Anda di halaman 1dari 23

ANGKATAN KERJA DAN

PENGANGGURAN
DASAR-DASAR DEMOGRAFI
KONSEP DAN DEFINISI
KETENAGAKERJAAN

Penduduk di suatu negara mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya,
tetapi hanya sebagian dari mereka yang secara langsung terlibat atau berusaha untuk terlibat
dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa tersebut (disebut kegiatan produktif).

Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk di suatu negara


dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1 1. Penduduk yang bekerja memproduksi


Penduduk yang ‘aktif’ secara ekonomi barang dan jasa dalam perekonomian
(economically active population). 2. Penduduk yang belum bekerja, tetapi
aktif mencari pekerjaan
2
Penduduk yang ‘tidak aktif’ secara ekonomi Mereka yang tidak bekerja atau tidak sedang
(economically inactive population). mencari pekerjaan.
KONSEP TENAGA KERJA
(Manpower)

Dalam studi kependudukan sering disebut ‘tenaga kerja’ yang diterjemahkan dari istilah
manpower, yakni seluruh penduduk yang dianggap mempunyai potensi untuk bekerja secara
produktif.

Dalam dunia industri atau bisnis konsep ‘tenaga kerja’ diartikan sebagai personel yang
bekerja dalam industri atau bisnis.
KONSEP ANGKATAN KERJA
(Labor Force Concept)

Dua perbaikan diusulkan dalam konsep ini yaitu:

• Activity Concept, bahwa yang termasuk dalam angkatan kerja (labor force) haruslah orang yang
1 secara aktif bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan.

• Aktivitas tersebut dilakukan dalam suatu batasan, waktu tertentu sebelum wawancara.
2 • Dengan kata lain, konsep angkatan kerja umumnya disertai dengan referensi waktu.

Berdasarkan konsep tersebut, angkatan kerja (labor force) dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bekerja

2. Mencari pekerjaan (menganggur), yang dapat dibedakan antara:


a. Mencari pekerjaan, tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya dan
b. Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah bekerja
sebelumnya)
KONSEP PEMANFAATAN TENAGA KERJA
(Labor Utilization Approach)

Pendekatan labor utilization ini dimaksudkan untuk


lebih menyempurnakan konsep angkatan kerja,
terutama supaya lebih sesuai dengan keadaan negara
berkembang.

Pendekatan dalam konsep ini lebih ditujukan


untuk melihat potensi tenaga kerja, apakah
telah dimanfaatkan secara penuh.

Angkatan kerja dikelompokkan


sebagai berikut:
a. Pemanfaatan cukup (fully utilized)

b. Pemanfaatan kurang (under-utilized), karena jumlah jam kerja yang


rendah, pendapatan/upah atau gaji yang rendah dan tidak sesuai
dengan kemampuan atau keahliannya

c. Pengangguran terbuka (open unemployment).


KONSEP PENGANGGURAN

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Bagian dari


angkatan kerja yang pada saat pencacahan, sedang aktif mencari pekerjaan.

Pengangguran terbuka terdiri dari (lihat Sakernas 2006, Semester 1, Februari 2006):

• Mereka yang mencari pekerjaan


1

• Mereka yang mempersiapkan usaha


2
• Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena mereka tidak
3 mungkin mendapat pekerjaan (discouraged workers)
• Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai
4 bekerja
KONSEP PENGANGGURAN

Setengah Menganggur (Underemployed) adalah Mereka yang bekerja di


bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).

Setengah pengangguran terpaksa

• Mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (35 jam


seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih
bersedia menerima pekerjaan.

Setengah menganggur sukarela

• Mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal dan


tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak
menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu atau part time
worker).
KONSEP PENGANGGURAN

Pengangguran Tidak Kentara (Disgulsed Unemployment), Pengangguran


tidak kentara dimasukkan dalam kegiatan bekerja, karena mereka memenuhi
persyaratan dari definisi “bekerja”.
Akan tetapi, sebetulnya jika dilihat dari segi produktivitas dalam pekerjaan,
maka mereka adalah penganggur.

Contoh Ada empat orang bekerja membuat sebuah kursi,


padahal sebenarnya bobot pekerjaannya cukup
dikerjakan oleh dua orang saja dengan waktu yang
sama.
Pengangguran semacam ini umumnya terjadi karena
dalam pasar kerja terjadi kelebihan penawaran
tenaga kerja dan sempitnya lapangan kerja.
KONSEP PENGANGGURAN

Pengangguran Friksional adalah Pengangguran karena tenggang waktu


sebelum mendapatkan pekerjaan.
Dalam analisis ketenagakerjaan, tenggang waktu itu sering disebut
“waiting time)

Contoh Seseorang yang sudah berhenti bekerja karena


ingin pindah pekerjaan, sering kali tidak
langsung mendapatkan pekerjaan yang baru.

Selama seseorang aktif mencari pekerjaan yang


baru maka ia berstatus penganggur.
BUKAN ANGKATAN KERJA
(Not in the Labor Force)

Bukan Bagian dari tenaga kerja (manpower) yang tidak bekerja ataupun
angkatan mencari pekerjaan.
kerja
Jadi, mereka adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya
tidak terlibat atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
ekonomi.

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang termasuk dalam


kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang selama
seminggu yang lalu mempunyai kegiatan hanya:
• Bersekolah;
• Mengurus rumah tangga;
• Pensiunan, dan/atau mendapat penghasilan bukan dari bekerja
(warisan, deposito, dll);
• Berada di rumah sakit dalam waktu yang lama, di lembaga
pemasyarakatan, dsb.
UKURAN-UKURAN DASAR
ANGKATAN KERJA

Angka Aktifitas Kasar (Crude Activity Rate) adalah Jumlah angkatan kerja
dibagi dengan jumlah seluruh penduduk 15 tahun ke atas dan dinyatakan
dalam persentase.

• Angka ini dikatakan kasar sebab belum mencerminkan faktor-faktor yang


mempengaruhi jumlah angkatan kerja, antara lain komposisi penduduk dan
jenis kelamin.
• Akan tetapi, angka ini dapat digunakan untuk melakukan perbandingan,
dimana peneliti ingin menunjukkan jumlah relatif dalam angkatan kerja
tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

 
UKURAN-UKURAN DASAR
ANGKATAN KERJA

Angka Aktifitas menurut Umur dan Jenis Kelamin (Age-sex-specific


Activity Rate), Perhitungan ini paling banyak dipakai dalam analisis
ketenagakerjaan dan biasa disebut dengan angka partisipasi angkatan kerja
(APAK) menurut umur dan jenis kelamin.
Angka ini merupakan angka dasar (basic rates) yang dipelajari dan menjadi
dasar untuk membuat proyeksi angkatan kerja.

• APAK selanjutnya dapat dipecah menurut tingkat pendidikan, status


perkawinan, tempat tinggal apakah di perkotaan atau pedesaan, dll.

 
UKURAN-UKURAN DASAR
ANGKATAN KERJA

Angka Aktifitas menurut Jenis Kelamin (Sex-specific Activity Rate) adalah


Jika angka aktivitas (atau angka partisipasi) disajikan terpisah untuk laki-laki
dan untuk perempuan.

Angka Penyerapan Angkatan Kerja (Employment Rate) adalah Angka


yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang
menyatakan sedang bekerja pada saat pencacahan.

 
UKURAN-UKURAN DASAR
ANGKATAN KERJA

Angka Pengangguran (Unemployment Rate-UER) adalah Angka yang


menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif
mencari pekerjaan

• Pengertian menganggur disini adalah penduduk yang aktif mencari


pekerjaan.

 
SUMBER-SUMBER DATA

Garis besar sumber data untuk keperluan analisis ketenagakerjaan yang dipakai di Indonesia:

1 Sensus Penduduk (SP)

2 Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)

3 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

4 Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Dalam meneliti mengenai ketenagakerjaan hendaknya diperhatikan definisi


bekerja, referensi waktu yang berbeda dari berbagai sensus atau sakernas,
serta dalam metodologi pengambilan sampelnya.
SAKERNAS
(Survei Angkatan Kerja Nasional)

Sakernas adalah Survei khusus untuk mengumpulkan data tentang ketenagakerjaan.

Tujuan pengumpulan data Sakernas adalah untuk


mengetahui tentang:
• Kesempatan kerja dan kaitannya dengan pendidikan,
jumlah jam kerja, lapangan kerja dan status pekerjaan.
• Pengangguran dan setengah pengangguran.
• Penduduk yang tercakup dalam kategori bukan angkatan
kerja, mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan
melakukan kegiatan lainnya.
KOMPOSISI PENDUDUK YANG
BEKERJA

Komposisi menurut Lapangan Usaha (Industry)

Dalam publikasi SP 2000 Seri L22 penduduk


Lapangan usaha/pekerjaan ini dibagi menjadi
yang bekerja digolongkan dalam 5 subsektor
10 golongan, yaitu sebagai berikut.
pertanian dan 5 sektor lainnya
• Pertanian, kehutanan, perburuan, dan • Subsektor pertanian pangan
perikanan • Subsektor perkebunan
• Pertambangan dan penggalian • Subsektor pertanian
• Industri pengolahan • Subsektor peternakan
• Listrik, gas, dan air • Subsektor pertanian lainnya
• Bangunan • Sektor industri pengolahan
• Perdagangan, rumah makan, dan hotel • Sektor perdagangan
• Angkutan, pergudangan dan komunikasi • Sektor jasa
• Keuangan, asuransi dan usaha persewaan • Sektor angkutan
bangunan • Sektor lainnya
• Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial, dan
perorangan
• Kegiatan yang tidak/belum jelas
KOMPOSISI PENDUDUK YANG
BEKERJA

Komposisi menurut Jenis Pekerjaan (Occupation)

Jenis/jabatan pekerjaan ini dibagi dalam


Penggolongan jenis pekerjaan dari SP 1990
delapan golongan
• Pimpinan dan manager senior • Tenaga profesional, tehnisi dan yang sejenis
• Tenaga ahli • Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
• Teknisi dan asisten ahli • Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis
• Tenaga produksi dan pekerja terkait • Tenaga penjualan
• Tenaga tata usaha dan usaha jasa tingkat • Tenaga usaha jasa
lanjutan • Tenaga usaha pertanian, kehutanan,
• Tenaga tata usaha, penjualan, dan usaha jasa perburuan dan perikanan
tingkat menengah. • Tenaga produksi, operator alat angkutan dan
• Tenaga produksi dan angkutan tingkat pekerja kasar
menengah • lainnya
• Tenaga tata usaha, penjualan, dan usaha jasa
tingkat rendah
• Pekerja kasar dan pekerja terkait
• Lainnya.
KOMPOSISI PENDUDUK YANG
BEKERJA

Komposisi menurut Status Pekerjaan

Dalam SP 1990, status pekerjaan terdiri dari:

• Berusaha tanpa bantuan orang lain (own account worker)


1

• Berusaha pakai buruh (employer), dengan dibantu anggota


2 rumah tangga/buruh tidak tetap

• Berusaha pakai buruh (employer) dengan buruh tetap


3

• Buruh/karyawan (employer)
4

• Pekerja keluarga (unpaid family worker)


5
KOMPOSISI PENDUDUK YANG
BEKERJA

Komposisi menurut Status Pekerjaan

1. Berusaha tanpa bantuan orang lain adalah mereka yang


melakukan usaha/pekerjaan atas resiko/tanggungan sendiri
dan tidak memakai buruh yang dibayar
• Tukang becak yang membawa becak atas risiko sendiri
• Sopir taksi yang membawa mobil atas risiko sendiri
• Kuli-kuli di pasar, stasiun, atau tempat-tempat lainnya yang tidak
mempunyai majikan tertentu.

2. Berusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya


dibantu oleh satu atau beberapa buruh yang dibayar
• a. Berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak tetap
adalah mereka yang dalam usahanya dibantu oleh anggota rumah
tangga dan atau buruh tidak tetap
• b. Berusaha dengan buruh tetap adalah mereka yang dalam
menjalankan usahanya atas risiko sendiri, dan dalam usahanya itu
mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh tetap yang dibayar.
KOMPOSISI PENDUDUK YANG
BEKERJA

Komposisi menurut Status Pekerjaan

3. Buruh/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau


instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah atau gaji, baik berupa
uang maupun barang.
buruh tani, walaupun tidak memiliki majikan tertentu, tetap digolongkan
sebagai buruh.
• Pegawai negeri, pegawai perusahaan negara/swasta
• Pelayan hotel, pembantu rumah tangga.

4. Pekerja keluarga yang tidak dibayar (Unpaid Family Worker) adalah


mereka yang bekerja membantu seseorang untuk memperoleh penghasilan
atau keuntungan dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang
maupun barang.
• Anak yang membantu melayani pembeli di warung orang tuanya.
• Istri yang membantu suami di sawah.
KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN TENAGA KERJA

Ketidakseimbangan ini dapat berupa :

Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap


tenaga kerja (adanya excess supply of labor).

Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga


kerja (adanya excess demand for labor).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai