Anda di halaman 1dari 4

TEORI BILANGAN

Setiap bilangan bulat positif memiliki faktor (pembagi). Misalnya, 8 memiliki


faktor 1,2,4, dan dirinya sendiri, yaitu 8. Keempat bilangan ini disebut faktor
dari 8 karena membagi habis 8 tanpa sisa. Setelah itu, kita telah dikenalkan
dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), atau dalam bahasa Inggris,
Greatest Common Divisor (GCD), yaitu bilangan terbesar yang menjadi faktor
bersama dari dua atau lebih bilangan yang lain. Sebagai contoh, FPB 12 dan 16,
ditulis 𝐹𝑃𝐵(12,16) adalah 4. Kita tentu sudah diajarkan cara mencari FPB saat
masih berada di sekolah dasar. Ada yang menggunakan pohon faktor, ada juga
yang menggunakan cara pagar (tabel), dan lain-lain.

Sayangnya, cara-cara ini akan kurang efisien bila kita mencari FPB yang
melibatkan bilangan-bilangan besar, mengingat sekolah dasar masih
menitikberatkan pada pengenalan dan manipulasi bilangan yang nilainya kecil.

Ada satu teorema dalam ranah teori bilangan yang cukup efisien digunakan
untuk mencari FPB bilangan-bilangan besar. Namanya Algoritma Euclid.
Pencetusnya jelas, Euclid, matematikawan legendaris berkebangsaan Yunani.
Ia menuliskan teorema ini di buku maha karyanya, Elements. Algoritma (atau
algoritme) diartikan sebagai langkah/prosedur sistematis untuk menyelesaikan
suatu permasalahan.

Algoritma Euclid mungkin tidak ditemui pada pembelajaran di kelas sekolah


menengah, namun sering dimunculkan sebagai solusi untuk menyelesaikan
soal-soal olimpiade matematika.
Teorema: Algoritma Euclid
Diberikan dua bilangan bulat positif a dan b dengan 𝑎 > 𝑏. 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) dapat
ditentukan dengan melakukan iterasi (looping) algoritma pembagian seperti
berikut.

Proses dilakukan sampai sisa hasil baginya 0 dan algoritma dihentikan. Nilai 𝑟𝑛 ,
yaitu sisa terakhir dari pembagian di atas yang bukan nol merupakan 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏).
FPB dari tiga bilangan atau lebih dapat dicari dengan mengalikan faktor-faktor
prima bersama dengan pangkat terkecil dari bilangan-bilangan itu. Misalnya,
karena
18 = 2 × 3224 = 23 × 336 = 22 × 32
maka
𝐹𝑃𝐵(18,24,36) = 2 × 3 = 6.
Selain itu, FPB dari tiga atau lebih bilangan bisa dicari dengan mencari FPB
masing-masing pasangan dua bilangan yang ada, yaitu
𝐹𝑃𝐵(18,24,36) = 𝐹𝑃𝐵(18, 𝐹𝑃𝐵(24,36))
= 𝐹𝑃𝐵(𝐹𝑃𝐵(18,24),36)
= 𝐹𝑃𝐵(𝐹𝑃𝐵(18,36),24)
Ini menunjukkan bahwa Algoritma Euclid tetap dapat dipakai untuk mencari
FPB dari tiga atau lebih bilangan dengan cara melakukan pengelompokkan dua
bilangan seperti contoh di atas.
Bagaimana dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)? Apakah Algoritma
Euclid dapat dipakai untuk mencari KPK? Nah, jika FPB dari dua bilangan telah
ditemukan, maka kita dapat mencari KPK dengan menggunakan FPB. Misalnya
diberikan dua bilangan bulat a dan b dengan 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) = 𝑝. KPK dari a dan b
sama dengan hasil kali a dan b dibagi dengan nilai FPB-nya, ditulis
𝑎×𝑏
𝐾𝑃𝐾(𝑎, 𝑏) = .
𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏)

Contoh 1:
Kita akan mencari FPB dari 12 dan 16 menggunakan Algoritma Euclid.
16 = 1 ⋅ 12 + 4 (Iterasi 1)
12 = 3 ⋅ 4 + 0 (Iterasi 2)

Karena pada iterasi 2 sisa hasil baginya 0, maka FPB dari 12 dan 16 adalah 4 ,
yang merupakan sisa hasil bagi pada iterasi 1.
Dari contoh di atas, Algoritma Euclid hanya melibatkan beberapa kali iterasi
saja untuk menemukan FPB. Ini dikarenakan nilai bilangan yang terlibat masih
tergolong kecil.

Contoh 2:
Kita akan mencari FPB dari 18 dan 63 menggunakan Algoritma Euclid.
63 = 3 ⋅ 18 + 9 (Iterasi 1)
18 = 2 ⋅ 9 + 0 (Iterasi 2)

Karena pada iterasi 2 sisa hasil baginya 0, maka FPB dari 18 dan 63 adalah 9 ,
yang merupakan sisa hasil bagi pada iterasi 1.

Contoh 3:
Kita akan mencari FPB dari 52 dan 124 menggunakan Algoritma Euclid.
124 = 2 ⋅ 52 + 20 (Iterasi 1)
52 = 2 ⋅ 20 + 12 (Iterasi 2)
20 = 1 ⋅ 12 + 8 (Iterasi 3)
12 = 1 ⋅ 8 + 4 (Iterasi 4)
8 = 2 ⋅ 4 + 0 (Iterasi 5)
Karena pada iterasi 5, sisa hasil baginya 0, maka FPB dari 52 dan 124 adalah
4 , yang merupakan sisa hasil bagi pada iterasi 4.
Contoh 4:
Kita akan mencari FPB dari 3.579 dan 4.567 menggunakan Algoritma Euclid.
4.567 = 1 ⋅ 3.579 + 988 (Iterasi 1)
3.579 = 3 ⋅ 988 + 615 (Iterasi 2)
988 = 1 ⋅ 615 + 373 (Iterasi 3)
615 = 1 ⋅ 373 + 242 (Iterasi 4)
373 = 1 ⋅ 242 + 131 (Iterasi 5)
242 = 1 ⋅ 131 + 111 (Iterasi 6)
131 = 1 ⋅ 111 + 20 (Iterasi 7)
111 = 5 ⋅ 20 + 11 (Iterasi 8)
20 = 1 ⋅ 11 + 9 (Iterasi 9)
11 = 1 ⋅ 9 + 2 (Iterasi 10)
9 = 4 ⋅ 2 + 1 (Iterasi 11)
2 = 2 ⋅ 1 + 0 (Iterasi 12)
Karena pada iterasi 12, sisa hasil baginya 0, maka FPB dari 3.579 dan 4.567
adalah 1 , yang merupakan sisa hasil bagi pada iterasi 11. Kita sebut 3.579
dan 4.567 relatif prima karena memiliki FPB 1.

Anda mungkin juga menyukai