Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FT. KARDIOVASKULER PULMONAL


ANATOMI FISIOLOGI RESPIRASI

DISUSUN OLEH :

NURUL ANNISA K

(PO714241181058)

D IV B TK.III

JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


MAKASSAR
2020

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan rahmat
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah FT Kardiovaskulo Pulmonal. Salam
serta shalawat tak lupa kita kirimkan kepada Sang suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW. dan sampai
kepada kita semua ummatnya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah dirumah,
mata kuliah FT Kardiovaskuler Pulmonal oleh Bapak Muhammad Rusli, S.Pd, S.ST.Ft.,M.Kes selaku
dosen pembimbing mata kuliah ini..

Tidak lupa pula saya selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu dalan menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan dari pengetahuan yang
saya miliki. Oleh sebab itu saya begitu mengharapkan kritikan serta saran yang dapat membangun dari
pembaca. Dengan itu, diharapakan penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi pada
penyusunan makalah nantinya.

Terima Kasih,

Makassar, 21 Maret 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melihat tingkat kesehatan dari seseorang, dilihat dari beberapa aspek penting, terutama
pada aspek system pernafasan dan kinerja alat pernafasan. Sistem pernafasan atau respirasi adalah
suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di
dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon
dioksida ke lingkungan.

Paru adalah organ pernapasan utama yang terletak di rongga dada, memiliki 2 bagian utama, paru
kanan dan kiri yang dipisahkan oleh mediastinum diantara kedua paru, di dalam mediastinum terdapat
bangunan bangunan penting seperti pembuluh darah besar dan jantung. Udara bisa sampai ke paru
setelah melewati jalan napas atas yaitu, hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan
alveolus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Spirometry.
2. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Peak Expiratory Flow Rate.
3. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Air Flow Meter Reading.
4. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Flow-Volume Loop.
5. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Helium Dilution Technique For Measuring Lung Volume.
6. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Total Body Plethysmography For Measuring Lung Volume.
7. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Maximal Inspiratory And Expiratory Mouth Pressure.
8. Apa pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai Normal dan
Abnormal dari Diffusing Capasity For Transfer Factory Of The Lung.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Spirometry.
2. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Peak Expiratory Flow Rate.
3. Untuk Menegetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Air Flow Meter Reading.
4. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Flow-Volume Loop.
5. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Helium Dilution Technique For Measuring Lung Volume.
6. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Total Body Plethysmography For Measuring Lung Volume.
7. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Maximal Inspiratory And Expiratory Mouth Pressure.
8. Untuk Mengetahui pengertian, Tujuan, Prosedur/Teknik Pelaksanaan dan Kalkulasi Nilai
Normal dan Abnormal dari Diffusing Capasity For Transfer Factory Of The Lung.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Respirasi
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke selsel tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernapasan, yaitu:

a. Respirasi / Pernapasan Dada


 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
b. Respirasi / Pernapasan Perut
 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja
berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10
hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen
yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa 2 dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap
liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar
dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.

Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :

 Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2


 Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
 Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
 Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan
udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk
memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi.

Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:

1) Hidung
2) Faring
3) Trakea
4) Bronkus
5) Bronkiolus
6) Paru-paru

2. Struktur dan Fungsi Respirasi


a. Thoraks
Thoraks dibentuk dari kerangka yang terdiri dari sternum dan dua belas pasang kosta.Sepuluh
pasang kosta yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan dua pasang kosta
yang melayang. Kosta diperkuat dengan otot yang membentuk dinding thoraks yang
berfungsi menyokong proses respirasi, serta berfungsi melindungi organ vital seperti jantung,
paru, hati dan lien. Memiliki bentuk seperti kerucut, bagian bawah berukuran lebih besar
dibandingkan atas dan bagian belakang lebih panjang dibandingkan depan (Eckstein and
Handerson, 2014; Lugo et al, 2015).
Gambar 2.1 Anatomi thoraks anterior view (Netter, 2014)

Selain dinding thoraks terdapat juga rongga pleura yang berada di antara pleura viseralis dan
parietalis. Parenkim paru termasuk paru-paru dan jalan nafas yang saling berhubungan.
Mediastinum termasuk jantung, aorta atau pembuluh darah besar dari thoraks, cabang
trakeobronkial dan esofagus (Eckstein and Handerson, 2014; Lugo et al, 2015). Dinding
thoraks diperlukan untuk ventilasi pernapasan normal.Pengembangan ke arah luar dari
dinding thoraks oleh otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma yang menghasilkan
tekanan negatif dari intrathoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara pasif keparu
selama inspirasi sehingga terjadi pertukaran oksigenasi darah untuk metabolisme jaringan
pada tubuh (Drake et al, 2010; Assi and Nazal, 2012; Ombregt, 2013; Netter, 2014).
b. Otot-otot Respirasi
1. Inspirasi
a. Otot Diafragma
Diafragma adalah otot utama inspirasi yang bekerja saat rileks inspirasi dan
bertanggungjawab pada gerakan udara. Saat berkonraktraksi bagian audal naik untuk
meningkatkan kapasitas cavum thorax. Diafragma dipersarafi oleh N. Phrenic (C3-
C5)
b. Muskulus Intercostalis
1) Muskulus Intercostalis Eksternal
Otot ini aktif saat inspirasi sedang intercostalis internal dan transversal
minimal. Adapun fungsi otot intercostalis eksternal yaitu mempertahankan space
costa dan tonus costa bila ada perubahan tekanan intra thorax. Selama inspirasi
m. Intercostalis external bekerja mengangkat costa dan meningkatkan dimensi
cavum thorax anterior posterior dan tranversal. M. Intercostalis eksternal
dipersarafi ; Th.1 - Th.12

c. Otot-otot Accessory muscle Inspirasi


Otot-otot ini tidak berpartisipasi langsung saat inspirasi normal, tetapi pada saat
usaha inspirasi lebih besar seperti saat melakukan aktivitas fisik. Otot accessory
muscle menjadi otot utama inspirasi bila diaphragma lemah atau tidak efektif akibat
penyakit paru kronik.
1) Otot Sternocleidomastoideus
Adapun fungsi otot SCM yaitu mengangkat sternum sehingga meningkatkan
diameter A – P thoraks. Jika otot difragma lemah maka otot SCM jadi otot utama
respirasi. Otot SCm dipersarafi oleh N.XI dan C2 – C3.
2) M. Upper Trapezius
Fungsi otot ini mengangkat shoulder dan mengangkat/memperbesar cavum
thorax selama inspirasi yang dipersarafi N. XI
3) Otot Scaleni
Otot ini berpartisipasi minimal dalam inspirasi normal untuk menstabilkan costa
satu. Saat terjadi Deep Inspirasi atau gangguan respirasi, scaleni mengangkat
costa 1-2 dan menambah ukuran cavum thorax, jika leher di fiksasi bagian
superiornya yaitu tempat melekatnya otot scaleni. Selama Deep Inspirasi, otot
seratus anterior , Pectoralis mayor dan minor juga aktif mengangkat costa atau
mendorong costa kedepan lengan bila extremitas atas di fiksasi. Otot ini
dipersarafi oleh C4-C6
2. Ekspirasi
a. Rileks Ekspirasi
Rileks Ekspirasi adalah proses pasif saat istirahat. Bila Diaphragma rileks setelah
kontraksi, diaphragma akan naik dan costa turun. Elastisitas recoil jaringan
menurunkan area intrathoracal dan tekanan intrathoracal yang meningkat
menyebabkan ekspirasi.
b. Aktif Ekspirasi (Forced, Prolong)
Kontraksi otot khusus abdominalis dan intercostalis menyebabkan aktif
ekspirasi
1) Otot Abdominalis
M.Rectus Abdominalis, Internal dan external Obliques dan transverse
abdominalis berkontraksi untuk menurunkan rongga thorax dan isi abdomen
bagian atas mendorong diaphragma. Bila otot-otot abdomen berkontraksi tekanan
intrathoracal meningkat dan udara keluar dari paru-paru. Otot-otot ini dipersarafi
oleh Th10-Th12.
2) M.Internal Intercostalis
Fungsi utama M.Internal intercostalis adalah selama ekspirasi kuat dengan
menekan kuat kosta. Otot ini dipersarafi Th1 – Th12.
3. Mekanisme Pernapasan

Ventilasi merupakan proses pergerakan udara keluar-masuk paru secara berkala, dimana
terjadi pertukaran O2 dan CO2 diantara darah kapiler paru dengan udara atmosfer segar. Ventilasi
secara mekanis dilaksanakan dengan mengubah secara berselang-seling arah gradien tekanan
untuk aliran udara antara atmosfer dan alveolus melalui ekspansi dan penciutan berkala paru
(Gambar 3). Kontraksi dan relaksasi otot-otot inspirasi (terutama diafragma) yang berganti-ganti
secara tidak langsung akan menimbulkan inflasi dan deflasi periodik paru dengan cara berkala
mengembang kempiskan rongga thorak, dan paru secara pasif mengikuti gerakannya. Kontraksi
aktif dari m. diafragma dan m. intercostalis externus meningkatkan volume rongga thorak,
sehingga menyebabkan tekanan intrapleura yang sekitar 2,5 mmHg disaat mulainya inspirasi,
menurun sekitar -6 mmHg dan paru ditarik ke posisi yang lebih diperluas. Tekanan dalam saluran
pernapasan menjadi sedikit negatif dan pada akhirnya udara mengalir ke dalam paru.

Mekanisme pernapasan
Gambar 3. Mekanisme Ventilasi Paru

Sumber : Lauralee S

Laju aliran udara berbanding terbalik terhadap gradien resistensi saluran pernapasan. Hal
ini dikarenakan resistensi saluran pernapasan, yang bergantung pada kaliber saluran pernapasan,
dalam keadaan normal sangat rendah, dan laju aliran udara biasanya bergantung pada gradien
tekanan yang tercipta antara alveolus dan atmosfer. Apabila resistensi pernapasan meningkat
secara patologis akibat dari penyakit paru obstruktif kronik, gradien tekanan harus juga
meningkat melalui peningkatan aktivitas otot pernapasan agar laju aliran udara konstan.

Pada saat inspirasi dalam, m. scalenus dan m. sternocleidomastoideus berkontraksi


sebagai otot pernapasan tambahan, membantu mengangkat rongga dada, menyebabkan tekanan
intrapleura berkurang sampai -30 mmHg, dan menyebabkan derajat inflasi paru yang lebih besar.
Paru dapat diisi sampai > 5,5 liter dengan usaha inspirasi maksimum atau dikosongkan sampai
sekitar 1 liter dengan ekspirasi maksimum.

4. Anatomi Dan Fisiologi Tractus Respiratory


a. Saluran Nafas Atas (Upper Respiratory Tract)
1. Hidung
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang dindingnya
tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Permukaan luarnya dilapisi kulit
dengan kelenjar sebasea besar dan rambut. Terdapat epitel respirasi: epitel berlapis
silindris bersilia bersel goblet dan mengandung sel basal. Didalamnya ada konka nasalis
superior, medius dan inferior. Lamina propria pada mukosa hidung umumnya
mengandung banyak pleksus pembuluh darah.
2. Alat Penghidu
Mengandung epitel olfaktoria: bertingkat silindris tanpa sel goblet, dengan lamina basal
yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas 3 jenis sel: sel penyokong, sel basal dan sel
olfaktoris.
3. Sinus paranasal
Merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang tengkorak yang
berhubungan dengan rongga hidung. Ada 4 sinus: maksilaris, frontalis, etmoidalis dan
sphenoidalis.
4. Faring
Lanjutan posterior dari rongga mulut. Saluran napas dan makanan menyatu dan
menyilang. Pada saat makan makanan dihantarkan ke oesophagus. Pada saat bernapas
udara dihantarkan ke laring. Ada 3 rongga : nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Mukosa pada nasofaring sama dengan organ respirasi, sedangkan orofaring dan
laringofaring sama dengan saluran cerna. Mukosa faring tidak memilki muskularis
mukosa. Lamina propria tebal, mengandung serat elastin. Lapisan fibroelastis menyatu
dengan jaringan ikat interstisiel. Orofaring dan laringofaring dilapisi epitel berlapis
gepeng, mengandung kelenjar mukosa murni.
5. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm. Terletak antara faring dan
trakea. Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid. Muskulus ekstrinsik
mengikat laring pada tulang hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid
dan krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel bertingkat silia.
Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada kelenjar. Fungsi laring untuk
membentuk suara, dan menutup trakea pada saat menelan (epiglotis). Ada 2 lipatan
mukosa yaitu pita suara palsu (lipat vestibular) dan pita suara (lipat suara). Celah diantara
pita suara disebut rima glotis. Pita suara palsu terdapat mukosa dan lamina propria. Pita
suara terdapat jaringan elastis padat, otot suara ( otot rangka). Vaskularisasi: A.V
Laringeal media dan Inferior. Inervasi: N Laringealis superior.
b. Lower Respiratory Tract (Cabang Tracheobronchial)
1. Trakea
Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan. Celah diantaranya dilapisi oleh jaringan ikat
fibro elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan
limfoid dan kelenjar.
2. Bronchus
Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki primer bercabang
menjadi bronki lobar, bronki segmental, bronki subsegmental. Struktur bronkus primer
mirip dengan trakea hanya cincin berupa lempeng tulang rawan tidak teratur. Makin ke
distal makin berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilang sama sekali. Otot polos
tersusun atas anyaman dan spiral. Mukosa tersusun atas lipatan memanjang. Epitel
bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet dan kelenjar submukosa. Lamina
propria : serat retikular, elastin, limfosit, sel mast, eosinofil.
3. Bronchiolus
Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak
mengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat longgar. 8
Epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak
mengandung sel goblet.
4. Bronchiolus respiratorius
Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru. Lapisan : epitel kuboid,
kuboid rendah, tanpa silia. Mengandung kantong tipis (alveoli).
5. Duktus alveolaris
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli bermuara.
6. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500
juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan
elastis halus.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( sel alveolar
tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10% , menempati 95 % alveolar
paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 % alveolar. Sel alveolar
gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi
mikrovili pendek, permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar
menghasilkan surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps
alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial.
Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara
alveoli disebut pori Kohn. Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar.
Pada perokok sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag
melebihi jumlah sel lainnya.
7. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat elastin, fibroblas,
kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat pada dinding
toraks disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler dan pembuluh limfe.
Saraf adalah cabang n. frenikus dan n. interkostal.
5. Anatomi Paru-Paru
Paru adalah organ pernapasan utama yang terletak di rongga dada, memiliki 2 bagian
utama, paru kanan dan kiri yang dipisahkan oleh mediastinum diantara kedua paru, di dalam
mediastinum terdapat bangunanbangunan penting seperti pembuluh darah besar dan jantung.
Udara bisa sampai ke paru setelah melewati jalan napas atas yaitu, hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus dan alveolus. Paru dilapisi oleh pleura yang terdiri dari pleura visceral yang
menempel langsung pada paru dan pleura parietal yang menempel pada dinding dada, diantara
kedua pleura terdapat cavum pleura.

Gambar 1. Anatomi Paru

Fungsi utama paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam
menjalankan fungsinya, paru seperti sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yaitu
menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam
tubuh (ekspirasi).

6. Volume Dan Kapasitas Paru-Paru


Volume dan kapasitas paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem pernapasan. Dengan
mengetahui besarnya volume dan kapasitas paru dapat diketahui besarnya kapasitas ventilasi
maupun ada tidaknya kelainan fungsi paru. Tes fungsi paru-paru dilakukan untuk evaluasi fungsi
mekanik paru-paru yang sangat berguna bagi terapis untuk mengobati pasien dengan gangguan/
penyakit paru-paru
a. Volume Tidal
Merupakan jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap kali inspirasi atau ekspirasi pada
setiap pernapasan normal. Nilai rerata pada orang sehat kondisi istirahat adalah 500 ml.
b. Volume Cadangan Inspirasi
Merupakan volume udara tambahan pada inspirasi maksimal melebihi volume tidal,
digunakan pada saat aktivitas fisik. Volume cadangan inspirasi dihasilkan oleh adanya
kontraksi maksimal diafragma, musculus intercostalis eksternus dan otot inspirasi tambahan.
Nilai ratarata pada orang sehat sekitar 3.000 ml.
c. Volume Cadangan Ekspirasi
Merupakan volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dari dalam paru
melalui kontraksi otot ekspirasi secara maksimal setelah ekspirasi biasa. Nilai rata-rata pada
orang sehat sekitar 1.000 ml.
d. Volume residual
Merupakan volume udara minimal yang tersisa di dalam paru setelah ekspirasi maksimum.
Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 1.200 ml.
e. Kapasitas vital
Merupakan volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah
inspirasi maksimal, bermanfaat untuk menilai kapasitas fungsional paru. Subyek mula-mula
melakukan inspirasi maksimum, kemudian melakukan ekspirasi maksimum. Nilai rata-rata
pada orang sehat sekitar 4.500 ml.
f. Kapasitas inspirasi
Merupakan volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi biasa. Nilai rata-
rata pada orang yang sehat adalah sekitar 3.500 ml.
g. Kapasitas residual fungsional
Merupakan volume udara dalam paru pada akhir ekspirasi pasif normal. Nilai rata-rata pada
orang sehat sekitar 2.200 ml.
h. Kapasitas total paru
Merupakan volume udara dalam paru sesudah inspirasi maksimal. Kapasitas total paru
merupakan penjumlahan dari keempat volume paru atau penjumlahan dari kapasitas vital
dengan volume residual. Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 5.700 ml.
Gambar 4. Spirogram Normal pada Dewasa Muda

(Diagram yang memperlihatkan peristiwa pernapasan selama bernapas normal,


inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal)

Sumber : Wagner PD
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam melihat tingkat kesehatan dari seseorang, dilihat dari beberapa aspek penting,
terutama pada aspek system pernafasan dan kinerja alat pernafasan. Sistem pernafasan atau
respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga
penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara
bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.

Paru adalah organ pernapasan utama yang terletak di rongga dada, memiliki 2 bagian
utama, paru kanan dan kiri yang dipisahkan oleh mediastinum diantara kedua paru, di dalam
mediastinum terdapat bangunan bangunan penting seperti pembuluh darah besar dan jantung.
Udara ias sampai ke paru setelah melewati jalan napas atas yaitu, hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus dan alveolus.

2. Saran

Demikian pembuatan makalah Kardiovaskuler Pulmonal ini. Dari materi yang ada diatas,
penulis memberikan saran mengenai pentingnya memperbanyak referensi mengenai ilmu
kesehatan terkhusus ilmu tentang system pernafasan dan alat-alat untuk pemeriksaan fungsi paru-
paru pada pasien dengan indikasi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/622bed65dae6d18a3c4b806a9aa44346.pdf

Resti Y Sutrisno. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Respirasi. MB PSIK FKIK UMY 2020

http://eprints.undip.ac.id/46788/3/Lenny_Widyawati_Intan_Sari_22010111120052_Lap.KTI_Bab2.pdf

http://eprints.undip.ac.id/46186/3/Radyoko_Heru_Rahbanu_22010111140179_Lap.KTI_Bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai