Redo Setiawan - 190304333
Redo Setiawan - 190304333
PANDANGAN ISLAM
A. Latar Belakang
Perkembangan IPTEK sekarang ini semakin pesat. Saking pesatnya setiap minggu
ada saja perkembangan teknologi yang dipamerkan dan dipublikasikan. Saat ini rakyat
Indonesia sebagian besar hanya sebagai komsumen dari teknologi-teknologi yang
dihasilkan, bukan menjadi produsen yang dapat membantu perkembangan IPTEK dan
perekonomian di Indonesia. Perkembangan IPTEK yang pesat ini membuat kita sebagai
rakyat Indonesia harus bealajar dengan segera dan tidak boleh terus tertinggal dalam
perkembangan IPTEK ini.
Perkembangan IPTEK yang pesat pada saat ini tidak diseimbangkan dengan
perkembangan nilai-nilai etika dan agama yang harusnya menjadi pondasi bagi IPTEK.
Tidak dipungkiri hal ini pun terjadi pada saat ini, dimana nilai-nilai etika dan agama
tidak lagi dipandang sebagai hal yang harus dipelajari dan dipahami. Sehingga
penyimpangan yang ada bukanlah hal yang harus disalahi. Alasan utamanya adalah
IPTEK dengan etika dan agama tidak ada sangkut pautnya.
Di zaman resainanance, orang-orang Atheis menganggap agama sebagai
penghalang dalam perkembangan IPTEK. Oleh karena itu, agama bukanlah hal yang
penting untuk dipelajari karena tidak membuat IPTEK semakin maju. Memang di
zaman ini pun ada yang tidak setuju dengan pendapat ini. Tetapi tetap saja hingga saat
ini kedua hal ini belum dapat terintegrasi satu sama lain. Selain agama, etika pun
menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan dijalankan. Etika dan agama
sebenarnya menjadi suatu kesatuan. Karena didalam agama juga dipelajari etika.
Namun di beberapa negara ataupun wilayah, etika dan agama merupakan hal yang
terpisah karena etika bukanlah dari agama tetapi dari pendangan dan tanggapan
masyarakat terhadap tingkah laku sosial masyarakat. Sehingga bisa saja etika di setiap
wilayah di dunia ini dapat berbeda-beda, karena adat di setiap wilayah berbeda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul beberapa permasalahan. Yaitu :
1. Bagaimana etika pengembangan dan penerapan iptek dalam pandangan islam
2. Bagaimana peran Islam dalam perkembangan Ipteks?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana beretika dalam pengembangan dan penerapan iptek
dilihat dari pandangan islam.
BAB 2
ETIKA , IPTEK DAN ISLAM
A. Pengertian Etika
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggeris dikenal
sebagai ethics dan etiquette. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang
berbicara tentang praxis (tindakan) manusia.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, noprma agama dan norma
sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan,norma agama
berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun
berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.
IPTEK, etika dan islam menjadi ketiga hal yang dipandang perlu untuk disinergikan.
Melihat ketiga hal ini belum sinergi dan terintegrasi hingga sekarang. Sebenarnya jika kita
bisa mengambil pelajaran pada zaman kejayaan Islam, dimana IPTEK merupakan bidang
yang dikuasai oleh umat Islam, ketiga hal tersebut tersinergikan dengan baik.
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang
rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan
yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain,
dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan
memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah. Semua ini terintegrasi dengan baik,
yaitu IPTEK yang beretika dan Islami. Etika dan Islam sebagai pondasinya dan IPTEK
sebagai bangunanya, sehingga memberikan manfaat yang sangat besar pada masyarakat di
zaman itu.
Maka disini perlu dikaji kembali sebenarnya bagaimana mengembangkan IPTEK
yang beretika dan Islami. Apa yang dimaksud etika dan apa yang dimaksud islami?
Bagaimana cara pengembangan iptek yang beretika dan islami? Adakah pengembangan iptek
yang tidak beretika dan tidak islami?
Kemajuan teknologi pada saat ini berkembang dengan sangat cepat. Secara umum
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) adalah suatu jalan dimana yang berfungsi
membantu segala jenis kebutuhan manusia agar sesuatu dapat dilakukan dengan mudah dan
sarana pemikiran manusia dan penciptaan alat-alat yang dapat mendukung kegiatan praktis
(Explore, 2012).
Hal yang perlu dimengerti pula dalam IPTEK adalah etika. Jika kita lihat dari asal
katanya, kata etik (etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar. Etika merupakan sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika ini sendiri pun
sebenarnya mengatur pula tentang IPTEK.
Dari sudut pandang agama, Islam tidak pernah namanya melarang untuk
mengembangkan IPTEK. Jika kita melihat surat yang pertama diturunkan Al-Quran, yaitu
surat Al-Alaq, ayat pertama menyuruh kita untuk membaca.
“Al Quran bukan buku ilmu pengetahuan,tetapi ayat-ayat mengenai alam semesta (kauniyah)
kini terbukti dalam penemuan-penemuan ilmiah di abad modern ini,” kata Prof Naggardalam
ceramahnya di Aula Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta, pada Kamis 30/9/2010 silam.
Pakar ilmu bumi (geologi) tersebut mengupas beragam penemuan ilmiah mengenai alam
semesta yang mengamini hakikat kebenaran AlQuran. Sebagai contoh, Ayat-6 Surat Al Thur,
“Al Bahrul Masjur” (Demi laut yang—di dalam tanah bawah laut itu—ada api). Terbukti
secara ilmiah oleh para ahli geologi dan ilmu kelautan bahwa dasar semua samudra dipanasi
oleh jutaan ton magma yang keluar dari perut bumi. Menurut peraih doktor geologi jebolan
Universitas Wales, Inggris, pada tahun 1963 itu, magma tersebut keluar melalui
jaringanrengkahan raksasa yang secara total merobek lapisan litosfir dan sampai kelapisan
astenosfir. “Para ilmuwan yang jujur akan kagum melihatkepeloporan Al Quran dan hadis-
hadis Nabi terkait petunjuk tentangfakta-fakta ilmiah bumi, yang baru dapat dibuktikan pada
akhir abad ke-20seiring dengan kemajuan iptek,” kata ilmuwan yang telah menghafal semua
30 juz Al Quran saat berusia sepuluh tahun itu.
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia
kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang
kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan
dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas
yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Orientalis Sedillot seperti yang dikutip Mustafa as-Siba’i dalam Peradaban Islam, Dulu, Kini,
dan Esok, mengatakan bahwa, “Hanya bangsa Arab pemikul panji-panji peradaban abad
pertengahan. Mereka melenyapkan barbarisme Eropa yang digoncangkan oleh serangan-
serangan dari Utara. Bangsa Arab melanglang mendatangi ‘sumber-sumber filsafat Yunani
yang abadi’. Mereka tidak berhenti pada batas yang telah diperoleh berupa khazanah-
khazanah ilmu pengetahuan, tetapi berusaha mengembangkannya dan membuka pintu-pintu
baru bagi pengkajian alam.”
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggeris
dikenal sebagai ethics dan etiquette. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat
yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia.