1 Laporan Pendahuluan Antenatal
1 Laporan Pendahuluan Antenatal
Disusun Oleh :
NIM. SN191115
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm) (Manuaba, 2012).
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43
minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36
minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi 3 bagian, masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
(Wiknjosastro, 2010).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik
buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14
minggu), trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36) (Wiknjosastro, 2010).
B. Patofisiologi Terjadinya Kehamilan
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani
ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel
sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai
sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi
lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak
dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5
menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka
terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma
yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang
merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi
akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya
dapat dibuahi oleh satu sperma (Kusmiyati, Yuni, 2009).
C. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan
alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit
pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12
minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik
gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody
dengan hCG sebagai antigen
3. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi
hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon
steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada
ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah
kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan) (Wiknjosastro, 2010).
D. Perubahan Adapatasi Fisiologis Kehamilan
1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
Elastisitas vagina bertambah
Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI (Prawirohardjo, 2010).
2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada
wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
suami.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah
mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu
dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai
meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalu – kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya
dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi
mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah
mulai memilih nama unutk bayi mereka (Marjati dkk, 2010).
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta (Handerson, 2008).
II. PATHWAY ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Intake Gangguan
makanan eliminasi urin
menurun
Kebersihan
Perub.nutrisi genital
kurang dari menurun
kebutuhan
Kelembaban
meningkat
Resiko
infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III
TRIMESTER III
F. Definisi Antenatal
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Safrudin, 2009).
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada antenatal, kita perlu
melakukan pengkajian terhadap ibu dan janin. Pengkajian tersebut meliputi
identitas pasien, keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat khusus obstetric dan ginekolik,
riwayat sosial / ekonomi. Untuk mendukung pengkajian pada ibu hamil
dilakukan pemeriksaan fisik dan uji laboratorium. Disamping itu pada bayi yang
perlu dikaji adalah Pada janin yang perlu dikaji adalah gerakan janin, denyut
jantung janin, dilakukan setelah UK 12 minggu, tafsiran berat janin, letak dan
persentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul), kehamilan kembar /
tunggal (Manuaba, 2012).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal yang lengkap mencakup banyak hal, seperti anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada). Penerapan
operasionalnya dikenal standar, minimal “5T” untuk pelayanan antenatal
(timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toksoid secara lengkap, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan) (Syafrudin, 2009).
G. Tanda dan Gejala Antenatal
Tanda dan gejala kehamilan telah digolongkan sesuai dengan signifikansi
dalam menetapkan diagnosis positif kehamilan. Tanda-tanda tersebut dibagi
menjadi, subjektif, objektif, dan bukti absolut kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1. Tanda Presumtif (tanda dan gejala subjektif dini yang membuat kehamilan
menjadi mungkin.
a. Amenore
b. Perubahan payudara
c. Mual dan muntah
d. Perubahan frekuensi berkemih
e. Leukorea (keputihan)
f. Tanda chadwick’s (bercak keunguan pada vagina)
g. Perasaan letih, pusing
h. Quickening
2. Tanda Probabillitas (tanda dan gejala objektif)
a. Perubahan abdomen karena uterus membesar
b. Striae gravidarum
c. Pigmentasi
d. Linea nigrae
e. Tanda Goodell’s (melunaknya serviks)
f. Tanda hegar’s
g. Ballotemen ( + )
h. Perubahan pada serviks
i. KontraksiBraxton Hicks
j. Uterine souffle (desiran)
k. Pemeriksaan laboratotium
3. Bukti positif (absolut)
a. Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin
melalui tali pusat).
b. Merasakan bagian-bagian janin
c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skleton janin pada
gambaran x-ray
d. Merasakan gerakan janin
e. Mencatat elektrokardiogram janin (Hamilton, 2009).
H. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Pada Masa Kehamilan
Perubahandanresponfisiologipadaibuhamildapatdilihatdari trimester I-III
(Mitayani, 2009). Perubahan dan adaptasi fisiologi yang terjadi pada masa
kehamilan sebagai berikut :
1. Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-
gejala yang berasal dari buah kehamilan yaitu dari janin dan plasenta. Adanya
human chorionic gonadotropic (HCG) dalam air kemih.
a. Masalah gastrointestinal
1) Mual dan muntah(4-6 minggu)
2) morning sickness
3) anoreksia
4) Saliva berlebihan
5) Tak tahan terhadap bau–bau tertentu
b. Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi.
c. Perubahan janin
1) Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2) Pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
3) Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
d. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
e. Tanda-tanda hebat
Pada pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah
jari-jari yang diluar bertemu dengan jari-jari yang ada didalam, hal ini
sebabkan oleh bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.
f. Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung
kemih sehingga didapatkan ibu sering kencing.
g. Kardiovaskuler
1) Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus posisi
jantung pada bagian kiri atas
2) Kardiak output
3) Denyut jantung meningkat
4) Nadi meningkat ± 10-15 x /menit
5) Filtrasi ginjal meningkat
6) transportasi oksigen meningkat
h. Uterus
1) Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc
2) Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3) Ismus hipertropi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
j. Vagina
Peningkatan vaskularisasi, Peningkatan sekresi, berwarna putih dan
asam
k. Respirasi
1) Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2) Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya carbon
dioksida dari janin ke ibu
3) Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuluskeletal
1) Relaksasi persendian
2) Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3) Perubahan postural
4) Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang belakang
5) Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong
kedepan
m. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum.
2. Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadipada Trimester II yaitu :
a. Uterus
1) Uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2) Dinding uterus tipis dan lunak
3) Fetus dapat di palpasi pada abdomen
4) Uterus jadi bentuk ovale
5) Adanya kontraksi” braxson his”
b. Servik
1) Terus memanjang
2) Adanya mucous plag
3) Sel otot hipertropi
4) Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
1) Sel otot hipertropi
2) Mukosa tebal
3) Adanya lorchea
4) PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
1) Duktus dan alveoli hipertropi
2) Areola dan putting membesar
3) Mulai ada sekresi kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
1) Volume darah meluas
2) Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
3) Output meningkat 30-50 %
4) Stroke volume meningkat
5) Tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
6) Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
f. Sistem respiratory
1) Oksigen dalam darah meningkat
2) Pernafasan lebih dalam
3) Volume darah stabil
4) Kebutuhan oksigen meningkat
5) Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak
nafas
g. Sistem Urinary
1) Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
2) Udema fisiologis pada kandung kemih
3) Frekuensi berkemih menurun
4) Dilatasi ginjal dan ureter
5) Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
6) Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7) Aliran plasma renal meningkat
8) Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam
air meningkat
h. Sistem muskuluskeletal
1) Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
2) Kram pada kaki
i. Sistem integumen
1) Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
2) Adanya linianigra
3) Vaskuler adanya palmar eritema
4) Rambut menjadi lebih halus
5) Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sisten gastrointestinal
1) Mulut dan gigi
Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
2) Esofagus dan gaster
a) Kapasitas lambung menurun
b) Sekresi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.
3) Liver
Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin
4) Pankreas
a) Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel-sel
beta
b) Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
5) Intestinal
a) Pengosongan lambung meningkat
b) Absorbsi nutrien dan air meningkat
k. Sistem endokrin
1) Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon
Prolaktin meningkat
2) Tiroid
a) Vaskularisasi meningkat
b) Meningkatnya T3 dan T4
c) BMR meningkat
3) Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
4) Adrenal
a) Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat
b) Level kortisol meningkat
c) Level aldesteron meningkat
5) Plasenta
Fungsi utuh dan komplek
3. Trimester III (28 minggu – kehamilan berakhir 38-42 minggu)
Perubahanfisiologispada Trimester III dapatditandaidenganciri-
cirisebagaiberikut :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus : Ukuran bertambah membesar, distensi miometrium, dinding
menipis, kontraksi “Braxton hicks” semakin jelas.
2) Serviks : Effacement, pengeluaran mukosa.
3) Vagina : Hiperemia, pertumbuhan lactobacil, leukhoren.
4) Payudara : Membesar, tegang, kolostrum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
1) COP meningkat 40 %
2) Volume darah ibu meningkat 30-50 %
3) HR meningkat 15 X/menit
4) Stroke volume meningkat
5) Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung.
c. Sistem pernafasan
1) Diafragma tertekan pembesaran uterus ke atas
2) Iga-iga expansi
3) Konsumsi oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
1) Dilatasi koliks renal, filterasi glomerulus meningkat
2) Frekuensi miksi meningkat
3) Konsentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas-rebas ekstremitas
f. Sistem integumen
1) Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2) Rambut tipis dan rontok
3) Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Sistem gastrointestinal
1) Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2) Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
3) Mobilitas intestinal menurun, predisposisi konstipasi
h. Sistem endokrin
1) Pituitary : Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2) Tiroid : BMR meningkat
3) Plasenta : Fungsi maksimal
I. Leopold
Pemeriksaan Leopold
Gambar 2.2
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia
kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah,
tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat
didalam fundus
Hasil : jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba
tidak bulat dan lunak
Gambar 2.3 Leopold II :
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak
kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
Catatan:
Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita
yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H.
Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
K. Menentukan UK dari TFU
1. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2. Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari
– jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan
1. Primigravida
2. Keadaan sosio–ekonomi
3. Perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis (Sarwono, P, 2009: 287)
4. Usia ibu yang ekstrim, yaitu usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun
5. Kehamilan ganda dan hidrops fetalis
6. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan Diabetus Militus
(DM)
7. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia – eklampsia
8. Obesitas dan hidramnion
9. Gizi yang kurang dan anemia
10. Tingkat pendidikan ibu hamil (Ridwanamiruddin, 2009).
3. Pemeriksaan
Pada umumnya diagnosis pre eklampsia di dasarkan atas adanya 2 dari
tanda trias utama; hipertensi, edema dan proteinuria, tetapi hal ini dapat
merugikan penderita karena tiap tanda merupakan bahaya kendatipun
ditemukan tersendiri. Oleh karena itu harus dilakukan uji diagnosis pre
eklampsia yaitu:
1. Uji Diagnosis Dasar
a. Pengukuran tekanan darah
b. Analisis protein dalam urin
c. Pemeriksaan edema
d. Pengukuran TFU
e. Pemeriksaan Fundoskopi
2. Uji Laboratorium Dasar
a. Evaluasi Hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi
eritrosit pada sediaan apus darah tepi)
b. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT dan SGPT)
c. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
3. Uji Untuk Meramalkan Hipertensi
a. Roll-over test
b. Pemberian infus Angiotensin II (Sarwono, P, 2009).
O. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini beberapa komplikasi kehamilan yang biasa terjadi menurut
Hadi (2009), yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa
hamil karena intensitasnya melebihi muntahnormal dan berlangsung selama
kehamilan trimester pertama.
2. Preeklampsi
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya timbul
pada trimester ke-3 kehamilan.
3. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar
kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah
dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat
ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama
tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di
indung telur. Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu
kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada
tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus.
P. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen (Manuaba, 2012) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
a. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
d. Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medis lainnya.
e. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
a. Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila
HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan
rumus Naegele.
b. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-
14 mingggu.
c. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
a. Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti.
Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan
tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan
dahulu.
b. Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam
4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan
dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan
dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan
hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada
fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan
bokong lunak dan tidak bulat.
c. Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan
posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan
kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di
bawah.
d. Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala
belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
e. Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural
atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan
18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12
minggu.
f. Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
g. Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:Taksiran Berat Janin (TBJ) =
(Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6. Pemeriksaan dalam
a. Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan
perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah
terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret
vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk
dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang
vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan
letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang,
porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan
dengan cara palpasi bimanual.
b. Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa,
dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu
karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang
vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya.
Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari
menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian
yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri
dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau
konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut
yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit,
dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
Q. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
Wiknjosastro (2010), menerangkan bahwa asuhan keperawatan pada ibu
hamil sebagai berikut :
1. Pengkajian Ibu Hamil
Riwayat Keperawatan
a. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir.
Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi
sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan
frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati
umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi
Braxton hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
f. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal
g. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar
dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu),
gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan
keempat dan kelima.
h. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual,
leukarea mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus,
perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu,
perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-
tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
i. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
j. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. TRIMESTER I
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Ansietas
3) Kekurangan volume cairan
b. TRIMESTER II
1) Gangguan citra tubuh
2) Gangguan pola nafas
3) Kurang pengetahuan
c.TRIMESTER III
1) Perubahan eliminasi urin
2) Gangguan pola tidur
3) Intoleransi aktifitas
4) Kelebihan volume cairan
3. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
a. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Keperawatan
Tri semester i Tujuan : Manajemen Nutrisi
Perubahan Setelah dilakukan intervensi Anjurkan masukan kalori
nutrisi kurang keperawatan selama 2 x 24 jam sesuai kebutuhan
dari kebutuhan kekurangan nutrisi klien Ajari klien tentang diet yang
tercukupi, dengan kriteria hasil benar sesuai kebutuhan tubuh
: Monitor catatan makanan yang
masuk atas kandungan gizi
Nafsu makan klien meningkat
dan jumlah kalori
Klien tidak mual dan muntah Timbang berat badan secara
Nilai laboratorium (transferin, teratur
albumin, dan elektrolit) dalam Anjurkan penambahan intake
batas normal protein, zat besi dan vit C
yang sesuai
Pastikan bahwa diet
mengandung makanan yang
berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
Beri makanan protein tinggi ,
kalori tinggi dan makanan
bergizi yang sesuai
Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
Ansietas NOC: kontrol kecemasan dan Penurunan kecemasan
coping, setelah dilakukan Aktifitas:
perawatan selama 2 x 24 jam Bina Hub. Saling percaya
cemas ps hilang atau berkurang, Libatkan keluarga
dengan kriteria hasil : Jelaskan semua Prosedur
Mengungkapkan cara Hargai pengetahuan
mengatasi cemas pasien tentang
Mampu menggunakan penyakitnya
coping Bantu pasien untuk
Dapat tidur mengefektifkan sumber
Mengungkapkan tidak ada support
penyebab fisik yang dapat
menyebabkn cemas
Kekurangan Kebutuhan volume cairan Tentukan
volume cairan terpenuhi. Setelah dilakukan frekuensi/beratnya
tindakan keperawatan selama 2 x mual/muntah.
24 jam, dengan kriteria hasil : Kaji ulang riwayat
Tidak ada mual muntah kemungkinan masalah
Turgor kulit DBN medis lain (ex ; ulkus
Tidak ada tanda dehidrasi peptikum, gastritis,
Pasien mau makan dan minum kolesistitis)
TTV dalam batas normal Kaji suhu dan turgor kulit,
membrane mukosa, TD,
suhu, masukan/haluran.
Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin
dan penurunan BB setiap
hari.
Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan enam
kali sehari dengan jumlah
yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.
Tri Semester ii Setelah dilakukan tindakan Airway management
Gangguan keperawatan selama 1 x 24 jam, Posisikan klien untuk
pola nafas dengan kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
Tidak ada retraksi dinding Identifikasi klien perlunya
dada pemasangan alat jalan
Tidak menggunkan otot bantu nafas buatan
pernafasan Lakukan fisioterpi dada
Bunyi paru vasikuler jika perlu
Menunjukkan jalan nafas yang Keluarkan sekret
paten RR 16-20 x/menit Dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Diskusikan persepsi
citra tubuh keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien tentang citra
dengan kriteria hasil : tubuhnya : dulu dan
Klien dapat saat ini, perasaan
mengidentifikasi citra tentang citra tubuhnya
tubuhnya dan harapan terhadap
Klien dapat citra tubuhnya saat ini
mengidentifikasi potensi Didkusikan potensi
(aspek positif) dirinya bagian tubuh yang
Klien dapat mengetahui lain
cara-cara untuk Bantu pasien untuk
meningkatkan citra tubuh meningkatkan fungsi
bagian tubuh yang
terganggu
Ajarkan pasien
meningkatkan citra
tubuh
Kurang Setelah dilakukan tindakan Berikan penilaian
pengetahuan keperawatan selama 1 x 24 jam, tentang tingkat
dengan kriteria hasil : pengetahuan pasien
Klien dan keluarga Sediakan informasi
menyatakan pemahaman pada pasien tentang
tentang penyakit, kondisi, kondisi, dengan cara
prognosis, dan program yang tepat
pengobatan Sediakan bagi
Klien dan keluarga mampu keluarga atau SO
melaksanakan prosedur informasi tentang
yang dijelaskan secara kemajuan pasien
benar dengan cara yang
Klien dan keluarga mampu tepat
menjelaskan kembali apa Diskusiakn perubahan
yang dijelaskan gaya hidup yang
perawat/tim kesehatan mungkin diperlukan
lainnya untuk mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
(NANDA, 2015).
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang (Potter & Perry, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, RA, 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.
Manuaba, 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC.
Wiknjosastro, H 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.