi Pendidikan
Keywords tahun 1977, kompetensi tahun 1994 dan kompetensi 2012, serta menghadirkan
data-data ragam Profesi Teknologi Pendidikan di Lapangan Pekerjaan. Dengan
Basic competency; educa- melihat konsepsi dasar Teknologi Pendidikan dan perkembangan lapangan kerja
tional technology; profession saat ini, maka masih akan banyak profesi-profesi Teknologi Pendidikan baru yang
akan muncul baik di Indonesia atau luar negeri dan lapangan pekerjaan pun akan
segera menggunakan para alumni sebagai profesi di instansinya. Untuk mengha-
dapi hal ini, sebagai sebuah profesi, keilmuan Teknologi Pendidikan harus dapat
mengantisipasinya dalam sebuah ketentuan yang lebih sistematis dan sistemik,
sehingga dapat menaungi para profesi dalam bidang Teknologi Pendidikan.

Abstract
The purpose of writing this article is to illustrate the diversity profession of a Educa-
tional technologist in Indonesia today. To provide an in-depth illustrations, this ar-
ticle was written based on theoretical study of Educational Technology as a profes-
sion, the competence of Education Technology profession deffinitions in 1977, 1994
and 2012 also representing the data of Variety of Educational Technology’s in the
field. By looking at the basic conception of Educational Technology and the current
employment development, there will still be many new Education Technology pro-
fessions that will emerge in Indonesia or abroad and employment will soon use the
alumni as a profession in their institution. To face this, as a profession, the science
of Educational Technology should be able to anticipate it in a more systematic and
systemic provision, so that it can cover the Educational Technology professions in
the field.


Corresponding author : © 2017 Universitas Negeri Semarang
Adress: . Jalan Kusuma Timur IIIB Blok F14/14. Wisma Jaya. p-ISSN 2252-6447
Bekasi Timur. 17111 e-ISSN 2527-4597
E-mail: arianidiana@gmail.com
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

PENDAHULUAN Indonesia baik di Perguruan Tinggi Negeri mau-


pun Perguruan Tinggi Swasta. Kompetensi Tek-
Yusufhadi Miarso dalam artikel yang
nologi Pendidikan ini selanjutnya secara berta-
disajikan di Seminar Internasional & Temu Ilmi-
hap memberikan pengakuan akan keberadaan
ah FIP/JIP se Indonesia di Manado pada tahun
profesi Teknologi Pendidikan bagi para alumni.
2007 menceritakan pengakuan Menteri Pendidi-
kan terdahulu Daoed Joesoef terhadap peranan Teknologi Pendidikan sebagai suatu disi-
Teknologi Pendidikan dalam Lokakarya Nasio- plin keilmuan, pada awalnya berkembang seba-
nal Teknologi Pendidikan di Yogyakarta pada gai bidang kajian di Amerika Serikat. Meskipun
tahun 1982 sebagai berikut. demikian menurut beberapa penulis Amerika
Serikat diakui bahwa para pendahulu atau ne-
Teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan nek-moyang (forefathers) teknologi pendidikan
dibahas terus menerus karena adanya kebu-
kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat
tuhan riil yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangannya, yaitu (i) Tekad mengada- (Yusufhadi: 1986). Jika kita berpegangan kepa-
kan perluasan dan pemerataan kesempatan da konsep teknologi sebagai cara, maka awal
belajar; (ii) Keharusan meningkatkan mutu perkembangan teknologi pendidikan dapat di-
pendidikan berupa, antara lain, penyempur- katakan telah ada sejak awal peradaban dalam
naan kurikulum, penyediaan berbagai sarana bidang pendidikan atau yang dikenal dengan
pendidikan, dan peningkatan kemampuan te- Revolusi Pendidikan.
naga pengajar lewat berbagai bentuk pendidi-
kan serta latihan; (iii) Penyempurnaan sistem Dalam bidang pendidikan kita mengenal
pendidikan dengan penelitian dan pengem- “Revolusi Pendidikan” yang menjelaskan 4 ta-
bangan sesuai dengan tantangan jaman dan hap perkembangan dalam pendidikan, yaitu (1)
kebutuhan pembangunan; (iv) Peningkatan revolusi I, orangtua menyerahkan pendidikan
partisipasi masyarakat dengan pengembangan anak-anaknya kepada orang lain yang berprofesi
dan pemanfaatan berbagai wadah dan sumber sebagai guru, (2) revolusi II, digunakannya ba-
pendidikan; (v) Penyempurnaan pelaksanaan
hasa tulisan sebagai sarana utama pendidikan,
interaksi antara pendidikan dan pembangu-
nan di mana manusia dijadikan pusat perha- (3) revolusi III, tersedianya media cetak sebagai
tian pendidikan. hasil ditemukannya mesin & teknik percetakan,
dan (4) revolusi IV, berlangsung dengan meluas-
Pernyataan Daoed Joesoef tersebut, me- nya penggunaan media komunikasi elektronik.
rupakan awal dari pengakuan pemerintah ter- (Eric Ashby, 1972).
hadap keilmuan Teknologi Pendidikan, selan- Dengan adanya perkembangan ini mem-
jutnya pengakuan akan Teknologi Pendidikan bawa perubahan yang menuntut sebuah konsep
mulai berkembang dengan adanya Peraturan yang menerapkan teknologi dalam pembelaja-
Perundang-undangan yang baik secara tersurat ran.
maupun tersirat membahas konsep-konsep keil-
muan Teknologi Pendidikan. Kondisi perubahan yang menuntut keil-
muan teknologi pendidikan ini sesuai dengan
Melanjutkan perjuangan akan pengaku- pendapat Saettler. Saettler berpendapat bahwa
an profesi Teknologi Pendidikan di Indonesia, sumber tumbuhnya teknologi pendidikan dapat
Salah satu bentuk pengakuan hukum akan pro- ditelusuri sampai kaum Sufi, dengan cara mere-
fesi Teknologi Pendidikan adalah dikeluarkan- ka “menjajakan pengetahuannya.” Bahkan me-
nya Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi nurutnya cara dialog seperti dilakukan oleh Soc-
Pembelajaran dengan dikeluarkannya Permen- rates sampai sekarang masih digunakan sebagai
pan Nomor PER/2/M.PAN/3/2009 tanggal 10 metode pemecahan masalah (problem solving
Maret 2009. Namun apakah Permenpan Nomor method). Secara eksplisit Saettler menganggap
PER/2/M.PAN/3/2009 tanggal 10 Maret 2009 ini bahwa Komensky merupakan pionir teknologi
telah memenuhi seluruh kompetensi dan tang- pendidikan dengan pendapat perlunya visuali-
gung jawab profesi Teknologi pendidikan di In- sasi dalam pengajaran, yang tertuang dalam bu-
donesia? kunya Orbis Sensalium Pictus.
Saat ini masyarakat sudah mengakui ke- Demikian juga dengan Rousseau, Pesta-
beradaan Kompetensi Teknologi Pendidikan, lozzi, Froebel yang menekankan perlunya rang-
hal ini antara lain terlihat dengan semakin ba- sangan indera untuk meningkatkan efektivitas
nyaknya lahan pekerjaan untuk para tenaga Tek- belajar. Prosedur pengajaran yang dinyatakan
nologi Pendidikan dan semakin bertambahnya oleh Herbart, juga dapat dikatakan sebagai awal
jumlah Program Studi Teknologi Pendidikan di dari apa yang kita kenal sekarang sebagai desain

2
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

pembelajaran. tas dosen yang mengajar didatangkan dari A.S.


melalui bantuan teknis dari USAID. Kurikulum
Pemuka pendidikan lain juga dapat diang-
dan tenaga dosennya dikoordinasikan oleh Syra-
gap memberikan kontribusi tumbuhnya tekno-
cuse University dalam suatu konsorsium UCIDT
logi pendidikan, seperti misalnya heterogenitas
(University Consortium of Instructional Deve-
pemelajar yang perlu dilayani dengan program
lopment and Technology). Para dosen tersebut
pendidikan yang sesuai (sekarang berkembang
membawa konsep-konsep yang berkembang di
menjadi belajar individual dan bebas), cara be-
AS, lalu sekitar 80 tenaga dosen Indonesia dalam
lajar aktif, belajar dari lingkungan (sekarang
kurun waktu lima tahun, dikirim ke luar Negeri
dikembangkan menjadi belajar berbasis aneka
(AS, Inggris, Australia) sebagai inti untuk pen-
sumber), kebebasan dalam belajar (sekarang
gembangan program teknologi pendidikan lebih
menjadi belajar terbuka), belajar memecahkan
lanjut.
masalah (sekarang berkembang menjadi belajar
berbasis masalah), serta adanya partisipasi dari Kedua, berdirinya organisasi profesi. Tek-
warga masyarakat dalam penyelenggaraan pen- nologi Pendidikan di Indonesia telah memiliki
didikan. ikatan profesi resmi yaitu Ikatan Profesi Tekno-
logi Pendidikan Indonesia (IPTPI). Adapun se-
Gerakan untuk mengembangkan teknolo-
jarah pendirian IPTPI berdasarkan website res-
gi pendidikan sebagai bidang kajian di Amerika
minya, yaitu www.iptpi.net menyatakan, bahwa
Serikat dimotori oleh James D. Finn (1915-1969),
IPTPI didirikan di Jakarta pada hari Sabtu, 26
seorang Gurubesar tetap dalam bidang pendidi-
September 1987. IPTPI berbentuk ikatan yang
kan di University of Southern California (USC),
bersifat profesional dari orang-orang yang kare-
dan Guru besar tamu di Michigan State dan Syr-
na pendidikannya dan atau melakukan kegiatan
acuse University. Finn dianggap sebagai “Bapak”
profesinya dalam bidang Teknologi Pendidikan.
teknologi pendidikan. Karya-karya terpilihnya
IPTPI bertujuan menghimpun sumber daya un-
sejak tahun 1949 hingga 1969 dihimpun oleh Ro-
tuk menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi
nald J. McBeath dalam buku Extending Educati-
pengembangan Teknologi Pendidikan sebagai
on Through Technology – suatu referensi klasik
suatu teori, bidang, dan profesi di tanah air, bagi
yang diterbitkan oleh AECT pada tahun 1972.
kemanfaatan kemajuan warga dan bangsa Indo-
Association Educational Communica- nesia.
tions Technology (AECT) secara berkala me-
Ketiga, tersedianya bidang garapan. Bi-
lakukan perumusan akan definisi teknologi
dang garapan TP berada dalam rentang tangible
pendidikan. Setidaknya terdapat tiga kali per-
(berwujud) dan intangible (tak berwujud). Bi-
kembangan sebagai berikut, yaitu definisi tahun
dang garapan berwujud terkait dengan produk
1977, 1994, dan 2004.
seperti berbagai media pembelajaran, mulai dari
Profesi seperti dirumuskan dalam The media sederhana hingga inovasi-inovasi terbaru
American Heritage School Dictionary (1972: dan bagaimana memproduksinya. Sedangkan
702) adalah suatu pekerjaan sehari-hari yang bidang garapan tak berwujud, seperti yang telah
membutuhkan pendidikan dan keahlian terten- dijelaskan TP menghasilkan program, saran pro-
tu. Ciri-ciri profesi yakni mensyaratkan kemam- fessional dalam bentuk jasa konsultasi, kegiatan
puan akademis yang baik, memerlukan kriteria lain yang terkait dengan penyelenggaraan proses
unjuk kinerja atau prestasi di bidang terkait, belajar di sekolah dan organisasi serta program
serta adanya upaya peningkatan kemampuan pengelolaan pengetahuan (knowledge manage-
peningkatan kinerja oleh yang bersangkutan. ment).
Kehadiran Teknologi Pendidikan di Indo- Keempat, memiliki norma penerapan dan
nesia sudah ada sejak lama. Keberadaan Program kode etik. Prawiradilaga menjelaskan secara
Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Terbu- umum, Teknologi Pendidikan terikat oleh nor-
ka, Pustekkom, Televisi Pendidikan Indonesia ma atau kode etik akademik sebagaimana ilmu-
adalah bukti secara profesi. Sebagai sebuah pro- ilmu lain. Kode etik mengatur perilaku semua
fesi, Teknologi Pendidikan memiliki beberapa pihak yang terlibat di dalam disiplin ilmu dan
persyaratan, yaitu sebagai berikut. profesi teknologi pendidikan.
Pertama, tersedianya pendidikan dan pe-
HASIL DAN PEMBAHASAN
latihan. Pendidikan keahlian teknologi pendi-
dikan dimulai pada tahun 1976 pada jenjang S1 Penelitian dilakukan selama dua bulan,
dan tahun 1978 pada jenjang S2 dan S3. Mayori- pengumpulan data diperoleh dengan wawan-

3
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

cara, observasi, dan dokumentasi dari tanggal kelas training sebagai class leader, follow up pre
26 Januari 2016 sampai 23 Maret 2016. Subjek activity training, desain grafis, membuat editing
penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas video dan animasi, (6) pengolah hasil Diklat dan
tiga, siswa, dan orang tua siswa kelas tiga di SD memberikan rekomendasi kediklatan pada tiap
IT Logaritma Karanganyar. bidang, dan (7) menghasilkan dan menyampai-
kan visual dan audio, mengedit, mengetik nas-
kah, menangani siaran langsung, selain itu uga
A. Kompetensi Profesi Teknologi Pendidi- menyiapkan materi, mengerjakan semua yang
kan berhubungan dengan broadcasting.
Yusufhadi Miarso mendeskripsikan kom- Berkaitan dengan kurikulum kompeten-
petensi Teknologi Pendidikan dapat dilakukan si yang diharapkan antara lain (1) dokumentasi
dengan menggunakan dua pendekatan. Pende- kurikulum di bidang pendidikan dan layanan
katan pertama adalah dengan bertolak dari ke- khusus, (2) membuat modul, (3) merancang ku-
butuhan nyata yang sudah ada, dan pendekatan rikulum agar bisa menjadi standar di lembaga,
kedua bertolak dari analisis teoritik dan empirik. (4) mengawal kegiatan pembelajaran melalui e-
Meskipun memakai dua buah pendekatan, seha- learning, (5) membuat materi coaching, instruk-
rusnya penjabaran kompetensi akan sama. si, apresiasi untuk para trainers perusahaan, (6)
mendukung ahli materi untuk membuat kuri-
Pertama, pendekatan kebutuhan. Melalui
kulum dalam semua jurusan, meriviu kuriku-
pendekatan kebutuhan kita dapat mengetahui
lum yang dikembangkan, evaluasi kurikulum,
ilustrasi kompetensi profesi Teknologi Pendidi-
(7) menentukan desain pembelajaran, mengem-
kan dari rincian pekerjaan yang dilakukan oleh
bangkan e-learning, (8) meningkatkan kinerja
para lulusan Teknologi Pendidikan di lapangan
para karyawan, dan (9) bekerja sama dengan
pekerjaan. Berdasarkan hasil tracer study yang
SME, menganalisis peserta didik, menganali-
dilakukan secara berkala oleh Pogram Studi Tek-
sis materi, mengembangan strategi yang sesuai
nologi Pendidikan UNJ pada tahun 2014 hingga
dengan kebutuhan.
2016, kompetensi Teknologi Pendidikan selalu
berkembang. Dari uraian kompetensi yang dipapar ter-
sebut, dapat diketahui bahwa lapangan peker-
Beberapa kompetensi yang menjadi tun-
jaan dari Profesi Teknologi Pendidikan sangat-
tutan dalam bidang pekerjaan, yaitu (1) mengor-
lah beragam dan besar kemungkinan akan selalu
ganisasi pelaksanaan (class coordinator), analisa
berkembang kompetensi yang dibutuhkan.
kebutuhan pegawai, membuat silabus, jadwal
dan materi training, berkoordinasi dengan pen- Kedua, pendekatan teoritis. Jika sebelum-
gajar pelatihan, serta mengevaluasi pelaksanaan nya dijelaskan kompetensi Teknologi Pendidi-
training, (2) mengkonsepkan, mendesain, men- kan yang bertolak dari kebutuhan lapangan,
gembangkan media seperti web, video Xbener, maka berikut akan dipaparkan kompetensi Tek-
ebook interaktif media dan lainnya, (3) men- nologi Pendidikan melalui pendekatan teoritis,
gatur, mengawasi aktivitas karyawan beserta yaitu pendekatan ini dilakukan dengan menga-
kinerjanya, dan (4) melakukan Training Need nalisis definisi Teknologi Pendidikan itu sendiri.
Assessment, mendesain training, menyelengga-
rakan training, mengevaluasi training, membuat 1. Teknologi Pendidikan adalah proses
materi training berdasarkan kurikulum, men- kompleks yang terintegrasi meliputi:
gembangkan soal-soal untuk materi training. orang, prosedur, gagasan, sarana dan or-
ganisasi untuk menganalisis masalah dan
Berkaitan dengan perangkat dan sistem
merancang, melaksanakan, menilai dan
pembelajaran, beberapa kompetensi yang di-
mengelola pemecahan masalah dalam se-
butuhkan anara lain (1) membangun E-learning
gala aspek belajar pada manusia. (AECT,
management system dan mengembangkan kon-
1977)
ten e-learning, (2) merancang pembuatan RPP,
membuat pengayaan belajar, menganalisis hasil 2. Teknologi Pembelajaran adalah teori dan
belajar, (3) membantu tim produksi dan News praktek dalam desain, pengembangan,
dalam pelaksanaan shooting, (4) menganalisis pemanfaatan, pengelolaan, serta peni-
dan mengelola (Pembinaan) SDM/pelatihan te- laian proses dan sumber untuk belajar.
naga teknis dan non teknis, (5) mempersiapkan (AECT, 1994)
pre activity training, mulai dari materi, perleng- 3. Teknologi Pendidikan adalah studi dan
kapan dan kebutuhan lainnya, memfasilitasi praktek etis memfasilitasi belajar dan

4
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

meningkatkan kinerja dengan mencipta- Pada tahun 2004 dikeluarkan definsi Tek-
kan, menggunakan dan mengelola proses nologi Pendidikan terbaru oleh AECT. Berdas-
dan sumber teknologi yang tepat. (AECT, arkan rumusan definisi tahun 2004 ini, ada tiga
2004) kata kerja atau kegiatan yang dapat dimaknai
sebagai keahlian atau kompetensi. Ketiganya
Definisi Teknologi Pendidikan / Pembela-
adalah creating (menciptakan atau membuat,
jaran selalu berkembang mengikuti kebutuhan
menghasilkan), using (menggunakan atau me-
belajar itu manusia. Berikut kompetensi Tek-
manfaatkan) serta managing (mengelola). Keti-
nologi Pendidikan yang mengacu definisi Tek-
ga keahlian ini melekat ditinjau sebagai kemam-
nologi Pendidikan yang dirumuskan oleh AECT
puan yang diharapkan dari seorang ahli TP.
tahun 1977 sebagai berikut.
Tabel 3 Kompetensi AECT Tahun 1977 Tabel 4 Standar yang dikeluarkan AECT tahun 2012

Menindaklanjuti definisi 1977 maka pada


tahun 1994 diterbitkan buku “Instructional Pada Juli 2012 AECT menghasilkan stan-
Technology: the Definition and Domains of the dar kompetensi, proses pengembangan dan pe-
Field” (Seels & Richey, 1994). Selanjutnya dalam nyaringan ini dilakukan selama lima tahun un-
buku ini dipaparkan definisi tahun 1994 yang ti- tuk memiliki standar yang berasal dari definisi
dak lagi menggunakan definisi Pendidikan dan dan kawasan Teknologi Pendidikan diterbitkan
menggantikan dengan definisi Teknologi Pem- pada tahun 2008. Dari uraian ini, diketahui
belajaran. Dengan perubahan konseptual pada bahwa profesi Teknologi Pendidikan memiliki
definisi tahun 1994, maka secara tidak langsung keragaman kompetensi dengan belajar sebagai
berdampak pada kompetensi Teknologi Pembe- subjek pengembangan dan tidak terbatas di Pe-
lajaran. merintahan dan lingkup sekolah.

Gambar 1 Ruang Lingkup Teknologi Pembelajaran berdasarkan Definisi AECT 1994

5
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

B. Profesi Teknologi Pendidikan di Lapan- untuk memperoleh pekerjaan pertamanya. Hal


gan Pekerjaan ini menunjukkan bahwa kompetensi yang ada di
Program studi Teknologi Pendidikan UNJ sangat
Abdul L. Zachri (Miarso; 2004) menyata-
dibutuhkan di dunia kerja.
kan penerapan ilmu Teknologi Pendidikan di
Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 hing- Terlepas dari kajian dan implementasi
ga sampai saat ini, banyak implementasi dari konsep Teknologi Pendidikan yang terus ber-
keilmuan Teknologi Pendidikan yang sudah dia- kembang, di Indonesia pengakuan dan proses
daptasi dan digunakan dalam sistem pendidikan tumbuh berkembangnya tren Teknologi Pendi-
Indonesia seperti (1) pembelajaran dengan tek- dikan di masyarakat masih dipengaruhi adanya
nologi dengan modul, (2) Pustekkom, (3) SMP ketentuan hukum yang menaunginya, sehingga
Terbuka, (4) Universitas Terbuka, dan (5) Pendi- meskipun sudah banyak implementasi keilmu-
dikan keahlian Teknologi Pendidikan pada jen- an Teknologi Pendidikan dalam dunia pendidi-
jang sarjana, pascasarjana. Namun masyarakat kan, pengakuan terhadap tren tersebut belum
umum belum mengetahui peran teknologi pen- banyak yang mengetahui sebagai bagian dari
didikan dibalik itu semua. Hal ini dapat terjadi keilmuan Teknologi Pendidikan.
dikarenakan keilmuan Teknologi Pendidikan ini Salah satu bentuk pengakuan hukum
belum dipublikasikan dengan baik dan masih akan profesi Teknologi Pendidikan adalah di-
kurangnya dukungan dari Pemerintah secara le- keluarkannya Jabatan Fungsional Pengembang
gal sesuai dengan perkembangan keilmuan Tek- Teknologi Pembelajaran. Pengembang Tekno-
nologi Pendidikan. logi Pembelajaran (PTP) adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung ja-
Perlahan masyarakat Indonesia mengakui
wab dan wewenang untuk melakukan kegiatan
keberadaan Profesi Teknologi Pendidikan, hal
pengembangan teknologi pembelajaran yang
ini antara lain terlihat dengan semakin banyak-
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak
nya lahan pekerjaan untuk para tenaga Teknologi
dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh
Pendidikan dan semakin bertambahnya jumlah
pejabat yang berwenang.
Program Studi Teknologi Pendidikan di Indo-
nesia baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun Seorang dengan profesi PTP, sebagaima-
Perguruan Tinggi Swasta. Kompetensi Teknolo- na tertuang pada Permenpan Nomor PER/2/M.
gi Pendidikan ini secara bertahap memberikan PAN/3/2009 tanggal 10 Maret 2009 memiliki tu-
pengakuan akan keberadaan profesi Teknologi gas pokok sebagai (1) analisis dan pengkajian sis-
Pendidikan bagi para alumni di Indonesia. tem/model teknologi pembelajaran, (2) peran-
cangan sistem/model teknologi pembelajaran,
(3) produksi media pembelajaran, (4) penerapan
sistem/model dan pemanfaatan media pembela-
jaran, (5) pengendalian sistem/model pembela-
jaran, dan (6) evaluasi penerapan sistem/model
dan pemanfaatan media pembelajaran.
Keenam tugas pokok dari profesi seorang
PTP dilakukan secara sistematik memadukan
komponen sumber daya belajar yang meliputi:
orang, isi ajaran, media atau bahan ajar, pera-
latan, teknik, dan lingkungan, yang digunakan
untuk membelajarkan peserta didik pada semua
jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Gambar 2 Perbandingan waktu tunggu alumni TP
UNJ untuk mendapatkan perkerjaan pertamanya Sebagai sebuah tindak lanjut, pengem-
Berdasarkan tracer study yang dilakukan bangan dapat dilakukan oleh seorang Profesi
Program Studi Teknologi Pendidikan Universi- PTP, yaitu melalui (1) pembuatan karya ilmiah
tas Negeri Jakarta tahun 2016 diketahui waktu tulis/karya ilmiah di bidang pengembangan tek-
tunggu alumni untuk memperoleh pekerjaan nologi pembelajaran, (2) menemukan teknologi
pertama juga dapat dikatakan cukup singkat, hal tepat guna di bidang pengembangan teknologi
ini membuktikan bahwa Profesi Teknologi Pen- pembelajaran, (3) penerjemahan/penyaduran
didikan di lapangan kerja sangat digemari. Lu- buku dan bahan lainnya di bidang pengemban-
lusan Program studi Teknologi Pendidikan UNJ gan teknologi pembelajaran, (4) pembuatan
rata-rata hanya membutuhkan waktu 1 bulan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk

6
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

teknis di bidang pengembangan teknologi pem- ap Program Studi Teknologi Pendidikan, potensi
belajaran, dan (5) pelaksanaan studi banding di dan daya serap daerah masing-masing terhadap
bidang pengembangan teknologi pembelajaran lulusan Teknologi Pendidikan, namun demikian
dan pendidikan terbuka/jarak jauh. pergerakan beriringan akan tren profesi Tekno-
logi Pendidikan justru semakin kuat mengarah
Kemudian, pada tanggal 6 Mei 2010 dike-
pada sektor swasta ataupun melakukan wiraus-
luarkan Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsio-
aha sesuai dengan kompetensi Teknologi Pendi-
nal Pengembang Teknologi Pembelajaran dan
dikan.
Angka Kreditnya, melalui Peraturan Bersama
Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Profesi Teknologi Pendidikan di Indonesia
Kepegawaian Negara Nomor 01/V/PB/2010 dan sangat dinamis dan beragam, hal ini disebabkan
Nomor 12 Tahun 2010. setiap Program Studi Teknologi Pendidikan me-
miliki ciri khasnya masing-masing, kedinamisan
Seperti telah disebutkan sebelumnya,
keilmuan sangat perkuliahan seperti ini semakin
Jabatan fungsional dalam Permenpan Nomor
menambah keragaman dari profesi Teknologi
PER/2/M.PAN/3/2009 tanggal 10 Maret 2009 se-
Pendidikan di bidang pekerjaan, berikut dipa-
betulnya adalah sebuah pengakuan Pemerintah
parkan hasil tracer studi dari Program Studi Tek-
Indonesia akan profesi dari keilmuan Teknologi
nologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Pendidikan, namun jika ditelaah kembali rin-
dan Universitas Negeri Jakarta yang menunju-
cian tersebut cenderung mengecilkan lingkup
kan keragaman profesi Teknologi Pendidikan
jangkauan Profesi PTP tersebut. Dalam penje-
yang dihasilkan masing-masing Program Studi
lasannya, Pengembang Teknologi Pembelajaran
di Indonesia. Berikut keragaman orientasi pro-
(PTP) adalah jabatan yang mempunyai ruang
fesi alumni program studi teknologi pendidikan
lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang
dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Uni-
untuk melakukan kegiatan pengembangan tek-
versitas Negeri Semarang (UNNES).
nologi pembelajaran yang diduduki oleh Pe-
gawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban Pertama, keragaman orientasi profesi
yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang alumni program studi teknologi pendidikan dari
berwenang, dengan adanya pembatasan bahwa UNNES. Beberapa di antaranya yaitu (1) Kemen-
seorang PTP haruslah Pengawai Negeri Sipil terian dan lembaga pemerintahan, (2) Lembaga
(PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN), justru penjamin mutu pendidikan, (3) Teknologi Ko-
mengecilkan lingkup kerja dari seorang dengan munikasi Perpustakaan daerah, (4) Balai Pen-
keahlian Teknologi Pendidikan diera digital ini. gembangan Multimedia, (5) Rumah Produksi,
Saat ini selain sebagai ASN yang diakui (6) TNI–Polri, (7) Balai Diklat Negeri dan Swas-
melalui Jabatan Fungsional Pengembang Tek- ta, (8) Jurnalis, (9) Lembaga Percetakan dan Per-
nologi Pembelajaran, Profesi Teknologi Pendi- bukuan, (10) Guru (mata pelajaran TIK), (11) Per-
dikan pesat berkembang pada sektor swasta. guruan swasta sebagai pengelola IT, (12) Partai
Hasil penelusuruan Studi Program Teknologi Politik, (13) Wiraswasta, (14) Lembaga Kursus,
Pendidikan tahun 2016 menyatakan lapangan (15) Tenaga lapangan Desa, dan (16) Dosen PTN
pekerjaan para lulusannya didominasi pekerja di dan PTS (Oka, 2013).
sektor swasta, kecenderungan ini memperlihat-
Kedua, keragaman orientasi profesi alum-
kan bahwa pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Si-
ni program studi teknologi pendidikan dari UNJ.
pil bukan lagi menjadi lahan pekerjaan favorit
Berdasarkan pada konsentrasi yang diambil yai-
bagi para lulusan Program studi Teknologi Pen-
tu (1) Konsentrasi Pengelolan Teknologi Kinerja,
didikan UNJ. Memang kecenderungan ini baru
beberapa orientasi kerjanya yaitu (a) Pengem-
dilihat pada lulusan Teknologi Pendidikan UNJ,
bang kurikulum diklat, (b) Training academic,
namun demikian tren seperti ini tidak lama lagi
(c) Human Resource, System & SOP Organiza-
diperkirakan akan merambat pada lulusan Tek-
tion, dan (d) Penyusun bahan bimbingan teknis
nologi Pendidikan dari Universitas lain selain
pelatihan dan lain-lain, (2) Konsentrasi Pen-
UNJ, mengingat berkembangkan teknologi dan
gembang Media beberapa pilihan kerjanya yaitu
budaya di bidang lapangan pekerjaan / mencari
(a) Pengembang training & e-Learning, (b) Web
nafkah dengan keilmuan Teknologi Pendidikan.
& digital marketing, (c) Produser dan kamera-
Perkembangan profesi Teknologi Pendi- men TV, (d) Produser multimedia, (e) Editor
dikan memang akan berbeda di masing-masing audio video dan lain-lain, dan (3) Konsentrasi
daerah di Indonesia, hal ini disebabkan oleh per- Desainer Pembelajaran pilihan kerjanya yaitu (a)
bedaan profil lulusan yang ditentukan dari seti- Instruktur pelatihan, (b) Konsultan Pendidikan

7
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

Jarak Jauh, (c) Guru TIK, (d) Dosen, (e) Peneliti Teknologi Pembelajaran. Untuk sebuah penga-
bidang komunikasi & media, (f) Instructional kuan hukum yang telah lama dinantikan, profe-
designer for elearning, (g) Pengembang kuri- si Pengembang Teknologi Pembelajaran belum
kulum, dan (h) Pengembang Program Pembe- dapat memberikan kelegaan bagi para profes-
lajaran berbasis Radio dan Televisi dan lain-lain sional yang berkecimpung dalam bidang Tekno-
(Prodi TP, 2016). logi Pendidikan. Lingkup dan kompetensi yang
menjadi tanggung jawab Pengembang Teknolo-
Berdasarkan pada uraian tersebut dapat
gi Pembelajaran masih sangat sempit dan tidak
dikatakan bahwa profesi Teknologi Pendidikan
memperkirakan kemungkinan perkembangan
sangat beragam disetiap daerah. Tumbuh dan
Profesi Teknologi Pendidikan dimasa depan. Hal
berkembangnya profesi Teknologi Pendidikan di
ini sangat disayangkan, mengingat di Indonesia
masing-masing daerah tidak akan terlepas dari
pengakuan akan sebuah profesi atau keilmuan
konteks dimana konsep Teknologi Pendidikan
masih mengacu pada peraturan perundang-un-
itu tumbuh, serta apa dan bagaimana awal per-
dangan yang berlaku.
kembangan konsep Teknologi Pendidikan dima-
sing-masing daerah. Sebagai contoh, maraknya
profesi instructional designer for elearning di Ja-
C. Potensi Profesi Teknologi Pendidikan
karta dapat tumbuh karena masyarakatnya me-
mungkinkan (adanya kebutuhan yang dirasakan Kebutuhan atas keberadaan profesi Tek-
oleh anggota masyarakat, adanya tenaga pro- nologi Pendidikan saat ini terbuka sangat lebar
fessional yang mengelola dan lain sebagainya), saat ini, hal ini dikarenakan besarnya kemung-
Untuk beberapa daerah, profesi instructional de- kinan lahirnya fenomena atau kajian baru da-
signer for elearning belum banyak ditemui, kare- lam bidang Teknologi Pendidikan yang tidak
na pemahaman akan pentingnya peran seorang terpikirkan sebelumnya dan keberadaan dari
instructional designer dalam proses pengem- konsepsi dasar Teknologi Pendidikan itu sendi-
bangan elearning belum tumbuh dengan baik, ri, berikut konsepsi dasar dan asumsi mengenai
bahkan di daerah lainnya di Indonesia geliat e- posisi Teknologi Pendidikan yang dimodifikasi
learning belum tumbuh. dari konsepsi yang diperkenalkan Miarso (2004)
Keberagaman dan kedinamisan profesi Pertama, bahwa pendidikan pada haki-
Teknologi Pendidikan di Indonesia ini setidak- katnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
nya sudah diperkiraan oleh AECT (1994), yang peserta didik yang berakibat terjadinya peruba-
menyatakan bidang garapan teknologi pendi- han pada diri peserta didik. Prinsip ini mengan-
dikan tidak hanya sebagai ASN/lingkup Peme- dung arti bahwa yang harus diutamakan adalah
rintahan, bahkan berdasarkan AECT lingkup “kegiatan belajar peserta didik”. Hal ini jika dila-
pekerjaan di Pemerintah hanya sebagaian kecil kukan dengan konsekuen akan mempengaruhi
dari lingkup profesi Teknologi Pendidikan yang peranan pendidik, kurikulum organisasi seko-
mungkin dilakukan. Berikut skema bidang gara- lah, jadwal, penilaian, dan lain-lain.
pan Teknologi Pendidikan menurut AECT 1994
Kedua, bahwa pendidikan adalah proses
yang berlangsung seumur hidup. Prinsip ini bila
dilaksanakan secara konsisten akan dapat mem-
pengaruhi kurikulum secara radikal, yaitu tidak
lagi berisikan materi dan tradisi yang perlu dike-
tahui, melainkan berintikan pada “piranti” atau
tools untuk mengembangkan pengetahuan dan
teknologi lebih lanjut untuk memenuhi kebutu-
han belajar peserta didik. Prinsip ini juga meng-
haruskan adanya kontinuitas dan sinkronisasi
dari pendidikan yang berlangsung di sekolah
maupun di luar sekolah.
Ketiga, pendidikan dapat berlangsung ka-
pan dan dimana saja, yaitu pada saat dan tem-
Gambar 2 Bidang Garapan Teknologi Pendidikan me- pat yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
nurut AECT 1994 peserta didik. Selama ini konsep pendidikan
Kondisi ini menjadi sebuah catatan bagi formal menerapkan kehadiran seseorang seca-
keberadaan Jabatan Fungsional Pengembang ra penuh di sekolah atau lembaga pendidikan

8
Diana Ariani/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5 (1) (2017): 1-9

lainnnya sekitar 6 jam sehari selama 260 hari sebuah profesi, keilmuan Teknologi Pendidikan
setahun. Bila pendidikan itu diartikan sebagai harus dapat mengantisipasinya dalam sebuah
belajar dari pengalaman, maka pendidikan akan ketentuan yang lebih sistematis dan sistemik,
berlangsung selama manusia itu hidup, padahal sehingga dapat menaungi para profesi dalam bi-
sekolah hanya satu diantara sekian kesempatan dang Teknologi Pendidikan.
peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang dapat mengakibatkan belajar. Selain itu,
UCAPAN TERIMA KASIH
Proses belajar yang tidak terikat waktu dan tem-
pat akan memberikan flesibelitas bagi peserta Terima kasih saya ucapkan sebesar-besar
didik untuk melakukan pembelajaran sesuai Kepada Ibu Dewi S. Prawiradilaga yang secara
dengan kemampuannya masing-masing. pribadi selalu memberikan masukan dan infor-
masi terbaru mengenai Teknologi Pendidikan.
Keempat, pendidikan dapat berlangsung
secara mandiri dan dapat berlangsung secara
efektif dengan dilakukannya pengawasan dan DAFTAR PUSTAKA
pemeriksaan berkala. Prinsip ini mengadung
Association for Educational Communications and
arti bahwa pendidikan tidak harus berlangsung
Technology. (1986). Definisi Teknologi Pendidi-
dalam kelompok dengan pengawasan terus me- kan. Terj. Jakarta: PAU-UT - CV Rajawali.
nerus. Association for Educational Communications and
Kelima, pendidikan dapat berlangsung Technology. (1994). Teknologi Pembelajaran:
secara efektif baik dalam kelompok yang homo- Definisi dan Kawasannya. Terj. Jakarta: IPTPI.
Januszewski, A. (2001). Educational technology: The
gen, heterogen maupun perseorangan. Prinsip
Development of a Concept. Englewood: Co. Li-
ini mengandung arti bahwa proses belajar dapat braries Unlimited, Inc.
berlangsung dengan peserta didik yang semakin Miarso, Y. dkk, (1986). Definisi Teknologi Pendidikan:
beragam. Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT.
Jakarta: Rajawali.
Keenam, belajar dapat diperoleh dari sia-
Miarso, Y. (2005). Menyemai Benih Teknologi Pendidi-
pa saja dan apa saja, baik yang sengaja diran- kan. Jakarta: Kencana.
cang untuk memenuhi kebutuhan proses bela- Program Studi TP UNJ. (2016). Studi Penelusuran
jar maupun yang dimanfaatkan. Konsep ini pun Alumni (Tracer Study) Untuk Pengembangan
mengandung arti, bagi siapa saja yang memiliki Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidi-
kesadaran dan minat untuk belajar, dia dapat kan Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
mengambil pelajaran dari siapa saja, tidak hanya Prawiradilaga, D.S. (2012). Wawasan Teknologi Pendi-
dari guru dan orang tua saja. Dari sudut pan- dikan. Jakarta: Kencana Prenada.
dang pendidik, pelaksanaan prinsip ini, penera- Oka, G.P.A. (2012). Profesi Teknologi Pembelajaran:
Perspektif dan Peluang. Makalah disampaikan
pan yang dapat dilaksanakan antara lain adalah
dalam Seminar Akademik “Peran Teknologi
dengan pembelajaran berbasis aneka sumber. Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas
SDM di Era Kesejagatan” 23 Oktober 2012 di
SIMPULAN ruang Seminar, Undiksha.
Saettler, P. (1968). A History of Instructional Technl-
Dengan menyandingkan 6 konsepsi das- ogy. New York: McGraww-Hill Book, Co.
ar Teknologi Pendidikan dengan perkembangan Republik Indonesia. (2009). Peraturan Menteri
jaman/teknologi/budaya, maka masih akan ba- Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
nyak profesi-profesi Teknologi Pendidikan baru Per/2/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fung-
sional Pengmebang Teknologi Pembelajaran
yang akan muncul baik di Indonesia atau luar
dan Angka Kreditnya. Jakarta.
negeri dan lapangan pekerjaan pun akan sege- Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia.
ra menggunakan para alumni sebagai profesi di (2016). Tentang IPTPI. Diunduh dari www.
instansinya. Untuk menghadapi hal ini, sebagai Iptpi.org/

Anda mungkin juga menyukai