Mirm 1 Pedoman Pelayanan Sim-Rs
Mirm 1 Pedoman Pelayanan Sim-Rs
TENTANG
PENETAPAN TENAGA AHLI SIM-RS
Menimbang :
Ditetapkan di : Belitung
Pada tanggal 01 Februari 2019
Direktur Utama RS.Almah
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan “
Pedoman Pengorganisasian Sistem Informasi Rumah Sakit (SIM-RS)” dengan lancar.
Pedoman Pengorganisasian Sistem Informasi Rumah Sakit
RS.AlmahTanjungpandan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi semua
jajaran di RS.AlmahTanjungpandan dalam pemberian pelayanan Kepada pasien.
Melalui pedoman ini diharapkan semua tenaga professional pemberi asuhan serta tenaga
terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pasien.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan pedoman ini. Semoga keinginan
untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dapat tercapai, seiring
dengan pemberdayaan para pelaksananya.
Pedoman ini tentu saja masih belum dapat memuat semua prosedur
Pengorganisasian, “Pedoman Pengorganisasian Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIMRS)” yang dibutuhkan karena keterbatasan ilmu dan referensi yang ada pada
kami. Oleh karena itu permohonan maaf perlu kami hatur kan apabila dalam
penyusunan pedoman ini masih banyak kekurangan disana-sini dan masih jauh dari
kesempurnaan. Meskipun demikian mudah-mudahan “Pedoman Pengorganisasian
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)” ini masih dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang terkait.
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................4
DAFTAR ISI................................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................6
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................6
B. TUJUAN..............................................................................................................................8
C. RUANG LINGKUP.............................................................................................................8
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)..............................................9
E. LANDASAN HUKUM......................................................................................................10
BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................................11
A. KUALIFIKASI SDM.........................................................................................................11
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN..........................................................................................11
C. JADWAL KERJA/SHIFT..................................................................................................11
BAB III STANDAR FASILITAS..............................................................................................12
A. DENAH RUANGAN.........................................................................................................12
B. SARANA PRA SARANA.................................................................................................13
C. STANDAR FASILITAS....................................................................................................14
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..............................................................................15
A. TATA LAKSANA PELAYANAN SIM-RS......................................................................15
BAB V LOGISTIK....................................................................................................................16
A. PENGERTIAN...................................................................................................................16
B. TUJUAN............................................................................................................................16
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.........................................................................................18
A. PENGERTIAN...................................................................................................................18
B. TUJUAN............................................................................................................................18
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN................................................................18
BAB VII KESELAMATAN KERJA.........................................................................................19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.......................................................................................20
A. NILAI INFORMASI..........................................................................................................20
B. MUTU INFORMASI.........................................................................................................22
BAB IX PENUTUP...................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari
dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan
tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar
dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
rumah sakit (SIM-RS). Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah
sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan.Sistem Informasi
Manajemenrumah sakit (SIM-RS) berbasis komputer merupakan sarana pendukung
yang sangat penting bahkan bisa dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara
umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem
dan mengolah informasi yang diperlukan
sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIM-RS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja
dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja
yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Almah.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) ini juga
menyediakan panduan bagi pengembangan system informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur
c. Penyusunan berbagai programkerja SIM-RS
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS
ALMAH
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS Almahme-monitoring penggunaan aplikasi SIM-RS, memaintenance
aplikasi SIM-RS, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM-RS
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasilanalisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan system pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan
agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.
E. LANDASAN HUKUM
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Minimal SMA/SMK Sederajat
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS Almah sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS.Almah dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM-RS
Almah. SIM-RS yang ada saat ini berjumlah 1 orang dengan jadwal kerja yang
telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Jadwal Normal : Senin – Jumat : 08.00 – 16.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
B. SARANA PRA SARANA
C. STANDAR FASILITAS
Sarana dan prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan SIM yang aman,
efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku,serta dimungkinkan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Demi ketertiban serta lancarnya pelayanan bagi para pasien dan unit kerja yang
memerlukanpelayanan SIM maka yang harus diperhatikan tata laksana bagian SIM.
BAB V
LOGISTIK
A. PENGERTIAN
Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan
barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga
serendah mungkin.
B. TUJUAN
Kegiatan logistic sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu
agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory
and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagaiberikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran
informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya
bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi
masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya
siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan dari
pada memberikan angka yang pasti.Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan, menurut Gordon B. Davis, adalah sebagai berikut :
B. MUTU INFORMASI
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
BAB IX
PENUTUP