Anda di halaman 1dari 10

3.

4 Algoritma Euclid

Dalam mengembangkan suatu metode yang sistematis, atau algoritma, untuk mencari
greatest common divisor atau faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat.
Metode ini disebut algoritma euclid. Dinamakan algoritma euclid setelah matematikawan
Yunani kuno Euclid menjelaskan algoritma ini pada bukunya Book VII dari tiga belas
bukunya. Algoritma sendiri merupakan suatu urutan atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah (perhitungan) yang ditulis secara berurutan.

Berikut adalah contoh mencari FPB dari 30 dan 72 menggunakan Algoritma Euclid :

1. Gunakan pembagian algoritma untuk menulis, 72 = 30.2 + 12,


2. Gunakan Theorema 3.7 untuk menuliskan (30,72) = (30, 72 2.30) = (30,12),
3. Gantikan 72 dengan bilangan terkecil pada perhitungan yang sudah dilakukan yaitu
12, sehingga (72,30) = (30,12),
4. Gunakan pembagian algoritma lagi untuk menulis, 30 = 12.2 + 6,
5. Dengan cara yang sama kita dapat menuliskan (30,12) = (12,6),
6. Gunakan pembagian algoritma untuk menulis 12 = 6.2 + 0, sekarang dapat dilihat
bahwa (12,6) = (6,0) = 6,
7. Dapat disimpulkan bahwa FPB dari 30 dan 72 adalah 6, dapat dituliskan (72,30) = 6.

Teorema 3.11 Algoritma Euclid

Misal 0 = dan 1 = adalah bilangan bulat, sedemikian hingga > 0. Jika pembagian
algoritma diterapkan secara berturut-turut akan diperoleh = +1 +1 + +2 , serta
0 < +2 < +1 untuk j = 0,1,2, . . . , n-2 dan +1 = 0 , maka (, ) = , sisa taknol terakhir.

Dari teorema diatas dapat terlihat bahwa FPB dari a dan b adalah sisa taknol terakhir
dalam baris dan persamaan yang dihasilkan dengan menerapkan pembagian algoritma secara
berturut-turut dan melanjutkan sampai sisa, pada tiap-tiap langkah, yang dibagi dan pembagi
digantikan dengan bilangan terkecil, yang diberi nama pembagi dan sisa. Untuk
membuktikan bahwa Algoritma Euclid menghasilkan FPB, lemma berikut akan sangat
membantu.

Lemma 3.3.

Jika dan bilangan bulat dan = + , dimana dan adalah bilangan bulat,
maka (, ) = (, ).

Konvers : Jika (, ) = (, ), maka = + . (Bernilai salah)

Penyangkalan : (8,3) = (3,1) 8 3 2 + 1 7


Selain teorema 3.11 dan lemma 3.3. ada pula definisi 2 yang berkaitan dengan FPB
Definisi 2

Misalkan dan bilangan bulat dengan syarat > 0, sedemikian hingga = + ,


0 < , maka (, ) = (, ).

Pembuktian Teorema 3.11

Bukti 0 = dan 1 = bilangan bulat positif dengan . Dengan menerapkan


pembagian algoritma secara berturut-turut, dihasilkan bahwa

0 = 1 1 + 2 , 0 < 2 < 1
1 = 2 2 + 3 , 0 < 3 < 2

2 = 1 1 + , 0 < < 1

4 = 3 3 + 2 , 0 < 2 < 3
3 = 2 2 + 1 , 0 < 1 < 2
2 = 1 1 + , 0 < < 1
1 =
Dapat disimpulan bahwa sisa yang diperoleh adalah 0, karena baris dari sisa = 0 1 >
2 > 0 tidak dapat menmuat lebih dari suku-suku (karena setiap sisa adalah suatu
bilangan bulat). Dengan lemma 3.3. kami melihat bahwa (, ) = (0 , 1 ) = (1 , 2 ) = =
(2 , 1 ) = ( , 0) = . Oleh karena itu (, ) = , sisa taknol terakhir.

Soal 3.4 no 1b
Gunakan Algoritma Euclid untuk mencari FPB dari 102 dan 222
222 = 102 2 + 18
+1 +1 +2
102 = 18 5 + 12
0 222 102 2 18
18 = 12 1 + 6
1 102 18 5 12
12 = 6 2
2 18 12 1 6
(222,102) = 6
3 12 6 2 0

Alasan Algoritma Euclid beroperasi terlalu lamban ketika dalam pencarian FPB untuk
semua pembagi secara berturut-turut adalah bilangan fibonacci tetapi pada langkah terakhir
pembaginya adalah 1.
Teorema 3.12

Jika +1 dan +2 secara berturut-turut suku dari baris fibonacci, untuk > 1. Maka
algoritma euclid secara pasti mengambil pembagian untuk memperlihatkan bahwa
(+1 , +2 ) = 2 = 1

Bukti Menerapkan Algoritma Euclid, dan menggunakan hubungan definisi untuk bilangan
Fibonacci = 1 + 2 dalam tiap-tiap langkah, dapat dilihat bahwa
+2 = +1 1+
+1 = 1 + 1

4 = 3 1+ 2
3 = 2 2 + 0
Oleh karena itu, Algoritma Euclid secara pasti mengambil pembagian, untuk
memperlihatkan bahwa (+1 , +2 ) = 2 = 1

Contoh Gunakan Algoritma Euclid untuk mencari (34,55). Catatan bahwa 9 = 34 dan
10 = 55.

55 = 34 1 + 21
34 = 21 1 + 13
21 = 13 1 + 8
13 = 8 1 + 5
8= 51+3
5= 31+2
3= 21+1
2= 12
(55,34) = 1 dan dibutuhkan sebanyak 8 tahap pembagian

Teorema 3.13 Teorema Lame

Banyaknya pembagian yang dibutuhkan untuk mencari FPB dari dua bilangan bulat
positif menggunakan Algoritma Euclid tidak melebihi lima kali banyaknya digit desimal
yang lebih kecil dari dua bilangan bulat tersebut.

Bukti Sama dengan bukti dari Definisi 2, kemudian disubstitusikan dengan bukti dari
Teorema 3.12, sehingga diperoleh masing-masing hasil bagi 1 , 2 , , 1 1 dan
2, karena < 1 . Sehingga
1 = 2 ,

1 2 22 = 3 ,

2 1 + 3 + 2 = 4 ,

3 2 + 1 4 + 3 = 5 ,

2 3 + 4 1 + 2 = ,

= 1 2 + 3 + 1 = +1 ,

Hingga kini ada pembagian yang digunakan dalam Algoritma euclid, kita harus memiliki
+1 .

Contoh: Seperti pada contoh sebelumnya (39,55) , maka dapat diketahui bahwa banyaknya
tahap pembagian yang dibutuhkan adalah

8 5 2 banyaknya digit terkecil

8 10

Contoh: (18,13)

18 = 13 1 + 5

13 = 5 2 + 3

5= 31+2

3= 21+1

2= 12

Maka ada 5 tahap pembagian, dimana 5 5 2 5 10

Menyatakan FPB-sebagai kombinasi linear

Algoritma Euclid dapat digunakan untuk menyatakan FPB dari dua bilangan bulat sebagai
kombinasi linear dari bilangan bilangan bulat terseut. Hal ini diilustrasikan dengan
menyaatakan (252,198) = 18 sebagai kombinasi linear dari 252 dan 198. Mengacu pada
langkah-langkah dari algoritma Euclid digunakan untuk mencari (252,198), dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

18 = 54 1 36

36 = 198 3 54
Sehingga dapat disubstitusikan menjadi

18 = 54 1 (198 3 54) = 4 54 1 198

Demikian juga, pada langkah pertama kita mempunyai

54 = 252 1 198

Jadi,

18 = 4 (252 1 198) 1 198 = 4 252 5 198

18 = (252,198) sebagai kombinasi linear dari 252 dan 198.

Dalam bentuk umum, untuk memperlihatkan bagaimana = (, ) dapat dinyatakan


sebagai kombinasi linear dari adalah

= (, ) = 2 1 1

Ini menyatakan (, ) sebagai kombinasi linear dari 2 dan 1.Persamaan kedua sampai
terakhir dapat digunakan utuk menyatakan 1 sebagai 3 2 2 . Menggunakan
persamaan terahkir untuk mengeliminasi 1 dalam pernyataan sebelumnya untuk (a,b)

1 = 3 2 2

Sehingga

(, ) = 2 (3 2 2 )1
= (1 + 2 1 )2 1 3

Dinyatakan (, ) sebagai kombinasi linear dari 2 dan 3. Kita melanjutkan kembali


melalui langkah-langkah dari algoritma euclid untuk menyatakan (, ) sebagai kombinasi
linear dari sisa tiap pasang sebelumya, hingga ditemukan (, ) sebagai kombinasi linear dari
0 = dan 1 = . Secara spesifik, jika kami telah menemukan pada tahap tertntu bahwa

(, ) = + 1

maka untuk

= 2 1 1

Kita memiliki

(, ) = (2 1 1 ) + 1
= ( 1 )1 + 2

Hal ini menunjukkan bahwa FPB dari dan dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari
dan .
Teorema 3.14

Misalkan dan bilangan bulat positif. Maka

(, ) = +

Dimana dan adalah suku ke-n dari baris yang didefiniskan secara berulang melalui,

= 1, 0 = 0

1 = 0, 1 = 1

Dan

= 2 1 1 , = 2 1 1

Untuk j = 2, 3, . . . , n, dimana adalah hasil bagi dalam pembagian dari Algoritma


Euclid saat digunakan untuk mencari (, ).

Bukti Akan dibuktikan bahwa

(3.2) = +

Untuk j = 0,1,2, . . , n. Karena (, ) = , pertama telah disusun (3.2), akan diketahui bahwa

(, ) = +

Pembuktian menggunakan prinsip kedua dari induksi matematika, untuk j = 0, kita


mempunyai = 0 = 1 + 0 = 0 + 0 . Oleh karena itu, (3.2) benar untuk j = 0.
Demikian juga, = 1 = 0 + 1 = 1 + 1 , sehingga (3.) benar untuk j = 1.

Sekarang, diasumsikan bahwa

= +

Untuk j =1,2, . . , k-1. Maka, dari tahap ke-n dari algoritma euclid, kita mempunyai

= 2 1 1

Menggunakan hipotesis induksi, ditemukan bahwa

= (2 + 2 ) (1 + 1 )1
= (2 1 1 ) + (2 1 1 )
= +

Hal ini merupakan pembuktian terakhir.

Contoh: (12378,3054)

12378 = 3054 4 + 162


3054 = 162 18 + 138
162 = 138 1 + 24
138 = 24 5 + 18
24 = 18 1 + 6
18 = 6 3

= 2 1 1 , = 2 1 1

= 1, 0 = 0

1 = 0, 1 = 1

2 = 1 4 0 = 1, 2 = 0 4 1 = 4

3 = 0 18 1 = 18, 3 = 1 18 (4) = 73

4 = 1 1 (18) = 19, 4 = 4 1 73 = 77

5 = 18 5 19 = 113, 5 = 73 5 (77) = 458

6 = 19 1 (113) = 132, 6 = 77 1 458 = 535

Karena 6 = 6 = (1278,3054)
6 = 6 + 6 , sehingga6 = (1278,3054) = 132 1378 535 3054

Atau dapat diihat dari tabel berikut :

J +1 +1 +2
0 1278 3054 4 162 1 0
1 3054 162 18 138 0 1
2 162 138 1 24 1 -4
3 138 24 5 18 -18 73
4 24 18 1 6 19 -77
5 18 6 3 0 -113 458

6 6 0 132 -535

Catatan, FPB dari 2 bilangan bulat dapat dijelaskan sebagai kombinasi linear dari bilangan
bulat tersebut dalam berbagai macam cara, untuk memeriksa tersebut, misalkan
= + sebagai satu cara dalam menuliskan kombinasi linear dari a dan b, dijamin
dengan adanya pembahasan sebelumnya. Maka untuk setiap bilangan bulat k,


= ( + ( )) + ( ( ))

6 = (132 + 509)12378 + (535 2063)3054


Soal:

1. Buktikan jika d pembagi persekutuan dari a dan b, dengan syarat , , + , maka


d=FPB(a,b) jika dan hanya jika FPB(a/d,b/d) = 1.
2. Misalkan FPB(a,b) = 1. Buktikan:
a. FPB(a+b, a-b) = 1 atau 2. (Petunjuk: Misalkan d = FPB (a+b,a-b) dan perlihatkan
d|2a, d|2b, jadi d FPB(2a,2b) = 2 FPB(a,b).
b. FPB(2a+b, a+2b) = 1 atau 3.

Jawab:
1. Bukti:

adalah bilangan bulat, karena d pembagi dari a dan b

(, ) = , , = + (dinyatakan sebagai kombinasi linear)

= + dibagi d 1 = +


Sehingga kombinasi linear dapat dinyatakan sebagai ( , ) = 1 (terbukti)

2. Misalkan (, ) = 1
a. Bukti:
Kita misalkan ( + , ) =
Nyatakan dalam kombinasi linear dengan ,
( + ) + ( ) =
+ + =
( + ) + ( ) =
2
2( + ) + 2( ) = 2
Sehingga kombinasi linear tersebut dapat dinyatakan sebagai
(2, 2) = 2
2(, ) = 2
2.1 = 2
1=
Oleh karena itu, terbukti jika (2, 2) = 2(, ) = 2 1 = 2
Jadi, dapat dibuktikan bahwa ( + , ) = 1 2

b. Bukti:
Kita misalkan (2 + , + 2) =
Nyatakan dalam kombinasi linear dengan ,
(2 + ) + ( + 2) =
2 + + + 2 =
(2 + ) + ( + 2) =
3
3(2 + ) + 3( + 2) = 3
Sehingga kombinasi linear tersebut dapat dinyatakan sebagai
(3, 3) = 3
3(, ) = 3
3.1 = 3
1=
Oleh karena itu, terbukti jika (3, 3) = 3(, ) = 3 1 = 3
Jadi, dapat dibuktikan bahwa (2 + , + 2) = 1 3
DAFTAR RUJUKAN

Graham, Paul, The Roots of LISP (draft), 2002


Marwati, Ririn, Teori Keterbagian, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,
Bandung
McCarthy, John, LISP 1.5 Programmers Manual, The M.I.T. Press
Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Massachusetts, 1985
Munir, Renaldi, Diktat Kuliah IF5054 Teori Bilangan,Program Studi Teknik
Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2004
Riyanto, Zaki M., Algoritma Euclid, Program Studi Matematika Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta, Jogjakarta, 2017

Anda mungkin juga menyukai