Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan pembuatan granul

Pada percobaan pembuatan granul dengan menggunakan formulasi parasetamol sebagai


bahan aktif dan beberapa bahan exipien lainnya seperti amylum oryzae sebagai disintegrant,
CMC-Na sebagai pengikat, laktosa sebagai pengisi dan pemanis, aquades sebagai pengikat,
mg stearat sebagai lubricant dan talk sebagai glidan.alasan pemilihan Amylum oryzae
dengan konsentrasi 10% karena berdasarkan (handbook of pharmaceutical exipient 6th p.
686) konsentrasi tersebut memiliki stabilitas cukup baik serta tablet mudah terdisintegrasi
dan hancur dalam cairan. Namun pada saat praktikum pasta yang terbentuk sangat lembek
sehingga tidak masuk dalam spesifikasi pembuatan tablet.
Selanjutnya CMC-Na yang digunakan adalah sebesar 3 % berdasarkan (handbook of
pharmaceutical exipient 6th p. 119) konsentrasi yang lebih tinggi sebesar 3-6 % biasanya
digunakan sebagai dasar untuk pasta. Pada mg stearat digunakan konsentrasi sebesar 1 %
(Agoes p. 312, 2012) rentang yang digunakan adalah 0,25-5 % merupakan rentang yang
sangat baik sebagai lubricant. Namun, pada praktikum terjadi perubahan konsentrasi sebesar
5 %. Hal ini terjadi agar pasta yang terbentuk tidak lembek, kemudian pada laktosa terjadi
penambahan juga sebesar 2 gr agar konsistensi dari pasta lebih padat mengurangi konsistensi
dari pasta yang lembek.
Pada pembuatan granulasi basah dilakukan proses pembuatan pasta amylum oryzae dan
CMC-Na lalu dilakukan proses granulasi, hasil yang di dapat sebesar 65,5 gram dan
mengalami susut pengeringan 22,1 %. Susut pengeringan merupakan banyaknya bagian zat
yang mudah menguap termasuk air. (lachman dkk,1994) yang dituliskan pada jurnal
pharmacy oleh M.Dafit dkk, persyaratan granul yang lebih baik memiliki % kandungan
lembabnya sekitar 2 – 4 % sehingga dapat dikatakan bahwa % susut pengeringan yang
didapatkan saat praktikum terlalu besar. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena suhu dan
lam pengeringan kurang sesuai serta tidak adany data pada suhu 60,70,80. Adapun faktor –
faktor yang mempengaruhi susut pengeringan yaitu tekanan udara, lama untuk waktu
pengeringan, suhu pengeringan untuk mendapatkan pengeringan yang merata, temperatur
yang konstan dan aliran udara yang merata pada bahan yang dikeringkan (Rahmah, 2012)

Anda mungkin juga menyukai