Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE

DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT

Disusun Oleh :

Nur Fitria Rahmah Ramdaniati

NIM. SN191115

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm) (Manuaba, 2012).
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43
minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36
minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi 3 bagian, masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
(Wiknjosastro, 2010).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik
buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14
minggu), trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36) (Wiknjosastro, 2010).
B. Patofisiologi Terjadinya Kehamilan
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani
ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel
sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai
sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi
lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak
dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5
menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka
terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma
yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang
merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi
akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya
dapat dibuahi oleh satu sperma (Kusmiyati, Yuni, 2009).
C. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan
alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit
pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12
minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik
gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody
dengan hCG sebagai antigen
3. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi
hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon
steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada
ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah
kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan) (Wiknjosastro, 2010).
D. Perubahan Adapatasi Fisiologis Kehamilan
1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
 Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI (Prawirohardjo, 2010).
2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada
wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
suami.
b.  Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan  sudah
mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu
dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai
meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu  merasa khawatir  atau takut kalu – kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya
dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi
mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah
mulai memilih nama unutk bayi mereka (Marjati dkk, 2010).
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta (Handerson, 2008).
II. PATHWAY ANC
Trimester I

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, GIT Sist.kardio Sist.urinaria


perub.psikologis, vascular
ketidakstabilan hormon Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika
TD urinaria
Ansietas Perubahan Asam lambung karena
peran sebagai meningkat Sakit kepala pembesaran
calon ibu uterus
Rasa Nyeri
Perub.proses Koping sebah/mual Frekuensi
keluarga individu tdk BAK
efektif Muntah meningkat

Intake Gangguan
makanan eliminasi urin
menurun
Kebersihan
Perub.nutrisi genital
kurang dari menurun
kebutuhan
Kelembaban
meningkat

Resiko
infeksi
Trimester II

TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Sist.endokrin Sist.kardiovaskular Sist.reproduksi Sist.integumen Sist.GIT Musculosceletal Sist.respirasi Krisis


situasional
Inotropik Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan
meningkat serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke Proses
Hiperpegmintas vagina diafragma adaptasi
i Retensi H2O & Na+ Kulit Saliva & asam Postur tubuh
volume plasma Sensitifitas meregang lambung berubah Ekspansi Persiapan
Perub.body meningkat serviks meningkat paru tidak anggota baru
image meningkat Striae Lordosis maksimal dlam keluarga
TD meningkat gravidarum Peristaltic berlebihan
Perub.cardiac Rangsang menurun Gangguan Ansietas
output Sakit kepala seksual Perub.body Nyeri pola nafas Perub.peran
image Pengosongan
Resiko cidera Nyeri Perub.pola lambung lambat
janin & seksual
maternal Kembung, mual,
muntah

Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan paru Primi:kurang
persendian pengetahuan
Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi
Berat uterus menurun menurun, pembuluh Ansietas
menigkat volume darah
Gangguan plasma
Perub.pusat pola nafas meningkat, TD meningkat
gravitasi tubuh tekanan
hidrostatik Hipertrofi
Menekan saraf menurun ventrikel
sekitar
Edema Penurunan
Pelepasan ekstremitas cardiac output
mediator nyeri
(prostaglandin, Kelebihan Resiko cidera
histamin) volume janin &
cairan maternal
Nyeri

F. Definisi Antenatal
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Safrudin, 2009).
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada antenatal, kita perlu
melakukan pengkajian terhadap ibu dan janin. Pengkajian tersebut meliputi
identitas pasien, keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat khusus obstetric dan ginekolik,
riwayat sosial / ekonomi. Untuk mendukung pengkajian pada ibu hamil
dilakukan pemeriksaan fisik dan uji laboratorium. Disamping itu pada bayi yang
perlu dikaji adalah Pada janin yang perlu dikaji adalah gerakan janin, denyut
jantung janin, dilakukan setelah UK 12 minggu, tafsiran berat janin, letak dan
persentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul), kehamilan kembar /
tunggal (Manuaba, 2012).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal yang lengkap mencakup banyak hal, seperti anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada). Penerapan
operasionalnya dikenal standar, minimal “5T” untuk pelayanan antenatal
(timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toksoid secara lengkap, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan) (Syafrudin, 2009).
G. Tanda dan Gejala Antenatal
Tanda dan gejala kehamilan telah digolongkan sesuai dengan signifikansi
dalam menetapkan diagnosis positif kehamilan. Tanda-tanda tersebut dibagi
menjadi, subjektif, objektif, dan bukti absolut kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1. Tanda Presumtif (tanda dan gejala subjektif dini yang membuat kehamilan
menjadi mungkin.
a. Amenore
b. Perubahan payudara
c. Mual dan muntah
d. Perubahan frekuensi berkemih
e. Leukorea (keputihan)
f. Tanda chadwick’s (bercak keunguan pada vagina)
g. Perasaan letih, pusing
h. Quickening
2. Tanda Probabillitas (tanda dan gejala objektif)
a. Perubahan abdomen karena uterus membesar
b. Striae gravidarum
c. Pigmentasi
d. Linea nigrae
e. Tanda Goodell’s (melunaknya serviks)
f. Tanda hegar’s
g. Ballotemen ( + )
h. Perubahan pada serviks
i. KontraksiBraxton Hicks
j. Uterine souffle (desiran)
k. Pemeriksaan laboratotium
3. Bukti positif (absolut)
a. Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin
melalui tali pusat).
b. Merasakan bagian-bagian janin
c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skleton janin pada
gambaran x-ray
d. Merasakan gerakan janin
e. Mencatat elektrokardiogram janin (Hamilton, 2009).
H. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Pada Masa Kehamilan
Perubahandanresponfisiologipadaibuhamildapatdilihatdari trimester I-III
(Mitayani, 2009). Perubahan dan adaptasi fisiologi yang terjadi pada masa
kehamilan sebagai berikut :
1. Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-
gejala yang berasal dari buah kehamilan yaitu dari janin dan plasenta. Adanya
human chorionic gonadotropic (HCG) dalam air kemih.
a. Masalah gastrointestinal
1) Mual dan muntah(4-6 minggu)
2) morning sickness
3) anoreksia
4) Saliva berlebihan
5) Tak tahan terhadap bau–bau tertentu
b. Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi.
c. Perubahan janin
1) Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2) Pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
3) Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
d. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
e. Tanda-tanda hebat
Pada pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah
jari-jari yang diluar bertemu dengan jari-jari yang ada didalam, hal ini
sebabkan oleh bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.

f. Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung
kemih sehingga didapatkan ibu sering kencing.
g. Kardiovaskuler
1) Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus posisi
jantung pada bagian kiri atas
2) Kardiak output
3) Denyut jantung meningkat
4) Nadi meningkat ± 10-15  x /menit
5) Filtrasi ginjal meningkat
6) transportasi oksigen meningkat
h. Uterus
1) Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc
2) Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3) Ismus hipertropi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
j. Vagina
Peningkatan vaskularisasi, Peningkatan sekresi, berwarna putih dan
asam
k. Respirasi
1) Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2) Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya carbon
dioksida dari janin ke ibu
3) Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuluskeletal
1) Relaksasi persendian
2) Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3) Perubahan postural
4) Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang belakang
5) Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong
kedepan     

m. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum.
2. Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadipada Trimester II yaitu :
a. Uterus
1) Uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2) Dinding uterus tipis dan lunak
3) Fetus dapat di palpasi pada abdomen
4) Uterus jadi bentuk ovale
5) Adanya kontraksi” braxson his”
b. Servik
1) Terus memanjang
2) Adanya mucous plag
3) Sel otot hipertropi
4) Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
1) Sel otot hipertropi
2) Mukosa tebal
3) Adanya lorchea
4) PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
1) Duktus dan alveoli hipertropi
2) Areola dan putting membesar
3) Mulai ada sekresi kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
1) Volume darah meluas
2) Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
3) Output meningkat 30-50 %
4) Stroke volume meningkat
5) Tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
6) Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir

f. Sistem respiratory
1) Oksigen dalam darah meningkat
2) Pernafasan lebih dalam
3) Volume darah stabil
4) Kebutuhan oksigen meningkat
5) Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak
nafas
g. Sistem Urinary
1) Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
2) Udema fisiologis pada kandung kemih
3) Frekuensi berkemih menurun
4) Dilatasi ginjal dan ureter
5) Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
6) Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7) Aliran plasma renal meningkat
8) Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam
air meningkat
h. Sistem muskuluskeletal
1) Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
2) Kram pada kaki
i. Sistem integumen
1) Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
2) Adanya linianigra
3) Vaskuler adanya palmar eritema
4) Rambut menjadi lebih halus
5) Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sisten gastrointestinal
1) Mulut dan gigi
Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
2) Esofagus dan gaster
a) Kapasitas lambung menurun
b) Sekresi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.

3) Liver
Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin
4) Pankreas
a) Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel-sel
beta
b) Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
5) Intestinal
a) Pengosongan lambung meningkat
b) Absorbsi  nutrien dan air meningkat
k. Sistem endokrin
1) Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon
Prolaktin meningkat
2) Tiroid
a) Vaskularisasi meningkat
b) Meningkatnya T3 dan T4
c) BMR meningkat
3) Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
4) Adrenal
a) Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat
b) Level kortisol meningkat
c) Level aldesteron meningkat
5) Plasenta
Fungsi utuh dan komplek
3. Trimester III (28 minggu – kehamilan berakhir 38-42 minggu)
Perubahanfisiologispada Trimester III dapatditandaidenganciri-
cirisebagaiberikut :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus : Ukuran bertambah membesar, distensi miometrium, dinding
menipis, kontraksi “Braxton hicks” semakin jelas.
2) Serviks : Effacement, pengeluaran mukosa.
3) Vagina : Hiperemia, pertumbuhan lactobacil, leukhoren.
4) Payudara : Membesar, tegang, kolostrum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
1) COP meningkat 40 %
2) Volume darah ibu meningkat 30-50 %
3) HR meningkat 15 X/menit
4) Stroke volume meningkat
5) Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung.
c. Sistem pernafasan
1) Diafragma tertekan pembesaran uterus ke atas
2) Iga-iga expansi
3) Konsumsi oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
1) Dilatasi koliks renal, filterasi glomerulus meningkat
2) Frekuensi miksi meningkat
3) Konsentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas-rebas ekstremitas
f. Sistem integumen
1) Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2) Rambut tipis dan rontok
3) Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Sistem gastrointestinal
1) Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2) Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
3) Mobilitas intestinal menurun, predisposisi konstipasi
h. Sistem endokrin
1) Pituitary : Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2) Tiroid : BMR meningkat
3) Plasenta : Fungsi maksimal
I. Leopold
Pemeriksaan Leopold

Gambar 2.1 Palpasi abdomen

Gambar 2.2
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia
kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah,
tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat
didalam fundus
Hasil : jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba
tidak bulat dan lunak
Gambar 2.3 Leopold II :

Leopold II untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus,


menentukan letak.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang
berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus
yang lain.

Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak
kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

Gambar 2.4 Leopold III :

Leopold III untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus


bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah
kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil
meraba bagian bawah tersebut.

Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.


Gambar 2.5 Leopold IV :

Leopold IV untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian


janin masuk ke dalam panggul.
Hasil :
- 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
- 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
- 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
- 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas
simpisis
- 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah
janinyang berada diatas simpisis.
- 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaanluar.
J. Menghitung HPL
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang
dihitung berdasarkan rumus Naegele rule , Cara menghitungnya: Tentukan hari
pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).
 jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0)
= 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
 Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir  (10 + 7), (10 – 3),
(2010 + 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.

Catatan:
 Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
 Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
 Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita
yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H.
Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
K. Menentukan UK dari TFU
1. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2. Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari
– jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU(cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan
umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan
janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm,
pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu
fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke
dalam rongga panggul (Wiknjosastro, 2009).

L. 10 T Ante Natal Care


Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita
hamil rata-rata antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik
lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur
mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk menentukan status
gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat
badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba
(2010): Rumus IMT =   BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-
25,0
Kriteria IMT :
 Nilai IMT < 18,5          : Status gizi kurang
 Nilai IMT 18,5-25        : Status gizi normal
 Nilai IMT >25  : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara
untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau
kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan
transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin
terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan
IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA
< 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam
jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
 Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai
olekranon
 Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon
dengan meteran
 Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada
pita LiLA. Baca menurut tanda panah.
3) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan,
hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan
tekanan darah yang disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada
ibu hamil dikatakan normal yaitu dibawah 140/90 mmHg.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara
untuk mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila
dilakukan pada kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1  Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus
(Manuaba, 2012).
5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini
ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan
infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara
untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.
Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
 Normal: antara 120-160x/menit
 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT
(Tetanus Toxoid) . Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT
sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan interval  waktu 4
minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena
diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat tetanus
neonaturum. Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam
satu kali penyuntikan.
Tabel  Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita
hamil diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan.      Tablet
ini diberikan segera mungkin setelah rasa mual hilang, setiap
tablet Fe mengandung  FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam
folat      500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan
sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh
atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.

8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).


Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan
menjelang persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan
hbsag ( hepatitis).tes darah rutin meliputi pemeriksaan kadar
hemoglobin, sel darah putih( leukosit), trombosit. Dari kadar
Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia atau
tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai
darah ke janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan.
Sel darah putih menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu.
Trombosit untuk melihat apakah ada kelainan faktor pembekuan
darah, ini berhubungan dengan resiko perdarahan. Pemeriksaan
urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi saluran
kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang
menunjukkan adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi
kehamilan. Pemeriksaan HBsAg untuk mengetahui adanya infeksi
hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis bisa ditularkan lewat darah
dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut di atas
tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan
pun tidak mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan
sebagai skrining untuk mengetahui kondisi kehamilan dan resiko
saat persalinan terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil pemeriksaan
diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka diharapkan masih
bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani persalinan
dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu
dan bayi selamat dan sehat.
9) Tata laksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, standar
minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes penyakit menular seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran.
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine.
k. Tes protein urine
l. Tes Hb
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria
10) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan
kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan
rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi
atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus
dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
 Merujuk ke dokter untuk konsultasi  dan menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat.
 Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
 Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan
 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama
kehamilan
M. Minimal Kunjungan ANC

Kunjungan Waktu Alasan

Trimester I Sebelum 14 minggu  Mendeteksi masalah yg dapat


ditangani sebelum membahayakan
jiwa.
 Mencegah masalah, misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya)
 Membangun hubungan saling
percaya
 Memulai persiapan kelahiran &
kesiapan menghadapi komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan , olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu  Sama dengan trimester I ditambah:
kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD, evaluasi
edema, proteinuria)
Trimester 28 – 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi kehamilan
III ganda.
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi kelainan
letak atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS.
(Prawirohardjo, 2010)
N. Pengertian Pre Eklamsia
1. Pengertian
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai protein dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansjoer, A, 2010).
Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang
memasuki usia minggu ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan darah tinggi
walaupun ibu hamil tersebut tidak memiliki riwayat hipertensi. Preeklampsia
biasanya disertai dengan gejala proteinuria (protein di dalam urin), dan
bengkak pada kaki dan tangan. Setidaknya preeklampsia dialami oleh 5
hingga 8 persen ibu hamil. Selain itu, diketahui bahwa lebih dari 500 juta
perempuan di seluruh dunia meninggal akibat komplikasi yang terjadi pada
kehamilan. Sekitar 10 hingga 15 persen dari angka kematian tersebut,
diakibatkan oleh preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil (Mansjoer, A,
2010).
2. Etiologi
Preeklampsia terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta
perkembangan plesenta, sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi
maupun ibu. Plasenta merupakan organ yang khusus dibentuk saat kehamilan
dan berfungsi sebagai pemasok makanan maupun oksigen dari ibu ke janin.
Makanan dan oksigen didistribusikan melalui aliran darah, oleh karena itu
untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan janin, plasenta
membutuhkan pasokan aliran darah yang besar dan konstan. Namun pada ibu
yang mengalami preeklampsia, plasenta tidak mendapatkan darah yang
cukup. Hal ini terjadi diperkirakan akibat plasenta yang tidak bekerja dengan
baik untuk menyalurkan aliran darah tersebut, kemudian mengganggu
pembuluh darah dan tekanan darah pada ibu

Faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia – eklampsia  

1. Primigravida
2. Keadaan sosio–ekonomi    
3. Perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis (Sarwono, P, 2009: 287) 
4. Usia ibu yang ekstrim, yaitu usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun 
5. Kehamilan ganda dan hidrops fetalis 
6. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan Diabetus Militus
(DM) 
7. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia – eklampsia 
8. Obesitas dan hidramnion 
9. Gizi yang kurang dan anemia  
10. Tingkat pendidikan ibu hamil (Ridwanamiruddin, 2009).
3. Pemeriksaan
Pada umumnya diagnosis pre eklampsia di dasarkan atas adanya 2 dari
tanda trias utama; hipertensi,  edema dan proteinuria, tetapi hal ini dapat
merugikan penderita karena tiap tanda merupakan bahaya kendatipun
ditemukan tersendiri. Oleh karena itu harus dilakukan uji diagnosis pre
eklampsia yaitu:    
1. Uji Diagnosis Dasar
a. Pengukuran tekanan darah 
b.  Analisis protein dalam urin 
c.  Pemeriksaan edema 
d.  Pengukuran TFU 
e.  Pemeriksaan Fundoskopi 
2. Uji Laboratorium Dasar
a. Evaluasi Hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi
eritrosit pada sediaan apus darah tepi)
b. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT dan SGPT) 
c. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
3. Uji Untuk Meramalkan Hipertensi 
a. Roll-over test
b. Pemberian infus Angiotensin II (Sarwono, P,  2009).

O. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini beberapa komplikasi kehamilan yang biasa terjadi menurut
Hadi (2009), yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa
hamil karena intensitasnya melebihi muntahnormal dan berlangsung selama
kehamilan trimester pertama.
2. Preeklampsi
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya timbul
pada trimester ke-3 kehamilan.
3. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar
kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah
dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat
ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama
tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di
indung telur. Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu
kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada
tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus.
P. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen (Manuaba, 2012) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
a. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
d. Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medis lainnya.
e. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
a. Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila
HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan
rumus Naegele.
b. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-
14 mingggu.
c. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
a. Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti.
Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan
tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan
dahulu.
b. Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam
4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan
dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan
dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan
hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada
fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan
bokong lunak dan tidak bulat.
c. Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan
posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan
kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di
bawah.
d. Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala
belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
e. Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural
atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan
18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12
minggu.
f. Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
g. Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:Taksiran Berat Janin (TBJ) =
(Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6. Pemeriksaan dalam
a. Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan
perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah
terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret
vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk
dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang
vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan
letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang,
porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan
dengan cara palpasi bimanual.
b. Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa,
dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu
karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang
vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya.
Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari
menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian
yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri
dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau
konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut
yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit,
dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
Q. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
Wiknjosastro (2010), menerangkan bahwa asuhan keperawatan pada ibu
hamil sebagai berikut :
1. Pengkajian Ibu Hamil
Riwayat Keperawatan
a. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir.
Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi
sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan
frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati
umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi
Braxton hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
f. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal
g. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar
dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu),
gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan
keempat dan kelima.
h. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual,
leukarea mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus,
perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu,
perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-
tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
i. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
j. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. TRIMESTER I
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Ansietas
3) Kekurangan volume cairan
b. TRIMESTER II
1) Gangguan citra tubuh
2) Gangguan pola nafas
3) Kurang pengetahuan
c.TRIMESTER III
1) Perubahan eliminasi urin
2) Gangguan pola tidur
3) Intoleransi aktifitas
4) Kelebihan volume cairan
3. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
a. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Keperawatan
Tri semester i Tujuan : Manajemen Nutrisi
Perubahan Setelah dilakukan intervensi  Anjurkan masukan kalori
nutrisi kurang keperawatan selama 2 x 24 jam sesuai kebutuhan
dari kebutuhan kekurangan nutrisi klien  Ajari klien tentang diet yang
tercukupi, dengan kriteria hasil benar sesuai kebutuhan tubuh
:  Monitor catatan makanan yang
masuk atas kandungan gizi
 Nafsu makan klien meningkat
dan jumlah kalori
 Klien tidak mual dan muntah  Timbang berat badan secara
 Nilai laboratorium (transferin, teratur
albumin, dan elektrolit) dalam  Anjurkan penambahan intake
batas normal protein, zat besi dan vit C
yang sesuai
 Pastikan bahwa diet
mengandung  makanan yang
berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
 Beri makanan protein tinggi ,
kalori tinggi dan makanan
bergizi yang sesuai
 Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
Ansietas NOC: kontrol kecemasan dan Penurunan kecemasan
coping, setelah dilakukan Aktifitas:
perawatan selama 2 x 24 jam  Bina Hub. Saling percaya
cemas ps hilang atau berkurang,  Libatkan keluarga
dengan kriteria hasil :  Jelaskan semua Prosedur
 Mengungkapkan cara  Hargai pengetahuan
mengatasi cemas pasien tentang
 Mampu menggunakan penyakitnya
coping  Bantu pasien untuk
 Dapat tidur mengefektifkan sumber
 Mengungkapkan tidak ada support
penyebab fisik yang dapat
menyebabkn cemas
Kekurangan Kebutuhan volume cairan  Tentukan
volume cairan terpenuhi. Setelah dilakukan frekuensi/beratnya
tindakan keperawatan selama 2 x mual/muntah.
24 jam, dengan kriteria hasil :  Kaji ulang riwayat
 Tidak ada mual muntah kemungkinan masalah
 Turgor kulit DBN medis lain (ex ; ulkus
 Tidak ada tanda dehidrasi peptikum, gastritis,
 Pasien mau makan dan minum kolesistitis)
 TTV dalam batas normal  Kaji suhu dan turgor kulit,
membrane mukosa, TD,
suhu, masukan/haluran.
 Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin
dan penurunan BB setiap
hari.
 Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan enam
kali sehari dengan jumlah
yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.
Tri Semester ii Setelah dilakukan tindakan Airway management
Gangguan keperawatan selama 1 x 24 jam,  Posisikan klien untuk
pola nafas dengan kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
 Tidak ada retraksi dinding  Identifikasi klien perlunya
dada pemasangan alat jalan
 Tidak menggunkan otot bantu nafas buatan
pernafasan  Lakukan fisioterpi dada
 Bunyi paru vasikuler jika perlu
 Menunjukkan jalan nafas yang  Keluarkan sekret
paten RR 16-20 x/menit  Dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan  Diskusikan persepsi
citra tubuh keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien tentang citra
dengan kriteria hasil : tubuhnya : dulu dan
 Klien dapat saat ini, perasaan
mengidentifikasi citra tentang citra tubuhnya
tubuhnya dan harapan terhadap
 Klien dapat citra tubuhnya saat ini
mengidentifikasi potensi  Didkusikan potensi
(aspek positif) dirinya bagian tubuh yang
 Klien dapat mengetahui lain
cara-cara untuk  Bantu pasien untuk
meningkatkan citra tubuh meningkatkan fungsi
bagian tubuh yang
terganggu
 Ajarkan pasien
meningkatkan citra
tubuh
Kurang Setelah dilakukan tindakan  Berikan penilaian
pengetahuan keperawatan selama 1 x 24 jam, tentang tingkat
dengan kriteria hasil : pengetahuan pasien
 Klien dan keluarga  Sediakan informasi
menyatakan pemahaman pada pasien tentang
tentang penyakit, kondisi, kondisi, dengan cara
prognosis, dan program yang tepat
pengobatan  Sediakan bagi
 Klien dan keluarga mampu keluarga atau SO
melaksanakan prosedur informasi tentang
yang dijelaskan secara kemajuan pasien
benar dengan cara yang
 Klien dan keluarga mampu tepat
menjelaskan kembali apa  Diskusiakn perubahan
yang dijelaskan gaya hidup yang
perawat/tim kesehatan mungkin diperlukan
lainnya untuk mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit

Tri Semester Klien dapat toleransi terhadap Manajemen energi


iii aktivitas setelah dilakukan  Observasi
Intoleransi tindakan keperawatan 1 x 24 jam , kemampuan klien
aktivitas dengan kriteria hasil :  Bantu klien dalam
 Klien mampu memenuhi pemenuhan ADL
aktivitas sehari-hari  Ajarkan pada
 Pasien mengerti akifitas apa keluarga tentang
saja yang boleh dilakukan pentingnya perawatan diri
selama kehamlan  Observasi TTV
 TTV dalam batas normal sebelum dan sesudah
 Hb dalam batas normal aktivitas
 Tidak ada anemis  Kolaborasi pada
keluarga pemberian
pengawasan ekstra
 Tentukan siklus
tidur bangun yang normal
dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga,
komunitas dan diri sendiri.
 Anjurkan tidur
siang 1 sampai 2 jam
setiap hari.
 Pantau kadar Hb.
Jelaskan peran zar besi
dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen
zat besi setiap hari, sesuai
indikasi.

Kelebihan Kelebihan volume cairan teratasi  Pantau berat badan secara


volume cairan setelah dilakukan tindakan teratur.
keperawatan 2 x 24 jam , dengan  Kaji adanya tanda-tanda
kriteria hasil : HAK, perhatikan tekanan
 Indeks massa tubuh dalam darah, pantau
batas normal lokasi/luasnya edema,
 TTV dalam batas normal masukan atau haluaran
 Tidak ada tanda-tanda Hak cairan.
 Berikan informasi tentang
diet (mis ; peningkatan
protein, tidak
menambahkan garam
meja, menghindari
makanan dan minuman
tinggi natrium).
 Anjurkan meninggikan
ekstremitas secara
periodic selama sehari.
Perubahan Pasien mengerti akan terjadi  Berikan informasi tentang
eliminasi urin perubahan eliminasi urin selama perubahan perkemihan
kehamilan, Setelah dilakukan sehubungan dengan
tindaka keperawatan, dengan trimester ketiga.
kriteria hasil :  Berikan informasi
 Klien mengerti tentang mengenaia perlunya
perubahan perkemihan selama masukan cairan 6-8 gelas
kehamilan denga tri semester sehari.
ketiga  Berikan informasi
 Pasien mengerti perlunya mengenai bahaya
masukan cairan sesuai menggunakan diuretic dan
kebutuhan penghilangan natrium dan
diet.
 Anjurkan klien untuk
melakukan posisi miring
kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
 Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak
atau supine dalam waktu
yang lama.
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Sleep enhancement
pola tidur keperawatan selama 1x24 jam  Jelaskan pentingnya
diharapkan masalah gangguan tidur yang adekuat.
pola tidur dapat teratasi dengan  Motivasi pasien
kriteria hasil: untuk menciptkan
Sleep: extent and pattern lingkungan yang
 Jumlah jam tidur batas nyaman.
normal 6-8 jam/hari.  Diskusikan dengan
 Perasaan segar setelah pasien tentang posisi
bangun tidur. tidur yang baik untuk
 Mampu mengidentifikasi ibu hamil
hal-hal yang
meningkatkan tidur.

(NANDA, 2015).
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang (Potter & Perry, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, RA, 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.

Hamilton, Persis Mary, 2009. Dasar-Dasar Keperawatan MaternitasEdisi 6.


Jakarta : EGC

Handerson, C 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Kusmiyati, Yuni, et all. 2009. Perawatan Ibu Hamil Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta :


Fitramaya.

Manuaba, 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC.

Marjati; dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Fisiologis. Jakarta :


Salemba Medika.

Mitayani, 2009.Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, D. 2009. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri


Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.

Myles, 2009. Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta : EGC.

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan 2015-2017. Jakarta : EGC.

Potter, Perry. 2010. Fundamental keperawatan (ed.7vol.2). Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan.


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Syafrudin dan Hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, H 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai