Anda di halaman 1dari 18

PAKET PENYULUHAN DAN SATUHAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

AMENORRHEA

I. TOPIK
AMENORRHEA
II. PERMASALAHAN
Menstruasi terjadi pada putri manakala masa pubertas telah tiba.
Menstruasi adalah hal yang mesti terjadi pada wanita, bahkan adalah “tidak
normal” jika hingga batas usia tertentu belum mengalaminya. Menstruasi
adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi pada setiap bulan yang berupa
darah dan jaringan, juga perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus (Winaris, 2010).
Amenorrhea merupakan masalah yang cukup penting untuk kita ketahui
khususnya pada remaja. Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya menstruasi
untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorrhea dapat dibagi menjadi 2
yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorrhea primer adalah
apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mendapatkan
menstruasi, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah
mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian tidak mendapatkan lagi.
Amenorrhea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan
lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik.
Adanya amenorrhea sekunder lebih menunjukkan kepada sebab-sebab yang
timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti stress, gangguan gizi,
gangguan metabolisme, tumor, dan penyakit infeksi (Prawirohardjo, 2008).
Etiologi amenorea primer dan sekunder seringkali saling tumpang
tindih. Penyebab yang lebih sering pada amenorea primer adalah kelainan
genetik dan kelainan anatomik. Sedangkan pada sebagian besar amenorea
sekunder disebabkan oleh proses anovulasi, yang sering termanifestasi
sebagai beberapa penyakit, di antaranya sindrom ovarium polikistik
(polycystic ovary syndrome, PCOS), kegagalan ovarium prematur (premature
ovarian failure, POF), dan lain-lain (Heffner, 2006).

1
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa kejadian
amenorea pada remaja adalah 10-15%, sedangkan di negara maju seperti:
Belanda, persentase amenorhoe cukup besar yaitu 13%. Angka kejadian
amenorea di Indonesia cukup tinggi. Menurut survei yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan pada beberapa sekolah di Indonesia pada tahun 2008.
Hasilnya 17.665 remaja putri 6.855 yang mengalami masalah dengan
menstruasinya (40%).
Dampak dari amenorea pada masa remaja akan muncul seiring
bertambahnya usia seperti kemungkinan tidak akan terjadi kehamilan setelah
mereka menikah. Beberapa penelitian mengatakan bahwa ketidaktahuan
remaja tentang amenorea banyak ditemukan yaitu kelainan pada daerah
genetalia interna pada remaja seperti kelainan pada selaput dara atau sering
ditemukan kasus bahwa ada beberapa remaja mengeluh tidak pernah
mengalami mestruasi pada usia 16 tahun (Diana, 2010).
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2002,
jumlah remaja putri di Indonesia sebesar 24,6% yaitu yang berusia 10-19
tahun. Di Indonesia, remaja yang mengalami masalah dalam menstruasi
diperkirakan sebesar 20%, gangguan menstruasi tersebut disertai dengan
nyeri di perut, mulas, muntah-muntah, sakit kepala, hingga berakhir dengan
pingsan, emosi menjadi tidak terkontrol dan badan menjadi lesu. (Dhanti,
2011).
Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan
kesehatan selama menstruasi. Remaja putri akan mengalami kesulitan seperti
kecemasan yang berlebihan dalam menghadapi menstruasi yang pertama jika
sebelumnya ia belum pernah mengetahui atau membicarakan baik dari teman
sebaya atau dengan ibu mereka. Idealnya seorang remaja putri belajar tentang
menstruasi dari ibunya. Namun tidak selamanya ibu dapat memberikan
informasi tentang menstruasi karena terhalang oleh tradisi yang menganggap
tabu membicarakan tentang menstruasi sebelum menarche. (Mayasari, 2011) .
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan aminore pada remaja dan ibu yang
mengunjungi rumah sakit diharap dapat memahami tentang aminore.

2
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian gangguan menstruasi (aminorrhea).
2. Menjelaskan gangguan menstruasi (aminorrhea).
3. Menjelaskan tanda dan gejala terjadinya aminorrhea.
4. Menjelaskan penatalaksanaan aminorrhea.
c. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
d. Setting
1. Setting Waktu
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Pendahuluan 10 menit Mempersiapkan peserta,


alat, tempat dan pemateri
oleh kelompok.

Pelakanaan 5 menit Pembukaan acara oleh Mengikuti pembukaan


moderator

20 menit Penyampaian materi: Peserta dapat mengajukan


pertanyaan dan timbal balik
1. Pengertian
dengan moderator.
2. Penyebab
3. Pemeriksaan
diagnosa
4. Penatalaksanaan
medis

10 menit Sesi diskusi oleh


fasilitator

3
Penutup 5 menit Penutupan acara dilakukan Mengikuti penutupan
oleh moderator

2. Setting Tempat

Keterangan :

: Pemateri

: Peserta penyuluhan

: Moderator

: Layar

4
5
e. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Lifleat
f. Kriteria Evaluasi
1. Peserta antusias terhadap penjelasan tentang amenorrhea.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu mengerti dan memahami:
1) Pengertian amenorrhea
2) Tanda dan gejala amenorrhea
3) Penyebab amenorrhea
4) Pemeriksaan diagnostik
5) Penatalaksanaan medis
IV. MATERI
A. Definisi Amenorrhea
Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga
bulan berturut-turut.
B. Jenis Amenorrhea
Ada dua pembagian dalam amenore, yaitu amenore primer dan amenore
sekunder.
1. Amenorrhea primer
Terjadi apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi. Amenorrhe primer (dialami oleh 5 persen
wanita amenore) mungkin disebabkan oleh defek genetik seperti
disgenensis gonad, yang biasanya ciri-ciri seksual sekunder tidak
berkembang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan duktus
Muller, seperti tidak ada uterus, agenesis vagina, septum vagina
transversal, atau himen imperforata.

6
2. Amenorrhea Sekunder
Penderita pernah mendapatkan menstruasi tetapi kemudian tidak
dapat lagi. Pada remaja biasanya disebabkan oleh gangguan
emosional minor yang berhubungan dengan berada jauh dari rumah,
masuk ke perguruan tinggi, ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab
yang paling umum pada amenorrhea sekunder adalah kehamilan.
C. Penyebab
Amenorrhea bisa terjadi karena berbagai alasan. Sebagian kasus
merupakan hal yang normal, sedangkan kasus lain muncul akibat efek samping
dari suatu obat atau tanda masalah medis. Berikut ini adalah beberapa penyebab
utama amenore:
1. Amenorrhea alami
Selama masa hidupnya, seorang wanita mungkin mengalami
amenore karena alasan alami, seperti:
- Kehamilan
- Menyusui
- Menopause
2. Kontrasepsi
Sebagian wanita yang minum pil KB mungkin tidak mengalami
menstruasi.
Ketika kontrasepsi dihentikan, akan memakan waktu tiga sampai
enam bulan agar ovulasi dan menstruasi kembali berjalan normal.
Kontrasepsi yang disuntikkan atau ditanamkan juga dapat
menyebabkan amenore.
3. Obat-obatan
Obat-obat tertentu bisa memicu berhentinya periode menstruasi,
termasuk obat dari jenis:
- Antipsikotik
- Kemoterapikanker
- Antidepresan
- Obat tekanan darah

7
4. Faktor gaya hidup
Faktor gaya hidup yang bisa memicu amenore antara lain:
- Stres mental dapat mengubah sementara fungsi hipotalamus
atau area otak yang mengontrol hormon yang mengatur siklus
menstruasi. Akibatnya, ovulasi dan menstruasi dapat berhenti.
Periode menstruasi umumnya kembali normal setelah tingkat
stres mereda.
- Berat badan yang terlalu rendah akan menghambat banyak
fungsi hormonal dalam tubuh sehingga berpotensi
menghentikan ovulasi.
- Wanita yang memiliki gangguan makan, seperti anoreksia
atau bulimia, sering mengalami berhenti menstruasi akibat
terjadinya perubahan hormonal.
- Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga yang
membutuhkan aktivitas fisik keras, seperti balet, lari jarak
jauh, atau senam, mungkin mengalami gangguan siklus
menstruasi.
5. Ketidakseimbangan hormon
Banyak masalah kesehatan menyebabkan ketidakseimbangan hormon
yang memicu amenore, termasuk:
- Sindrom ovarium polikistik ( polycystic ovary syndrome)
Sindrom ini menyebabkan tingkat hormon yang tetap tinggi,
dibandingkan dengan tingkat berfluktuasi yang terlihat dalam
siklus menstruasi normal.
- Kerusakan tiroid
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang
aktif (hipotiroidisme) dapat menyebabkan ketidakteraturan
menstruasi, termasuk amenore.
- Tumor pituitary
Tumor jinak pada kelenjar pituitary dapat mengganggu
keseimbangan hormon menstruasi.
- Menopause dini

8
Menopause biasanya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun.
Pada beberapa wanita, produksi sel telur mulai berkurang
sebelum usia 40 tahun sehingga memicu berhentinya
menstruasi.
6. Masalah struktural
Masalah dengan organ seksual itu juga bisa menyebabkan amenore,
di antaranya:
- Jaringan parut di uterus
Sindrom Asherman, suatu kondisi di mana jaringan parut
menumpuk di lapisan rahim bisa memicu amenore.
- Organ reproduksi yang tidak lengkap
Seorang wanita mungkin mengalami masalah yang muncul
selama perkembangan janin yang menyebabkannya lahir
tanpa beberapa bagian utama sistem reproduksi, seperti rahim
atau leher rahim. Karena terdapat ketidaklengkapan sistem
reproduksi, orang tersebut tidak akan memiliki siklus
menstruasi.
D. ETIOLOGI
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
1. Hymen Imperforata
Selaput darah tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat
untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori
Rangsangan hormone-hormone yang tidak mencukupi untuk
membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau
hanya sedikit.
- Disfungsi Hipotalamus: kelainan organik, psikologis,
penambahan berat badan
- Disfungsi hipofise: tumor dan peradangan
- Disfungsi Ovarium: kelainan congenital, tumor
- Endometrium tidak bereaksi
3. Penyakit lain

9
Penyakit metabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar
dan ginjal.
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
1. Tidak terjadi haid
2. Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
3. Nyeri kepala
4. Badan lemah
Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :
1. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak
akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan
bentuk tubuh.
2. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning
sickness dan pembesaran perut.
3. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka
gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang
hangat dan lembab.
4. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut
buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus.
5. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :
6. Sakit kepala
7. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui)
8. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
9. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
10. Vagina yang kering
11. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti
pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.

10
F. Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko amenorrhea termasuk:
1. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki anggota keluarga yang mengalami amenorrhea
memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah yang sama.
2. Gangguan makan
Seseorang yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau
bulimia, berada pada risiko lebih tinggi mengalami amenorrhea.
3. Latihan fisik keras
Latihan fisik yang keras seperti pada atlet dapat meningkatkan risiko
amenorrhea.
G. Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan
dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone
yang membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan)
gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak
langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin
yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat
menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer
mengalami kelainan perkembangan ovarium (gonadal disgenesis). Kegagalan
ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan
kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel
dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea
dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis
dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual (estrogen dan
progesteron) tidak tercukupi.
Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan
progesteron yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih
banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin
menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone
menurun.Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone

11
dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan
pembentukan GnRH.
H. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi
lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu
kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya
amenorrhea.Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormon seperti
osteoporosis.
I. Pemeriksaan Penunjang
Pada amenore primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual
sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur,
rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan :
- USG
- Histerosalpingografi
- Histeroskopi, dan
- Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas
sekunder maka diperlukan pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.
- Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea
sekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) karena kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
- Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa.
Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen /
Progesterone Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja
hormon estrogen terhadap lapisan endometrium alam rahim.
Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.
J. Penanganan
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang
dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah
terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang
berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan

12
penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan
penyebab susunan saraf pusat.
1. Saluran reproduksi
a) Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi
dengan krim estrogen
b) Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara
tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas
diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil)
c) Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi
pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak
memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil
atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi
(USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang
dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran)
dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi
bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft
d) Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan
kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X-
linkedsehingga menyebabkan gangguan dari hormon
testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal
tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim).
Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut
ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria
namun infertil (tidak dapat memiliki anak)
e) Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau
perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai
sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi
sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau
tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat
dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan
menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang
dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut.

13
Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan
untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim
2. Gangguan Indung Telur

a) Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak


terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh
jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian
hormon pertumbuhan dan hormon seksual
b) Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan
dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya
diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses
autoimun
c) Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi
sel telur normal
3. Gangguan Susunan Saraf Pusat

a) Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis


dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone
prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat
mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin.
Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat
menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan
adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa
penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa
pengangkatan tumor
b) Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan
fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang
menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan
penyebabnya
c) Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan
organik dan kelainan fungsional (anoreksia
nervosaatau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional
membutuhkan bantuan psikiater

14
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson M. 2011. Buku Saku Diagnosis. Jakarta: EGC


Geri Morgan & Carole Hamilton, 2014 Obstetri dan ginekologi Panduan praktis: EGC
Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG
Prawirohardjo, Sarwono (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan
Praktikum Kesehatan Reproduksi

15
pengertian

Amenorrhea (tidak menstruasi) adalah


Amenorrhea (tidak menstruasi) suatu keadaan dimana tidak adanya haid
untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Amenorrhea dapat diartikan sebagai tidak
terjadinya menstruasi, yang bisa saja
bersifat sementara atau permanen.

Macam-macam amenorea Faktor – faktor yang mempengaruhi AmenorRHeA:

Amenorrhea primer
1. Kromosom abnormal
2. Strees emosional
Amenorrhea dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 3. Aktivitas berlebihan
4. Bulimia atau anoreksia (gangguan makan)
1. Amenorrhea primer
2. Amenorrhea sekunder Amenorrhea sekunder
1. Kehamilan
2. Menopause
3. Gangguan kelenjar hipofisis

Penyebab amenorrhea Next....


Amenorea primer: Amenorrhea sekunder:
1. Kromosom abnormal 1. Kehamilan
2. Stres emosional 2. Menopause
3. Aktivitas berlebihan 3. Gangguan kelenjar hipofisis
4. Kegemukan
4. Bulimia atau Anoreksia (gangguan makan)
5. Gangguan pola makan
6. Aktivitas berlebihan
7. Penurunan berat badan dalam waktu cepat
8. Penggunaan kontrasepsi ( pil, suntik)
9. Stress

16
Gejala aminore Lanjutan..........
Amenorrhea Sekunder
• Sudah pernah mengalami menstruasi
Amenorrhea Primer: • Tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan
1. Kegagalan mengalami pubertas atau lebih
• Seperti tidak ada pembesaran
payudara • Vagina kering
• Pertumbuhan rambut kemaluan dan • Penurunan berat badan
rambut ketiak
• Tidak ada perubahan bentuk tubuh.

Pemeriksaan Amenore TERAPI AMENORE


1. Tes darah
2. Tes Radiologi
1. Pola hidup sehat
• USG 2. Menjaga nutrisi
• CT scan 3.
4.
Berolahraga
Menjaga berat badan
• MRI 5. Mengelola setres
6. operasi
• Scope test

TERIMAH KASIH

17
PERTANYAAN

1. Bu Eni : Apa penyebab vagina kering ?


2. Bu Maria : Mengapa bisa terjadi menstruasi padahal sudah menopause 5 tahun
3. Bu Neni : Kan amenorrhea primer itu disebabkan oleh terlambatnya pubertas. Itu
kenapa kok bisa sampai terlambat pubertas ? Padahal misalnya orang tersebut udah
mengikuti terapi yang seperti menjaga nutrisi, olahraga dll.

18

Anda mungkin juga menyukai