Anda di halaman 1dari 15

SAP AMENOREA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“ AMENOREA “

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan


Dosen Pembimbing : H. Sugiarto, S.Pd, M.Kes
Tahun Akademik 2013/2014

Disusun oleh:
Nurul Fatimah
P27901112059
Tingkat : 2 A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Perawatan Kesehatan Maternitas


Sub pokok bahasan     : Amenorea
Sasaran                        : Siswi SMP N 12 Tangerang
Waktu                          : 09.00 s/d selesai
Tempat                        : Aula SMP N 12 Tangerang
Hari/tanggal                 : Senin, 04 November 2013
Penyuluh                      : Nurul Fatimah

A.    Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, siswi diharapkan dapat mengetahui
mengenai Amenorea.

B.     Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan tentang amenorea, siswi dapat :
1.      Menjelaskan pengertian amenorea dengan benar.
2.      Menyebutkan penyebab amenorea dengan benar.
3.      Menjelaskan tanda dan gejala amenorea dengan benar.
4.      Menjelaskan  pemeriksaan penunjang amenorea dengan benar.
5.      Menjelaskan terapi amenorea dengan benar.

C.    Materi Pembelajaran
1.      Pengertian  amenorea.
2.      Penyebab amenorea.
3.       Tanda dan gejala amenorea.
4.      Pemeriksaan penunjang amenorea
5.       Terapi amenorea.

D.    Metode
         Ceramah
         Tanya Jawab

E.     Media
         Laptop/LCD
         PPT
         Leaflet

F.     Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. 3 menit Pembukaan :
    Membuka kegiatan dengan     Menjawab salam
mengucapkan salam.     Mendengarkan
    Memperkenalkan diri    Memperhatikan
    Menjelaskan tujuan dari penyuluhan     Bertanya
    Menyebutkan materi yang akan
diberikan
    Memberikan pertanyaan apersepsi
2. 15 menit Inti :
 Menjelaskan tentang pengertian     Memperhatikan
amenorea.     Menyimak
    Menyebutkan penyebab amenorea.     Mendengarkan
    Menjelaskan tanda dan gejala amenorea.    Bertanya
    Menjelaskan pemeriksaan penunjang     Menjawab
amenorea.
    Menjelaskan terapi amenorea.
    Penyuluh memberi kesempatan kepada         
peserta untuk bertanya
    Penyuluh menjawab pertanyaan dari
peserta
    Penyuluh memberi pertanyaan kepada
peserta
3. 2  menit Penutup :
Menyimpulkan isi materi     Membalas ucapan terimakasih.

    Mengucapkan terimakasih atas peran     Menjawab salam penutup.

serta peserta.
    Mengucapkan salam penutup.

G.    Sumber bacaan
http://www.klikdokter.com/kesehatankewanitaan/read/2010/07/05/4/amenorea
Ayu Candranita, Ida. 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita edisi 2.  Jakarta : EGC

H.    Evaluasi
         Cara           : Lisan
         Jenis          : Pertanyaan terbuka
         Waktu       : Setelah penyuluhan
         Soal           :
1.      Jelaskan pengertian amenorea?
2.      Sebutkan penyebab amenorea ( min 3 )?
3.      Jelaskan tanda dan gejala amenorea?
4.      Jelaskan pemeriksaan penunjang amenorea?
5.      Jelaskan terapi amenorea?

PENYULUH
NURUL FATIMAH
  P27901112059

Materi
Amenorea

1.      Pengertian
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita.  Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-
hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat. Amenorea sendiri terbagi dua,
yaitu:
         Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun.
Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi
         Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus
oligomenorea <jumlah darah menstruasi sedikit>), atau 6 siklus setelah sebelumnya
mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%

2.      Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
         Pubertas terlambat
         Kegagalan dari fungsi indung telur
         Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ  rahim dan vagina) 
         Gangguan pada susunan saraf pusat
         Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat
dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui,
dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
 Stress dan depresi
 Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
 Gangguan hipotalamus dan hipofisis
 Gangguan indung telur
 Obat-obatan
 Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
3.      Tanda dan gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau
tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut
pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal
sebelumnya sudah pernah  mendapatkan menstruasi.   Gejala lainnya tergantung dari apa
yang menyebabkan terjadinya amenorea.

4.      Pemeriksaan Penunjang
Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka
diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam
rahim) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas
sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH.
Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorea sekunder, maka dapat
dilakukan pemeriksaanThyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon tiroid
dapat mempengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh. Selain itu kadar hormon prolaktin
dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal,
maka Estrogen / Progestogen Challenge Test  adalah pilihan untuk melihat kerja hormon
estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan
MRI.

5.      Terapi                                                            
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila
penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk
mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.  Terapi
amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah,
penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat.

A.      Saluran   reproduksi
1.      Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen
2.      Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa
vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi
kecil)
3.      Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki
indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun
kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu
melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi
(pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan
membuat vagina baru menggunakan skin graft
4.      Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan
memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. 
Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung
telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis
sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak)
5.      Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine
(dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret,
operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan
ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto
roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan
parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk  optimalisasi
penyembuhan lapisan dalam rahim
B.     Gangguan Indung Telur
1.      Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung
telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian
hormon pertumbuhan dan hormon seksual
2.      Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur
sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau
proses autoimun
3.      Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal

C.     Gangguan Susunan Saraf Pusat


1.      Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea.
Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat
mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan
agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan
tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin
atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor
2.      Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom
Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai
dengan penyebabnya
3.      Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan
fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional
membutuhkan bantuan psikiater
Anda Lama Tidak Haid?
Waspadai Amenorrhea
Dipublikasi pada 5 November 2013 oleh Ari Sudewa

Haid alias menstruasi adalah peristiwa peluruhan dinding rahim


yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh. Kejadian ini berlangsung sekitar 28 hari
sekali dan merupakan hal yang wajar bagi perempuan yang sedang dalam masa
produktif. Normalnya, seorang perempuan haid untuk pertama kali pada usia 12 atau
13 tahun. Menstruasi itu sendiri akan berhenti ketika perempuan sudah berusia
sekitar 40-50 tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah menopause. Jika seorang
perempuan tidak mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana
mestinya maka perempuan tersebut dapat dicurigai mengalami gangguan yang
bernama amenorrhea. 
DAFTAR ISI
 Pengertian
 Gejala
 Jenis-jenis
 Penyebab
 Penyebab primer
 Penyebab sekunder
 Akibat
 Pemeriksaan dan diagnosis
 Penanganan
 Pencegahan

PENGERTIAN AMENORRHEA
Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, dimana
penderitanya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Amenorrhea
bukanlah penyakit, melainkan hanya gejala atau tanda dari adanya ketidaknormalan
lain dalam tubuh seorang wanita. Ketidaknormalan tersebut pun tidak selalu merujuk
pada suatu penyakit. Seorang wanita hamil atau wanita menopause yang tidak
mengalami haid pun bisa disebut mengalami amenorrhea.

GEJALA AMENORRHEA

Gejala amenorrhea cukup bervariasi dan tergantung pada penyebabnya. Jika


penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, tidak akan ditemukan tanda-
tanda pubertas, seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut di daerah
kemaluan dan rambut ketiak, serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya
adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness (mual dan muntah) dan
pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi,
gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan
lembab.

Seorang penderita amenorrhea dapat saja menunjukkan gejala-gejala tambahan


berikut.

 Keluarnya susu dari puting tanpa disadari.


 Rambut rontok.
 Sakit kepala.
 Gangguan penglihatan.

JENIS-JENIS AMENORRHEA

Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea primer dan sekunder.

Pada amenorrhea primer, menstruasi sama sekali tidak terjadi. Padahal normalnya


seorang remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali (menarche) pada
usia 9-18 tahun. Seorang remaja putri akan divonis mengalami amenonhea primer
jika pada usia lebih dari 16 tahun masih belum juga mengalami menstruasi.

Adapun amenorrhea sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah


mengalami menstruasi, tetapi kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang
diketahuinya.

PENYEBAB AMENORRHEA

Penyebab Amenorrhea Primer


 Abnormalitas pada proses perkembangan alat-alat reproduksi, misalnya pada
penyakit agenesis Tuba Muller yang menyebabkan tidak adanya rahim pada tubuh
penderita.
 Terdapat gangguan pada hipotalamus, yaitu suatu daerah di dalam otak yang
berinteraksi dengan kelenjar pituitari yang berfungsi mengatur siklus menstruasi.

Kelenjar hipotalamus
 Kromosom yang abnormal yang menyebabkan kelainan genetik, misalnya pada
sindrom Turner.
 Penyakit pituitari yang dapat mempengaruhi kelenjar pituitari. Kelenjar pituitari
terletak tepat dibawah otak dan berfungsi mengatur siklus menstruasi.

Kelenjar pituitari

 Adanya sumbatan pada vagina, seperti adanya suatu membran yang menutup jalur
menstruasi.
Penyebab Amenorrhea Sekunder
 Kehamilan dan menyusui.
 Penggunaan obat kontrasepsi baik oral ataupun suntik.
 Stress.
 Obesitas.
 Menopause.
 Beberapa tipe obat, seperti anti depresi, kemoterapi dan anti psikotik.
 Adanya gangguan pada thyroid, yaitu kelenjar yang juga berfungsi menghasilkan
hormon yang berpengaruh pada menstruasi.
 Masalah anatomik jaringan parut endometrium karena infeksi atau kuretase, dan
anovulasi.
 Berat badan yang sangat rendah.
 Latihan fisik yang berlebihan.
Seorang wanita yang berolahraga secara berlebihan.

AKIBAT AMENORRHEA

Amenorrhea dapat menyebabkan seorang wanita menjadi tidak subur. Menstruasi


yang normal menandakan bahwa Anda subur dan organ-organ tubuh Anda bekerja
dengan baik. Jika seorang wanita tidak mengalami menstruasi, dapat diketahui
bahwa seorang wanita sedang mengalami gangguan pada sistem reproduksinya
dan memiliki kemungkinan menjadi tidak subur.

Rendahnya hormon estrogen dalam tubuh selain dapat menimbulkan


amenorrhea ternyata juga dapat menimbulkan osteoporosis, sebuah
kondisi mengeroposnya tulang. Karena itu, waspadailah jika Anda
mengalami amenorrhea. Hal-hal lain yang tidak diinginkan mungkin saja
terjadi.

PEMERIKSAAN DAN
DIAGNOSIS AMENORRHEA
Kita sudah mengetahui bahwa amenorrhea adalah
kondisi tidak haid selama beberapa periode. Dokter yang menangani Anda tidak
akan berfokus pada apakah Anda terkena amenorrhea atau tidak, melainkan
berfokus pada apa yang menyebabkan Anda mengalami amenorrhea. Dokter akan
mengidentifikasi apakah Anda mengalami amenorrhea primer atau sekunder, lalu
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terarah untuk mencari penyebab
amenorrhea. Seorang dokter biasanya akan mewawancarai Anda dahulu
mengenai kondisi dan kehidupan seksual Anda. Perlu dipikirkan bahwa ketiadaan
haid itu mungkin merupakan akibat dari kehamilan atau menyusui. Selain
menanyakan mengenai kehidupan seksual, seorang dokter akan menanyakan
mengenaiketidaknyamanan yang menyertai kondisi ini. Kondisi stres merupakan
tanda bahwa kondisi lingkungan memengaruhi Anda. Kondisi mual-mual, detak
jantung tidak normal merupakan tanda bahwa hormon-hormon dalam tubuh Anda
tidak normal. Gaya hidup Anda juga akan ditanyakan, seperti pola makan, olahraga,
waktu tidur, konsumsi obat, penggunaan pil KB, dll.
Setelah melakukan sesi wawancara, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap
kondisi fisik Anda untuk melihat kelainan-kelainan yang dapat dilihat dari luar. Selain
pemeriksaan fisik, tes kehamilan merupakan  tes yang hampir selalu dilakukan. Bila
hasilnya negatif, barulah dipikirkan tes-tes lainnya berkaitan dengan jawaban-
jawaban yang Anda ungkapkan selama wawancara.

Tes-tes lain yang umum dilakukan adalah:

 Tes darah untuk mengetahui kadar dan keseimbangan hormon. Tes darah


juga dapat memperlihatkan kondisi organ-organ dalam tubuh Anda.
 Tes radiologi. Berdasarkan gejala-gejala dan hasil tes darah Anda, dokter
dapat menyarankan pelaksanaan satu atau beberapa dari tes berikut.
o USG. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar organ internal. Jika Anda tidak pernah menstruasi, dokter mungkin akan
menyarankan tes USG untuk melihat apakah organ-organ reproduksi Anda lengkap
dan normal.
o Computerized Tomography (CT). CT scan dapat menunjukkan
apakah rahim, ovarium, dan ginjal Anda terlihat normal. CT scan juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi kondisi kelenjar hipotalamus dan pituitari di kepala.

Pelaksanaan CT Scan. Anda cukup berbaring ketika tubuh Anda diperiksa. Santai dan tidak
menyakitkan.

o Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI menggunakan gelombang


radio dengan medan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambar yang sangat rinci
mengenai jaringan lunak dalam tubuh Anda. MRI dapat digunakan untuk memeriksa
kondisi kelenjar hipotalamus dan pituitari di kepala.

Pelaksanaan MRI Scan. Juga santai dan tidak menyakitkan seperti CT Scan.

 Scope test. Jika hasil dari berbagai tes di atas tidak memuaskan, dokter dapat
merekomendasikan hysteroscopy. Hysteroscopy menggunakan alat semacam kamera
tipis untuk dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim untuk melihat
kondisi rahim Anda.
Proses hysteroscopy – dengan cara memasukkan selang kamera ke dalam rahim melalui
vagina dan leher rahim.

PENANGANAN AMENORRHEA

Penanganan amenorrhea sangat ditentukan oleh penyebab amenorrhea tersebut.


Sebagai contoh,  jika penyebabnya adalah hormonal, Anda dianjurkan untuk
melakukan pola hidup sehat, menjaga berat badan ideal, berolahraga sewajarnya,
dsb. Terkadang terapi hormon juga diperlukan. Jika penyebabnya adalah tekanan
mental/stress, dokter akan menganjurkan Anda untuk refreshing atau setidaknya
memberikan tips untuk mengelola stres. Jika penyebabnya adalah kelainan anatomi,
dokter dapat merekomendasikan untuk operasi (kelainan anatomi ini sebenarnya
jarang terjadi). Jika penyebabnya adalah menopause, dokter mungkin tidak akan
melakukan apa-apa karena merupakan kondisi yang wajar. Jika penyebabnya
adalah kehamilan, tentu Anda tahu sendiri bagaimana tindak lanjutnya, kan :D

PENCEGAHAN AMENORRHEA

 Pertahankan dan pelihara berat badan yang sehat sesuai dengan body mass index
(indek massa tubuh) dengan diet sehat.
 Olahraga teratur dan tidak terlalu berat. Cukup 30 menit jogging sehari sudah baik
untuk memelihara kondisi Anda.
 Jangan terlalu banyak memendam stres. Kurangi jumlah kegiatan yang harus
dikerjakan, jangan sampai Anda terlalu dibebani oleh pekerjaan kantor dan pekerjaan
rumah. Sering-seringlah bergaul dan berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman,
karena mereka adalah pelipur lara yang sangat baik dan dapat memberi Anda bantuan
apabila diperlukan. Rekreasi secara teratur sangat dianjurkan untuk menghilangkan
kejenuhan setelah menjalani kehidupan yang rumit.
 Jangan lupa untuk beristirahat yang cukup. Seorang manusia sebaiknya tidur antara
7-8 jam sehari.
 Temukanlah jika ada dalam anggota keluarga Anda mempunyai masalah sejenis.
Anda harus berhati-hati jika ada kemungkinan bahwa Anda juga mewarisi amenorrhea.
 Konsultasikan dengan dokter yang kompeten jika anda mengalami kejadian tidak
menstruasi selama 3 kali atau lebih secara berturut-turut. Jika kemungkinannya adalah
karena kehamilan, lakukan tes kehamilan yang dapat anda lakukan di rumah atau ke
tempat pelayanan kesehatan.
 Apabila masa atau siklus menstruasi anda tidak selalu sama tiap bulannya, catatlah
kapan mulainya dan berapa lama berlangsungnya. Kemudian berikan informasi-
informasi tersebut kepada dokter.

Anda mungkin juga menyukai