Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN SIM-RS

RUMAH SAKIT ALMAH


BELITUNG
2019
RUMAH SAKIT ALMAH
Jln. Jendral Sudirman, Kec. Tanjung Pandan, Kab. Belitung
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung, Indonesia
E-mail : almah.belitung@gmail.com
Telpon: (0719) 9225 666 Fax : (0719) 9225 333 Phone: 087 797 500005

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ALMAH


NOMOR : /MIRM/SK/II/2019

TENTANG
PENETAPAN TENAGA AHLI SIM-RS

Menimbang :

1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan RS Almah, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan SIM-RS yang
bermutu tinggi
2. Bahwa agar pelayanan SIM-RS di RS Almah
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur RS Almah sebagai landasan
bagi penyelengaran pelayanan SIM-RS di RS
Almah
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur RS Almah
Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2019 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang SIM-RS
Menetapkan

Kesatu : Menetapkan Fajar Buana Cahayantha sebagai


TENAGA AHLI PELAYANAN SISTEM
INFORMASI RUMAH SAKIT Almah Belitung
yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman Desa
Buluh Tumbang, Dusun Perawas II RT.003
RW.002 Kecamatan Tanjung pandan Kabupaten
Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Bangka
Belitung.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal 01 Januari


2019

Ketiga : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang


bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan
seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan, maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Belitung
Pada tanggal 01 Februari 2019
Direktur Utama RS.Almah

dr.Ignatius Ivan Putrantyo


NIK : 247.02.070618
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan “
Pedoman Pengorganisasian Sistem Informasi Rumah Sakit (SIM-RS)” dengan lancar.
Pedoman Pengorganisasian Sistem Informasi Rumah Sakit
RS.AlmahTanjungpandan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi semua
jajaran di RS.AlmahTanjungpandan dalam pemberian pelayanan Kepada pasien.
Melalui pedoman ini diharapkan semua tenaga professional pemberi asuhan serta tenaga
terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pasien.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan pedoman ini. Semoga keinginan
untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dapat tercapai, seiring
dengan pemberdayaan para pelaksananya.
Pedoman ini tentu saja masih belum dapat memuat semua prosedur
Pengorganisasian, “Pedoman Pengorganisasian Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIMRS)” yang dibutuhkan karena keterbatasan ilmu dan referensi yang ada pada
kami. Oleh karena itu permohonan maaf perlu kami hatur kan apabila dalam
penyusunan pedoman ini masih banyak kekurangan disana-sini dan masih jauh dari
kesempurnaan. Meskipun demikian mudah-mudahan “Pedoman Pengorganisasian
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)” ini masih dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang terkait.

Tanjungpandan, 1 Febuari 2019 

TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................4
DAFTAR ISI................................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................6
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................6
B. TUJUAN..............................................................................................................................8
C. RUANG LINGKUP.............................................................................................................8
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)..............................................9
E. LANDASAN HUKUM......................................................................................................10
BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................................11
A. KUALIFIKASI SDM.........................................................................................................11
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN..........................................................................................11
C. JADWAL KERJA/SHIFT..................................................................................................11
BAB III STANDAR FASILITAS..............................................................................................12
A. DENAH RUANGAN.........................................................................................................12
B. SARANA PRA SARANA.................................................................................................13
C. STANDAR FASILITAS....................................................................................................14
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..............................................................................15
A. TATA LAKSANA PELAYANAN SIM-RS......................................................................15
BAB V LOGISTIK....................................................................................................................16
A. PENGERTIAN...................................................................................................................16
B. TUJUAN............................................................................................................................16
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.........................................................................................18
A. PENGERTIAN...................................................................................................................18
B. TUJUAN............................................................................................................................18
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN................................................................18
BAB VII KESELAMATAN KERJA.........................................................................................19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.......................................................................................20
A. NILAI INFORMASI..........................................................................................................20
B. MUTU INFORMASI.........................................................................................................22
BAB IX PENUTUP...................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari
dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan
tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar
dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
rumah sakit (SIM-RS). Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah
sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan.Sistem Informasi
Manajemenrumah sakit (SIM-RS) berbasis komputer merupakan sarana pendukung
yang sangat penting bahkan bisa dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara
umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem
dan mengolah informasi yang diperlukan
sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIM-RS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja
dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja
yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Almah.

C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) ini juga
menyediakan panduan bagi pengembangan system informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur
c. Penyusunan berbagai programkerja SIM-RS
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS
ALMAH
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS Almahme-monitoring penggunaan aplikasi SIM-RS, memaintenance
aplikasi SIM-RS, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM-RS
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasilanalisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan system pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan
agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.

D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)


1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari
suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi ManajemenRumahSakit
Sistem informasi manajemen Rumah Sakit(SIM-RS) adalah sistem perencanaan
bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan
manusia, dokumen, teknologi, dan proseduroleh akuntansi manajemenuntuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide
Web (WWW) di dalam internet.
6. Fingerprint
Fingerprint adalah alat absensi digital, alat untuk memindai atau mengenali
sidik jari seseorang.
7. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah


Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap
Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau
sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui
Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode
Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami
oleh orang yang mampu memahaminya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian
perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik
adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang,
Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Minimal SMA/SMK Sederajat
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS Almah sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS.Almah dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM-RS
Almah. SIM-RS yang ada saat ini berjumlah 1 orang dengan jadwal kerja yang
telah ditetapkan.

C. JADWAL KERJA/SHIFT
Jadwal Normal : Senin – Jumat : 08.00 – 16.00
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
B. SARANA PRA SARANA

No Nama Barang Stock Keterangan


1 LENOVO ALL IN 1 11 UNIT
2 PERSONAL
KOMPUTER 1 UNIT HARDISK 1TB
3 HUB 5 UNIT LINKSYS
4 PRINTER
ANTREAN 1 UNIT EPSON
5 KABEL Jaringan 4 ROLL BELDEN
6 ROUTER 5 UNIT TP LINK
7 PRINTER KASIR 1 UNIT EPSON LX310
8 UPS SERVER 1 UNIT APC
9 SERVER 1 UNIT IBM
10 SWITCH SERVER 1 UNIT HP
11 TOOLBOX KECIL 1 UNIT
12 TOOLBOX BESAR 1 UNIT
13 10
KERTAS ROLL ROLL
14 RJ 45 300 PCS
15 DVD EKSTERNAL 1 UNIT SAMSUNG
16 TINTA PRINT
KARTU 1 UNIT
17 APC
UPS CLIENT 12 UNIT
18 RAK SERVER 1 UNIT
19 LG 16 INCH

LCD SERVER 1 UNIT


20 KEYBOARD
SERVER 1 UNIT
21 MOUSE SERVER 1 UNIT
22 ANTI PETIR APC
SERVER 1 UNIT
23 TERMINAL
SERVER 1 UNIT
24 MOUSE PAD 12 UNIT
25 WINDOWS 7 12 UNIT
26 MICROSOFT
OFFICE 12 UNIT
27 ANTIVIRUS
KASPERSKY 4 UNIT
28 WINDOWS SERVER
2012 1 UNIT
29 SQL SERVER 1 UNIT
30 TESTER KABEL 1 UNIT
31 CRIMPING TOOLS 1 UNIT
32 FLASHDISK
SANDISK 2 UNIT
33 Lan card 1 UNIT

C. STANDAR FASILITAS

Sarana dan prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan SIM yang aman,
efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku,serta dimungkinkan

petugas SIM bekerja dengan nyaman aman dan optimal

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Demi ketertiban serta lancarnya pelayanan bagi para pasien dan unit kerja yang
memerlukanpelayanan SIM maka yang harus diperhatikan tata laksana bagian SIM.

A. TATA LAKSANA PELAYANAN SIM-RS


1. Analisa dan Pembuatan Sistem Informasi Rumah Sakit.
Di awali dengan survey di setiap unit, menganalisa kebutuhan
sistem komputer, desain sistem, desain interface dan desain database. Sosialisasi,
simulasi dan review, simulasi ulang dan pasang.
2. Survey teknologi, perakitan, pemeliharaan dan pembelajaran
Melakukan survey teknologi handal dipasaran, untuk dianalisa melengkapi
kebutuhan sistem informasiMelakukan perakitan hardware beserta installasi
software secara optimal. Pemeliharaan alat bertujuan untuk mendukung ke
stabilan sistem informasi di Rumah Sakit.

BAB V
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan
barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga
serendah mungkin.
B. TUJUAN
Kegiatan logistic sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya  yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu
agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.

C. LOGISTIK SIM-RS. ALMAH

1. Komponen Input dan Output


Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database)  merupakan  kumpulan data  yang saling  berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak  untuk  memanipulasinya. 
Data  perlu  disimpan dalam basis data  untuk  keperluan penyediaan
informasi lebih  lanjut. Data  di dalam basis data  perlu 
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik  juga  berguna  untuk  efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data  diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak  paket yang  disebut DBMS 
(Database Management System).
3. KomponenPenunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor
yang standar.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan bagian SIM
2. Terdapat petugas bagian SIM yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik sarana maupun prasarana
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien seperti penataan
kabel dan lain sebagainya
5. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
6. Terdapat evaluasi berkala tentang kelayakan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
-Kesalahan informasi nama pasien.
-Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan


utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya.
Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi
keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.

a. Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja


1) Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
2) Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan
staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun
yang akan datang.
3) Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari
sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang
lama.
2. Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis
staf. Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM RS.Almah akan mengarah pada


keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdapat
dalam system meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan
seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja,
pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. NILAI INFORMASI

Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory
and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagaiberikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran
informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya
bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi
masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya
siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.

Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan


untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-
rata” akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan
mengakibatkan suatu kerugian.

Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan dari
pada memberikan angka yang pasti.Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan, menurut Gordon B. Davis, adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinan-


kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi
sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.

B. MUTU INFORMASI
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui


prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-RS.Almah diharapkan dapat


memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIM-RS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan .Untuk itu pedoman ini
harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan
dan program di lingkungan Rumah Sakit Almah.

Anda mungkin juga menyukai