Anda di halaman 1dari 39

ERGONOMI & FISOLOGI

KERJA

DR. Agus Triyono

Disampaikan pada : Pelatihan Hiperkes dan KK Bagi Paramedis


Di Jakarta 2020
1
I. PENGERTIAN
Masalah :
• Pekerjaan yang dilakukan manusia.
• Peralatan kerja import.
• Pekerja tetap sehat dalam bekerja.
• Pekerja berproduktivitas tinggi.

Ergonomi:
Ilmu yang mempelajari penserasian antara pekerjaan dengan
lingkungan terhadap orang dan sebaliknya.

Menurut ILO, Ergonomi:


Adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia
secara optimum, dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan
kesejahteraan.

Ergonomi/Agust.Doc 2
Segitiga Ergonomi

Manusia : Dokter dan Paramedis


Mesin/alat : Ahli Teknik
Lingkungan Kerja : Ahli Hiperkes
dan KK

Tujuan :Efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan


produktivitas dan kepuasan kerja.
Sasaran : Seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal dan
tradisional.
Pendekatan Ergonomi : Mengacu pada konsep total manusia, mesin
dan lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat
berjalan secara efisien, selamat dan nyaman.
Caranya adalah menciptakan kondisi optimal bagi pekerja, antara lain:
❖ Mengurangi beban kerja.
❖ Memperbaiki sikap kerja.
❖ Menyediakan saran psikosensoral pada pemakaian instrumen.
❖ Mencegah mengingat informasi yang tidak diperlukan.
❖ Penempatan pekerja pada pekerjaan
Ergonomi/Agust.Doc
yang sesuai. 3
OFFICE WORK

4
OFFICE WORK

5
OFFICE WORK

6
II. KELAINAN YANG SERING TERJADI PADA BERBAGAI
PEKERJAAN
Sering pekerja menghadapi desain kondisi pekerjaan yang tidak
ergonomis. Hal ini menyebabkan beberapa kelainan pada
tangan, tungkai, sendi, punggung atau bagian tubuh lainnya,
terutama disebabkan oleh:
Pengulangan pekerjaan yang menggunakan peraratan bergetar.
✔ Peralatan atau tenaga yang membutuhkan memutar tangan.
✔ Menggunakan tenaga pada posisi yang tidak tepat.
✔ Penekanan lebih pada bagian tangan, punggung, kaki atau
sendi.
✔ Bekerja di luar jangkauan tangan atau di atas kepala.
✔ Bekerja dengan kecenderungan memakai punggung.
✔ Mengangkat dan mendorong beban kerja.

Ergonomi/Agust.Doc 7
No Kelainan Gejala Penyebab
1. Bursitis. Nyeri dan bengkak Berlutut, tekukan pada
Pembengkakan bursa antara pada tempat yang siku, gerkan bahu yang
kulit dan tulang atau tendon dan sakit berulang.
tulang.
Bisa dilutut, siku, bahu
2. Carpal tunnel syndrome. Rasa tertusuk, Pengulangan pekerjaan
Penekanan syaraf yang nyeri, kaku pergelangan tangan
melewati pergelangan tangan. dengan menggunakan
peralatan yang bergetar.

3. Celulitis. Nyeri dan bengkak Menggunakan peralatan


Infeksi telapak tangan karena di telapak tangan tangan, palu.
mencuci berulang
4. Epicondilitis. Nyeri dan bengkak Pengulangan pekerjaan.
Bengkak di daerah dimana di pinggiran luka
tendon dan tulang bersatu . Bila
di siku (tennis elbow)
5. Ganglion. Keras, kecil, Pengulangan gerakan
Kista di selaput sendi atau bengkak tangan.
tendon. sekelilingnya,
biasanya nyeri
Biasanya di punggung, tanganErgonomi/Agust.Doc 8
dan tungkai.
No Kelainan Gejala Penyebab
6. Osteo arthitis. Kaku dan nyeri tulang Beban lebih dalam jangka
Kerusakan sendi akibat belakang, leher dan sendi lama ar itualng belakang
parut di sendi dan lain. dan sendi lain.
tumbuh tulang.
7. Tendonitis. Nyeri, bengkak, ngilu dan Gerakan pengulangan.
Bengkak di area otot bengkak dari tangan,
dan sendi bersatu. kaki, lengan, susah
digerakkan.
8. Tenosynovitis. Nyeri, bengkak, ngilu, Pengulangan gerakn,
Bengkak tendon atau nyeri hebattangan, susah Mengangkat beban yang
selaputnya. digerakkan. tiba-tiba meningkat atau
pengenalan proses baru.
9. Tenson neck. Nyeri terlokalsir di leher Harus mempertahankan
Bengkak di otot dan atau bahu. posisi tegak.
tendon di leher bahu.
10. Triger finger. Tidak bisa menggerakkan Pengulangan gerakan,
Bengkak di tendon atau jari secara pelan tanpa pegangan terlalu lama,
selaput dari jari rasa nyeri. terlalu keras, terlalu
Ergonomi/Agust.Doc sering. 9
No Kelainan Gejala
11. Algias Penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang
posturnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome
pada pembawa barang, pengantar barang dan penerjun
payung.
12. Osteo articular Scoliosis pada pemain violin dan operator kerja bangku,
deviations bungkuk (kifosis) pada buruh pelabuhan dan pemikul
keranjang, datarnya telapak kaki pada penunggu,
pembuat roti dan pemangkas rambut.
13. Rasa nyeri pada otot Rusaknya tendon avhiles bagi para penari, tendon
dan tendon paada ekstensor panjang bagi para drummer,
tenosyinvitis pada pemoles kaca, pemain piano dan
tukang kayu.
14. Iritasi pada cabang Saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang
saraf tepi kunci, tukang pandai besi, reparasi arloji, penjilidan
buku, pemotong kaca dan pengendara sepeda.
15. Hernia Nucleus Mengangkat tidak ergonomis
Pulposus/ HNP
16 Low Back Pain Cara kerja tidak ergonomis

17. Repetition Strain SemuaErgonomi/Agust.Doc


rasa nyeri akibat pekerjaan 10

Injury (RSI)
Faktor Risiko
Faktor risiko berkaitan dengan CTD yang
terjadi di perkantoran adalah:
■Repetition

■Postur Janggal

■Pressure yang berlebihan dan lama

■Vibrasi

11
Risk Factors: Repetition
Pengetikan yang berulang-ulang
Data entry yang berjam-jam, dan hari
ke hari.
Pen-stempelan yang banyak.
Angkat angkut yang sering.
Pergerakan / penggunaan mouse yang
berulang-ulang.

12
Risk Factors:
Posisi Janggal
■ Membungkuk
■ Mengetik dengan posture pergelangan tangan pada sisi /
sendi alas yang tidak baik.
■ Bahu terangkat ketika mengetik
■ Pencapaian / posisi mouse yang jauh
■ Perputaran leher karena sering mengambil benda lain.
■ Mengangkat benda yang terlalu rendah, atau diatas bahu.

13
14
Kerja Tidak Ergonomis

15
III. PRINSIP DASAR ERGONOMI

Penerapan prinsip ergonomi dapat meningkatkan kenyamanan pekerja


secara signifikan, kesehatan, keselamatan dan produktivitas.
Contoh:
❖Pada posisi berdiri, pekerjaan yang teliti dataran kerja 10 – 20 cm di atas
tinggi siku dan pekerjaan berat dataran kerja 10 – 20 cm di bawah tinggi
siku.
❖Untuk pekerjaan rakitan, material ditempatkan di posisi otot pekerja
terkuat berkontraksi.
❖Peralatan yang menggunakan tangan yang tidak enak harus dimodifikasi
/ diganti.
❖Tenaga tidak perlu dikeluarkan pada posisi canggung.

❖Pekerja perlu mendapat pendidikan teknik mangangkat

yang benar.
❖Bekerja sambil berdiri hendaknya dihindari.

❖Rotasi pekerjaan untuk menghindari pengulangan

yang tinggi.
❖Alat – alat ditempatkan didaerah jangkauan tangan.

Ergonomi/Agust.Doc 16
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO
● Tempat Kerja
2. Desain tempat duduk
Masalah :
❖ Pekerja harus dapat
▪ Nyeri punggung
menjangkau pekerjaan
▪ Cedera karena peregangan otot
❖ Posisi duduk di depan
berulang pekerjaan
▪ Peredaran darah di kaki
❖ Punggung tegak dan
Sebab : bahu rileks
▪ Desain tempat duduk yang salah ❖ Perlu pemahaman pada
▪ Berdiri sepanjang hari siku, lengan atau tangan
▪ Jangkauan yang terlalu jauh

▪ Cahaya yang tidak memadai

3. Tempat Kerja Berdiri


Masalah : Action :
✔ Nyeri pinggang ✔ Penyediaan kursi
✔ Kaki bengkak ✔ Alas kaki yang sesuai
✔ Permasalahan peredaran ✔ Pekerja dapat
darah mempertahankan lengan
Ergonomi/Agust.Doc dan 17
✔ Kelelahan otot kaki
4. Peralatan Yang Menggunakan Tangan
▪ Desain tombol, pengungkit, stir dll.

5. Pekerjaan yang Memerlukan Tenaga Fisik Berat


Masalah:
▪ Peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung
▪ Cepat lelah

Action:
• Pekerjaan berat disesuaikan dengan kapasitas kerja pekerja
• Variasi kerja berat dan ringan dalam satu hari
• Pengaturan waktu istirahat yang tepat
• Pengaturan beban angkat, frekuensi, jarak dan waktu.

Ergonomi/Agust.Doc 18
Desain Pekerjaan
Desain:
Jenis pekerjaan yang perlu dikerjakan
▪ Bagaimana pekerjaan harus dikerjakan
▪ Berapa macam pekerjaan yang akan dikerjakan
▪ Perintah dalam pekerjaan yang perlu
▪ Jenis Peralatan yang diperlukan

Fungsi Desain:
▪ Mengizinkan pekerja dalam posisi bervariasi
▪ Mengizinkan pekerja diberikan rangsangan mental
▪ Mengizinkan pekerja mengambil keputusan dalam
pekerjaannya
▪ Kesempatan menyelesaikan pekerjaan
▪ Tersedianya pelatihan tentang pekerjaan
▪ Tersedianya jadwal kerja dan istirahat
▪ Kesempatan menyesuaikan dengan pekerjaan baru
Ergonomi/Agust.Doc 19
IV. NORMA ERGONOMI
Norma ergonomi yang telah disepakati meliputi
A. Pembebanan kerja fisik
B. Sikap tubuh dalam bekerja
C. Mengangkat dan mengangkut
D. Olah raga dan kesegaran jasmani
E. Musik dan dekorasi
F. Lingkungan kerja
Pembebanan kerja fisik
1. Bagi tenaga kerja
Penentuan beban kerja fisik perlu memperhatikan kondisi iklim tropis dan
sosial ekonomi
2. Kriteria pembebanan
Tidak lebih dari 30 – 40 % kemampuan kerja maksimum dalam waktu
8 jam/hari
3. Rekomendasi kuantitatif
Ergonomi/Agust.Doc 20
Beban angkat maksimum 40 kg
Sikap Tubuh dalam Bekerja
▪ Agar diupayakan kerja dengan sikap duduk atau duduk dan berdiri
secara bergantian
▪ Beban statis seminimal mungkin

▪ Posisi dan sikap tubuh menghindari upaya yang tidak perlu

▪ Tempat duduk dan meja Ergonomis

Mengangkat dan Mengangkut


▪ Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan
sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lemah dibebaskan
dari pembebanan
▪ Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan

Olah Raga Dan Kesegaran Jasmani


▪ Pembinaan kesegaran jasmani khusus maupun kegiatan olah raga

▪ Tes kesegaran jasmani pada seleksi karyawan

▪ Penyediaan fasilitas olah raga

Ergonomi/Agust.Doc 21
Musik dan dekorasi

Penggunaan musik yang tepat jenis, saat, lama, intensitas dan sifat
pekerjaan meningkatkan kegairahan dan produktivitas.
(Pekerjaan repetitif, tidak perlu konsentrasi tinggi, musik tempo sedang)

Dekorasi dan tata warna memberikan kesan jarak psikis dan suhu

Ergonomi/Agust.Doc 22
No Warna Efek

Jarak Suhu Psikis

1 Biru Jauh Sejuk Menyejukan


2 Hijau Jauh Sangat Menyegarkan
sejuk/netral
3 Merah Dekat Hangat Sangat mengganggu
4 Oranye Sangat dekat Sangat hangat Merangsang
5 Kuning Dekat Sangat hangat Merangsang
6 Sawo matang Sangat dekat Netral Merangsang
7 Ungu Sangat dekat Sejuk Agresif

V. PERAN HEALTH AND SAFETY REPRESENTATIVE


(P2K3 / PK3RS (Panitia Pembina K3 Rumah Sakit)

Menjamin bahwa Ergonomi diterapkan di tempat kerja


Ergonomi/Agust.Doc 23
Cara Mengenal Permasalahan Ergonomi
▪ Morbiditas keluhan yang terkait dengan pekerjaan

▪ Peristiwa kecelakaan kerja

▪ Terhentinya pekerjaan karena gangguan mesin atau pekerja

▪ Pindahnya pekerja ke perusahaan lain ( Turn Over )

▪ Absensi sakit pekerja

▪ Kesulitan pemeliharaan masin atau alat

Strategi penerapan ergonomi di tempat kerja


1. Menjangkau pekerja

a. Sebarkan leafet atau bosur ergonomi


b. Cari masalah ergonomi yang perlu perhatian
c. Tulis nama dan tempat kerja yang tidak menerapkan ergonomi
2. Mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi masalah
3. Mempelajari daerah yang diduga terdapat problem
▪ Lakukan Walk Trough inspection dan catat hal penting
▪ Kemungkinan pemecahan Ergonomi/Agust.Doc
masalah 24
4. Mengumpulkan rekomendasi dari :
▪ Pekerja yang tepapar
▪ Pekerja maitenance
▪ Departemen K3
▪ Health and Safety Specialis

5. Mendorong Perubahan Penting


Berdasarkan dokumen diajukan ke manajemen
6. Informasian ke Pekerja
Komunikasi dua arah

Ergonomi/Agust.Doc 25
STASIUN KERJA
KOMPUTER
■ Karyawan kantor menghabiskan
sepertiga waktunya perhari
dengan komputer.
■ Worker Musculoskeletal
disorders (WMSDs) banyak
disebabkan oleh pekerjaan
dengan komputer dan stasiun
kerja.
■ Pekerjaan dengan komputer
memberikan kesan bagus dan
efisien.
Lanjutan
■ Perhatikan seluruh
stasiun kerja
komputer, tidak hanya
komputer dan kursi
yang ada.
■ Perlu diwujudkan
lingkungan kerja
nyaman termasuk cara
kerja yang ergonomis.
PROSEDUR PENGATURAN
STASIUN KERJA KOMPUTER
1. Ketinggian kursi diatur sehingga kaki
membentuk sudut 90o dan tekanan pada
bawah paha merata.
2. Naik turunkan sandaran punggung
sehingga menopang daerah lumbar.
3. Maju mundurkan sandaran punggung
senyaman mungkin.

28
4. Atur ketinggian meja sehingga siku
bersudut 90o.
5. Pilih jarak permukaan monitor komputer
yang sesuai (450 – 500 mm).
6. Letakkan monitor di sebelah kiri atau
kanan sesuai keinginan operator
komputer.

29
7. Atur ketinggian monitor
sehingga membentuk sudut
penglihatan antara 10 – 20°.
8. Pilih posisi monitor komputer
pada sudut 90o untuk
menghindari refleksi.
9. Letakkan berbagai sarana
dalam workstation sesuai
keinginan operator agar
dapat berproduktivitas tinggi.

30
DATARAN KERJA
■ Datar
■ Tepian tidak tajam.
■ Permukaan tidak
menyilaukan.
Kesilauan
■ Dapat disebabkan
oleh pengecatan,
cermin, kaca, dan
logam tempat kerja.
■ Posisi pekerja dari
jendela dan
pencahayaan
langsung.
PENANGANAN KABEL- KABEL
■ Kabel dapat menimbulkan
bahaya.
■ Kabel harus diamankan dari
jalan, kemungkinan tarikan,
dan permukaan tajam.
■ Ada baiknya kabel diberi kode
untuk identifikasi.
■ Matikan peralatan listrik
sehabis digunakan atau akan
meninggalkan tempat kerja.
FILE
■ Atur pekerjaan di meja.
■ File cabinets yang sering
dipakai diatur setinggi
antara pinggang dan dada.
■ File yang berat dan jarang
dipakai diatur di bawah.
■ Tidak ada tumpukan
barang di bagian atas.
KEBIASAAN KERJA
■ Atur peralatan agar
memudahan proses kerja
dan saat dibutuhkan.
■ Atur barang yang sering
digunakan dapat diambil
dengan cepat.
■ Perlu istirahat.
■ Latihan di tempat kerja.
Latihan di
Tempat Kerja.
■ Berkedip dan latihan otot mata
untuk menghindari tegangan di
mata.
■ Putar kepala ke kiri dan kanan
dan depan ke belakang.
■ Gerakan bahu atas bawah.
■ Putar tangan ke depan dan
belakang dan peregangan ke
kiri dan kanan.
■ Peregangan 2 kaki ke lantai.
■ Putar pergelangan kaki.
■ Angkat lutut.
TERIMA KASIH

DR. Agus Triyono, S.Si, M.Kes – Kepala Balai K3 Jakarta Kemnaker R.I
Phone : 021.4246335 Mobile : 081511144420
Email : agustriyono2000@yahoo.com
37
SHORT CURICULUM VITAE
Nama : DR. Agus Triyono, S.Si, M.Kes
Instansi : Kepala Balai K3 Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan
HP 081511144420 Email : agustriyono2000@yahoo.com

Pendidikan K3 L :
1. Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia
2. S-2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja – Univ Gajah Mada
3. Improvement of Industrial Safety & Health - Japan
4. Safety Officer – Singapore
5. OSH on SME’s – Philipina
6. Industrial Ventilation - Malaysia
7. Ahli K3
8. Pengawas Ketenagakerjaan
9. Operator Radiografi
10. Ahli Radiografi
11. Instrumentasi Nuklir
12. OHSAS 18001
13. Social Acountability Manajemen System 8000
14. Energy Efisiency
15. Assessor Kompetensi
16. Assessor Licensi 38 Ergonomi/Agust.Doc
17. Lead Auditor OHSAS 18001
Pengalaman Kerja
Dosen K3 pada :
1. Magister Kedokteran Kerja Universitas Indonesia – Jakarta
2. Magister Manajemen Kesehatan – Univ Muhamadiyah
Jakarta.
3. Universitas Indonusa Esa Unggul - Jakarta
4. Universitas Pembangunan Nasional (UPN) – Jakarta
5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKIM) – Jakarta
6. STIE Lembaga Administrasi Negara – Jakarta
7. STIKES BPI Jakarta.

Organisasi K3
1. Deputy Sekjen Assosiasi Hiperkes dan KK Pusat – Jakarta
(2006-2009)
2. Deputy Sekjen Assosiasi Profesi dan Keahlian Higiene
Industri Pusat – Jakarta.
3. Deputy Manajer Mutu Laboratorium K3 Pusat K3 – Jakarta
4. Kepala Sub Bagian Program & Anggaran Pusat K3 Jakarta
5. Kepala Bagian Perlengkapan Biro Umum Sekretariat
Jenderal.
6. Kepala Subdit Pengembangan SDM K3 – Direktorat Bina K3
7. Kepala Balai K3 Jakarta KK/Agust.Doc
– Kementerian Ketenagakerjaan 39

Anda mungkin juga menyukai