0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan1 halaman
Pembuatan granul dengan formulasi parasetamol menggunakan bahan seperti amylum oryzae, CMC-Na, laktosa, dan mg stearat. Konsentrasi bahan diubah untuk mendapatkan konsistensi pasta yang lebih padat dan tidak lembek. Hasil granulasi basah menghasilkan 65,5 gram dengan susut pengeringan 22,1% yang terlalu besar, kemungkinan karena suhu dan lamanya pengeringan kurang sesuai.
Pembuatan granul dengan formulasi parasetamol menggunakan bahan seperti amylum oryzae, CMC-Na, laktosa, dan mg stearat. Konsentrasi bahan diubah untuk mendapatkan konsistensi pasta yang lebih padat dan tidak lembek. Hasil granulasi basah menghasilkan 65,5 gram dengan susut pengeringan 22,1% yang terlalu besar, kemungkinan karena suhu dan lamanya pengeringan kurang sesuai.
Pembuatan granul dengan formulasi parasetamol menggunakan bahan seperti amylum oryzae, CMC-Na, laktosa, dan mg stearat. Konsentrasi bahan diubah untuk mendapatkan konsistensi pasta yang lebih padat dan tidak lembek. Hasil granulasi basah menghasilkan 65,5 gram dengan susut pengeringan 22,1% yang terlalu besar, kemungkinan karena suhu dan lamanya pengeringan kurang sesuai.
Pada percobaan pembuatan granul dengan menggunakan formulasi parasetamol sebagai
bahan aktif dan beberapa bahan exipien lainnya seperti amylum oryzae sebagai disintegrant, CMC-Na sebagai pengikat, laktosa sebagai pengisi dan pemanis, aquades sebagai pengikat, mg stearat sebagai lubricant dan talk sebagai glidan.alasan pemilihan Amylum oryzae dengan konsentrasi 10% karena berdasarkan (handbook of pharmaceutical exipient 6th p. 686) konsentrasi tersebut memiliki stabilitas cukup baik serta tablet mudah terdisintegrasi dan hancur dalam cairan. Namun pada saat praktikum pasta yang terbentuk sangat lembek sehingga tidak masuk dalam spesifikasi pembuatan tablet. Selanjutnya CMC-Na yang digunakan adalah sebesar 3 % berdasarkan (handbook of pharmaceutical exipient 6th p. 119) konsentrasi yang lebih tinggi sebesar 3-6 % biasanya digunakan sebagai dasar untuk pasta. Pada mg stearat digunakan konsentrasi sebesar 1 % (Agoes p. 312, 2012) rentang yang digunakan adalah 0,25-5 % merupakan rentang yang sangat baik sebagai lubricant. Namun, pada praktikum terjadi perubahan konsentrasi sebesar 5 %. Hal ini terjadi agar pasta yang terbentuk tidak lembek, kemudian pada laktosa terjadi penambahan juga sebesar 2 gr agar konsistensi dari pasta lebih padat mengurangi konsistensi dari pasta yang lembek. Pada pembuatan granulasi basah dilakukan proses pembuatan pasta amylum oryzae dan CMC-Na lalu dilakukan proses granulasi, hasil yang di dapat sebesar 65,5 gram dan mengalami susut pengeringan 22,1 %. Susut pengeringan merupakan banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air. (lachman dkk,1994) yang dituliskan pada jurnal pharmacy oleh M.Dafit dkk, persyaratan granul yang lebih baik memiliki % kandungan lembabnya sekitar 2 – 4 % sehingga dapat dikatakan bahwa % susut pengeringan yang didapatkan saat praktikum terlalu besar. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena suhu dan lam pengeringan kurang sesuai serta tidak adany data pada suhu 60,70,80. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi susut pengeringan yaitu tekanan udara, lama untuk waktu pengeringan, suhu pengeringan untuk mendapatkan pengeringan yang merata, temperatur yang konstan dan aliran udara yang merata pada bahan yang dikeringkan (Rahmah, 2012)